I. Pendahuluan
Agama dan kepercayaan memiliki perbedaan yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Istilah agama di pakai untuk menyebut agama – agama
yang resmi di akui oleh negara, dan kepercaayan untuk semua sistem yang
berada di luar kategori tersebut. Kepercayaan merupakan ciptaan dan hasil
akal manusia
( Koentjaraningrat dalam barahap, 1000:29 ).
Keberadaan kepercayan lokal di Indonesia sebenernya telah ada sejak
dulu, bahkan sebelum masuknya agama – agama yang sekarang telah di akui
oleh Pemerintah sebagai Agama resmi di Indonesia.
Parmalim menjadi salah satu percayaan lokal yang dapat di jumpai di
Desa Hutatinggi kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Parmalim
sebagai salah satu kepercayaan lokal yang ada di Hutatinggi sudah sejak
lama ada di tengah – tengah masyarakat Batak, karena Parmalim sendiri
merupakan bagian dari kebudayaan Batak.
Kata “PARMALIM” berasal dari Bahasa Batak Toba yang berarti
pengikut ajaran kesucian ( Hamalimon ), parmalim diartikan sebagai
pengikut dan diartikan sebagai Suci.1
II. Pembahasan
1
(http://www.keajaibandunia.net) (http://www.tobasamosirkab.go.id)
alam semesta Tuhan Yang Maha Esa, Mulajadi Nabolon, Orang Batak
memahami dan memaknai religiusitas dengan memperlakukan alam sebagai
tumpuan hidup dan merupakan anugrah Mulajadi Nabolon yang harus dijaga,
baik sebagai sumber kehidupan (keberadaan dirinya) maupun sebagai
sumber penghidupan (keberlangsungan dan kepemilikan hidupnya).
Aktivitas mempersiapkan perlengkapan upacara dan perlengkapan “pelean” (
persembahan ), dilakukan sangat hati – hati menurut tata laksana dan
ketentuan peraturan yang telah menjadi “patik” dalam upacara terkait.
Ugamo artinya keberaturan, penataan dengan benar. Orang sering juga
menyebut atau menuliskannya Agama Malim. Dalam bahasa Batak, orang
yang menganut dan mengikuti serta menghayati ajaran Ugamo Malim disebut
par-Ugamo Malim, dan disingkatkan menjadi Parmalim. 2
5
B.H. Tambunan Sekelumit, hlm. 67
Ibrahim Gultom Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 92.
6
Ibrahim Gultom Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 93.
7
Ibrahim Gultom, Agama Malim di Tanah Batak, hlm. 94
8
Ibrahim Gultom, Agama Malim Di Tanah Batak, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2010 ), hlm. 198
2.6. Ritual-Ritual ajaran Aliran Parmalim
Setiap agama dan kepercayaan pasti memiliki ritual atau pun upacara-
upacara yang rutin dilakukan oleh penganut agama atau kepercayaan
tersebut. Termasuk aliran Paralim yang memiliki berbagai macam jenis ritual
keagamaan sebagai berikut.
Pustaha Habonoron
adalah kitab yang di percaya sebagai pegangan hidup Parmalim yang
diterima Raja Nasiakbagi dari Debata Mulajadi Nabolon. Pustaha Habonoron
memiliki esensi yang kuat untuk membentuk karakter Parmalim.
Pelean (persembahan)
berupa Perdaupaan, Urasan, Parbuesanti adalah benda-benda yang sangat
sakral bagi umat Malim karena benda-benda tersebut akan di persembahkan
kepada Mulajadi Nabolon
Sipaha Sada
Upacara ritual Sipaha sada adalah upacara khusus memperingati Ari
Hatubutu (hari kelahiran) Tuhan simarimbulubosi dan mengenang hasiakbagion
ni akka si oppungon (opung -opung yang terdahulu yang memperjuangkan
parmalim yang mengajarkan hamalimon),dan tona (amanah) dari Tuhan
Simarimbulubosi supaya dilaksanakan upacara ritual sipaha sada setiap
tahunnya.Upacara sipaha sada bertujuan untuk merayakan hari kelahiran Tuhan
simarimbulubosi. Simarimbulubosi adalah salah satu utusan dari Debata Mulajadi
Nabolon untuk menjalankan Hamalimon (agama malim).
Sipaha Lima.
Upacara Sipaha Lima ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan sebagai
ungkapan rasa syukur atas rejeki dan nikmat yang didapatkan masyarakat
Suku Batak kepada Sang Pencipta.Selain itu,upacara ini juga dilakukan untuk
menghormati para leluhur.Bagi masyarakat Suku Batak,Upacara Sipaha Lima
-ini dimaknai sebagai upacara sacral dan penuh kebersamaan.Hal tersebut
dapat terlihat dari berbagai prosesi yang dilakukan dalam upacara tersebut.
Martutu Aek
yaitu penabalan atau pembuatan nama pada bayi yang baru lahir.
Mangan Napaet
Upacara berpuasa untuk menebus dosa dan dilaksanakan selama 24 jam
penuh
pada setiap penghujung tahun kalender batak yaitu pada ari hurung bulan
hurung,
upacara ini juga dilaksanakan di Bale dan dihadiri oleh seluruh umat
Parmalim.
III. Penutup
3.1. Kesimpulan
Realitas Sosial Agama ini Adalah simulasi turunan dari penjelasan teori
sentimen kemasyarakan diatas. Agama itu sendiri di definisiskan sebagai
sistem keyakinan yang utuh serta praktik – praktik kehidupan yang
mampu mempersatukan ke dalam kesatuan moralitas masyarakat yang
disebut dengan Gereja, dari siapa saja yang setia kepadanya. Bagian utama
analisis, Durkhem meliputi usaha mencari sumber ide yang suci itu.
Durkhen menulis “Apabila mereka sekali datang berkumpul, ada semacam
kontak kontak elektrisitas terbentuk karena kebersamaan mereka yang
9
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta
: kencana, 2011), hlm. 68
dengan cepat mengantar mereka ke suatu keadaan meluap – luap yang
luar bisa.10Agama malim memiliki 3 fungsi menurut pembagiannya yaitu
´’kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.11 “
Agama Malim sudah ada sebelum kekristenan di daerah Toba kepercayaan
dan ajaran keagamaan Batak sesungguhnya Sudah mulai ada. Agama
Parmalim yang menjalankan Upacara upacara Keimanan meyakini adanya
Allah Tetapi Allah itu di gambarkan kepada seorang raja, sifat sifat allah itu
di terapkan dalam hidup raja, sehingga raja itulah yang di anggap Allah
yang di puja. mereka sudah meyakini bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa
yaitu DebataMulajadi Nabolon.
Dalam hal keanggotaan,penganut agama Parmalim pada umumnya berasal
dari suku Bangsa Batak.Penambahan anggota dihasilkan dari kelahiran dan
karena berpindah agama.Setiap anak yang baru lahir,orang tuanya harus
terlebih dahulu mengadakan upacara martutuaek (menyambut kelahiran).
Penyebab yang mungkin timbul karena terjadi proses perpindahan dari
suatu agama tertentu,misalnya perpindahan dari agama.
Upacara mangan na paet merupakan ibadah berpuasa bagi orang Parmalim
dengan makan ramuan makanan yang pahit.Ritual ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengingat dan merenungkan kembali penderitaan para
malim Debata bagi umat parmalim.
10
Zainuddin Maliki, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. (Surabaya : Gadjah Mada University Press, 2012), hlm.
91
11
Doyle Paul Johnson, op.cit., hlm. 198.
paling mencolok ialah pengakuan akan adanya Allah yang Maha Esa sebagai
pencipta segala sesuatu (dalam konsep Parmalim, Debata Mulajadi Nabolon,
dan dalam kekristenan Allah Bapa).
Berkaca dari contoh ini, sudah seharusnya umat beragama tidak lagi
memberikan stereotip buruk akan agama ini.
.
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu
Sosial Lainnya Jakarta : kencana, 2011.
Doyle Paul Johnson, op.cit.
Gultom, Ibrahim, Agama Malim Di Tanah Batak, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Maliki, Zainuddin, Rekonstruksi Teori Sosial Modern. Surabaya : Gadjah Mada University
Press, 2012.
Sumber Lain:
http://www.keajaibandunia.net) (http://www.tobasamosirkab.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Parmalim
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2546/Marini%20Dolok
%20Saribu.pdf?sequence=1&isAllowed=y