PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
yang memiliki adat serta tradisi yang berkaitan erat dengan ritual dan
Selain itu, Kaharingan juga dapat diartikan dengan kehidupan yang abadi
hidup yang sempurna dari makna tersebut sehingga muncullah tradisi asli
keagamaannya.
tepatnya ialah kepercayaan) yang dianut oleh suku dayak Ngaju. Namun
pada saat ini, agama Kaharingan di anut oleh masyarakat dayak yang
(Ranying), yang hidup dan tumbuh secara turun temurun, dan dihayati
kepercayaan kaharingan dan religi suku yang lain telah dimasukan dalam
untuk mencapai Tuhan Yang Maha Esa. Pada Tahun 1944, kaharingan
(KAT) Suku Dayak Meratus,” Jurnal Ilmiah Visi 13, no. 2 (December
Akitabiah, masih sebuah usaha yang langka di negeri ini, apalagi di bumi
Kalimantan yang masih minim teolog. Padahal, masyarakat di sini dan
kesamaan antara pemahaman dalam Injil pada Kitab Perjanjian Baru dan
utuh tentang Alkitab yang mencakup judul, tema, tujuan dan ruang
kematian, dalam hal ini spesifik pada ritual Tantulak Ambun Rutas
teologi kontekstual.
melihat tatanan alam semesta sebagai sesuatu yang sudah tertata rapi.
Dalam tatanan demikian, keberadaan yang ilahi diyakini ada dalam setiap
menjaga tatanan itu dan memulihkan jika terjadi kekacauan agar tercipta
kesejahteraan.
dengan memandang suatu hal dari sudut pandang Alkitab itu sendiri
keunikannya.
2. RUMUSAN MASALAH
Dengan melihat permasalahan dan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pemahaman tentang kontektualisasi terjemahan Ritual
Tantulak Ambun Rutas Matei ?
2. Apakah ada pengaruh jika Ritual Tantulak Ambun Rutas Matei tidak
dikontektualisasikan ?
3. Apakah ada pengaruh jika jemaat Mengetahui Kontektualisasi Model Terjemaah
Bevans?
4. Apakah ada pengaruh jika Jemaat mengkontekstualisasikan Makna Ritual
Tantulak Ambun Rutas Matei dengan Model Terjemahan?
5. Apakah ada pengaruh pemahaman Model Kontekstualisasi Model Terjemahan
terhadap iman jemaat?
3. TUJUAN PENELITIAN
tersebut.
Jemaat.
tidak dikontektualisasikan.
Terjemahan.
5. Untuk menjelaskan pengaruh pemahaman Model Kontekstualisasi
4. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis:
Matei.
lanjutan.
Manfaat Parktis:
BAB II
A. Teologi Kontekstualisasi
Tuhan, kitab suci, ilahi, politik dan lain-lain. Dalam tulisan ini
Republik Indonesia.
Apa yang membuat teologi itu kontekstual ialah pengakuan teologi itu
akan sumber teologi selain teks kitab suci dan tradisi yaitu
Faktor ini terdiri dari ciri inkarnatif agama Kristen, ciri sakramental
teologi hitam. Faktor yang ke tiga dan keempat, bertumbuhnya jati diri
bahasanya. Dengan kata lain, terjemahan yang baik tidak lain adalah
Sasaran dari metode terjemahan padanan yang dinamis ini ialah untuk
dan pembaca asli. Meski demikian, Eugene Nida dan Charles Taber
nyata.
model ini dituntut untuk mengenal secara lebih mendalam apa yang
telah dilakukan dalam tradisi Gereja dan apa yang dilakukan dalam
situasi budaya setempat. Dua langkah yang sama juga ditegaskan oleh
dari sang pewarta. Sasaran yang diperjuangkan pada tahap pertama ini
pada model ini. Tak dipungkiri lagi bahwa Paus Yohanes Paulus II
dengan arti yang konkret. Prinsipnya seperti injil yang kekal tidak
tetap bertujuan untuk mentransfer rasa yang sama, yaitu makna injil.
menjadi sarana yang akan berharga, apabila ada inti atau isi
tidak memiliki nilai sama sekali, tetapi akan sangat berharga dan
berfungsi apabila ada inti atau isi di dalamnya. Model terjemahan
terjemahan sangat bergantung pada kedua sisi, baik inti atau tradisi
dari konteks itu sendiri dengan konteks masa kini keduanya sama-
kuasa Injil yang membarui dan menantang serta dapat juga menolak
budaya yang tidak sesuai dengan injil. Yang paling penting dalam
model ini yaitu meski Injil berupaya bekerja dengan dan di dalam
konteks.1
1
Ditunjukkan oleh para praktisi model terjemahan bahwa
masih menaifkan budaya itu sendiri yang dapat menjadi sumber atau
secara teologis.2
tentang bagaimana Injil yang sudah ada dan utuh itu dibubuhi sampul
Injil, Yesus menjadi pusat dari segalanya. Hal tersebut tentunya juga
kepada persepsi yang keliru. Jadi, melalui budaya yang ada dalam
demi mengabadikan ‘rasa yang pernah ada’. Selain itu, narasi self-
lokal, praktis, relatif, budaya, gereja, misi, dan hal- hal praktikal
kekinian.
pengalaman masa lalu dan masa kini. Prophetic dialogue adalah dialog
peneliti tegas bahwa teologi itu kontekstual. Setiap teologi pasti terkait
pada satu tempat tertentu, waktu tertentu, dan budaya tertentu. Setiap
sesuatu yang valid dalam tempat dan waktunya, disampaikan oleh dan
pada orang tertentu. Tidak ada model “one size fits all”. Teologi yang
secara universal valid atau mengekspresi semua pemahaman iman.
satu malam, dari langit hampa, ketika banyak penulis yang cenderung
kita akan melihat jelas bahwa ‘kriteria teologi lokal’ Schreiter adalah
refleksi apresiatif timbal balik Barat dan Timur. Selain plural, corak
pikir Bevans juga unik, subyektif, dan relatif. Pola teologi Bevans
Alkitab dan tradisi itu unik. Bukan semata pengaruh era modern yang
itu kumpulan teologi yang unik dan spesifik. Tradisi itu plural karena
konseptual dengan kitab suci, sebuah metode yang melihat titik temu
Lima kriteria ‘classic’ Schreiter dan tiga kriteria Mesa dan Wostyn,
kriteria tunggal bagi sebuah teologi. Walau relatif, tidak benar bahwa
tidak pantas. Yang utama bukan soal mana yang benar dan salah,
sempurna kebenarannya di semua waktu dan situasi, tapi manakah
yang secara biblis lebih baik dan tepat dalam menjawab kebutuhan
B. Konsep Kematian
a. Menurut Alkitab
dan kuasa Allah. Kematian itu adalah salah satu kenyataan hidup
datang karena dosa , Roma 5:12 “Sebab itu, sama seperti dosa
telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga
yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
duka disediakan dua buah ancak atau palangka atau tempat sesajen
terima kasih.
antaranya:
ialah ungkapan rasa hormat dan bakti para ahli waris kepada
sebagai pe- layan. Di masa kini hal tersebut telah tidak berlaku
lagi. Kepala manu- sia digantikan oleh kepala kerbau atau kepala
sapi.
membersihkan keluarga duka dari sial atau rutas kapali belum artinya
kemalangan atau kesialan dan hal-hal yang tidak baik yang dapat
Matei ini berawal dari proses Kematian manusia dimuka bumi ini
keluarga tidak mentaati alur jalan adat tersebut maka petaka itu akan
BAB III
1. Kerangka Pikir
Pada penelitian ini, peneliti akan meneliti pemaknaan ritual Tantulak Ambun
Alkitab dan upaya untuk membumikan Alkitab tersebut dalam ritual adat
Suku Dayak Ngaju yaitu Tantulak Ambun Rutas Matei. Model terjemahan
dari Bevans dapat digunakan sebagai jembatan untuk melihat ritual ini
sebuah situasi tanpa harus diterjemahkan kata per kata. Selain model
terjemahan, kita juga dapat menemukan kaitan antara Alkitab dan ritual adat
ini melalui model budaya tandingan, yang di mana ini bukan bersikap anti
dan buruknya. Model ini mengkritisi dan menganalisis konteks. Konteks itu
2. Hipotesis
Pada jurnal oleh Ruat Diana (2021) yang membahas tentang makna
upacara tiwah dalam agama Suku Dayak Ngaju merupakan kegiatan yang
Suku Dayak Ngaju. Dengan memahami konsep dan makna dalam upacara
tiwah ini, hal ini dapat dijadikan sebagai media kontekstualisasi untuk
menyampaikan Injil. Dalam pembahasan pada jurnal tersebut, ada tiga hal
korban yang sempurna; Yesus sebagai jalan menuju lewu tatau; dan Yesus
sebagai pengantara antara manusia dan Allah. Melalui pemahaman dan
dengan worldview yang dipahami oleh Suku Dayak Ngaju.9 Ritual Tiwah
ini merupakan satu rangkaian bersama dengan ritual Tantulak Ambun Rutas
Matei, di mana ritual Tantulak Ambun Rutas Matei dilakukan sebelum ritual
Tiwah. Kedua ritual ini adalah bagian dari rangkaian upacara kematian
Tuhan Yesus pada hari yang ketiga setelah hari kematiannya, dan
kebangkitan dari alam maut, serta melepaskan umat manusia (rutas kapali)
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Jenis data pada penelitian kualitatif ini adalam nominal data. Nominal
data adalah data yang bisa digunakan untuk memberi label sesuatu tanpa
harus ada nilai kuantitatif atau urutan. Sumber data berasal dari buku
selain itu tinjauan pustaka dari jurnal “Makna Penebusan Dalam Upacara
Ruat Diana, dkk, tinjauan Pustaka dari buku “Upacara Korban dalam
3. Fokus Penelitian
Ambun Rutas Matei yang dilihat dari sudut pandang Alkitab menurut
4. Analisa Data
Tantulak Ambun Rutas Matei yang dapat dilihat dari sisi teologis Kristen
kematian atau berbicara dosa yang sangat berkaitan erat dengan kematian
adalah salah satu kenyataan hidup. Kematian datang karena dosa , Roma
5:12 “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar
kenaikan Yesus dari alam maut pada hari ketiga dimaknai pada Tantulak
liau pada hari yang ketiga dan kemudian mendapat pelepasan dari segala