Anda di halaman 1dari 2

AGAMA TRADISIONAL DI DAERAH KEPALA BURUNG PAPUA BARAT ASIA TENGGARA

Oleh Hamah Sagrim Sekretaris Lembaga Intelektual Tanah Papua dan Ketua Group Ilmuwan LITP Disampaikan pada:

5th SSEASR Conference, Manila, Philippines May 16-19, 2013 19, A Regional Conference of the IAHR, member CIPSH under the auspices of the UNESCO organised by South and Southeast Asian Association for the Study of Culture and Religion (SSEASR)

Kajian saya selama kurang lebih 4 tahun tentang Agama suku di daerah kepala burung Papua Barat Indonesia Asia Tenggara yang difokuskan di Suku Maybrat, Imian, Sawiat, menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah kepala burung Papua Barat memiliki suatu tradisi tradis keagamaan yang disebut dengan wiyon/wofle. Dalam kajian saya yang selanjutnya diterbitkan oleh MAJAV- Press tersebut, coba saya menceriterakan bahwa secara tradisional dan membudaya, bahwa suku Maybrat, Suku Imian dan Suku Sawiat, di kepala burung propinsi propin Papua Barat di Asia Tenggara telah lama melakukan suatu ritual keagamaan yang dianggap sebagai suatu aktivitas peribadatan mereka. Dalam kajian yang telah saya lakukan di tiga suku tersebut (Maybrat, Imian, Sawiat) menunjukkan bahwa orang di Suku Maybrat, Imian, Sawiat, sudah mengenal adanya Tuhan sebelum masuknya agama Kristiani, islam dan Katolik. Aktivitas keagamaan tradisional mereka mer yang disebut wiyon/wofle tersebut akhirnya dibangkang dan dihentikan bahkan pelaku-pelaku pelaku keagamaan tersebut dibunuh dan diasingkan oleh misionaris yang disokong penuh oleh tentara dan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1958, pada masa penjajahan colonial belanda di col Papua. Oleh karena itu, kini masyarakat tiga suku (Maybrat, Imian, Sawiat) merasa kesal karena telah kehilangan suatu nilai yang mereka punyai. Telah kami temukan bahwa aktivitas keagamaan tradisional tersebut memiliki kesamaankesamaan kesamaan dengan agama-agama monoteis seperti Kristen, dan katolik. Beberapa kesamaan agama

serupa yang kami temukan adalah, Kemah atau yang oleh suku Maybrat Imian Sawiat disebut kwiyon/mbol wofle dan menurut Kristen disebut Tabernakel atau Kemah Musa, tata aturan ruang, fungsi ruang, pengguna ruang dan lain sebagainya. Oleh karena memiliki kesamaan yang begitu signifikan, sehingga kami menganggap bahwa masyarakat di suku Maybrat, Imian, Sawiat, adalah Manusia Beradab, karena selain memiliki agama, mereka juga memiliki bahasa, seni, tulisan kuno, dan system pengetahuan bahasa, lainnya.

Anda mungkin juga menyukai