ABSTRACT
Sukowono farmers in the district of Jember has sought local cucumber cultivation for seeds in
partnership with PT. East West Seed Indonesia. Partnership offered by PT. East West Seed
Indonesia is a partnership in the form of seed production contracts, one of the plants that are
cultivated local cucumber fruit is white. Determination of research area is done intentionally
(purposive method). The method used is descriptive and correlational. Samples are taken as
much as 30 farmers cucumbers lokal.Data used are primary data and secondary data. The
analysis is the analysis of income. Cucumber seed farm income locally in partnership with PT.
East West Seed Indonesia Rp. 5,642,579 / ha in the district of Jember Sukowono the growing
season of 2005 profitable because the cost is lower USD. 7,504,637 / ha of revenues earned Rp.
13,147,216 / ha.
Keywords: Cucumbar,Iincome, Profitable
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang dengan sektor pertanian
sebagai
sumber
mata
pencarian
penduduknya, dengan demikian sebagian
besar penduduknya menggantungkan hidup
pada sektor pertanian. Kenyataan yang
terjadi bahwa sebagian besar penggunaan
lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan
sebagai lahan pertanian, dan hampir 50
persen dari total angkatan kerja masih
menggantungkan kebutuhan hidupnya pada
sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki
peranan yang sangat penting dalam
perekonomian
Indonesia,
hal
ini
dikarenakan sektor pertanian berfungsi
sebagai basis atau landasan pembangunan
ekonomi (Yamin, 2005).
Pertanian adalah suatu jenis
kegiatan produksi yang berlandaskan proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Pertanian dalam arti sempit
dinamakan pertanian rakyat sedangkan
pertanian dalam arti luas meliputi pertanian
dalam arti sempit, kehutanan, peternakan,
dan perikanan. Secara garis besar,
Konsep
tersebut
merupakan
komitmen politik yang harus
didukung
dan
dijabarkan
lebih
lanjut
operasionalnya oleh semua
instansi
yang
terkait dengan
pertanian
(Departemen Pertanian Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 2005).
Dalam memperhatikan prioritas
pembangunan nasional dan dinamika
lingkungan
strategis
pembangunan
pertanian,
maka
visi
pembangunan
pertanian periode 2005-2009 adalah,
Terwujudnya pertanian tangguh untuk
pemantapan ketahanan pangan, peningkatan
nilai tambah dan
daya saing
produk pertanian, serta peningkatan
kesejahteraan
petani
(Departemen Pertanian Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian, 2005).
Untuk mencapai visi pembangunan
tersebut Departemen Pertanian mengemban
misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan birokrasi pertanian yang
profesional dan memiliki integritas
moral yang tinggi.
2. Mendorong pembangunan pertanian
yang tangguh dan berkelanjutan.
3. Mewujudkan ketahanan pangan melalui
peningkatan
produksi
dan
penganekaragaman konsumsi.
4. Mendorong peningkatan peran sektor
pertanian
terhadap
perekonomian
nasional.
5. Meningkatkan akses pelaku usaha
pertanian terhadap sumberdaya dan
pelayanan.
6. Memperjuangkan kepentingan dan
perlindungan terhadap petani dan
pertanian dalam sistem perdagangan
domestik dan global
(Departemen Pertanian Badan
Penelitian dan pengembangan Pertanian,
2005).
Kebijakan
perekonomian
pemerintah yang tertuang dalam GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN) tahun
1999 menyebutkan bahwa kegiatan
pertanian yang mencakup tanaman pangan,
tanaman perkebunan, perikanan, peternakan
dan
kehutanan
diarahkan
pada
perkembangan dan pertumbuhan yang
maju, efisien dan tangguh. Pembangunan
pertanian bertujuan untuk meningkatkan
1
Jumlah (Rp/ha)
Penerimaan
13.147.216
Total Biaya
Pendapatan
7.504.637
5.642.579
besar dibandingkan
tembakau.
KESIMPULAN
Pendapatan
usahatani
benih
mentimun lokal yang bermitra dengan PT.
East West Seed Indonesia Rp. 5.642.579/ha
di Kecamatan Sukowono Kabupaten
Jember pada musim tanam tahun 2005
menguntungkan karena biaya
yang
dikeluarkan lebih rendah Rp. 7.504.637/ha
dari penerimaan yang diperoleh Rp.
13.147.216/ha,
sedangkan
rata-rata
pendapatan komoditas lain di Kecamatan
Sukowono,
seperti
tembakau
Rp.
19.017.360/ha. Pendapatan usahatani benih
mentimun lokal lebih kecil dibandingkan
dengan usahatani tembakau, hal ini
disebabkan
karena
usahatani
benih
mentimun lokal perawatannya lebih sulit
dan biaya-biaya yang dikeluarkan lebih
dengan
usahatani
DAFTAR PUSTAKA[11pt]
Adiwilaga, A. 1990. Ilmu Usahatani.
Jakarta: Yasaguna.
Agisnarsih. 1995. Budidaya Tanaman
Kacang Panjang, Mentimun
dan Cabai Merah Untuk
Produksi Benih di PT. East
West
Seed
Indonesia
Kabupaten Jember Tingkat II.
Jember: Departemen Pendidikan
Nasional
Politeknik
UniversitasJember.
Boediono, 1993.
Yogyakarta: BPFE.
Ekonomi
Mikro.
Usahatani.
Soekartawi.
1990.
Teori
Ekonomi
Produksi. Jakarta: Rajawali Pers.
Media
Rudyct.
L. 2002. Pembangunan
Pertanian Sebuah Tinjauan
Sosiologis. Yogyakarta: Kanisius
.
Wibowo,
R.
1995.
Pengantar
Ekonometrika. Jember: Fakultas Pertanian
Universitas
Jember.
1999. Pengantar
Ekonometrika. Jember: Fakultas Pertanian
Universitas
Jember.
.
2000. Ekonometrika :
Analisis Data Parametrik. Jember :
Fakultas
Pertanian
Universitas
Jember.
2001. Teori Ekonomi Mikro.
Jember:
Fakultas
Pertanian
Universitas Jember.
Supranto, J. 2004. Ekonometri. Buku
Kedua. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Disertasi/Tesis/Sripsi
Aprianto, E. 2006. Peramalan Dampak
Kebijakan Tarif Impor Beras
terhadap
Kesejahteraan
Pelaku
Ekonomi Perdagangan Beras. Skripsi
Sarjana. Jember: Jurusan Sosial
Ekonomi
Pertanian,
Fakultas
Pertanian, Universitas Jember.
Mulyana, A. 1998. Keragaan Penawaran
dan Permintaan Beras Indonesia dan
Prospek Swasembada Menuju Era
Perdagangan
Bebas.
Disertasi
Doktor.
Bogor:
Sekolah
Pascasarjana,
Institut
Pertanian
Bogor.
Purwanto, S. K. 2002. Dampak Kebijakan
Domestik dan Faktor Eksternal
terhadap Perdagangan Dunia Minyak
Nabati. Tesis Magister Sains.
Sekolah
Pascasarjana,
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Artikel Online
United States Department of Agriculture.
2012.
Sugar
and
Sweeteners
Yearbook.http://www.ers.usda.gov/B
riefing/suggar/Data.htm.
Diakses
tanggal 10 Maret 2012.
Leung, D.H. and Tang, W. 2000. Functions
of
Baire
Class
One,.
http://www.arxiv:math.ca/0005013v1
. Diakses 12 Nopember 2007.