Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG (Zea mays) PADA LAHAN

KERING DESA BAKTI KECAMATAN PULUBALA KABUPATEN GORONTALO

ANALYSIS OF CORN FARMING INCOME IN DRYLAND IN BAKTI PULUBALA


DISTRICT GORONTALO REGENCY

Felmi Yunus1, Zainal Abidin2, Deyvie Xyzquolyna3


1
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo
2
Dosen di Program Studi Agribisnis Universitas Ichsan Gorontalo
3
Dosen di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani jagung pada


lahan kering Desa Bakti Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Penelitian
dilakukan di Desa Bakti Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan wawancara pada petani
jagung lahan kering. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani jagung pada lahan
kering di Desa Bakti Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo mengalami
peningkatan dengan melihat hasil pendapatan petani jagung lahan kering yaitu Rp.
7.198.748 /hektar.

Kata Kunci: usahatani jagung, lahan kering, pendapatan.

ABSTRACT

The research aimed to analyze the income of maize farming on dryland in Bakti
Village, Pulubala district of Gorontalo Regency. The method used was survey and
interview on maize farmers. The results showed that the farmers on dryland had
increased revenue amount Rp 7.198.748/ ha.

Keyword: maize farming, dryland, income

PENDAHULUAN sangat bervariasi tergantung pada


Sistem usahatani lahan kering agro- ekologi dan sosio- ekonomi
biasanya didefinisikan sebagai kawasan pertanian ini. Termasuk di
usahatani di kawasan dengan dalamnya sistem peladangan
kelembaban tanah kurang memadai berpindah yang selama ini banyak di
dan biasanya dalam bentuk tanaman lakukan oleh petani baik tanaman
pangan, hortikultura, dan peternakan pangan semusim maupun integrasi
(FAO, 2008). Pertanian lahan kering tanaman dan ternak, ataupun padang

28
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
pengembalaan. menunjukkan luas panen 26.817 Ha,
Usahatani lahan kering oleh produksi 142.863 ton dengan
Wistoe dalam FAO (2008) produktivitas 53,27 Kwintal/Ha.
mendefinisikan uasahatani lahan kering Desa Bakti merupakan salah satu
sebagai usaha produksi yang desa dari 11 (sebelas) desa yang ada
menguntungkan dengan tanaman yang di Kecamatan Pulubala. Wilayah
bermanfaat tanpa fasilitas irigasi pada kecamatan Pulubala termasuk salah
lahan yang mendapatkan curah hujan satu kecamatan pemasok hasil jagung
sekitar 750 mm/tahun dengan distribusi di Provinsi Gorontalo, hal ini di buktikan
hujan kurang merata. dengan lahan pertanian yang cukup
Pada umumnya dalam kondisi luas sehingga Kecamatan Pulubala
lapangan curah hujan untuk menjadi wilayah tujuan para investor
pertanaman yang efektif berkisar antara untuk membangun silo penampung
400-600 mm/tahun. Dalam definisi ini jagung. Data luas lahan, produksi dan
ditekankan pada daerah dengan produktivitas tanaman jagung di Desa
usahatani tanaman yang di usahakan Bakti dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan masa pertanaman 1-179 hari, Pendapatan dalam usahatani
dengan demikian tidak termasuk memiliki kaitan erat terhadap tingkat
penggelolaan lahan untuk kepentingan produksi yang dicapai, apabila tingkat
pertanian lainnya, seperti untuk padang produksi meningkat maka pendapatan
penggembalaan dan untuk usahatani akan cenderung meningkat pula.
tanaman tahunan (perkebunan). Kegiatan usahatani bertujuan untuk
Dengan definisi ini usahatani lahan mencapai produksi yang pada akhirnya
kering dibatasi tanaman pangan, diharapkan dapat meningkatkan
hortikultura, tanaman pakan ternak, dan pendapatan. Pendapatan yang makin
tanaman semusim lainnya yang tinggi hanya dapat dicapai dengan
diusahakan oleh petani. pengelolaan faktor- faktor produksi
Sebagai salah satu wilayah usahatani secara intensif. Modal
penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah salah satu faktor produksi
Provinsi Gorontalo memiliki sumber diantara tiga faktor yang disatu
daya alam pertanian yang cukup luas, padukan dalam proses produksi yakni
hal ini dibuktikan dari beberapa daerah tanah, tenaga kerja, pengalaman (skill)
yang ada di Provinsi Gorontalo memiliki dan modal (Adiwilaga, 2003).
luas lahan pertanian yang menopang Tujuan penelitian ini adalah
perkembangan pertumbuhan ekonomi menganalisis pendapatan hasil
penduduk di masing -masing daerah. usahatani jagung pada lahan kering di
Data BPS Provinsi Gorontalo tahun Desa Bakti, Kecamatan Pulubala,
2016 produktivitas hasil tanaman Kabupaten Gorontalo, Provinsi
jagung di Kabupaten Gorontalo Gorontalo.

Tabel 1. Data Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas di Desa Bakti


Tahun Luas Lahan Produksi Produkitifitas
(ha) (ton) (kwintal/ha)
2012 632 2,528 4.000
2013 681 2,724 400
2014 722 2,166 3.000
2015 739 2,956 400
2016 809 28,315 3.500
Jumlah 3,583 38,689 11.300
Sumber : Kantor Desa Bakti (2017)

29
Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018
METODE PENELITIAN b. Teknik observasi adalah metode
pengumpulan data melalui
Waktu dan Tempat Penelitian
pengamatan langsung atau
Penelitian ini dilaksanakan peninjauan secara cermat dan
pada bulan Januari sampai dengan langsung dilapangan atau lokasi
Maret 2018 di Desa Bakti penelitian. Dalam hal ini, peneliti
Kecamatan Pulubala Kabupaten dengan berpedoman kepada
Gorontalo. desain penelitinya perlu
mengunjungi lokasi penelitian
Populasi dan Sampel untuk mengamati langsung
berbagai hal atau kondisi yang
Populasi adalah wilayah ada dilapangan. Penemuan ilmu
generalisasi yang terdiri atas obyek pengetahuan selalu dimulai
atau subyek yang mempunyai dengan observasi dan kembali
kualitas dan karakteristik tertentu kepada observasi untuk
yang ditetapkan oleh peneliti untuk membuktikan kebenaran ilmu
dipelajari dan kemudian ditarik pengetahuan tersebut.
kesimpulannya. Jadi populasi
sebenarnya bukan hanya orang Jenis dan Sember Data
tetapi juga objek atau subjek beserta
karakteristik atau sifat- sifatnya. a. Data primer merupakan data
Populasi yang ada dilokasi penelitian yang diperoleh dari sumber
480 orang petani. Penentuan ukuran pertama atau sumber asli
sampel dalam penelitian ini (langsung dari informan),
menggunakan rumus Slovin dalam misalnya dari individu atau
Arikunto (2005) yaitu sebagai perorangan dan lainnya
berikut: merupakan sumber utama data
penelitian.
b. Data sekunder merupakan data
yang diperoleh dari sumber
Keterangan : kedua atau bukan dari sumber
n = Jumlah Sampel aslinya. Data sekunder ini biasa
N = Populasi terbentuk data yang tersaji dalam
e = Tingkat eror 15 % bentuk table, grafik, internet, dan
Jadi, sampel penelitian ini sebanyak lain sebagainya. Sumber data
40 orang petani jagung di Desa sekunder dapat berasal dari
Bakti, Kecamatan Pulubala, peneliti sebulumnya, lembaga
Kabupaten Gorontalo. pemerintah, lembaga suswasta,
BPS, Kantor Desa Bakti, dan
Metode Pengumpulan Data
sebagainya.
a. Wawancara dilakukan oleh
peneliti kepada petani responden Analisis Data
yaitu petani jagung yang terpilih Biaya usahatani jagung adalah
sebagai responden berkaitan nilai dari semua faktor produksi yang
dengan masalah yang diteliti. digunakan dalam kegiatan usahatani
Dengan menggunakan kuesioner jagung. Biaya yang dianalisis dalam
yaitu suatu daftar yang berisikan penelitian ini meliputi:
rangkaian pertanyaan mengenai 1. Biaya tunai adalah biaya yang
suatu masalah atau bidang yang dikeluarkan secara langsung
akan diteliti. dalam proses produksi yaitu

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 30


biaya untuk pembelian faktor Y = Jumlah produksi jagung
produksi, sarana produksi yang diperoleh
(pupuk, benih, pestisida) serta (Kg/ha/musim tanam)
upah tenaga kerja luar keluarga Py = Harga jual (Rp/kg)
(Rp/ha).
2. Biaya tidak tunai adalah biaya Pendapatan
yang dikeluarkan secara tidak Pendapatan usahatani jagung
langsung dalam proses produksi adalah selisih antara penerimaan
tetapi diperhitungkan dalam yang diperoleh dari usahatani jagung
usahatani jagung, meliputi biaya dengan semua biaya untuk
penyusutan alat-alat pertanian, mengusahakan usahatani jagung.
biaya tenaga kerja dalam Rumus untuk menghitung
keluarga (Rp/ha) dan sewa besarnya pendapatan bersih
lahan (Soekartawi, 1991). usahatani adalah :
3. Biaya tetap adalah biaya yang
harus diperhitungkan pada Pd = TR – TC
berbagai tingkat output yang Keterangan :
dihasilkan. Biaya tetap pada Pd = Pendapatan bersih usahatani
penelitian ini meliputi: biaya jagung (Rp/ha/musim tanam)
penyusutan alat-alat pertanian TR = Penerimaan usahatani
dan sewa lahan. jagung (Rp/ha/musim tanam)
4. Biaya variabel yaitu biaya yang TC = Biaya Produksi usahatani
berubah menurut tinggi jagung (Rp/ha/musim tanam)
rendahnya tingkat output,
seperti: biaya benih, biaya
pupuk, biaya tenaga kerja, biaya HASIL DAN PEMBAHASAN
pengolahan lahan dan biaya Gambaran Umum Lokasi
herbisida. Penelitian
TC = TFC + TVC Desa Bakti Adalah salah satu
dari 11 Desa yang ada di
Keterangan :
Kecamatan Pulubala yang letaknya
TC = Biaya total usahatani
berada 42 Kilometer dari Ibukota
jagung (Rp/ha/musim
Provinsi Gorontalo. Secara geografis
tanam)
Desa Bakti berada pada rentang
TFC = Biaya tetap total
koordinat 122°44’21.74”BT sampai
(Rp/ha/musim tanam)
122°47’27.83”BT dan 0°36’8.37”LU
TVC = Biaya variabel total
sampai 0°38’37.36”LU. Adapun,
(Rp/ha/musim tanam)
secara administratif Desa Bakti
memiliki batas sebagai berikut :
Penerimaan - Sebelah Utara berbatasan
Penerimaan usahatani jagung dengan Desa Bukit Aren
merupakan hasil kali antara jumlah - Sebelah Selatan berbatasan
produksi yang diperoleh dengan dengan Desa Otopade Kec.
harga jual (Soekartawi, 1991). Bongomeme
- Sebelah Timur berbatasan
TR = Y . Py dengan Desa Pulubala dan Desa
Keterangan: Pongongaila
TR = Penerimaan (Rp/ha/musim - Sebelah Barat berbatasan
tanam) dengan Desa Mulyonegoro

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 31


Berdasarkan data spasial 604 Laki – laki, 624 Perempuan,
Badan Informasi Geospasial (BIG) selanjutnya Dusun Wangata
yang di koreksi dengan metode sejumlah 214 Laki – laki, 224
participatory mapping melibatkan Perempuan, kemudian Dusun Leato
masing – masing Kepala Dusun, sejumlah 192 Laki – laki, 192
diketahui bahwa Desa Bakti Perempuan, Dusun Tamboo
memiliki luasan ± 3000 Ha. (Data sejumlah 155 Laki – laki, 159
Potensi Umum Profil Desa Bakti, Perempuan, Dusun Molowahu
2017). sejumlah 164 Laki – laki, 154
Secara topografi Desa Bakti Perempuan, serta Dusun Astenga
mempunyai kondisi yang variatif sejumlah 98 Laki – laki, 101
yang terdiri dari wilayah datar, kaki Perempuan. Sehingga nampak
bukit dan pegunungan dengan melalui tabel 6 ini bahwa jumlah
kemiringan yang cukup bervariasi. perempuan lebih banyak daripada
Menurut kalisifaksi iklim Scmhidt- jumlah laki – laki.
Ferguson, tipe iklim E mendominasi
wilayah Desa Bakti. Tipe iklim E b. Keadaan Penduduk
dicirikan dengan kondisi wilayah berdasarkan Mata Pencaharian
yang agak kering dengan jumlah
bulan basah sebanyak 5 bulan dan Mata pencaharian adalah
jumlah bulan kering sebanyak 6 keseluruhan kegiatan untuk
bulan. Wilayah dengan tipe iklim mengeksplotasikan dan
seperti ini memiliki lahan dengan memanfaatkan sumber – sumber
kondisi yang terlihat gersang dengan daya yang ada pada lingkungan
suhu rata – rata 29 ºC, kelembaban fisik, sosial dan budaya yang
rata – rata 80% dan curah hujan terwujud sebagai kegiatan produksi,
yakni 322 mm/tahun (Data Profil distribusi dan konsumsi (Mulyadi,
Desa Bakti, 2017). 2000). Secara jelas keadaan
penduduk berdasarkan mata
Keadaan Penduduk pencaharian di Desa Bakti akan
a. Keadaan Penduduk terlihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Persebaran di Tabel 5 menunjukkan bahwa
Dusun sebagian besar penduduk Desa
Bakti Kecamatan Pulubala adalah
Desa Bakti Kecamatan bermata pencaharian petani yaitu
Pulubala Kabupaten Gorontalo berjumlah 1.591 jiwa. Dengan
Provinsi Gorontalo memiliki jumlah sebagian besar mata pencaharian
dusun sebanyak 6 dusun dengan penduduk sebagai petani tersebut
jumlah keseluruhan penduduk maka Desa Bakti memiliki potensi
sebesar 2.881 jiwa. lahan pertanian dan perkebunan
Desa Bakti Kecamatan yang cukup luas. Hal ini
Pulubala memiliki jumlah penduduk menunjukkan bahwa pendapatan
sebesar 2.881 jiwa dengan rincian ekonomi penduduk hanya
laki – laki sejumlah 1.427 jiwa dan berdasarkan dari hasil usahatani.
perempuan sejumlah 1.454 jiwa
serta jumlah Kepala Keluarga c. Keadaan Sosial Ekonomi
sebanyak 810 Kepala Keluarga (KK) Sosial ekonomi adalah
yang tersebar di 6 Dusun dengan kedudukan atau posisi seseorang
dusun terbesar jumlah penduduknya dalam masyarakat berkaitan dengan
adalah Dusun Jalan Raya sejumlah orang lain dalam arti lingkungan

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 32


pergaulan, prestasinya, dan hak – sumber daya manusia yang terlibat
hak serta kewajibannya dalam dapat berasal dari dalam keluarga
hubungannya dengan sumber daya maupun dari luar keluarga/ tenaga
(Abdulsyani, 2016). upahan. Sedangkan secara kualitas,
Sumber daya manusia baik yang sangat dipengaruhi oleh
secara kuantitatif maupun kualitas keadaan keluarga terutama umur,
merupakan salah satu faktor utama pendidikan, pekerjaan utama dan
yang perlu diperhatikan dalam jumlah tanggungan (Suratiyah,
proses produksi. Secara kuantitas, 2008).

Tabel 5. Keadaan Penduduk berdasarkan mata pencaharian


No. Jenis Pekerjaan Laki - laki Perempuan Jumlah
1 Petani 918 673 1.591
2 Perangkat Desa 23 12 35
3 Sopir 87 0 87
4 Pedagang Keliling 19 5 24
5 Tukang Batu 9 0 9
6 Tukang Jahit 4 2 6
7 Karyawan Honorer 5 6 11
8 Montir 3 0 3
Pengusaha kecil, menengah dan
9 4 0 4
besar
10 Karyawan Perusahaan Swasta 30 10 40
11 Ibu Rumah Tangga 0 222 222
12 Pegawai Negeri Sipil 6 11 17
13 TNI 2 0 2
14 POLRI 3 0 3
15 Pembantu Rumah Tangga 0 4 4
16 Jasa penyewaan peralatan pesta 0 4 4
Sumber : Data Profil Desa Bakti (2017)
tanah atau lahan pertanian.
Desa Bakti Kecamatan
Pulubala Kabupaten Gorontalo Karakteristik Tanah
merupakan Desa yang sebagian Karakter tanah ialah sifat –
besar penduduknya adalah petani, sifat tanah yang dapat diukur seperti
dengan demikian masyarakat desa jenis dan ketebalan epipedon,
Bakti melakukan kegiatan utamanya endopedon, horison – horizon utama
adalah kegiatan pengolahan dan (master horizons), sebaran besar
pemanfaatan lahan– lahan butir, warna tanah, kandungan
pertanian. Karena fungsi sosial bahan organik, macam mineral
ekonomi utama masyarakat Desa lempung, kandungan hara, tipe,
Bakti seperti hal tersebut diatas, keteguhan dan klas struktur dan lain
maka sumber daya fisik utama yang – lain sebagainya.
paling penting dalam kehidupan Tanah di Desa Bakti
masyarakat desa tersebut adalah didominasi oleh Ordo Inceptisol.

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 33


Inceptisol merupakan ordo tanah menghasilkan dalam waktu semusim
yang belum berkembang lanjut saja. Mengingat kondisi desa yang
dengan ciri – ciri bersolum tebal memiliki bentuk lahan berbukit dan
antara 1,5-10 meter di atas bahan pegunungan serta kondisi iklim yang
induk, bereaksi masam dangan pH cukup kering menjadikan petani di
4,5- 6,5 bila mengalami desa ini banyak membudidayakan
perkembangan lebih lanjut pH naik jenis pertanian lahan kering
menjadi kurang dari 5,0 dan terutama jagung. Luas jagung yang
kejenuhan basa dari rendah sampai dibudidayakan di desa ini adalah
sedang. Tekstur seluruh solum ini seluas 1.731 ha. Adapun komoditas
umumnya adalah liat, sedang lain yang dibudidayakan adalah
strukturnya remah dan konsistensi kacang tanah dengan luas 87 ha.
adalah gembur (Data Topografi b. Kelapa
Desa Bakti, 2017). Perkembangan usaha tani
Lahan di Desa Bakti kelapa pada umumnya sangat
Kecamatan Pulubala Kabupaten lambat atau tidak ada
Gorontalo dengan lahan pertanian perkembangan sama sekali.
perkebunan, serta tegalan memiliki Produktivitas aktual perkebunan
potensi besar yang menjanjikan. kelapa rakyat di Desa Bakti masih
Potensi lahan yang besar tentu terhitung rendah karena diusahakan
harus diikuti oleh pengelolaan dan secara tradisional. Meskipun
optimalisasi guna memperoleh demikian perkembangan
keuntungan yang optimal. Luasan perkebunan kelapa sudah mulai
lahan untuk pertanian dan dibangkitkan kembali di desa ini.
perkebunan di Desa Bakti hampir
seluruhnya dimiliki oleh masyarakat Karakteristik Petani Responden
Desa Bakti, namun pengelolaannya Tingkat Pendidikan
terbagi menjadi lahan dikelola Mosher (1983) mengemukakan
sendiri oleh pemilik lahan dan lahan bahwa salah satu syarat mutlak
diolah oleh buruh atau pihak lain keberhasilan pembagunan pertanian
dengan sistem upah dan bagi hasil. adalah adanya teknologi usahatani
Dukungan aspek abiotik dari yang senantiasa berubah. Oleh sebab
lingkungan Desa Bakti itu penggunaan teknologi dalam
menyebabkan produktivitas lahan usahatani sangat dibutuhkan oleh
yang terbilang tinggi. Produksi petani dengan harapan dapat
pertanian dan perkebunan di Desa meningkatkan produktivitas,
Bakti dijabarkan sebagai berikut : meningkatkan efisiensi usaha,
a. Tanaman Pangan dan menaikkan nilai tambah produk yang
Holtikultura dihasilkan serta meningkatkan
Tanaman pangan adalah segala pendapatan petani.
jenis tanaman yang didalamnya Tingkat pendidikan dapat
terdapat karbohidrat dan protein mengubah pola pikir, semakin tinggi
yang dapat digunakan sebagai tingkat pendidikan maka akan lebih
sumber energi bagi manusia. baik cara berfikirnya, sehingga
Tanaman pangan merupakan memungkinkan bertindak lebih rasional
tanaman pokok manusia untuk dalam mengelola usahataninya
dikonsumsi dan menjadi sumber terutama usahatani jagung. Untuk
energi. Pada umumnya tanaman lebih mengetahui tingkat pendidikan
pangan termasuk dalam tanaman petani responden dapat dilihat pada
musiman atau yang mampu Tabel 3.

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 34


Tabel 3. Responden berdasakan berikut.
Tingkat Pendidikan
Tingkat Jumla Persentas Tabel 4. Responden berdasarkan Umur
No.
Pendidikan h e (%) (tahun)
1 SD 18 45,00 Kelompok Jumla Persentas
No.
Umur h e (%)
2 SMP 13 32,50 1. 15 – 45 23 57,5
2. 46 - 64 17 42,5
3. SMA/SMK 9 22,50 3.. >65 0 0

Jumlah 40 100 Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer (2018) Sumber : Data Primer (2018)

Pendidikan formal bertujuan Berdasarkan Tabel 4


untuk menyiapkan diri para petani menunjukkan bahwa jumlah petani
untuk menghadapi kehidupan responden yang termasuk kedalam
sekarang maupun dimasa depan. Hal usia muda produktif (15- 45 tahun)
ini tentunya merupakan kendala bagi adalah 23 orang dan usia produktif
petani. Dengan demikian guna (46- 64 tahun) adalah 17 orang.
meningkatkan keterampilannya dalam Berdasarkan penelitian dari salah
bertani jagung dan penyuluhan dari seorang petani responden sebagai
instansi yang terkait guna petani jagung pada lahan kering
meningkatkaan produksinya maupun bahwa lahan pertanian yang ada di
kuantitas (Rian, 2015). Desa Bakti banyak dikerjakan oleh
petani usia produktif.
Umur
Umur merupakan salah satu Jumlah Tanggungan Keluarga
pendukung dalam hal memperoleh Jumlah tanggungan keluarga
pendapatan usahatani. Menurut BPS petani jagung lahan kering ialah
(2012), berdasarkan komposisi meliputi istri, anak dan keluarga
penduduk, umur dikelompokkan yang ikut dan menjadi tanggungan
menjadi 3 yaitu umur 0-14 tahun keluarga petani. Disatu sisi jumlah
dianggap sebagai kelompok tanggungan keluarga dewasa
penduduk belum produktif, kelompok merupakan sumber tenaga bagi
penduduk umur 15-64 tahun sebagai keluarga namun disisi lain dapat
kelompok produktif dan kelompok menambah biaya pengeluaran bagi
umur 65 tahun keatas sebagai keluarga petani itu sendiri. Untuk
kelompok yang tidak lagi produktif. lebih jelanya dapat dilihat pada
Sesuai dengan pendapat Tabel 5 :
Soekartawi (2004) bahwa makin Tabel 5. Responden berdasarkan
jumlah tanggungan
mudah petani biasanya mempunyai
keluarga
semangat untuk ingin tahu apa yang Jumlah
mereka belum ketahui, sehingga Jumla Persentas
Tanggungan
mereka berusaha untuk lebih cepat No. h e (%)
Keluarga
melakukan adopsi inovasi walaupun
biasanya mereka masih belum 1. 1-3 17 42,50
2. 4-6 23 57,50
berpengalaman dalam soal adopsi
inovasi tersebut. Lebih jelasnya Jumlah 40 100
jumlah petani bedasarkan kelompok
umur dapat dilihat pada Tabel 4 Sumber : Data Primer (2018)

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 35


Jumlah tanggungan keluarga Penerimaan
adalah semakin banyak jumlah Jumlah penerimaan
tanggungan keluarga, semakin usahatani jagung pada lahan kering
banyak pula jumlah dan jenis merupakan hasil kali antara jumlah
konsumsi keluarga yang produksi yang diperoleh dengan
bersangkutan (Soekanto, 2009). harga jual. Rumus untuk menghitung
besarnya penerimaan usahatani
Analisis Usahatani adalah:
Biaya Usahatani TR = P x Q
Biaya adalah pengorbanan = Rp. 3.000 x 3.813 Kg
sumber ekonomis yang diukur dalam = Rp. 11.439.000
satuan uang, yang telah terjadi,
sedang terjadi atau kemungkinan Pendapatan
terjadi untuk tujuan tertentu. Sesuai Pendapatan usahatani jagung
penelitian yang dilakukan bahwa pada lahan kering adalah selisih
biaya usahatani merupakan biaya antara penerimaan yang diperoleh
yang dikeluarkan oleh petani dalam dari usahatani jagung dengan
usahataninya. Untuk lebih jelasnya semua biaya yang digunakan untuk
biaya usahatani dapat dilihat pada usahatani dalam jangka waktu
Tabel 6. tertentu.
Rumus untuk menghitung besarnya
Tabel 6 Biaya yang dikeluarkan petani pendapatan adalah sebagai berikut :
dalam usahatani jagung pada Pd = TR – TC
lahan kering di Desa Bakti = 11.439.000 – 4.240.252
No. Uraian (Rp) = 7.198.748
457.596.00
Penerimaan 0 KESIMPULAN
1. Rata – rata 11.439.000 Kesimpulan dari penelitian ini
2. Penerimaan adalah pendapatan usahatani
3. Pendapatan 287.949.95 jagung (Zea mays) pada lahan
4. Rata – rata 0 kering di Desa Bakti Kecamatan
5. Pendapatan 7.198.748
Pulubala Kabupaten Gorontalo yaitu
6. Total Biaya 169.610.08
Rata – rata Biaya 0 sebesar Rp7.198.748, dengan
4.240.252 rincian yaitu jumlah penerimaan
Sumber : Data Primer (2018) usahatani sebesar Rp11.439.000
dan dengan biaya pengeluaran
Pada Tabel 6 dapat dilihat usahatani jagung sebesar
bahwa rata – rata biaya yang harus Rp4.240.252.
dikeluarkan oleh petani satu kali
musim tanam, yaitu Rp. 4.240.252
per hektar. Dengan rata- rata total DAFTAR PUSTAKA
biaya yang paling besar dikeluarkan Adiwilaga, A. 2003. Ilmu Usahatani.
oleh petani untuk usahatani adalah Bandung: Alumni..
upah tenaga kerja sebesar Rp.
1.306.269/hektar, sedangkan biaya Arikunto, S. 2005. Manajemen
yang paling kecil yaitu biaya alat Penelitian. Rineka Cipta.
pertanian berupa ember Rp. 5.000. Jakarta.

Arikunto, S. 2002. Analisis Usaha

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 36


Tani. Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi


Gorontalo. 2016. Produsi
Jagung di Provinsi Gorontalo.

Mosher, A.T.1983. Menciptakan


Struktur Pedesaan Progresif.
Disunting oleh Rochim
Wirjoniodjojo. Yasaguna.
Jakarta.

Soekartawi 1991. Prinsip Dasar


Ekonomi Produksi Teori dan
APlikasi. P.T. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori


dan Aplikasinya. PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta.

Jurnal Agropolitan, Volume 5 Nomor 1 Bulan Juli 2018 37

Anda mungkin juga menyukai