PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Adat Jambi Sebelum Agama Islam
Pada Masa Animisme dan Dinamisme
Pada Masa Agama Hindu
Pada Masa Agama Budha
2. Bagaimana Adat dan Hukum Adat Jambi Sejak Masuknya Agama Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Adat Jambi Sebelum Agama Islam
1. Pada Masa Animisme dan Dinasmisme
Christofer Dowson mengatakan dalam kuliahnya Geffordnya pada tahun
1947 mengatakan sebagai berikut : agama adalah kunci sejarah,kita dapat
memahami bentuk dalam diri suatu masyarakat, jika kita tidak memahami
bentuk hasil kebudayaan jika kita dapat memahami kepercayaan agama yang
ada disikitar kita. Dalam semua zaman hasil karya kreatif bersama dan suatu
kebudayaan muncul dari inspirasi agama dan di abadikan pada tujuan
keagamaan.
Kita telah mengetahui bahwa kerajaan Melayu berdiri pada abad IV
masehi. Berkas berkas kebudayaan mereka itu juga disebut kebudayaan
purbakala terlihat pada kampak kampak batu. Agama yang dianut oleh nenek
moyang kita dikala itu yaitu menyembah roh roh orang yang meninggal. Selain
dari penyembahan terhadap roh roh itu ada lagi yang disebut kepercayaan
kepada kekuatan kekuatan gaib, dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Kedua kepercayaan ini, yang pertama kita disebut animisme dan yang kedua
kita sebut dinasmisme.
Menurut kepercayaan animisme roh roh nenek moyang itu dapat dipanggil
dengan perantaran seoarng ahli atau dukun. Dalam gerak kehidupan atau apa
apa yang akan mereka lakukan biasnya menurut adat mereka memanggil dan
memuja nenek moyang, agar dapat berkah dan keselamatan seperti hendak
mendirikan rumah, menuai padi akan belayar dan lain lain. Dalam masyarakat
yang sedang berkembang seperti suku bangsa melayu, ciri-ciri animisme masih
ada, terutama pada masyarakat pedalaman, walau sudah ada gerakan
modernisme dalam islam yang memerangi kepercayaan lama ini yang dianggap
sebagai khurapat dan tahyul.
Dalam kepercayaan dinamisme segala yang terdapat dalam alam ini adalah
mempunyai semangat atau kekuatan yang menjelma dalam sekalian makhluk
seperti pohon pohon raksasa, gunung, batu batu besar dan lain lain, sehingga
2
Orang yang kurang semangat atau kekuatanya menjadi sakit misalnya, maka
mereka akan mohon dapat ditambah semangatnyadengan cara seperti memakai
berbagai azimat dan lain lain.
2. Pada Masa Agama Hindu
Sebelum agama Hindu berkembang di alam melayu, orang melayu di
pengaruhi oleh paham animisme dan dinamisme, paham ini berbentuk
kepercayaan kepada semangat, pemujaan roh nenek moyang dan mahluk alam
gaib. Kepercayaan ini mengatur tingkah laku manusia terhadap alam sekeliling,
karena mereka percaya bahwa setiap fenomena alam mengandung kekuatan
gaib atau penunggu. Pengaruh pemikiran hindu ini terdapat dalam warisan
seperti jampi-jampi dan mantera. Pemikiran hindu yang diwarisi dalam sastra
melayu banyak membicarakan alam khayalan yang didiami oleh dewa-dewa
yang diketuai oleh Batara Guru, seperti Hikayat Seri Rama yang menceritakan
watak tokoh Seri Rama sebagai jelmaan dewa pemelihara.
3. Pada Masa Agama Budha
Perkembangan agama budha di kerajaan Melayu Jambi berjalan dengan
sangat pesat. Agama Budha ini masuk jauh kepedalaman Dearah jambi dan
tesebar secara luas dan banyak sekali meninggalkan bekas bekasnya berupa
acra dan bangunan candi candi seperti candi tinggi,candi astono dan lain lain
sebagian terdapat di kompleks percandian Muaro jambi.
Agama Budha ini menjadi filasafat hidup dan pedoman tingkah laku
manusia (masyarakat) dan juga kitab kitab agama budha dipelajari sumber
hukum dan tingkah laku dalam pergaulan sehari hari.
Pada masa Agama Budha ini mereka telah pandai menulis dan dikenal
dengan huruf pallawa. Bukti hal ini dapat kita lihat pada batu bertulis di
Karang Birahi Kabupaten Merangin.
Pada waktu itu ditanah Melayu Jambi berdiri suatu Perguruan Tinggi yang
mengajarkan agama budha, salah seorang gurunya bernama dhai Mapala.
Bahwa masyarakat Jambi itu adalah msyarakat yang agamais dan
mempunyai norma kehidupan dalam masyarakat yang selalu ingin damai dan
tenang yang dicerminkan dari adat istiadat mereka seperti pepatah mengatakan:
3
- Yang kurik ialah kundi
- Yang merah ialah sago
- Yang baik ialah budi
4
Syarat adat yang diakui syara’ itu adalah :
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut kepercayaan anisme roh roh nenek moyang itu dapat dipanggil
dengan perantaran seoarng ahli atau dukun. Dalam gerak kehidupan atau apa
apa yang akan mereka lakukan biasnya menurut adat mereka memanggil dan
memuja nenek moyang, agar dapat berkah dan keselamatan seperti hendak
mendirikan rumah, menuai padi akan belayar dan lain lain.
Sebelum datang agama hindu masyarakat atau penduduk jambi telah
menganut kepercayaan yang kita sebut anismisme dan dinamisme. Dengan
kedaatangan agama hindu tentulah terjadi asimilasi dan akulkuturasi diantara
kedua kepercayaan itu merobah sistem dan tingkah laku masyarakat serta
kepercayaan, filasafat hidup dan cita cita serta lain lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
https://supriyantostai.blogspot.com/2015/01/adat-budaya-jambi.html
https://whdt.wordpress.com/2011/01/29/agama-dan-adat-masyarakat-jambi/
6
https://alpokata.blogspot.com/2016/11/makalah-perkembangan-melayu-
dijambi.html