Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Agama Non Samawi

Dosen : Perobahan Nainggolan, M. Th


Tugas : Agama Parmalim
Nama/Nim : Jeremy Ronaldo Pandapotan Manurung/2210207, Listia
Imelda Ginting/2210209, Rahel Anggreni Lirosi Siahaan/2210216

I. Pendahuluan
Agama dan kepercayaan memiliki perbedaan yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Istilah agama di pakai untuk menyebut agama – agama
yang resmi di akui oleh negara, dan kepercaayan untuk semua sistem yang
berada di luar kategori tersebut. Kepercayaan merupakan ciptaan dan hasil
akal manusia
( Koentjaraningrat dalam barahap, 1000:29 ).
Keberadaan kepercayan lokal di Indonesia sebenernya telah ada sejak
dulu, bahkan sebelum masuknya agama – agama yang sekarang telah di akui
oleh Pemerintah sebagai Agama resmi di Indonesia.
Parmalim menjadi salah satu percayaan lokal yang dapat di jumpai di
Desa Hutatinggi kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Parmalim
sebagai salah satu kepercayaan lokal yang ada di Hutatinggi sudah sejak
lama ada di tengah – tengah masyarakat Batak, karena Parmalim sendiri
merupakan bagian dari kebudayaan Batak.
Kata “PARMALIM” berasal dari Bahasa Batak Toba yang berarti
pengikut ajaran kesucian ( Hamalimon ), parmalim diartikan sebagai
pengikut dan diartikan sebagai Suci.1

II. Pembahasan

2.1. Pengertian Agama Parmalim


Parmalim berasal dari kata Malim yang memiliki arti “IAS” ( bersih ).
Orang yang menganut aliran parmalim di sebut sebagai “Parago Parmalim”
yang biasa di singkat Parmalim. Parmalim atau malim adalah warga penganut
atau atau penghayat sistem religious (“agama”) Batak asli, yang hingga kini
masih eksis, terutama terbesar di daerah Toba Sumatera Utara. Meyakinkan
Tuhan , yaitu “Mulajadi Nabolon”. Ini telah lebih dahulu di anut oleh
masyarakat Batak Toba jauh sebelumnya masuk agama – agama Islam,
Kristen, dan Katolik.
Ugamo Malim adalah agama asli “lokal” dikalangan masyarakat Batak
Toba. Umumnya, penganut Ugamo Malim adalah masyarakat Batak yang
berdomisili di Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, juga di daerah lain
seperti Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli
Tengah. Ugamo Malim adalah kepercayaan dan keyakinan terhadap Pencipta

1
(http://www.keajaibandunia.net) (http://www.tobasamosirkab.go.id)
alam semesta Tuhan Yang Maha Esa, Mulajadi Nabolon, Orang Batak
memahami dan memaknai religiusitas dengan memperlakukan alam sebagai
tumpuan hidup dan merupakan anugrah Mulajadi Nabolon yang harus dijaga,
baik sebagai sumber kehidupan (keberadaan dirinya) maupun sebagai
sumber penghidupan (keberlangsungan dan kepemilikan hidupnya).
Aktivitas mempersiapkan perlengkapan upacara dan perlengkapan “pelean” (
persembahan ), dilakukan sangat hati – hati menurut tata laksana dan
ketentuan peraturan yang telah menjadi “patik” dalam upacara terkait.
Ugamo artinya keberaturan, penataan dengan benar. Orang sering juga
menyebut atau menuliskannya Agama Malim. Dalam bahasa Batak, orang
yang menganut dan mengikuti serta menghayati ajaran Ugamo Malim disebut
par-Ugamo Malim, dan disingkatkan menjadi Parmalim. 2

2.2. Realitas Sosial Agama ( Sakral, Profan, Ritus, dan Totem)


Realitas Sosial Agama ini Adalah simulasi turunan dari penjelasan teori
sentimen kemasyarakan diatas. Agama itu sendiri di definisiskan sebagai
sistem keyakinan yang utuh serta praktik – praktik kehidupan yang mampu
mempersatukan ke dalam kesatuan moralitas masyarakat yang disebut
dengan Gereja, dari siapa saja yang setia kepadanya. Bagian utama analisis,
Durkhem meliputi usaha mencari sumber ide yang suci itu. Durkhen menulis
“Apabila mereka sekali datang berkumpul, ada semacam kontak kontak
elektrisitas terbentuk karena kebersamaan mereka yang dengan cepat
mengantar mereka ke suatu keadaan meluap – luap yang luar bisa. 3

2.3. Teori Sistem Sosial Budaya


Ugamo Malim, Agama adalah sebuah sistem symbol, yakni segala sesuatu
yang memberikan penganutnya ide – ide. Symbol – symbol dalam Agama
tersebut menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, mudah menyebar
dan tidak mudah hilang dalam diri seseorang (penganutnya).

2.4. Teori Fungsional


Mengenal fungsi Agama ( fungsional Agama ) yang tidak hanya
didasarkan pada logika rasional, tetapi juga pada logika empiris ( menurut
para sosiolog ), fungsi Agama dalam masyarakat meliputi 3 aspek yaitu:
kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.4

2.5. Sejarah dan Latar Belakang Agama Parmalim


2
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2546/Marini%20Dolok%20Saribu.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://id.wikipedia.org/wiki/Parmalim
3
Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. (Surabaya : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 91
4
Doyle Paul Johnson, op.cit., hlm. 198.
Beberapa ratus tahun lalu sebelum Agama Islam dan Kristen
datang ke tanah Batak dan sebelum Agama Parmalim resmi ada,
kepercayaan dan ajaran keagamaan Batak sesungguhnya Sudah mulai
ada. Agama Parmalim yang menjalankan Upacara upacara Keimanan
meyakini adanya Allah Tetapi Allah itu di gambarkan kepada seorang
raja, sifat sifat allah itu di terapkan dalam hidup raja, sehingga raja itulah
yang di anggap Allah yang di puja.

Menurut kepercayaan agama Parmalim, ajaran keagamaan Itu


dibawa oleh suruhan ajaran atau utusan Debata Mulajadi Nabolon.
Suruhan debata yang membawa Ajaran keagamaan Itu di namakan malim
debata.5 Bagi Suku Bangsa Batak Sebagai Panduan hidup dalam
bermasyarakat Perlu di catat Bahwa Secara Fisik yang bernama
Sisimangaraja berjumlah dua belas orang sehingga Untuk Penyebutan nya
di namakan Sisimangaraja I sampai XII, Akan tetapi menurut kepercayaan
agama Parmalim bahwa roh Sisingamangaraja itu hanya satu, karena roh
yang ada Pada diri Mereka adalah titisan atau Pancaran ruh dan "Debata
Mula Jadi naboron".6 Penyebutan agama Parmalim timbul dengan
kedatangan Penjajah belanda di tapanuli utara (1877-1907) Serta
kedatangan Nomensen tahun 1963 yang aktif mengembangkan Agama
Kristen. Agama Kristen masuk di Tanah Batak Sekitar tahun 1823 sampai
1825, bersama dengan Penjajahan Belanda Di tanah Itu Sedang mekarnya
agama Pemimpin Agama Batak Pada Saat Parmalim Namun, Kristen
Pertama penganggap Agama Parmalim, Sebagai agama yang harus di
binasakan karena di anggap sebagai penghalang.7

Sebelum datangnya Agama Islam dan Kristen ke tanah Batak,


mereka sudah meyakini bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa yaitu
Debata Nabolon. Disitu sisi penyembahan kepada Debata dipercaya
sangat melibat, tetapi dari segi lain penyembahan kepada ruh – ruh yang
sudah meninggal seperti Ruh Nenek Moyang serta pemujaan terhadapa
benda – benda yang di anggap memiliki kekuatan gaib juga merupakan
bagian yang Bersatu atau tercampur kedalam penerapan Agama sehingga
unsur itu tidak terikat dengan jelas.8

5
B.H. Tambunan Sekelumit, hlm. 67
Ibrahim Gultom Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 92.
6
Ibrahim Gultom Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 93.
7
Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 94
8
Ibrahim Gultom, Agama Malim Di Tanah Batak, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2010 ), hlm. 198
2.6. Ritual-Ritual ajaran Aliran Parmalim
Setiap agama dan kepercayaan pasti memiliki ritual atau pun upacara-
upacara yang rutin dilakukan oleh penganut agama atau kepercayaan
tersebut. Termasuk aliran Paralim yang memiliki berbagai macam jenis ritual
keagamaan sebagai berikut.

 Upacara mararisabtu (ibadah mingguan di hari sabtu)


Mararisabtu adalah salah satu upacara agama yang sangat penting dalam
aliran Parmalim, ibadah mingguan yang dilakukan setiap hari sabtu, hari
sabtu adalah hari yang sangat sakral sebagai hari perayaan untuk menghadap
Tuhan Mulajadi Nabolon yaitu menyampaikan rasa syukur.

 Pustaha Habonoron
adalah kitab yang di percaya sebagai pegangan hidup Parmalim yang
diterima Raja Nasiakbagi dari Debata Mulajadi Nabolon. Pustaha Habonoron
memiliki esensi yang kuat untuk membentuk karakter Parmalim.

 Pelean (persembahan)
berupa Perdaupaan, Urasan, Parbuesanti adalah benda-benda yang sangat
sakral bagi umat Malim karena benda-benda tersebut akan di persembahkan
kepada Mulajadi Nabolon

 Bale Pasogit dan Bale Parsaktian


merupakan tempat beribadah (Rumah Ibadah) bagi agama parmalim.

 Sipaha Sada
Upacara ritual Sipaha sada adalah upacara khusus memperingati Ari
Hatubutu (hari kelahiran) Tuhan simarimbulubosi dan mengenang hasiakbagion
ni akka si oppungon (opung -opung yang terdahulu yang memperjuangkan
parmalim yang mengajarkan hamalimon),dan tona (amanah) dari Tuhan
Simarimbulubosi supaya dilaksanakan upacara ritual sipaha sada setiap
tahunnya.Upacara sipaha sada bertujuan untuk merayakan hari kelahiran Tuhan
simarimbulubosi. Simarimbulubosi adalah salah satu utusan dari Debata Mulajadi
Nabolon untuk menjalankan Hamalimon (agama malim).

 Sipaha Lima.
Upacara Sipaha Lima ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan sebagai
ungkapan rasa syukur atas rejeki dan nikmat yang didapatkan masyarakat
Suku Batak kepada Sang Pencipta.Selain itu,upacara ini juga dilakukan untuk
menghormati para leluhur.Bagi masyarakat Suku Batak,Upacara Sipaha Lima
-ini dimaknai sebagai upacara sacral dan penuh kebersamaan.Hal tersebut
dapat terlihat dari berbagai prosesi yang dilakukan dalam upacara tersebut.
 Martutu Aek
yaitu penabalan atau pembuatan nama pada bayi yang baru lahir.

 Upacara pasahat tondi (kematian)


“Pasahat tondi” berasal dari 2 kata yaitu “pasahat” yang bermakna
”menyampaikan” atau “menyerahkan”, sedangkan ”tondi” berati “ruh”.
Dengan demikian arti “pasahat tondi” yaitu menyampaikan atau
menyerahkan ruh kepada Debata Mulajadi Nabolon.

 Mangan Napaet
Upacara berpuasa untuk menebus dosa dan dilaksanakan selama 24 jam
penuh
pada setiap penghujung tahun kalender batak yaitu pada ari hurung bulan
hurung,
upacara ini juga dilaksanakan di Bale dan dihadiri oleh seluruh umat
Parmalim.

2.7. Aktor dalam Ugamo Malim


Aktor yang dimaksud peneliti disini adalah tokoh-tokoh penting (pemuka
agama Malim) yang memprakarsai kemunculan Malim. Ada 3 (tiga ) tokoh
yang sangat berperan dalam Agama Parmalim yaitu:

 Sisingamangaraja XII (Raja Nasiak bagi)


Beliau tokoh yang diyakini sebagai utusan Mulajadi Na Bolon untuk orang
Batak. Perjuangannya yang gigih dan pantang menyerah membuat Belanda
kewalahan,di tambah lagi dengan karisma dan pengaruh Sisingamaharaja XII
yang besar.Rakyat Batak percaya bahwa Sisingamangaraja XII adalah seorang
yang sakti.Bahkan konon kabarnya ketika Belanda mengepungnya,ia bisa
tiba-tiba menghilang dari tengah-tengah kepungan itu.Dan anehnya,rakyat
Batak bisa melihatnya,tapi pasukan Belanda tidak.Belanda pun kemudian
mencari akal bagaimana dapat mematahkan perlawanan Sisingamangaraja
XII.

 Guru Somalaing Pardede.


Beliau adalah tokoh karismatik beliau sebagai sebagai tokoh spritual, politik
ahli strategi dan beliau selalu nekad melakukan aksi pengorganisasian
Hamalimon, Oleh Karenanya Sisingamangaraja XII lebih mempercayainya
sebagai penasehat Perang. Pasukan Guru Somalaing Pardede terdesak hingga
menewaskan Ompu Tongam Martahanan Siahaan,Ompu Parimbunan
Aritonang dan menangkap Ompu Mangareak Hutagaol beserta beberapa
orang pasukannya dan mengeksekusinya di desa Sopusurung Balige.

 Raja Mulia Naipospos.


memegang teguh peranannya untuk tidak muncul sebagai sosok
perlawanan anti kolonial, sehingga lebih didekatkan kepada Missionaris
Nommensen di Sigumpar.9Bermula dari sini,Ugamo Malim secara terbuka
melaksanakan upacara ritual,pengembangan ajaran secara terpusat di
Hutatinggi Laguboti dibawah pimpinan Raja Mulia Naipospos.Beliau
merupakan salah satu murid dari Raja Nasiakbagi, yang mengamanahkan
Raja Naiposposs untuk memimpin pengikutnya dan menyebarkan Ugamo
Malim.

III. Penutup
3.1. Kesimpulan

 Pengertian Agama Parmalim


Parmalim berasal dari kata Malim yang memiliki arti “IAS”
( bersih ). Orang yang menganut aliran parmalim di sebut sebagai “Parago
Parmalim” yang biasa di singkat Parmalim. Parmalim atau malim adalah
warga penganut atau atau penghayat sistem religious (“agama”) Batak
asli, yang hingga kini masih eksis, terutama terbesar di daerah Toba
Sumatera Utara.

 Realitas Sosial Agama ini Adalah simulasi turunan dari penjelasan teori
sentimen kemasyarakan diatas. Agama itu sendiri di definisiskan sebagai
sistem keyakinan yang utuh serta praktik – praktik kehidupan yang
mampu mempersatukan ke dalam kesatuan moralitas masyarakat yang
disebut dengan Gereja, dari siapa saja yang setia kepadanya. Bagian utama
analisis, Durkhem meliputi usaha mencari sumber ide yang suci itu.
Durkhen menulis “Apabila mereka sekali datang berkumpul, ada semacam
kontak kontak elektrisitas terbentuk karena kebersamaan mereka yang

9
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta
: kencana, 2011), hlm. 68
dengan cepat mengantar mereka ke suatu keadaan meluap – luap yang
luar bisa.10Agama malim memiliki 3 fungsi menurut pembagiannya yaitu
´’kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.11 “
 Agama Malim sudah ada sebelum kekristenan di daerah Toba kepercayaan
dan ajaran keagamaan Batak sesungguhnya Sudah mulai ada. Agama
Parmalim yang menjalankan Upacara upacara Keimanan meyakini adanya
Allah Tetapi Allah itu di gambarkan kepada seorang raja, sifat sifat allah itu
di terapkan dalam hidup raja, sehingga raja itulah yang di anggap Allah
yang di puja. mereka sudah meyakini bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa
yaitu DebataMulajadi Nabolon.
 Dalam hal keanggotaan,penganut agama Parmalim pada umumnya berasal
dari suku Bangsa Batak.Penambahan anggota dihasilkan dari kelahiran dan
karena berpindah agama.Setiap anak yang baru lahir,orang tuanya harus
terlebih dahulu mengadakan upacara martutuaek (menyambut kelahiran).
 Penyebab yang mungkin timbul karena terjadi proses perpindahan dari
suatu agama tertentu,misalnya perpindahan dari agama.
 Upacara mangan na paet merupakan ibadah berpuasa bagi orang Parmalim
dengan makan ramuan makanan yang pahit.Ritual ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengingat dan merenungkan kembali penderitaan para
malim Debata bagi umat parmalim.

3.2. Refleksi dengan Kekristenan


Parmalim dengan realitasnya sebagai agama suku sering kali
didikreditkan di masa modern ini, agama ini sering kali dicap negative karena
tidak merupakan bagian dari agama besar (Islam, Hindu, Kristen, Budha, dan
Khatolik). Gamabaran buruk sering ditetapkan, bahakan sering kali rang
menyangkakannya sebagai bentuk nyata dari pemujaan berhala.

Kenyataan ini sangat menyakitkan, karena secara historis, nyatanya


agama ini sudah eksis lebih dahulu di daerah Toba sebelum masuknya
agama-agama samawi dan agama-agama besar Indonesia yang datang
belakangan dari luar. Kenyataan ini sudah dilupakan dan diabaikan bahaka
oleh sebagaian masyarakat adat itu sendiri. Padahal pada realitanya, agama
ini memiliki banyak kesamaan konsep dengan kekristenan, salah satu contoh

10
Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. (Surabaya : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm.
91
11
Doyle Paul Johnson, op.cit., hlm. 198.
paling mencolok ialah pengakuan akan adanya Allah yang Maha Esa sebagai
pencipta segala sesuatu (dalam konsep Parmalim, Debata Mulajadi Nabolon,
dan dalam kekristenan Allah Bapa).

Berkaca dari contoh ini, sudah seharusnya umat beragama tidak lagi
memberikan stereotip buruk akan agama ini.
.
Daftar Pustaka

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu
Sosial Lainnya Jakarta : kencana, 2011.
Doyle Paul Johnson, op.cit.
Gultom, Ibrahim, Agama Malim Di Tanah Batak, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Maliki, Zainuddin, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Surabaya : Gadjah Mada University
Press, 2012.

Sumber Lain:
http://www.keajaibandunia.net) (http://www.tobasamosirkab.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Parmalim
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2546/Marini%20Dolok
%20Saribu.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai