Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Pengertian dan Makna Agama Dalam Kebudayaan

Disusun Oleh
kelompok 12

1.Lucy Septiani putri


NIM:231000462 201009
2.Ziy Wahyuni
NIM:231000457401012
3.Gita Fitrian
NIM:231000462201012
Dosen pengajar: Jamal Mirdad,S.Ag.MA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA & STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
melimpahkan Taufiq dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.Adapun judul makalah ini adalah”pengertian dan makna Agama
dalam kebudayaan “.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan pada
teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki.Untuk itu kritik dan saran dari penulis diperkirakan demi penyempurnaan
makalah ini.

Tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
bapak jamal Mirdad,S.Ag.MA.yang telah memberikan arahan dan
petunjuk,sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang tepat.

Solok, 04 November

Penulis

2
]DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………........

KATA PENGANTAR …………………...……………………………………..……...ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..…iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….………………

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………………..1


B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN …………………...………………………………………….

A. Pengertian Agama ………………………………………………………….....2


B. Pengertian Budaya …………………………………………………………… 3
C. Bentuk – Bentuk Agama Dan Budaya …………………………………3
D. Hubungan Agama Dengan Budaya……………………………………..5

BAB III PENUTUP …………………….……………………………………………..

KESIMPULAN………………………………………………………………...........

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………………..

3
BAB I
PENDAHULUAN

AGAMA DAN BUDAYA

A. LATAR BELAKANG

Dilihat dari segi Agama dan Budaya yang masing - masing memiliki keeratan
satu sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang - orang yang belum
memahami bagaimana menempatkan posisi Agama dan posisi Budaya pada suatu
kehidupan. Terkadang masih ada segelintir masyarakat yang mencampur adukkan
nilai - nilai Agama dengan nilai-nilai Budaya, padahal kedua hal tersebut tentu
saja tidak dapat seratus persen disamakan, bahkan mungkin berlawanan. Demi
terjaganya esistensi dan kesucian nilai - nilai agama sekaligus memberi
pengertian, disini penulis hendak mengulas mengenai Apa itu Agama dan Apa itu
Budaya,

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Agama?


2. Apa yang dimaksud dengan Budaya?
3. Bagaimana Bentuk – Bentuk Agama Dan Kebudayaan?
4. Bagaimana Hubungan Agama Dengan Budaya?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama
berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda
berfungsi memelihara integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar
hubungannya dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang
moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.

Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa Inggris) yang
berasal dari kata religio (bahasa Latin), yang berakar pada kata religare yang
berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian
bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi
(vertikal) dalam penyembahan dan hubungan antar sesamanya (horizontal).

Agama itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi
secara misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan. Dalam
pertemuan itu manusia tidak berdiam diri, ia harus atau terdesak secara batiniah
untuk merespons.Dalam kaitan ini ada juga yang mengartikan religare dalam arti
melihat kembali kebelakang kepada hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan
tuhan yang harus diresponnya untuk menjadi pedoman dalam hidupnya.

5
B. Pengertian Budaya

Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta serta akal budi manusia
untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas hidup dan
kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan (pikiran, kata,
dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta berinteraksi
dengan lingkungan dan sesuai situasi dan kondisinya.
Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik manusia dengan belajar.
C. Bentuk – Bentuk Agama Dan Budaya
1. Bentuk Agama

Agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya


dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya
yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat istiadat dan lain-
lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama.
Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat
yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama-agama yang terdapat dalam
masyarakat primitif ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme dll, adapun
pengertiannya adalah sebagai berikut:

a. Pengertian Agama Dinamisme ialan Agama yang mengandung


kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada
benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh
pada kehidupan manusia sehari – hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersifat
baik dan ada pula yang bersifat jahat. Dan dalam bahasa ilmiah kekuatan
gaib itu disebut ‘mana’ dan dalam bahasa Indonesia ‘tuah atau sakti’.
b. Pengertian Agama Animisme ialah Agama yang mengajarkan bahwa tiap-
tiap benda, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, mempunyai roh.
Bagi masyarakat primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali
yang dekat menyerupai uap atau udara. Roh dari benda-benda tertentu
adakalanya mempunyai pengaruh yang dasyat terhadap kehidupan

6
manusia, Misalnya : Hutan yang lebat, pohon besar dan ber daun lebat,
gua yang gelap dll.
c. Pengertian Agama Monoteisme ialah Adanya pengakuan yang hakiki
bahwa Tuhan satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam semesta dan seluruh
isi kehidupan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
2. Bentuk Kebudayaan
a. Kebudayaan Persia
Dalam sejarah kebudayaan Persia, masyarakatnya banyak yang menyembah
berbagai alam nyata, seperti langit, cahaya, udara, air dan api. Api dilambangkan
sebagai Tuhan baik, sehingga mereka menyembah api yang selalu dinyalakan
didalam rumah – rumah.
b. Kebudayaan Romawi Timur
Kerajaan Romawi didirikan pada tahun 753 M. Budaya Romawi pada
umumnya beragama Nasrani. Dalam Kebudayaannya dikenal 3 muhzab yang
termasyur yaitu :
1. Mazhab Yaaqibah, yang bertebaran di Mesir, Habsyah Mazhab ini
berkeyakinan bahwa Isa Almasih adalah Allah.
2. Mazhab Nasathirah yang betebaran di Mesir, Irak, Persia
3. Mazhab Mulkaniyah, Kedua Mazhab ini berkeyakinan bahwa dalam diri
Al-Masih terdapat 2 tabiat yaitu :
a) Tabiat ketuhanan.
b) Tabiat kemanusiaan

c. Kebudayaan Islam
Sejalan dengan perkembangan dunia dan perubahan zaman, Ajaran – ajaran
Islam pun kian marak dijadikan sebuah Budaya, yang akhirnya masyarakat sendiri
sulit membandingkan antara Agama dengan Budaya.
Contohnya : Masalah busana muslim “Jilbab”, di zaman dahulu busana muslim
atau jilbab adalah pakaian yang menutup aurat, pakaian longgar dan panjang,
sedangkan zaman sekarang jilbab menjadi sebuah model atau gaya yang mana
tidak lagi melihat pada tuntunan Islam.

7
D. Hubungan Agama Dengan Budaya

Para antropolog dan sejarawan umumnya menganggap bahwa agama itu


merupakan bagian dari kebudayaan (religion is a part of every known culture).
Karena memandang kebudayaan sebagai titik sentral kehidupan manusia, dan
mereka tidak membedakan antara agama / kepercayaan yang lahir dari keyakinan
masyarakat tertentu, dengan agama yang berasal dari wahyu tuhan kepada Rosul-
Nya. Sedangkan para agamawan, pada umumnya memandang agama sebagai
sumber titik sentrak kehidupan manusia, terutama yang ada kaitannya dengan
sistem keyakinan (credo) dan sistem peribadatan (ritus). Agama mempunyai
doktrin-doktrin (pokok-pokok ajaran) yang mengikat pemeluknya, diantara
doktrin tersebut ada yang bersifat dogmatis (inti keyakinan), yang tidak mungkin
ditukar dengan tradisi dan sistem kebudayaan yang berlawanan. Meskipun
demikian, dalam agama terdapat koridor yang memungkinkan adanya
penyesuaian atau penyerapan antara agama dengan tradisi dan budaya yang
berlaku di suatu masyarakat. Disana terjadi proses saling mengisi, saling
mewarnai dan saling mempengaruhi.

Hubungan antara agama dan kebudayaan memang tidak selalu harmonis.


Sedikitnya ada empat kategori hubungan antara agama dengan kebudayaan,
dengan meminjam formulasi Prof. G. Van Der Leeuw sebagai berikut :

1. Agama dan keudayaan menyatu.


2. Agama dan kebudayaan renggang.
3. Agama dan kebudayaan terpisah.
4. Agama dan kebudayaan saling mengisi.

Dengan demikian menjadi jelas, bahwa hubungan antara agama dan


kebudayaan tidak bersifat statis, tetapi berkembang secara dinamis dalam
perjalanan sejarah. Walaupun pengamatan Prof. G. Van Der Leeuw tadi
mencerminkan pengalaman dari masyarakat Barat modern, namun pengamatan itu
dapat kita ambil manfaat juga dalam mempelajari perkembangan di Negara kita.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan
gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak
kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang
atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau
Budaya menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik manusia dengan belajar.
Agama ada yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh
masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Agama-agama yang
terdapat dalam masyarakat primitif ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme dll

9
DAFTAR PUSTAKA

Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1992.

Mulyono, Sumardi, Penelitian Agama, Masalah dan Pemikiran, Jakarta;


Pustaka Sinar Harapan, 1982.

Sumardi, Mulyono. (1982). Penelitian Agama, Masalah dan Pemikiran.


Jakarta :
Yatim, Badri. (2006). Sejarah Peradaban islam. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Hamka. (1975). Sejarah Umat Islam IV. Jakarta : Bulan Bintang.
Geertz, Clifford. (1992). Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta : Kanisius
Azra, Azyumardi. (1999). Konteks Berteologi di Indonesia. Pengalaman
Islam. Jakarta : Paramadina

10

Anda mungkin juga menyukai