Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

SEJARAH GEREJA DI INDIA

OLEH :
YUSUF RONY
ETIUS KULKA
MATAN ARUMAN
CHARLES DOTE
YERMIAS TEPMUL

JURUSAN TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN
( STAKPN )
BURERE SENTANI
2016

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Budaya Masyarakat India
Masyarakat India hidup dengan berbagai aliran filsafat dan beragam budaya yang telah
lahir sebelum injil masuk di negeri ini. Ada sebuah budaya yang sangat melekat dalam
kehidupan masyarakat India, yaitu budaya kasta dalam keluarga. Sistem kasta di India sudah
terpatri sejak seorang terlahir ke dunia. Kasta keluarga menentukan banyak hal dalam
kehidupan warga India, seperti pekerjaan, tingkat kesucian rohani dan kelas sosial.
Susunan kasta tersebut adalah : Brahmana yang disandang para rohaniawan, Ksatria
untuk orang pemerintahan, Waisya untuk para petani dan nelayan serta Sudra disandang oleh
golongan pelayan.[1] Karena adanya kasta ini, kasta paling bawah sering mengalami
diskriminasi. Mereka sering dipandang sebelah mata karena dianggap mengotori kesucian orang
lain dan terlahir untuk dieksploitasi. Keadaan ini telah menimbulkan permasalahan yang cukup
pelik di tengah kehidupan masyarakat India. Sekitar 200 juta orang berjuang melawan sistem
kasta yang tak adil. Mereka yang menentang sistem kasta menamakan diri kasta Dalit, yang
berarti hancur karena penindasan namun tetap bertahan.
Sejak kemerdekaan, India menyetujui kebijakan yang mengijinkan generasi pertama
kasta Dalit untuk menjadi dokter, pengacara dan orang pemerintahan. Namun mayoritas kasta
Dalit masih hidup dalam diskriminasi dengan desa, tempat beribadah bahkan sekolah yang
terpisah. Upaya masyarakat kasta Dalit untuk mendapatkan kesempatan yang sama, baik
sekolah, pekerjaan atau hak memilih, selalu beresiko tinggi dan tak jarang menimbulkan
kejahatan seksual bagi kaum perempuan kasta Dalit. Menurut penelitian Gerakan Nasional
HAM Dalit, sekitar 67 persen perempuan Dalit mengalami kekerasan seksual. [2]
B. Latar Belakang Sistem Kepercayaan Masyarakat India
Selain budaya kasta, ada juga tradisi lain yang besar pengaruhnya bagi kehidupan
masyarakat India, yaitu tradisi yang berkaitan dengan sistem kepercayaan yang berbau
sinkristisme. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang peran, dan kedudukan mereka dalam
masyarakat. Tradisi ini diperkuat dengan kepercayaan kepada dewa-dewa, dan roh yang
dianggap berperan penting, dan tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Dipastikan hampir setiap bulan, bahkan setiap minggu selalu ada festival yang dimulai
dengan berbagai macam ritual. Berbagai macam festival dan ritual dijalani oleh penduduk India
dengan suka cita dan dilaksanakan secara besar besaran. Bahkan keseharian penduduk India tak
lepas dari ritual keagamaan.[3]
Pada umumnya masyarakat tradisional dahulu sistem kepercayaan awal yang
berkembang di India adalah animisme dinamisme yang kemudian berkembang menjadi agamaagama yang dikenal hingga sekarang, yaitu Veda, Hindu, Budha, dan Jainisme. Periode ini
dikenal juga sebagai periode klasik pembabakan agama di India. Masuknya Islam dan Kristen
merupakan babak baru dalam sejarah perkembangan agama di India atau sering disebut sebagai
periode modern. [4]
Sumber lain mengatakan bahwa agama lain yang juga berkembang di India adalah Sikh
dan lain-lain; seperti Zoroastrianism, Kepercayaan Bahai dan juga Komunis. Mayoritas
Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

penduduk di India beragama Hindu 80.46%, Islam 13.49%, Kristen 2.34%, Sikh 1.87%, dan
sisanya Buddha 0.71%, Jainisme 0.41%. Lainnya tidak di persentasekan.
C. Gambaran Singkat Tentang Kekristenan di India
Kekristenan di India memiliki sejarah yang panjang. Berdasarkan sensus yang dilakukan
pada tahun 2001, jumlah orang Kristen sekitar 24 juta jiwa, atau sekitar 2,3% dari keseluruhan
penduduk India. [5] Kehadiran gereja mempunyai pengaruh yang besar juga di India karena
pengajarannya yang baik dan menarik hati orang non Kristen, dan karena orang muda Kristen
rajin bersaksi tentang Kristus. Demikian juga bagi mereka yang termasuk dalam kalangan kasta
bawah, kekristenan sangat menarik bagi mereka karena mereka mengalami suasana lain dalam
kehidupan bergereja Mereka dihargai selaku manusia dan mereka menemukan arti dan tujuan
hidup ketika masuk dalam kekristenan, sebagaimana yang dikatakan H.Berkhof dan I.H.
Enklaar.
Banyak orang serupa itu telah berubah hidupnya sama sekali, sejak mereka itu masuk
Kristen dan tak dapat tidak, perubahan yang nyata itu menarik orang lain pula. [6]

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

BAB II
SEJARAH AWAL MASUKNYA INJIL DI INDIA
Terdapat kesimpangsiuran berita tentang sejarah awal masuknya injil di India, namun
dari catatan bapa-bapa gereja diperoleh sebuah jawaban yang mengacu pada seorang dari rasul
Tuhan Yesus, yaitu Tomas, sebagai orang pertama yang masuk ke India, khususnya India selatan
untuk memberitakan injil.
Tentang Tomas ini, ada juga yang tidak memperjelas bahwa dia adalah seorang rasul
Tuhan Yesus, melainkan hanya mengatakan bahwa dia adalah seorang pedagang yang datang
bersama 300 orang lainnya di India selatan untuk mengungsi dan pada akhirnya mendirikan
gereja Mar Thoma yang dikenal hingga sekarang, seperti yang dikatakan oleh Dr. TH. Van
Den End dalam bukunya Harta Dalam Bejana. Namun oleh bapa-bapa gereja diakui bahwa
dia adalah Thomas rasul Tuhan Yesus, dan dia diakui sebagai perisntis pertama masuknya injil
di India.
Menurut Paus Benedict XVI, pada tanggal 27 September 2006, "tradisi kuno
menyebutkan bahwa Tomas mula-mula mengabarkan Injil di Suriah dan Persia (disinggung oleh
Origenes, menurut Eusebius dari Kaisarea, Ecclesiastical History 3, 1) kemudian meneruskan ke
India barat (menurut Acts of Thomas 12 dan 17ff.), dari sana pula ia akhirnya mencapai India
selatan. Ia diyakini berlayar ke India pada tahun 52 M untuk mengabarkan Injil kepada orang
Yahudi diaspora di Kerala. Kemudian ia ke Palayoor (sekarang dekat Guruvayoor) dan pada
tahun 52 itu pula sampai ke bagian selatan yang sekarang menjadi negara bagian Kerala, di
mana ia mendirikan Ezharappallikal atau "Tujuh Setengah Gereja". [7]
Meskipun menghadapi banyak tantangan dan kesulitan menginjili karena latar belakang
budaya kasta dan beragam system kepercayaan yang cukup besar pengaruhnya bagi pekerjaan
pemberitaan injil di negeri ini, bahkan mengalami penolakan, Tomas tetap melayani dengan
setia sampai mati.
Menurut tradisi, Tomas mati ditusuk tombak di St. Thomas Mount di Chennai, di
tangan tokoh-tokoh Brahmana di Mylapore, dekat Madras dan dimakamkan di dalam San
Thome Cathedral Basilica. Pada tahun 232 sebagian besar barang peninggalan rasul Tomas yang
dianggap berharga diserahkan oleh seorang raja India untuk dibawa ke kota Edessa,
Mesopotamia. Berkenaan dengan peristiwa itu disusunlah kitab Acts of Thomas dalam bahasa
Suriah. Demikian riwayat pelayanan Tomas di India. Ia mati sebagai martir, namun pekabaran
injil yang dirintisnya tidak mati melainkan tetap hidup dan terus berkembang.

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

BAB III
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN GEREJA DI INDIA
Setelah perintisan injil pertama oleh Tomas, kekristenan di India terus
mengalamiperkembangan. Para misionaris terus berdatangan ke tanah India dan mengukir
sejarah baru bagi perkembangan kekeristenan dan pertumbuhan gereja di negeri ini. Ada dua
zaman yang menandai perkembangan dan pertumbuhan gereja sesudah perintisan awal oleh
Tomas, yaitu:
1. Zaman Misi Katolik Roma (abad 16- abad 18)
Pada abad ke-16 Gereja Katolik Roma sangat kuat di Goa, dan berkembang di
daerah pantai India, di wilayah jajahan Portugis. Misionaris katolik juga berhubungan
dengan gereja Thomas di Malabar, India Selatan, yang sudah lama putus hubungan dengan
gereja Nestorian. Perluasan gereja di wilayah jajahan Portugal mengalami kesulitan karena
agama hindu sudah mendarah-daging dalam kebudayaan masyarakat India. Namun Gereja
Katolik Roma mendapatkan jalan untuk menginjili bangsa Moghul, dibawah kekuasaan
kaisar Akhbar.
Kaisar Akhbar mengajak serikat Yesus yang berpusat di Goa untuk mengutus
pekabar injil untuk mengajarkan iman katolik di istana. Tiga rombongan misi di utus ke
sana, yakni pada tahun 1576, 1590, 1594. Kaisar Akhbar memberi izin kepada rakyatnya
untuk memeluk agama Kristen, dan sebuah gereja di bangun di Lahore.[8]
Selanjutnya pada tahun 1605, Roberto De Nobili (177-1656) tiba di Madurai , India
selatan, pusat kebudayaan bangsa Tamil. Nobili berasal dari lingkungan bangsawan Italia dan
masuk Ordo Serikat Yesus pada tahun 1597. Di India selatan Nobili mulai mengabarkan injil,
namun hanya orang-orang dari kasta paling rendah yang mau menerima injil itu. Hal ini
menyebabkan kekristenan dipandang rendah karena dianggap sebagai agama orang miskin.
Namun Nobili tidak berputus asa. Ia mencoba menerobos masuk ke dalam kasta-kasta lain
yang lebih tinggi, dengan cara menyesuaikan diri dengan kebudayaan mereka dan
mempelajari Bahasa Tamil, Bahasa Telugu dan kesusastraan Sanskrit serta sering berdiskusi
dengan orang India yang berpendidikan tinggi. Ia berusaha membuktikan bahwa kekristenan
berlaku bagi semua orang di seluruh dunia. Bahkan Nobili berani menempuh metode baru
yaitu melarang orang dari kasta rendah masuk dalam gedung gereja yang dibangunnya
dengan tujuan agar kasta tinggi mau beribadah disitu, dan dengan demikian ia dapat
memenangkan mereka bagi Kristus. Metode ini mengundang pertikaian dengan ordo lain.
Nobili dituduh mengabaikan kesatuan dalam Kristus yang tidak memandang perbedaan (Gal
3:28), namun Paus mendukung baik metode Nobili tersebut maupun metode lainnya.
Hasilnya pada tahun 1643 Serikat Yesus melaporkan bahwa dalam waktu 37 tahun, 600
orang dari kasta-kasta tinggi telah di baptis, dan pada akhir abad ke 17, kasta-kasta rendah di
Madurai mengalami pertobatan massal, sehingga pada tahun 1703, kurang lebih 200.000
orang telah menjadi Kristen.
2. Zaman Zending Protestan
Tokoh lainnya yang juga cukup dikenal memegang peranan penting dalam penyebaran
injil di India adalah William Carey (1761-18340, yang lahir dari sebuah keluarga yang tidak
Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

mampu di lingkungan pedesaan, di Nortamptonshire, Inggris pada tahun 1761. Ia adalah


pelopor gelombang baru misi protestan. Orangtua Carey merupakan anggota Gereja Anglikan,
sehingga Carey menerima baptisan di gereja itu. Pada tahun 1779, Carey pindah ke Gereja
Baptis. Di sana ia menjadi seorang pengkhotbah dan guru sekolah pada siang hari, sedangkan
malam hari ia bekerja sebagai seorang tukag sepatu. [9]
William Carey terinspirasi untuk menjadi misionaris pertama yang pergi ke India pada
tahun 1792, setelah membaca

buku harian David Brainerd, yang menyerahkan diri untuk

mengabarkan Injil kepada orang Indian di Amerika. Ia juga membantu mengorganisasi


English Baptist Missionary Society. Kepandaian Carey yang mencakup ketrampilan praktis
maupun intelektual serta kemampuan berbahasa, sangat mendukung usahanya dalam
pekabaran Injil di India.
Dalam upayanya mengabarkan injil di India, banyak suka duka dialami Carey. Ia
pernah beralih pekerjaan menjadi pengelola pabrik nila di pedalaman India karena dilarang
mengabarkan injil oleh pemerintah setempat, yang menyebabkan istrinya mengalami
gangguan jiwa akibat tidak tahan hidup di tempat tersebut. Bahkan tahun-tahun selanjutnya
merupakan tahun yang sulit baginya karena isterinya meninggal dunia setelah sebelumnya
anaknya juga meninggal dunia karena sakit. Ia juga pernah mengalami penolakan ketika
pindah di Kolkota pada tahun 1793, namun ia tak pernah berputus asa. Dalam penderitaan
yang pahit Carey sempat belajar bahasa Sanskrit dan bahasa Bangla (Bengali), yang terbukti
sangat berguna bagi karya penerjemahan Alkitab yang dilakukannya.
Pada tahun 1799, seorang guru: Joshua Marshman (1768-1837) dan seorang tukang
cetak dan redaktur koran: William Ward (1764-1823), tiba di serampore, dekat Calkuta.
Serampore termasuk wilayah penjajahan Denmark, dimana gubernurnya mengizinkan
pekabaran injil. Carey pindah ke Serampore dan bergabung dengan kedua orang tersebut, dan
diantara mereka terjalin kerjasama yang baik. Mereka mendirikan sekolah untuk anak-anak
orang Eropa. Carey juga mengajarkan Bahasa Bengali kepada pegawai negeri berkebangsaan
Inggris, tenaga East India Company. Dengan cara itu mereka dapat mencukupi kebutuhan
misi.
Penerjemahan Alkitab diprioritaskan. Dalam waktu 30 tahun Carey dan dua orang
teman yang membantunya berhasil mereka menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam 6
bahasa, ditambah bagian-bagian tertentu dari Alkitab yang diterjemahkan ke dalam 26
bahasa Pekerjaan ketiga pekabar Injil di Serampur yang terkenal sebagai "Trio Serampur"
ini merupakan langkah awal yang sangat bermakna dalam usaha perkembangan kekristenan di
India.[10] Carey mengembangkan pelayananannya seluas mungkin dengan berjalan
mengunjungi berbagai pedesaan, mendirikan pos-pos pekabaran Injil di tepi Sungai Gangga,
di Orissa dan sampai ke Burma dengan tujuan agar secepat mungkin ia dapat mendirikan
gereja asli India yang mandiri.
Pada akhirnya Carey berhasil mendirikan berbagai gereja dan sekolah di India,
menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa, membuka pusat kesehatan, mendirikan
seminari, dan menyokong reformasi sosial dengan sukses (termasuk menghentikan perlakuan
kasar terhadap kaum wanita, pembunuhan anak-anak, pengguguran bayi, dan sati, yaitu
upacara pembakaran para janda yang sudah me
Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

Keempat misi penginjilan Carey, yaitu penelitian kebuadayaan India, penginjilan


seluas-luasnya, penerjemahan Firman Tuhan serta pendirian gereja mandiri dengan tenaga
rohani asli, menjadi ciri-ciri khas Protestan.[11]

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

BAB IV
KESIMPULAN
Kesetiaan para pekabar injil di India nyata telah membuahkan hasil yang sangat besar.
Negeri yang pada mulanya gelap dan sarat oleh budaya dan beragam system kepercayaan yang
berbau mistik, akhirnya melihat terang Kristus. Para pekabar injil telah membuat terobosan
baru yang menyebabkan kekristenan bertumbuh dan berkembang di India hingga saat ini.
Mereka telah berjuang dengan gigih dan berani, bahkan tak menghiraukan nyawanya demi
memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus di India. Budaya kasta dan system kepercayaan yang telah
melekat erat dalam kehidupan masyarakat India, terbukti tidak mampu membendung lajunya
pekabaran injil dan pertumbuhan gereja di negeri ini. Pengabdian yang penuh semangat serta
pengorbanan yang tulus para pekabar injil tersebut merupakan bukti kasih nyata mereka kepada
Kristus dan kepada jiwa-jiwa yang sedang terhilang. Masing-masih tokoh pekabar injil yang
telah disinggung didalam makalah ini, telah sangat berjasa bagi kekristenan di India, bahkan
kekristenan pada umumnya. Jika bukan karena mereka, India tak akan pernah mengenal
Kristus. Hal ini seharusnya menginspirasi semua orang percaya untuk mengerjakan pekerjaan
misi Kristus, yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa terhilang dibumi,

sebagaimana yang telah

diperintahkanNya dalam Amanat AgungNya.

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

Daftar Pustaka
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20140908170917-113-2763/budaya-kasta-di-

[1]

india-budaya-pemerkosaan/ Di akses 12-11-2015


http://www.cnnindonesia.com/internasional/20140908170917-113-2763/budaya-kasta-di-

[2]

india-budaya-pemerkosaan/ Di akses 12-11-2015


http://www.emakmbolang.com/2015/03/mengenal-berbagai-macam-agama-di-india.html/ di

[3]

akses 15-11-2015
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20140908170917-113-2763/budaya-kasta-di-

[4]

india-budaya-pemerkosaan/ di akses 12-11-2015


[5]

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan_di_India / diakses 14-11-2015

[6]

H. Berkhof*I.H.Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1955) 355

[7]

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekristenan_di_India/ Diakses 10-11-2015

[8] Anne Ruck,


[9]

Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 111

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 120

[10]
[11]

Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 122
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996) 123

Y R L THEOLOGI ( STAKPN )

Anda mungkin juga menyukai