Anda di halaman 1dari 24

Aliran

Kepercayaan:
Parmalim
Kelompok 6
Anggota Kelompok
❃ Amori Tamaraya
❃ Aprily Tio Carisi
❃ Ativa Fahira
❃ Carlos Tambunan
❃ Diva Rachel
❃ Yeremia Hutagalung
Materi Pembahasan
01 02
Sejarah Perkembangan

03 04
Ajaran Pokok Kitab Suci dan Rumah
Ibadah
05 06
Simbol
Hari Besar
Keagamaan
Keagamaan
01
Sejarah
Lahirnya
Disampaikan oleh
Ativa
Ugamo Malim adalah agama asli lokal di
kalangan masyarakat Batak yang sudah
ada sejak tahun 1921. Umumnya,
penganut Ugamo Malim adalah
masyarakat Batak yang berdomisili di
Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir,
Tapanuli Utara, juga di sebagian daerah
lain seperti Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, dan
Kabupaten Tapanuli Tengah.
Dalam bahasa Batak, orang yang
menganut dan mengikuti serta menghayati ajaran
Ugamo Malim disebut par-Ugamo Malim, dan
disingkatkan menjadi Parmalim. Kata Parmalim
sering digunakan juga untuk lembaga kepercayaan
Ugamo Malim itu sendiri. Ugamo Malim adalah
ajaran kepercayaan, Parmalim adalah orang
penghayatnya, Bale
Pasogit Parmalim adalah Pusat peribadatan Ugamo
Malim.
02
Perkembangannya
Disampaikan oleh
Amori
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk
tahun 2010, selain 6 agama resmi yang diakui
pemerintah Republik Indonesia, aliran kepercayaan
dimasukkan dalam kolom lainnya (jumlah penganut
agama), termasuk Parmalim. Bila dihitung dari hasil
sementara Sensus 2010, maka jumlah pengikut aliran
ini sekitar 816 jiwa (dihitung dari jumlah yang ada di
Sumatra Utara). Akan tetapi, sesuai penelitian ilmiah
dengan perkiraan kasar jumlah mereka kurang lebih
1.100 jiwa.
03
Ajaran Pokok
Disampaikan oleh
Yeremia
Ugamo Malim memiliki ajaran
sujud dan berserah diri pada Tuhan, Mereka
menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa yang mereka
kenal
sebagai Ompu Mulajadi Nabolon. Ugamo Malim
tidak mempercayai hal – hal gaib maupun benda –
benda
yang dianggap mistis. Ajaran –ajaran pokok pada
ugamo Malim terdapat pada patik yang diberikan
oleh
Raja Sisingamangaraja sebagai Malim ni Debata.
Patik berupa ajaran tentang Perintah dan Larangan
sesuai kehendak Tuhan, Poda Hamalimon.
Patik ini dibagi menjadi lima
bagian besar yaitu marsuruh (menyuruh), maminsang
(melarang), panandaion (pengenalan diri), paingoton
(mengingatkan) dan puji-pujion (memuji). Dalam Ugamo
Malim, mereka memiliki konsep melakukan hal – hal yang
baik ketika hidup. Dahulu
orang batak memahami “Hamalimon” (kealiman, kesucian)
mengacu kepada “Haiason” bersih jasmani dan
rohani. Kemudian berkembang menjadi “Parsolamon”.
Yakni kemampuan membatasi diri dari hal-hal
yang mengotori jasmani dan rohani.
04
Kitab Suci &
Rumah Ibadah
Disampaikan oleh
Aprily
Ugamo Malim tidak memiliki kitab suci. Mereka hanya
mengenal Patik yang dijadikan sumber
kehidupan dan ajaran-ajaran pokok yang mengajarkan
untuk menyucikan diri dan pada akhirnya menyucikan
Mulajadi Nabolon.
Rumah ibadah Ugamo Malim
disebut Bale Pasogit. Pusat rumah ibadahnya terletak
di Huta Tinggi tepatnya di desa Pardomuan Nauli,
Laguboti, kabupaten Toba.Bale Pasogit ini bernama Bale
Parsantian. Bentuk bangunannya menyerupai gereja pada
umumnya. Ada beberapa ukiran khas Batak di
bangunannya. Ugamo Malim memiliki cabang rumah
ibadah di daerah lain dan di setiap cabang memiliki
pimpinan yang disebut Ulupunguan. Peribadahan dalam
Ugamo Malim dilakukan setiap hari
sabtu dan dikenal dengan sebutan Marari Sabtu.
05
Simbol
Keagamaan
Disampaikan oleh
Carlos
Ugamo Malim tidak memiliki
simbol keagamaan yang khusus. Namun, terdapat
tiga replica ayam di atas bubungan rumah ibadah
Bale Pasogit. Ayam dipilih karena hewan inilah yang
kerap dibawa Raja Sisingamangaraja saat akan
berperang melawan colonial Belanda. Ketiga replica
ayam ini masing – masing berwarna merah, hitam,
dan putih. Pada saat memberikan persembahan,
Ugamo Malim sering menggunakan jeruk purut dan
bane – bane atau
kemangi sebagai tanda pangurason.
Arti Warna Ayam

Warna Merah
Melambangkan kekuatan
atau kekuasaan.

Warna Hitam Warna Putih


Melambangkan Melambangkan kesucian.
kebenaran.
06
Hari Besar
Keagamaan
Disampaikan oleh
Diva
Sipaha Sada (bulan pertama)
Sipaha Sada memiliki makna yaitu bulan pertama di
tahun baru dalam penanggalan atau kalender Batak.
Selain sebagai perayaan tahun baru, Sipaha Sada
juga adalah perayaan untuk kelahiran Tuhan Yang
Maha Kuasa yang mereka percayai yang disebut
dengan Ompu Debata Mulajadi Nabolon. Sipaha
Sada adalah perayaan tahun baru bagi Parmalim.
Untuk menandai datangnya Sipaha Sada, sehari
sebelumnya, penganut Ugamo Malim (Parmalim)
menggelar ibadah puasa penuh selama 1 hari 1
malam. Ibadah puasa ini ditandai dengan ritual
mangan napaet atau makan makanan yang pahit.
Sipaha Lima (bulan kelima)

Upacara Sipaha Lima ini adalah bentuk syukur


atas rezeki, kesehatan, dan keselamatan
sepanjang tahun kepada Debata Mulajadi
Nabolon. Selain itu upacara ini juga dilakukan
untuk menghormati para leluhur. Biasanya
upacara Sipaha Lima ini diadakan di Bale
Pasogit di Huta Tinggi. Dalam upacara Sipaha
Lima, umat parmalim memberikan persembahan
berupa seekor kerbau.
07
Dialog Antar Umat
Beragama
Disampaikan oleh
Diva
Ugamo Malim memandang penting dialog
antar umat beragama sebagai bentuk menanamkan
rasa
saling menghargai dan saling menghormati antar
umat beragama dan penghayat aliran kepercayaan di
Indonesia. ada beberapa upaya yang telah dan akan
dilakukan oleh Parmalim untuk menunjukkan
kepedulian kepada masyarakat yang berbeda
kepercayaan dengan mereka.
Upaya – upaya ini memanglah tidak berbentuk
dialog, namun lebih kepada bentuk kegiatan yang
dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Contohnya, dengan membuat pupuk organic, tanpa
bahan kimia sedikitpun. Karena Parmalim meyakini
bahwa dengan merawat lingkungan, mereka telah
menjalankan ajaran Mulajadi Nabolon.
Kesimpulan
Ugamo Malim adalah kepercayaan tertua di tanah
Batak yang telah ada sejak 1921. Ugamo Malim
merupakan agama tradisi atau budaya karena
tumbuh dan berkembang di tengah – tengah
masyarakat dan kebudayaannya. Masih banyak
masyarakat yang belum mengerti ataupun
mengenal Parmalim, sehingga tidak sedikit yang
memberikan label negatif terhadap Ugamo
Parmalim ini. Diperlukan dialog – dialog antar
umat beragama yang mengikut sertakan Ugamo
Malim sehingga masyarakat dapat lebih mengenal
Ugamo Malim agar persepsi negative akan aliran
kepercayaan ini dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai