Anda di halaman 1dari 8

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Usahatani Kopi Arabika Di Desa

Tanjung Beringin 1, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi


1
Cyprianus P. H Saragi *, 2Punguan Hutagalung*
1,2,
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Unika SantoThomas
E-mail: *cyprianus.phs07@gmail.com, punguanhutagalung2@gmail.com

Abstrak
Tujuan Penelitian : (1) menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga
kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida basmilang pada usahatani kopi arabika di
daerah penelitian. (2) mengetahui tingkat kelayakan usahatani kopi arabika di daerah
penelitian. Daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) di Desa Tanjung Beringin
1, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Penentuan sampel dilakukan dengan Stratified
Random Sampling dari 152 populasi, sehingga diperoleh 45 sampel berdasarkan rumus Slovin.
Analisis data dilakukan menggunakan analisis Cobb-Douglas dan secara deskriptif dengan
menghitung tingkat pendapatan dan kelayakan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
: (1) secara simultan luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk NPK dan pestisida
basmilang berpengaruh nyata terhadap produksi kopi arabika. Faktor penggunaan luas lahan,
tenaga kerja, bibit, pupuk kandang, NPK dan pestisida basmilang yang semakin meningkat
akan meningkatkan produksi usahatani kopi arabika. (2) Secara parsial luas lahan, bibit, pupuk
kandang dan pestisida basmilang berpengaruh nyata terhadap produksi tetapi tenaga kerja dan
pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi arabika. Analisis R/C kopi arabika
dengan kelayakan usahatani sebesar 2,86 (layak untuk di usahakan). Artinya setiap
pengeluaran sebesar Rp 1,00 maka petani akan mendapatkan penerimaan 2,86 per
hektar sehingga petani akan memperoleh keuntungan 1,86 per hektar maka usahatani
kopi arabika yang dilakukan layak diusahakan karena R/C >1

Kata kunci : Faktor-faktor memengaruhi, usahatani kopi, kelayakan usahatani kopi.

Abstract
Research objectives: (1) to analyze the influence of production factors, land area,
labor, seeds, manure, NPK fertilizer, basmilang pesticide on Arabica coffee farming in the
research area. (2) determine the feasibility level of Arabica coffee farming in the research area.
The research area was determined purposively in Tanjung Beringin 1 Village, Sumbul District,
Dairi Regency. Sample determination was carried out using Stratified Random Sampling from
152 populations, so that 45 samples were obtained based on the Slovin formula. Data analysis
was carried out using Cobb-Douglas analysis and descriptively by calculating income levels
and farming feasibility. The research results show that: (1) simultaneously land area, labor,
seeds, manure, NPK fertilizer and basmilang specifications have a significant effect on Arabica
coffee production. The increasing use of land area, labor, seeds, manure, NPK and basmilang
pesticides will increase the production of Arabica coffee farming. (2) Partially, land area, seeds,
manure and basmilang specifications have a significant effect on production, while labor and
NPK fertilizer do not have a significant effect on Arabica coffee production. R/C analysis of
Arabica coffee with farming feasibility of 2.86 (feasible to cultivate). This means that for every
expenditure of Rp. 1.00, farmers will receive income of 2.86 per hectare so that farmers will
gain a profit of 1.86 per hectare, so the Arabica coffee farming carried out is worth pursuing
because R/C > 1

Keywords: Factors influencing coffee farming, feasibility of coffee farming.

1
I. PENDAHULUAN

Pertanian memiliki arti penting pertumbuhan secara berkelanjutan


dalam perkembangan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan pemerataan
Indonesia. Pemerintah menganggap ekonomi, mengatasi kemiskinan dan
pertanian sebagai prioritas utama pengangguran yang, pada akhirnya akan
pembangunan di masa depan. Pengelolaan mensejahterakan rakyat Indonesia
pembangunan pertanian yang tepat dan (Nurhaeda, dkk, 2019).
bijaksana akan mampu meningkatkan
Kopi merupakan salah satu peluang ekspor yang semakin terbuka,
komoditas perkebunan yang memegang pasar kopi di dalam negeri masih cukup
peranan cukup penting dalam besar (Ditjenbun, 2019).
perekonomian Indonesia. Kontribusi Indonesia merupakan salah satu
penting dari komoditas kopi bagi negara penghasil kopi terbesar didunia
perekonomian nasional tercermin pada berada pada urutan keempat penghasil
kinerja perdagangan dan peningkatan nilai komoditi kopi terbesar setelah Brazil,
tambahnya. Sebagai produk ekspor, Vietnam dan Kamboja. Luas lahan kopi di
komoditas kopi dapat memberikan Indonesia mencapai 246.817 ha,
kontribusi berupa penghasil devisa dan menghasilkan produksi 208.547 dan
pendapatan negara, sumber pendapatan produktivitasnya 0,845 ton/ha pada tahun
petani, penciptaan lapangan kerja, 2021. Jumlah itu naik dibandingkan pada
pendorong pertumbuhan sektor agribisnis tahun 2020 yang memiliku luas lahan
dan agroindustri, pengembangan wilayah sebesar 246.861 ha, menghasilkan 206.962
serta pelestarian lingkungan. Selain ton
Kabupaten Dairi merupakan salah setelah Kabupaten Tapanuli Utara yang
satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara menghasilkan produksi 16.036 ton,
yang termasuk kabupaten penghasil kopi Kabupaten Simalungun 11.235 ton dan
arabika di Sumatera Utara dan terbesar ke Kabupaten Humbang Hasudutan sebesar
empat dengan produksi sebesar 9.620 ton 9.620 ton (BPS Sumatera Utara, 2021).
Kecamatan Sumbul memiliki luas perkebunan kopi arabika yang cukup luas
area penanaman dan produksi kopi arabika di Kecamatan ini. Sebagian besar
terbesar di Kabupaten Dairi. Kecamatan penduduk di Desa Tanjung Beringin 1 ini
Sumbul terbagi kedalam 19 desa dimana bekerja sebagai petani kopi Arabika.
Desa Tanjung Beringin 1 memiliki lahan
Desa Tanjung Beringin 1 salah 0,828 ton/ha dan Desa Tanjung Beringin 1
satu desa penghasil kopi arabika di menghasilkan produktivitas kopi arabika
Kecamatan Sumbul yang memiliki luas sebesar 0,831 ton/ha. Produktivitas kopi
daerah 600 ha dan lahan perkebunan kopi arabika masih di bawah rata-rata potensi
arabika sebesar 192,5 ha dengan produksi produksi sebesar 1,5 ton/ha (Enny, 2018).
160 ton dan produktivitasnya 0,831 ton/ha. Maka melihat permasalahan
Adapun varietas yang kopi arabika yang tersebut produksi yang diperoleh belum
ditanam di Desa Tanjung Beringin 1 adalah optimal. Perbedaan hasil produksi kopi
Sigararutang. arabika petani jauh berbeda. Hal tersebut
Terdapat rata-rata produktivitas disebabkan oleh faktor seperti (1)
kopi arabika di Indonesia sebesar 0,845 kurangnya jumlah KK, Jumlah petani dan
ton/ha, Provinsi Sumatera Utara sebesar jumlah petani kopi arabika, jumlah petani
1,170 ton/ha, Kabupaten Dairi sebesar varietas sigararutang (2) faktor produksi
1,207 ton/ha, Kecamatan Sumbul sebesar luas lahan, bibit, tenaga kerja pupuk,

2
pestisida (4), teknologi yang masih terdapat faktor lain yang menghambat
sederhana, (5) harga produksi pertanian produksi kopi arabika seperti iklim, cuaca,
yang cenderung mengalami kenaikan kesuburan tanah (Kantor Kepala Desa
terutama kenaikan harga pupuk, (6) harga Tanjung Beringin 1, 2023).
jual kopi arabika ditingkat petani yang
masih rendah. Selain faktor-faktor diatas

Tujuan Penelitian basmilang terhadap usahatani kopi


arabika di daerah penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian yang 2. Mengetahui tingkat kelayakan
dilakukan ini adalah : usahatani kopi arabika di daerah
1. Menganilisis faktor produksi luas penelitian.
lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk
kandang, pupuk NPK, pestisida

METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini


adalah petani yang mengusahakan tanaman
Penelitian ini dilakukan di Desa yang ada besar populasi 152 KK, maka
Tanjung Beringin 1, Kecamatan Sumbul, jumlah sampel yang diambil adalah
Kabupaten Dairi, yang ditentukan secara sebanyak 45 KK yang terdistribusi
Purposive sampling. Purposive sampling menurut umur tanaman pada kopi arabika
adalah suatu cara pengambilan sampel varietas Sigarar Utang yang telah
yang dilakukan dengan sengaja dengan menghasilkan di Desa Tanjung Beringin 1.
catatan bahwa sampel tersebut dapat Penentuan sampel dilakukan dengan
mewakili populasi yang ada didaerah Stratified Random Sampling, yaitu teknik
penelitan. pengambilan sampel dari anggota populasi
yang dilakukan berdasarkan strata umur
tanaman pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Populasi dan Sampel di Desa Tanjung Beringin 1, Kecamatan
Sumbul, Kabupaten Dairi Tahun 2023
Populasi Sampel
Strata Umur Tanaman
(KK) (KK)
I 2-5 36 11
II 6-9 63 19
III 10-13 53 15
Jumlah 152 45
Sumber: Kantor Kepala Tanjung Beringin 1 Tahun 2023
Menurut Sevilla (2007), untuk yang masih ditoleransi, diambil 12,5 %)
menentukan sampel dari populasi yang Hasil perhitungan :
sudah ada, maka dapat digunakan rumus 152
Slovin sebagai berikut: n=
1 + 152(0,125) 2
N
n= 152
1 + N ( e) 2 n=
1 + 2,375
Keterangan :
152
n = Jumlah Sampel n=
N = Jumlah Populasi 3,375
e = Margin of Error Maximum (kesalahan n = 45

3
sebagai informasi mengenai kecocokan
Hasil perhitungan tersebut suatu model. Dalam regresi R2 ini dijadikan
menunjukkan bahwa besar sampel yang sebagai pengukuran seberapa baik garis
diperoleh sebanyak 45 KK, yang diambil regresi mendekati nilai data asli yang
dari keseluruhan jumlah petani kopi dibuat model Jika R2 =1, maka angka
arabika di daerah penelitian yaitu tersebut menunjukkan garis regresi cocok
sebanyak 152 KK. dengan data.
Untuk tujuan (1), dianalisis dengan b) Uji F
menggunakan model fungsi produksi
Uji F dilakukan dengan rumus :
Cobb- Douglas dengan rumus sebagai
berikut :
Y= b0X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5 X6b6 eπ
Dimana :
Y = Produksi (ton) Dimana :
X1 = Luas Lahan (Ha) R2 = Koefisien determinasi
X2 = Tenaga Kerja (HKSP) n = Jumlah sampel independen
X3 = Bibit (Batang) k = Jumlah variabel independen
X4 = Pupuk Kandang (Kg) Pada taraf α = 5%
X5 = Pupuk NPK (Kg) Kriteria uji :
X6 = Pestisida Basmilang (ml) - F-hitung < F-tabel : Hipotesis H0
b0 = Intercept atau konstanta diterima, artinya penggunaan faktor-
b1 = Besaran yang akan diduga faktor produksi secara bersama-sama
e = Logaritma Natural (2,718) tidak berpengaruh nyata terhadap
π = Unsur Sisa produksi.
Jika persamaan Fungsi Produksi - F-hitung ≥ F-tabel : Hipotesis H1
Cobb-Douglas di atas diubah ke dalam diterima (H0 ditolak), artinya
bentuk linier berganda maka dirumuskan penggunaan faktor-faktor produksi
sebagai berikut : secara bersama-sama berpengaruh nyata
Ln Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln terhadap produksi (Supranto,1994).
X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + b6
LnX6 µ c. Uji t
Uji t dilakukan dengan rumus :
ANALISIS DATA

Untuk tujuan (1), dianalisis dengan Dimana :


menggunakan model fungsi produksi b1 = Koefisien variabel ke-i
Cobb- Douglas dengan rumus sebagai b = Nilai hipotesis 0
berikut : S(bi) = Simpangan baku dari variabel ke-i
Y= b0X1b1 X2b2 X3b3 X4b4 X5b5X6b6 eπ Pada taraf α = 5%
Kriteria uji:
- t hitung < t tabel maka Ho diterima
1.Uji Statistik - t hitung > t tabel maka H1 diterima H0
a). Koefisien Determinasi (R2) ditolak.

Koefisien determinasi (R2) 2. Uji Asumsi Klasik


merupakan proporsi variabilitas dalam a) Uji Multikolinearitas
suatu data yang dihitung didasarkan pada
model statistik. Secara umum R2 digunakan Untuk mendeteksi ada atau

4
tidaknya gejala multikoleniaritas dapat data berdistribusi normal. Jika probabilitas
diperiksa dengan menggunakan nilai < 0,05, maka asumsi normalitas tidak
variance inflation factor (VIF) dan nilai terpenuhi.
tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai
Untuk tujuan (2), biaya produksi
tolerance > dari 0,1 maka tidak terjadi
dihitung dengan cara menambahkan biaya
multikolinearitas.
variabel dengan biaya tetap dengan rumus
b) Uji Heterokedastisitas sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Kriteria yang digunakan untuk
Dimana :
menyatakan apakah terjadi
TC = Total Cost (Biaya Total)
heteroskedastisitas atau tidak diantara data
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap
pengamatan dapat dijelaskan dengan
Total)
menggunakan koefisien signifikansi.
TVC= Total Variable Cost (Biaya Tidak
Koefisien signifikansi harus dibandingkan
Tetap Total)
dengan tingkat signifikansi yang
Untuk tujuan (3), pendapatan
ditetapkan sebelumnya (5%). Apabila
bersih dihitung dengan cara mengurangkan
koefisien signifikansi lebih besar dari
total penerimaan dengan total biaya,
tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka
dengan rumus sebagai berikut :
dapat disimpulkan tidak terjadi
π = TR – TC
heteroskedastisitas (homoskedastisitas).
Dimana :
Jika koefisien signifikansi lebih kecil dari
π = Pendapatan Bersih
tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
dapat disimpulkan terjadi
TC = Total Cost (Biaya Total)
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
Untuk mengetahui total
c) Uji Normalitas
penerimaan, dihitung dengan dengan cara
Dalam penelitian ini, uji mengalikan harga output dengan jumlah
normalitas terhadap residual dengan produksi.
menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. TR = P x Q
Tingkat signifikasi yang digunakan α 0,05. Dimana :
Dasar pengambilan keputusan adalah TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
melihat angka probabilitas dengan P = Price (Harga)
ketentuan jika nilai probabilitas 0,05, Q = Quantity (Jumlah)
maka asumsi normalitas terpenuhi atau
HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor produksi yang


digunakan petani meliputi luas lahan (X 1),
tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk
kandang (X4), pupuk NPK (X5), pestisida
basmilang (X6). Dari hasil perhitungan
fungsi produksi Cobb-Douglas
menggunakan SPSS 16.0 diperoleh output
sebagai berikut:

5
Tabel 1. Hasil Perhitungan Koefisien Regresi terhadap Produksi Usahatani Kopi
Arabika, t hitung pada Tingkat Kepercayaan  = 5%
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
T Sig.
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 0.522 .169 3.081 .004
Luas lahan .325 .112 .247 2.891 .006 .165 6.062
Tenaga Kerja .056 .135 .047 .416 .680 .194 9.662
Bibit .231 .107 .260 2.156 .037 .183 9.004
Pupuk Kandang .233 .099 .308 2.348 .024 .170 9.272
Pupuk NPK .030 .116 .028 .262 .795 .109 9.188
Basmilang .105 .043 .158 2.441 .019 .288 3.467
a. Dependent Variable: Produksi
Sumber : Data primer diolah.
Keterangan:
* = signifikan (nyata) pada 131,812> Ftabel = 2,35). Hal tersebut
tingkat kepercayaan 5 % menunjukkan bahwa secara serempak
tn = tidak signifikan (tidak variabel independen yaitu luas lahan (X1),
nyata) tenaga kerja (X2), bibit (X3), pupuk
R2 = 0,954 kandang (X4), pupuk NPK (X5), pestisida
F-hit = 131,812 basmilang (X6) berpengaruh secara
t-tabel (0,05) = 2,024 signifikan terhadap variabel dependen
yaitu produksi kopi arabika (Y). Secara
Berdasarkan hasil analisis fungsi produksi parsial luas lahan, bibit, pupuk kandang
Cobb-Douglass diperoleh persamaan dan pestisida basmilang berpengaruh nyata
regresi sebagai berikut : terhadap produksi kopi Arabika, sedangkan
Ln Y = Ln 0,522 + 0,325 Ln X1 + 0,056 Ln variabel tenaga kerja dan pupuk NPK tidak
X2 + 0,231 Ln X3 + 0,233 Ln X4 berpengaruh nyata terhadap produksi kopi
+ 0,030 Ln X5 + 0,105 Ln X6. Arabika.
Dari hasil perhitungan nilai Nilai VIF dari luas lahan, tenaga
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,954 kerja, bibit, pupuk kandang, pupuk NPK
menunjukkan bahwa sekitar 95,4 % variasi dan pestisida basmilang lebih kecil dari 10
variabel dependen (produksi) dapat dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10
dijelaskan oleh variasi variabel sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
independen yang terdapat dalam model, gejala multikolinearitas. Pada uji
sedangkan sisanya yaitu 4,6 % tidak dapat heterokedastisitas seluruh variabel dengan
dijelaskan oleh variasi variabel dependen, nilai signifikansi > 0.05 sehingga dapat
tetapi dapat dijelaskan oleh variabel disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
independen lain. heterokedastisitas. Pada uji normalitas,
nilai signifikansi menunjukkan > 0,05 yaitu
Uji F digunakan untuk mengetahui
sebesar 0,629 artinya asumsi normalitas
pengaruh variabel independen secara
terpenuhi atau data berdistribusi normal.
serempak terhadap variabel dependen yaitu
produksi pada tingkat α = 0,05 dengan F Besar biaya total produksi per
tabel sebesar 2,35. Dari hasil perhitungan petani Rp. 6,855,065,82 sebesar dan per
memperlihatkan nilai F hitung lebih besar hektar sebesar Rp. 19.041.849,51 maka
dari F tabel pada α = 0,05 (Fhitung = mendapatkan pendapatan bersih petani

6
usahatani kopi arabika diperoleh dari penelitian layak untuk diusahakan. Artinya
penerimaan dikurangi dengan biaya total setiap pengeluaran sebesar Rp 1,00 maka
produksi. Besarnya pendapatan bersih petani akan mendapatkan penerimaan
usahatani kopi arabika per petani sebesar sebesar 2,95 per petani atau 2,86 per hektar
Rp. 13.183.823,07 dan per hektar sebesar sehingga petani akan memperoleh
Rp. 36.621.730,74 Sedangkan kelayakan keuntungan sebesar 1,95 per petani dan
R/C usahatani kopi arabika mendapatkan 1,86 per hektar maka usahatani kopi
yaitu per petani sebesar 2,95 dan per hektar arabika yang dilakukan layak diusahakan
sebesar 2,86 maka kopi arabika didaerah karena R/C >1.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian di peroleh nilai koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,954 yang
menunjukkan bahwa 95,4% variasi dari variabel dependen (produksi kopi arabika) dapat
dijelaskan oleh variasi variabel independen (luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk kandang,
pupuk NPK, pestisida basmilang), sedangkan 4,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara simultan variabel luas lahan, tenaga kerja,
bibit, pupuk kandang, pupuk NPK dan pestisida basmilang berpengaruh nyata terhadap
produksi usahatani kopi arabika. Secara parsial variabel luas lahan, bibit, pupuk kandang,
pestisida basmilang berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani kopi arabika
sedangkan tenaga kerja dan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
usahatani kopi arabika.
2. Besar penerimaan usahatani kopi arabika per hektar yaitu Rp. 55.663.580,25 dan besar
biaya produksi total per hektar adalah sebbesar Rp. 19.041.849,51 maka mendapatkan
pendapatan bersih petani usahatani kopi arabika yang diperoleh dari penerimaan dikurangi
dengan biaya total produksi per hektar sebesar Rp. 36.621.730,74. Sedangkan Kelayakan
R/C usahatani kopi arabika mendapatkan yaitu sebesar 2,86 yang diperoleh dari
penerimaan dibagi biaya total artinya setiap pengeluaran Rp 1,00 maka petani akan
mendapatkan penerimaan sebesar 2,86 per hektar sehingga petani memperoleh
keuntungan 1,86 per hektar maka usahatani kopi arabika layak diusahakan karena R/C >1.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dalam Angka 2021. Luas Panen, Produksi, dan
Produktivitas Kopi Arabika di Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. Statistik Perkebunan Indonesia (Tree Crop Estate
Statistic of Indonesia). Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. UNDIP. Semarang.

Kantor Kepala Desa Tanjung Beringin 1 2023, Profil Desa Tanjung Beringin 1 Kecamatan
Sumbul Kabupaten Dairi Sumatera Utara
Nurhaeda, Muhammad S. D., & N. 2019. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 5, 61-66.
Puji Raharjo. 2021. Berkebun Kopi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sevilla, Consuelo G. et. Al. 2007. Research Methods. Quezon City: Rex Printing Company.

Supranto, 1994.Statistik Teori dan Aplikasi Julid I Edisi Kelima. Grafindo Persada. Erlangga.

7
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai