Anda di halaman 1dari 2

Review Film

AHU PARMALIM
Oleh:
Choirunnisak, 175040201111065
Kelas I, Pendidikan Pancasila

Ahu Parmalim merupakan sebuah film yang berlatar belakang di wilayah


bagian barat Indonesia yaitu Sumatera Utara, tepatnya di KabupatenToba
Samosir, Kampung Hutatinggi. Alur cerita dimulai dengan pemandangan orang-
orang atau masyarakat kampung hutatinggi yang pergi kesawah dan melakukan
kegiatan bertani.
Ahu Parmalim mengemas kegiatan sehari-hari yang dilakukan masyarakat,
yaitu terfokus pada kehidupan anak laki-laki bernama Carles Butar-Butar. Carles
merupakan anak dari keluarga yang beragama Parmalim yang taat. Mereka giat
melakukan ibadah mingguan Parmalim (Marari Sabtu) dengan kepercayaan pada
Debata Mulajadi Nabolon. Parmalin merupakan agama yang lahir dari tanah suku
Batak, dimana dahulu diceritakan bahwa nenek moyang batak tersiksa untuk
mempertahan agama Parmalim.
Agama Parmalim ini sudah diakui oleh sekolah dan dipelajari disekolah
untuk anak-anak yang menganutnya. Bale Parsantian Sibadihon, menjadi tempat
Marguru, yaitu pendidikan bagi anak Parmalim dengan inti pengajarannya memuji
Tuhan dari hati yang bersih, untuk agama dan saling menyayangi satu sama lain.
Selain itu juga terdapat Bina Mental Parmalim di sekolah dimana agama ini
diharapkan mengingat Inti Patik untuk melakukan apapun dalam hidup.
Keluarga Carles bermatapencaharian petani. Orang tuanya mengajarkan
bertani yang baik kepada anak-anaknya, hal ini juga diperuntukkan agar anak-
anak dapat menempuh pendidikan sekolah. Tidak hanya itu, pekerjaan rumah
tidak hanya di pasrahkan kepada ibu saja, melainkan anak-anak membantu dan
saling bahu-membahu. Carles bercita-cita menjadi seorang polisi, dengan
tekadnya ia berusaha dan berdoa agar cita-citanya terpenuhi.
Pada tahun 2016, sekitar 5.555 orang beragama Parmalim yang tersebar
di pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Berdasarkan film Ahu Parmalim,
keluarga Carles menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya seperti toleransi beragama, dengan keberagaman agama tidak
menjadi pembatas dan terbelah tetapi justru tetap bersatu, tolong-menolong, etika
dalam bersikap kepada yang lebih tua,

Anda mungkin juga menyukai