Anda di halaman 1dari 5

UJI DAYA HASIL TIGA VARIETAS KEDELAI

PADA LAHAN KERING DI DESA SUO-SUO KABUPATEN TEBO

Oleh :
Hery Nugroho S.P., M.P.
Pendahuluan

Kedelai (Glicyne max (L.) Merril.) merupakan salah satu komoditas pangan utama
selain padi dan jagung. Kebutuhan akan kedelai sebagai bahan konsumsi, makan ternak, dan
bahan baku industri terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2020 produksi kedelai
nasional Indonesia sebesar 632.300 ton (BPS, 2021) sedangkan kebutuhan akan kedelai pada
tahun yang sama mencapai 3,2 juta ton (FAO, 2021). Untuk memenuhi kebutuhan kedelai
tersebut maka Indonesia melakukan impor kedelai sebesar 2.475.286 ton. Berdasarkan data
yang ada dapat diketahui bahwa lebih dari 50% kebutuhan akan kedelai nasional Indonesia
dipenuhi melalui impor.
Produksi kedelai secara nasional perlu ditingkatkan dengan berbagai upaya seperti
peningkatan luas areal pertanaman (ekstensifikasi) atau melalui penerapan teknologi
budidaya kedelai yang dapat meningkatkan produktivitas (intensifikasi) (Adri dkk., 2020).
Perluasan areal pertanaman saat ini sulit untuk dilakukan mengingat ketersediaan lahan
semakin hari semakin sedikit. Untuk itu hal yang mungkin dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi kedelai adalah dengan meningkatkan produktivitasnya.
Produktivitas kedelai dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi budidaya
kedelai seperti penggunaan benih varietas unggul kedelai. Menurut Martodireso dan
Suryanto (2001) dalam Marliah et al. (2012), penggunaan varietas unggul yang memiliki
adaptasi luas pada beberapa agroekosistem merupakan suatu langkah yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan produktivitas kedelai. Empat varietas kedelai yang saat ini disukai oleh
petani yaitu Anjasmoro, Grobogan, Panderman, dan Agromulyo. Keempat varietas kedelai
ini memiliki ukuran biji yang besar. Beberapa varietas unggul memiliki ketahanan terhadap
cekaman biotik maupun abiotik dan memiliki produktivitas yang tinggi. Penggunaan benih
yang bermutu memiliki peranan penting dalam menunjang peningkatan hasil pertanian
(Sugiantari dkk., 2017).
Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sentra produksi
kedelai yaitu di Kabupaten Tebo. Sebanyak 1/3 dari kebutuhan kedelai nasional dipasok dari
Kabupaten Tebo. Sebagai salah satu tempat penghasil kedelai tentunya Kabupaten Tebo
mendapatkan pula dukungan dari pemerintah. Program pengembangan kedelai di Kabupaten
Tebo sangat didukung oleh pemerintah sejak tahun 2015, program ini dilakukan dalam
mendukung swasembada pangan (Balitkabi, 2015).
Desa Suo-suo Kecamatan Sumay merupakan salah satu daerah penghasil kedelai di
Kabupaten Tebo. Pertanaman kedelai di Desa Suo-suo ini diusahakan pada lahan kering.
Lahan yang dapat diusahakan untuk kedelai seluas 1.200 hektar dengan produktivitas
sebesar 900 kg/ha (Suharyon dan Yarda, 2019). Daerah ini memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkannya kedelai.
Kendala yang umum dihadapi oleh petani adalah ketersediaan benih yang
menyebabkan petani terkadang masih menggunakan benih varietas dengan daya hasil yang
rendah. Jumlah optimal produksi kedelai terkadang tidak dapat dipenuhi akibat dari kualitas
benih yang ditanam (Warbaal dkk., 2019). Untuk itu diperlukan upaya perbaikan sistem
perbenihan untuk memperoleh benih yang berkualitas tinggi di tingkat petani.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil kedelai terbaik dari tiga varietas yang
diuji di lahan kering di Desa Suo-suo Kabupaten Tebo sehingga hasil produksi kedelai
petani dapat meningkat.

Bahan dan Metode


Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah atk untuk mencatat hasil, tugal untuk
membuat lubang tanam, cangkul untuk mengolah tanah, timbangan, dan tali. Sedangkan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih kedelai varietas Anjasmoro,
Grobogan, dan Agromulyo; pupuk; dan pestisida.
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo,
Provinsi Jambi pada bulan April hingga September 2022. Penelitian akan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan sehingga diperoleh
24 satuan percobaan. Perlakuan terdiri dari tiga varietas unggul kedelai , yaitu : Anjasmoro,
Grobogan, dan Agromulyo. Kedelai akan ditanam pada lahan dengan jarak tanam 20 x 20
cm. Benih kedelai ditanam pada lubang tanam denga nisi 1 – 2 benih per lubang tanam.
Penelitian akan dilaksanakan pada lahan kering seluas 1 ha yang merupakan lahan bekas
pertanaman kedelai.
Teknologi budidaya kedelai yang akan diterapkan adalah Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) kedelai. Parameter yang akan diamati meliputi komponen pertumbuhan
(tinggi tanaman dan jumlah cabang), komponen hasil (jumlah polong, polong bernas, polong
hampa, dan bobot 100 biji), dan hasil biji kering. Data yang didapat akan dianalisis dengan
sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan Uji Beda
Duncan pada taraf nyata 5%.
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Bulan
. April Mei Juni Juli Agustus September
1. Perencanaan kegiatan
2. Persiapan lahan
3. Pembuatan bedengan
4. Penanaman
5. Penyulaman
6. Pemupukan
7. Penyiangan
8. Pengendalian hama
dan penyakit
9. Pemanenan
10. Analisis data
11. Pembuatan laporan

Anggaran
Daftar Pustaka
Adri., Suharyon., dan Yarda. 2020. Analisis Ekonomi Dan Kelembagaan Usahatani Kedelai
Desa Suo-Suo Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan
Universitas Jambi Vol.4 (1) : 34 – 42.
Badan Pusat Statistika. 2021. Data Produksi Kedelai Tahun 2020.
Balitkabi. 2015. Budidaya Kedelai di Kabupaten Tebo, Jambi. Tersedia di:
https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/berita/budidaya-kedelai-di-kabupaten-tebo-
jambi/. Diakses pada 23 Februari 2022.
Marliah, A. Hidayat,T dan Husna,N. 2012. Pengaruh Varietas dan Jarak Tanam Terhadap
Pertumbuhan Kedelai (Glycine Max (L.) Merill). Jurnal AgristaVol.16.No.1, 22-28.
Rahmat, F., Zuyasna., dan N. Mayani. 2018. Uji Daya Hasil Kedelai (Glycine max (L.)
Merril) Varietas Kipas Merah Mutan Generasi Ke-3 (M3) di Kebun Percobaan
Fakultas Pertanian. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah Vol.3 (2) : 31 – 42.
Roswita R., Yohana., dan S. Abdullah. 2020. Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Unggul
Kedelai Pada Lahan Sawah Tadah Hujan Di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Jurnal Pembangunan Nagari Vol. 5 (2) : 225 – 234.
Sugiantari, N.P.N., I.G.N. Raka., dan Utami. 2017. Uji Mutu Benih Kedelai (Glycine max L.
Merril) Varietas Grobogan yang Diproduksi dengan Aplikasi 10 Isolat PGPR. Jurnal
AGROTROP Vol. 7 (2) : 199 – 209.
Suharyon dan Yarda. 2019. Analisis Rekayasa Sub Sistem Penujang Pada Kegiatan UPBS
Kedelai Di Lahan Kering (Studi Kasus di Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay
Kabupaten Tebo Jambi). Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Vol. 3 (2) :
149 – 155.
Warbaal, A., J. Renwarin., N. L. Mawikere., dan Y. A. Mustamu. 2019. Daya Hasil
Beberapa Varietas Kedelai Unggul Nasional Di Distrik Manokwari Barat Dan Sidey
Provinsi Papua Barat. Jurnal Cassowary Vol. 2 (2) : 106 – 113.

Anda mungkin juga menyukai