Anda di halaman 1dari 9

e.J.

Agrotekbis 11 (4) : 963 - 971 , Agustus 2023 ISSN : 2338-3011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI


PRODUKSI USAHATANI TOMAT DI DESA LORU
KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Affecting Factors Tomato Farming Production in Loru


Village, Sigi Distric Biromaru, Sigi Regency

Septianur1), Sulaeman2), Al Alamsyar2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
2)
Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu
E-mail: septilaunggu@gmail.com, E-mail: sulaemanjie697@gmail.com, E-mail: alalamsyar@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Land Area, Seed, Za Fertilizer, KCL Fertilizer,
Phonska Fertilizer, and Labor on the Production of Tomato Farming in Loru Village. This research
was conducted in Loru Village, Sigi Biromaru District, Sigi Regency in May-June 2022. The
respondents were determined using the Simple Random Sampling Method with a total sample of 35
tomato farmer respondents. This study uses the Cobb-Douglas production function analysis. The
results show that simultaneously the variables of land area, use of seeds, use of Za fertilizer, use of
KCL fertilizer, use of Phonska fertilizer, and labor had a significant effect on tomato production at a
confidence level of 95 %. Partially the variable use of KCL fertilizer, labor has a significant effect
on production (Y). While the use of seeds, the use of Za Fertilizer, the use of Phonska Fertilizer had
no significant effect on Tomato production in Loru Village, Sigi Biromaru, Distric Sigi Regency.

Keywords: Production, Cobb-Doouglas Production Function, Tomatoes.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Luas Lahan, Benih, Pupuk Za, Pupuk
KCL, Pupuk Phonska, dan Tenaga Kerja berpengaruh terhadap Produksi Usahatani Tomat di Desa
Loru. Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi pada
bulan Mei-Juni 2022. Penentuan responden menggunakan Metode Simple Random Sampling
dengan jumlah sampel 35 responden petani tomat. Penelitian ini menggunnakan analisis fungsi
produksi Cobb-Douglas. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel Luas lahan,
penggunaan Benih, penggunaan Pupuk Za, penggunaan Pupuk KCL, penggunaan Pupuk Phonska,
dan Tenaga Kerja berpengaruh nyata terhadap produksi Tomat pada tingkat kepercayaan 95%.
Secara parsial variabel penggunaan pupuk KCL, Tenaga kerja berpengaruuh nyata terhadap
produksi (Y). Sedangkan penggunaan Benih, Penggunaan Pupuk Za, Penggunaan Pupuk Phonska
memiliki pengaruh tidak nyata terhadap produksi Tomat di Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi.

Kata Kunci: Produksi, fungsi produksi Cobb-Doouglas, tomat.

963
PENDAHULUAN tahun dan mengalami kenaikan, karena luas
panen yang berbeda dalam tiap tahunnya.
Sektor pertanian mencakup sub sektor Produksi tomat tertinggi terjadi pada tahun
tanaman bahan makanan, perkebunan, 2019 sebesar 31.314,52 ton dengan luas
pertanian, perikanan dan kehutanan, di panen 2.505 ha, dan produksi terendah
mana sektor ini menyumbang penyerapan terjadi pada tahun 2015 sebesar 9.214 ton
tenaga kerja baru setiap tahunnya (40%) dengan luas panen 1.869 ha. Adapun
dan masih menjadi tumpuan hidup bagi produktivitas mengalami kenaikan tertinggi
sebagian besar angkatan kerja di Indonesia, pada tahun 2019 yaitu 10,82 ton/ha (Badan
bahkan kebutuhan akan pangan nasional Pusat Staistik Provinsi Sulawesi Tengah
masih menumpukan harapan pada sektor dalam angaka, 2018).
pertanian. Sebagai negara yang memiliki Kabupaten Sigi merupakan salah
dua musim, sebenarnya potensi Indonesia satu Kabupaten penghasil tomat di Provinsi
sebagai penghasil produk-produk unggulan Sulawesi Tengah pada tahun 2015 luas
hortikultura hampir tidak memiliki pesaing. panen tanaman tomat di Kabupaten Sigi
sebesar 397 Ha yang menempati urutan ke
Artinya Indonesia memiliki kekayaan dua tertinggi setelah Kabupaten Poso
sumberdaya komoditas pertanian yang dengan produksi sebanyak (12.843,1) ton.
tinggi serta ketersediaan lahan pertanian Kecamatan Sigi Biromaru merupakam
yang lebih luas (Badan Intelijen Negara, 2012). penghasil tomat tertinggi dengan luas panen
Salah satu jenis hortikultura yang sekitar sekitar 109 Ha dan produktivitasnya
sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah 4,2 Ton/Ha. Kabupaten Sigi terdiri atas 15
tomat. Tomat merupakan salah satu bentuk Kecamatan dengan rata-rata produksi sebesar
tanaman pertanian dengan nilai ekonomis 826,208 Ton dan tingkat produtivitas
tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk sebesar 31,21 Ton/Ha. Kecamatan Sigi
berbagai industri misalnya selai, sambal, Biromaru merupakam penghasil tomat
saos tomat, kurma tomat, minuman, jamu, tertinggi dengan luas panen sekitar 109 Ha
dan produktivitasnya 4,2 Ton/Ha (BPP
dan kosmetik (Luntungan, 2012).
Kecamatan Sigi Biromaru, 2018). Salah
Melihat nilai ekonomis dari tomat satu Desa di Kecamatan Sigi Biromaru
maka dikembangkan suatu sistem usahatani yakni Desa Loru, Adapun Permasalahan
yang komersial dapat meningkatkan yang dihadapi petani di desa tersebut yaitu
pendapatan petani. Tomat termasuk salah keterbatasan dalam memanfaatkan input
satu dari lima jenis tanaman sayuran yang produksi pada proses pembudidayaan
memberikan kontribusi produksi terbesar sehingga produksi yang diperoleh belum optimal.
terhadap total produksi sayuran di indonesia Berdasarkan latar belakang, maka
yaitu sebesar 7,68% namun tomat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
mengalami penurunan produksi sebesar apakah variabel luas lahan, benih, pupuk za
7,74% atau sebesar 76.793 ton pada tahun pupuk kcl, pupuk phonska dan tenaga kerja
2014, Salah satu faktor yang menyebabkan berpengaruh terhadap produksi tomat di
Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru
rendahnya produksi tomat adalah
Kabupaten Sigi. Adapun penelitian ini
penggunaan pupuk yang belum optimal bertujuan untuk mengetahui pengaruh
(Wasonowati, 2011). variabel Luas Lahan, Benih, Pupuk Za,
Sulawesi Tengah merupakan salah Pupuk KCL, Pupuk Phonska Dan Tenaga
satu provinsi yang menyediakan kebutuhan Kerja terhadap produksi tomat di Desa Loru
tomat untuk sebagian besar masyarakatnya. Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
Perkembangan luas panen, produksi dan
produktifitas tomat menurut Provinsi, METODE PENELITIAN
Kabupaten, Kecamatan dan Desa pada
tahun 2015-2019 menunjukkan produksi Penelitian dilaksanakan di Desa
tomat di Sulawesi Tengah berbeda setiap Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten

964
Sigi. Lokasi penelitian ini dipilih secara N
sengaja (purposive) dengan pertimbangan n=
bahwa Desa Loru merupakan salah satu 1+ Ne2
daerah penghasil Tomat di Kecamatan Sigi
Biromaru. Penelitian ini di laksanakan pada 161
bulan Mei sampai Juni 2022. n=
Penentuan responden dalam 1+161 (15%)2
penelitian ini menggunakan simpel acak
sederhana (Simple Random Sampling) 161
dengan asumsi populasi homogen. Jumah n=
sampel yang digunakan dalam penelitian ini 1+161 (0,15)2
adalah sebanyak 35 responden. 161
Data yang dikumpulkan dalam n=
penelitian ini adalah data primer dan data 1+ 161 x (0,0225)
sekunder. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari responden secara langsung 161
dengan memeberikan pertanyaan secara n=
terstruktur menggunakan alat bantu 1+3,62
kuisioner, wawancara dan observasi
dilapangan. Data sekunder diperoleh dari 161
berbagai instansi pemerintah yang terkait n= = 34,84
dengan penelitian ini dan berbagai literatur 4,62
yang terkait.
Berdasarkan perhitungan standar n =35 responden.
deviasi dengan mengambil sampel sebanyak
10 petani tomat dengan data luas lahan Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan hasil bahwa sampel dinyatakan menggunakan rumus Slovin, jumlah
homogen, dimana semakin menyebar responden petani tomat yang diambil dalam
(bervariasi) atau heterogen, sebaliknya jika penelitian ini adalah sebanyak 34,84 yang
semakin kecil standar deviasi dari rata-rata dibulatkan menjadi 35 petani tomat dari
maka datanya semakin homogen (hampir total populasi sebesar 161 orang petani,
sama). Untuk menentukan berapa jumlah dengan harapan bahwa 35 sampel yang
responden yang akan diambil maka diambil telah mewakili populasi petani
digunakan rumus Slovin (Hasan, 2002) tomat yang ada di Desa Loru.
sebagai berikut : Metode Analisis Data. Untuk mencapai
tujuan penelitian digunakan analisis fungsi
N produksi Cobb-Douglas yakni fungsi atau
n= persamaan yang melibatkan dua variabel
1+ Ne2 atau lebih, dimana variabel yang satu
Keterangan : disebut variabel independen (Y) dan yang
lain disebut variabel dependen (X). Fungsi
n = Ukuran sampel produksi Cobb-Douglas, yaitu suatu fungsi
N = Ukuran populasi aatu persamaan yang melibatkan dua
e = Persentase kelonggaran ketidak variabel atau lebih, variabel yang satu
telitian karena kesalahan disebut variabel variabel independent (Y)
pengambilan sampel yang masih dan yang lain disebut variabel dependent
dapat ditolerir atau diinginkan (X), Susantun, 2000 (dalam Miriam 2015).
sebesar 15%. Fungsi produksi Cobb-Douglass digunakan
Sehingga : untuk mengetahui pengaruh masing-masing

965
input produksi (Soekartawi, 2003). Secara Klasifikasi Menurut Tingkat Pendidikan.
matematis, fungsi Cobb_Douglass dapat Pendidikan formal merupakan salah satu
dituliskan sebagai berikut: jalan untuk mempermudah dalam proses
𝒃𝟏 belajar untuk menerima pengetahuan berupa
Y = 𝐛𝐨𝐗𝟏 .𝐗𝒃𝟐 𝒃𝟑 𝒃𝟒 𝒃𝟓 𝒃𝟔 𝒖
𝟐 .𝐗𝟑 .𝐗𝟒 .𝐗𝟓 .𝐗𝟔 .𝐞 inovasi baru. Pendidikan memungkinkan
Keterangan: petani lebih mudah mencari informasi baru
Y = Produksi tomat (kg) untuk mengubah perilaku yang selama ini
X1 =Luas lahan yang ditanam tomat (ha) masih menjadi permasalahan dalam
X2 = Jumlah benih (kg) berusahatani (Irmayanti A, dkk,2015).
X3 = Jumlah pupuk Za (kg) Tingkat pendidikan responden
X4 = Jumlah pupuk Phonska (kg) petani tomat di Desa Loru adalah SD
X5 = Jumlah pupuk KCL (kg) sebanyak 15 orang (42,85%), SMP
X6 = Jumlah tenaga kerja (HOK) sebanyak 14 orang (40%), dan SMA
bo = Intercept sebanyak 6 orang (17,14). Hal ini
b1-b6 = Koefisien Regresi menunjukkan bahwa keadaan tingkat
𝜇 = Kesalahan Pengganggu (Error tern. pendidikan responden petani tomat di Desa
Loru cukup baik dan memiliki kemampuan
HASIL DAN PEMBAHASAN dalam menerima dan merespon inovasi
Karakteristik Responden. Objek pada teknologi pertanian, sehingga dapat
penelitian ini meliputi umur, tingkat mempengaruhi usahatani tomat yang
pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dikelolanya. Semakin tinggi tingkat
dan lama pengalaman berusahatani petani pendidikan maka semakin baik pula cara
tomat. Penggolongan karakteristik yang pengelolaan manajemen usahatani atau
dilakukan kepada responden dalam semakin tinggi pendidikan petani biasanya
penelitian ini bertujuam untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi semakin baik pula.
secara jelas dan akurat mengenai gambaran Klasifikasi Jumlah Tanggungan
responden objek penelitian ini. Keluarga. Jumlah anggota keluarga
Umur Responden. Umur atau usia berpengaruh terhadap taraf kehidupan suatu
mendukung kemampuan seseorang dalam keluarga, namun disisi lain banyaknya
pengelolaan usaha. Umur mempengaruhi anggota keluarga akan dapat dimanfaatkan
daya kreativitas seseorang, dimana semakin untuk mengelola usahatani yang dimiliki
tua unur seseorang maka akan semakin atau dengan kata lain jumlah anggota
matang daya kreativitasnya. Petani yang keluarga dapat menjadi sumber tenaga
usianya lebih tua umumnya memiliki kerja, khusunya bagi anggota keluarga yang
kemampuan kerja yang lebih rendah, namun telah memiliki umur produktif dan belum
memiliki pengalaman yang cukup matang berkeluarga (Kurniati, 2012).
dalam pengelolaan usahatani. (Irmayanti A, Petani responden memiliki
dkk, 2015). tanggungan keluarga antara 1-2 sebanyak
Mayoritas umur petani tomat di 13 orang dengan presentase (37,14%),
Desa Loru masih tergolong umur yang jumlah tanggungan keluarga antara 3-4
produktif. Berdasarkan Badan Pusat sebanyak 17 orang dengan presentase
Statistik dalam angka (2018), umur (48,57%), dan jumlah tanggungan keluarga
produktif berada pada batasan 15-64 tahun. antara 5-6 sebanyak 5 orang dengan
Diketahui bahwa umur petani masih pada presentase (14,28%). Besarnya tanggungan
batasan dibawah 59 tahun yaitu sebanyak keluarga turut berpengaruh terhadap
35 orang. Hal ini menunjukkan petani tomat kegiatan usahatani, disisi lain semakin
masih kuat dan muda, sehingga memiliki banyak jumlah tanggungan keluarga maka
semangat tinggi untuk melakukan usahatani semakin tinggi juga pengeluaran atau biaya
dan dapat menerapkan inovasi pertanian. yang dibutuhkan sehingga semakin kecil

966
modal yang dapat digunakan responden 0,45 ha sebanyak 17 orang (48,67%), dan
dalam proses produksi. luas lahan ≥ 0,50 ha sebanyak 10 orang
(28,57%).
Klasifikasi Menurut Pengalaman
Berusahatani. Rata-rata pengalaman Penggunaan Benih. Benih merupakan
responden dalam berusahatani tomat di salah satu faktor yang menentukan
Desa Loru antara 7-12 tahun berjumlah 14 keberhasilan dalam berusahatani. Benih
dengan presentase (40%) sedangkan yang unggul, bermutu serta tahan terhadap
pengalaman berusahatani 13-18 berjumlah hama dan penyakit merupakan syarat
12 orang dengan presentase (34,28%), dan mutlak yang harus dipenuhi terhadap
pengalaman perusahatani 19-24 tahun pemilihan dan penggunaan benih tanaman
berjumlah 9 orang dengan presentase yang akan ditanam. Berdasarkan hasil
(25,71%). Hal ini menunjukkan bahwa penelitian, responden petani Tomat di Desa
petani responden di Desa Loru memiliki Loru rata-rata penggunaan luas lahan 0,31
pengalaman yang masih mudah dan perlu ha dan rata-rata peggunaan benih sebesar
membutuhkan arahan atau bimbingan dalam 18,86 gram/ha. Hal ini menunjukkan bahwa
berusahatani dari petani lain yang sudah luas lahan sangat berpengaruh terhadap
berpengalaman atau penyuluh, sehingga penggunaan benih yang digunakan,
dapat membantu dalam pengelolaan sehingga kebutuan lahan dapat disesuaikan
usahataninya saat ini dan pada masa yang dengan jumlah benih yang digunakan.
akan datang. Penggunaan Pupuk. Pupuk adalah salah
Faktor-Faktor yang Memengaruhi satu faktor produksi yang mampu
Produksi Tomat. Faktor-faktor yang meningkatkan hasil produksi apabila
mempengaruhi produksi tomat di Desa Loru penggunaannya optimal, yakni dosis pupuk
dianalisis dengan menggunakan fungsi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
produksi Cobb-Douglas dimana pengolahan Berdasarkan hasil penelitian di Desa Loru
data menggunakan Software SPSS versi 26. Kecamatan Sigi Biromaru dengan rata-rata
Analisis dilakukan secara bertahap luas lahan 0,31 ha dan ada tiga jenis pupuk
untuk mendapatkan persamaan dugaan yang yang digunakan responden yakni pupuk Za,
baik dengan variabel terikat yakni produksi KCL dan Phonska. Rata-rata penggunaan
tomat (Y) dan variabel bebas terdiri dari pupuk Za sebanyak 37,71 kg, pupuk KCL
luas lahan (X1) benih (X2) pupuk Za (X3) sebesar 31,14 kg dan pupuk Phonska
pupuk KCL (X4) pupuk Phonska (X5) dan sebesar 47,00 kg serta rata-rata biaya yang
tenaga kerja (X6). Secara lengkap uraian dikeluarkan petani dalam penggunaan
mengenai pengaruh masing-masing variabel pupuk Za sebesar Rp 420.571/ha, KCL Rp
yang memengaruhi produksi usahatani 178.57/ ha dan Phonska Rp 250.000/ha.
tomat diuraikan sebagai berikut :
Penggunaan Tenaga Kerja. Tenaga kerja
Luas Lahan. Luas lahan merupakan salah adalah bagian penting dari faktor produksi
satu faktor produksi yang harus lebih awal dalam upaya memaksimalkan usaha
dimiliki petani sebelum memulai produktif baik pada sisi kualitatif maupun
usahataninya, dimana luas lahan usahatani pada sisi kuantitatif. Secara umum
akan mempengaruhi jumlah tanaman yang penggunaan tenaga kerja pada kegiatan
dikelola. Pada umumnya semakin luas lahan usahatani Tomat antara lain untuk pekerjaan
usahatani yang digarap maka akan semakin pengolahan tanah, penanaman, pemupukan,
besar pula jumlah produksi yang akan penyiangan dan panen. Besarnya
dihasilkan. sebagian besar petani responden penggunaan tenaga kerja akan
memiliki luas lahan yang ditanami tomat mempengaruhi besarnya biaya yang harus
yaitu ≤ 0,20 ha sebanyak 8 orang (22,85%), dikeluarkan untuk kegiatan usahatani
kemudian petani memiliki luas lahan 0,25- sehingga akan memengaruhi besarnya

967
pendapatan yang diterima oleh petani. dengan R2, uji F dan uji T. Analisis regresi
Berdasarkan hasil wawancara dilokasi dapat disusun anova dan taksiran koefisien
penelitian, pada umumnya petani tomat di regresi dan pengaruh input produksi
Desa Loru menggunakan tenaga kerja terhadap produksi usahatani tomat di Desa
dimana sistem pengupahan yang berlaku Loru terlihat pada Tabel 1.
yaitu Rp 70.000/hari, dan tidak Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
membedakan antara wanita dan pria. Rata- Fhitung = 23,123 > Ftabel = 2,37 pada α = 5%
rata penggunaan tenaga kerja responden membuktikan menolak hipotesis nol.
petani tomat di Desa Loru selama satu Artinya variabel bebas luas lahan (X1),
musim tanam sebesar 69,029 HOK/ha. benih (X2), pupuk Za (X3), pupuk KCL
Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas. (X4), pupuk Phonska (X5) dan tenaga kerja
Soekartawi (2003), menyatakan fungsi (X6) secara simultan (bersama-sama)
produksi Cobb-Douglass digunakan untuk berpengaruh nyata terhadap produksi Tomat
mengetahui pengaruh masing-masing input di Desa Loru. Adapun pengaruh masing-
produksi. model analisis yang digunakan masing variabel bebas X terhadap variabel
adalah analisis fungsi produksi Cobb- tidak bebas Y digunakan uji t, terlihat pada
Douglas yaitu suatu fungsi atau persamaan Tabel 2.
yang melibatkan dua variabel atau lebih, Nilai Koefisien determinan (R2)
variabel yang satu disebut variabel yang disesuaikan sebesar 0,787
independen (Y) dan yang lain disebut menunjukkan bahwa variasi produksi
variabel dependen (X). Usaha untuk Tomat (Y) dapat diterangkan oleh variabel
memaksimalkan produksi dalam usahatani bebas luas lahan (X1), benih (X2), pupuk Za
yaitu dengan menggunakan faktor produksi (X3), pupuk KCL (X4), pupuk Phonska (X5)
secara optimal. Faktor-faktor yang diteliti dan tenaga kerja (X6) sebesar 78%
dalam usahatani tomat di Desa Loru antara sedangkan sisanya 22% diterangkan oleh
lain: Luas Lahan, Benih, Pupuk Za, Pupuk faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
KCL, Pupuk Phonska dan Tenaga Kerja. model seperti faktor iklim. Berdasarkan
Untuk mengetahui variabel yang Tabel 2 maka diperoleh persamaan
berpengaruh terhadap produksi tomat di matematik sebagai berikut :
Desa Loru dengan menggunakan analisis
regresi yaitu dengan menggunakan uji Y = 1,345-0,498X1+0,390X2+0,128 X3
statistik. Pengujian ini dapat dilakukan +0,522X4+0,038X5+0,266X6

Tabel 1. Anova Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produksi Usahatani Tomat Di Desa Loru ,
Tahun 2022.

Derajat Jumlah Kuadrat


Sumber Bebas Kuadrat Tengah F-tabel F-hitung Sig
(DB) (JK) (KT)

Regresi 6 17,466 2,911 2,37 23,123 0,000b


Residual 30 3,777 0,126
Total 36 21,243
R2 (RSquare) = 0,787

α = 5%

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022.

968
Tabel 2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Tomat Di Desa Loru,
Tahun 2022.
Variabel Koefisien Regresi Thitung Sig

Konstanta 1,345 2,214 0,035


Luas Lahan (X1) -0,498 -2,284 0,030
Benih (X2) 0,390 1,499 0,144
Pupuk Za (X3) 0,128 1,024 0,314
Pupuk KCL (X4) 0,522 3,870 0,001
Pupuk Phonska (X5) 0,038 0,221 0,826
Tenaga Kerja (X6) 0,266 1,721 0,096
Adjustadted R Square = 0,787
Fhitung = 23,123
Ftabel = 2,37
Ttabel = 1,689
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2022.

Pengaruh dari masing-masing faktor penambahan Benih 1% berpengaruh tidak


produksi tomat di Desa Loru adalah sebagai nyata terhadap produksi tomat di Desa Loru
berikut : Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
Luas lahan (X1). Hasil analisis, nilai thitung Pupuk Za (X3). Hasil analisis, nilai thitung
variabel Luas lahan (-2,284) ≤ ttabel (1,689) variabel Pupuk Za (1,024) ≤ t tabel (1,689)
pada tingkat taraf kesalahan menunjukkan pada tingkat taraf kesalahan (a) = 5%,
(a) = 5%. Artinya H0 ditolak dan H1 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Maka
diterima, maka variabel Luas lahan variabel benih berpengaruh tidak nyata
berpengaruh tidak nyata terhadap produksi terhadap produksi tomat di Desa Loru
tomat di Desa Loru Kecamatan Sigi Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
Biromaru Kabupaten Sigi. Nilai koefisien Nilai koefisien regresi variabel Pupuk Za
regresi variabel Luas lahan (X1) sebesar - (X3) sebesar 0,128, dapat diartikan bahwa
0,498 dapat diartikan bahwa untuk setiap untuk setiap penambahan Pupuk Za sebesar
penambahan Luas lahan 1% dapat 1% % berpengaruh tidak nyata terhadap
menurunkan produksi tomat sebesar - produksi tomat di Desa Loru Kecamatan
0,498%. Hal ini karna terbatasnya luas Sigi Biromaru Kabpupaten Sigi. Pupuk Za
lahan untuk memperluas kegiatan usahatani. mengandung senyawa Kalium (K2O).
Penelitian ini ditunjang dengan Wibowo dkk (2017) menyatakan bahwa
penelitian terdahulu, Amane, (2019) unsur hara kalium merupakan salah satu
mengatakan bahwa signifikasi variabel luas unsure hara esensial yang diperlukan
lahan adalah 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. tanaman dalam jumlah yang cukup banyak.
Benih (X2). Hasil analisis, nilai thitung Pupuk KCL (X4). Hasil analisis, nilai t hitung
variabel Benih (1,499) ≤ ttabel (1,689) pada variabel Pupuk KCL (3,870) ≥ t tabel (1,689)
tingkat taraf kesalahan (a) = 5%. Artinya H0 pada tingkat taraf kesalahan (a) = 5%,
diterima dan H1 ditolak, maka variabel artinya H0 ditolak dan H1 deterima, maka
Benih berpengaruh tidak nyata terhadap variabel Pupuk KCL berpengaruh nyata
produksi tomat di Desa Loru Kecamatan terhadap produksi tomat di Desa Loru
Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Nilai koefisien Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
regresi variabel Benih (X2) sebesar 0,390 Nilai koefisien regresi variabel Pupuk KCL
dapat diartikan bahwa untuk setiap (X4) sebesar 0,522, dapat diartikan bahwa

969
untuk setiap penambahan Pupuk KCL terutama dalam menggunakan teknologi
sebesar 1% dapat menaikkan produksi untuk pencapaian komoditas yang
sebesar 0,522% dengan asumsi faktor lain berkualitas sehingga memiliki nilai jual
dianggap konstan. yang tinggi.
Hasil penelitian diatas ditunjang
dengan penelitian terdahulu Koisine, (2019) KESIMPULAN DAN SARAN
yang menyatakan apabila ada penambahan
pupuk KCl 1 kg maka produksi tomat Kesimpulan.
meningkat sebesar 13,667 hasil uji statistik t Berdasarkan hasil analisis yang
(test) diperoleh nilai t hitung (4,521) ≥ t dikemukakan, adapun faktor-faktor yang
tabel (0,383) pada tingkat a 5% sehingga memengaruhi produksi usahatani tomat di
variabel pupuk berpengaruh nyata terhadap Desa Loru adalah sebagai berikut:
produksi tomat sehingga H0 ditolak dan H1 Secara simultan variabel Luas lahan,
diterima. penggunaan benih, penggunaan pupuk Za,
Pupuk Phonska (X5). Hasil analisis, nilai penggunaan pupuk KCL, penggunaan
thitung variabel Pupuk Phonska (0,221) ≤ t tabel pupuk Phonska, dan tenaga berpengaruh
(1,689) pada tingkat taraf kesalahan (a) = nyata terhadap produksi Tomat (Y), dimana
5% artinya H0 diterima dan H1 ditolak, Fhitung (23,123) ≥ ttabel (1,689) pada tingkat
maka variabel Pupuk Phonska berpengaruh kepercayaan 95%. Secara parsial
tidak nyata terhadap produksi tomat di Desa penggunaan pupuk KCL dan Tenaga kerja
Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten berpengaruuh nyata terhadap produksi
Sigi. Nilai koefisien regresi variabel Pupuk Tomat (Y) di Desa Loru, sedangkan
Phonska (X5) sebesar 0,038, dapat diartikan penggunaan Benih, Penggunaan Pupuk Za,
bahwa untuk setiap penambahan pupuk Penggunaan Pupuk Phonska memiliki
sebesar 1% berpengaruh tidak nyata pengaruh tidak nyata terhadap produksi (Y)
terhadap produksi tomat di Desa Loru di Desa Loru.
Kecamatan Sigi Biromaru Kabpupaten Sigi. Saran.
Hasil penelitian diatas ditunjang oleh
penelitian purwati (2007) yang menyatakan Adapun saran yang diberikan yaitu:
bahwa Pupuk Phonska tidak berpengaruh 1. Petani tomat diharapkan mampu
nyata terhadap produksi tomat, t hitung meningkatkan kemampuan produksi
(1,408) ≤ t tabel (1,990). dengan memanfaatan penggunaan
pupuk dan tenaga kerja sehingga
Tenaga kerja (X6). Hasil analisis, nilai
mampu meningkatkan pendapatan
thitung variabel Tenaga kerja (1,721) ≥ t tabel
petani tomat di Desa Loru Kecamatan
(1,689) pada tingkat taraf kesalahan (a) =
Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
5%. Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
2. Kepada pemerintah sebaiknya lebih
maka variabel Tenaga kerja berpengaruh
memperhatikan para petani tomat
nyata terhadap produksi tomat di desa Loru
dengan melakukan penyuluhan sehingga
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
petani dapat meningkatkan penggunaan
Nilai koefisien regresi variabel
tenaga kerja secara intensif dan efisien
Tenaga kerja (X6) sebesar 0,266 dapat
sehingga hasil yang di dapatkan bisa
diartikan bahwa untuk setiap penambahan
optimal.
Tenaga kerja 1% dapat menaikan produksi
tomat sebesar 0,266%. DAFTAR PUSTAKA
Menurut Soekartawi (2003), salah
Irmayanti A , Laapo A, Baskh R. 2015. Analisis
satu aspek penting adalah tenaga kerja. Kelayakan Investasi Pada Usaha
Tenaga kerja harus memiliki kualitas Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Di Desa
berpikir yang maju seperti petani yang Bambaira Kecamatan Bambaira Kabupaten
mampu mengadopsi inovasi-inovasi baru, Mamuju Utara.

970
Amane, G.S. 2019. Analisis Efisiensi Alokasi Luntungan, A.Y. 2012. Analisis Pendapatan
Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Tomat Di Desa Tonsewer
Usahatani Tomat Di Kecamatan Kapontori Kecamatan Tomposo Kabupaten Minahasa.
Kabupaten Buton. Jurnal Sosio Agribisnis Jurnal Aribest. 7 (3) : 43-51.
(JSA) E-ISSN: 2502-3292. 4 (1): 26-33. Edisi
April. Miriam, 2015.Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas
Dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi
Badan Intelijen Negara, 2012. Prediksi Dan Relatif . Jurnal Ekonomi Pembangunan. 5
Tantangan Sector Pertanian Indonesia (2) : 146-169.
Tahun.
Purwati Dan Kairunnisa, 2007. Faktor-Faktor Yang
Badan Penyuluh Pertanian, 2018. Produksi Tomat Memengaruhi Produksi Cabai Rawit Di
Kecamatan Sigi Biromaru, Palu. Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi. Skripsi Universitas
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Tadulako, Palu. (Tidak Dipublikasikan)
2018. Sulawesi Tengah dalam Angka 2018. Fakultas Pertanian.
Badan Pusat Statistik Sulteng, Palu.
Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya.
Iqbal, H 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Penelitian Dan Aplikasinya. Jakarta Ghalia
Indonesia. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan
Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-
Koisine, H.Y. 2019. Faktor-Faktor Yang Douglas. PT. Raja Grafindo Persada:
Mempengaruhi Produksi Tomat Di Desa Jakarta.
Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten
Mojokerto. Universitas Wijaya Kusuma Wasonowati, c. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan
Surabaya. P-ISSN: 14121816, E- Tanaman Tomat (Lycopersium Esculentum)
ISSN:2614-4549. 19 (1):32-38. Edisi Juli. Dengan Sistem Budidaya Hidroponik.
2019. Agrovigor. 4 (1) : 21-27.

Kurniati D, 2012. Analisis Risiko Produksi Dan Wibowo A. S., Barunawati, N., dan magfoer, D.,
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya 2017. Respon Hasi Tanaman Jagung Manis
Pada Usahatani Jagung (Zea Mays L.) Di (Zea Mays L. Saccaharata) Terhadap
Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Pemberian KCL Dan Pupuk Kotoran
Landak. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 1 Ayam. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (8) :
(3) : 60-68. 136-143.

971

Anda mungkin juga menyukai