Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN USAHA TANI DALAM PENINGKATAN BUDIDAYA

TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) DI KABUPATEN MANDAILING


NATAL

Rizky Wahyudi1, Roswita Oesman2,


12
Departemen of Agrotecnology, Faculty of Agriculture, Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia,
North Sumatera, Indonesia
Emai: rizkywahyudi270816@gmail.com

ABSTRAK
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi
diantara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak
hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi
tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode evaluasi kesesuaian lahan dan melakukan evaluasi pada petani budidaya
kopi. Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor masalah yang dihadapi para petani seperti kurangnya
pengolahan lahan yang maksimal. Dengan adanya evaluasi ini maka solusi untuk meningkatkan
produksi tanaman kopi dapat dilaksanakan.
Kata Kunci : Evaluasi, Kesesuaian, Kopi.

ABSTRACT
Coffee is Wrong One results commodity owned plantation _ mark economical enough _ tall between
plant plantation other And role important as source state foreign exchange . No coffee only role
important as source foreign exchange but Also is source income for No not enough from One half
million soul coffee farmers in Indonesia . The method used in this study is the method of evaluating land
suitability and evaluating coffee cultivation farmers. From the results of the study there are several
problem factors faced by farmers such as the lack of optimal land management. With this evaluation,
solutions to increase coffee plant production can be implemented.
Keywords: Evaluation, Appropriateness, Coffee.

PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal
ini dapat diukur dari sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Dalam pembangunan ekonomi pada sektor pertanian perlu dilakukan dan diamati
dalam hal agribisnis dan agroindustri. Apabila penanganan pembangunan dalam dua sektor tersebut
dapat difokuskan, maka sektor pertanian akan dapat lebih diberdayakan. Sehingga dapat memajukan
kualitas maupun kuantitas yang diperlukan dalam pencapaian guna membangun kebutuhan dan
keinginan masyarakat.
Salah satu daerah dengan penghasil kopi arabica terbaik adalah di Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kopi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya, buah lebat dan besar, mampu berbuah sepanjang
tahun dan tahan terhadap serangan hama. Tingginya produksi kopi namun tidak diimbangi dengan
jumlah buruh petik menyebabkan banyak biji kopi matang dimakan oleh hama yang berasal dari hutan
semak yang bersebelahan langsung dengan perkebunan kopi. Kopi arabica merupakan salah satu produk
yang dihasilkan di daerah di Kabupaten Mandailing Natal. Karena banyaknya tanaman kopi yang
ditanam di daerah Kabupaten Mandailing Natal membuat kopi telah menjadi ciri khas. Oleh sebab itu
perlu dilakukan langkah yang inovatif agar dapat pula membuka lapangan
pekerjaan. Untuk menghasilkan kopi yang berkualiatas perlu dilakukan strategi dalam pengembangan
usaha kopi luwak tersebut [1].
Dari segi sarana dan prasarana kendala yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat adalah
tidak ada balai penelitian untuk komoditi kopi. Sumberdaya manusia yang masih minim dan rendah
dalam bidang pemasaran dan pengolahan hasil pertanian juga menjadi kendala yang dapat menghambat
pengembangan produksi kopi di Kabupaten Mandailing Natal.
Badan Pusat Statistika (2022) mencatat produksi kopi arabica (Coffea arabica L) di Kabupaten
Mandailing Natal tahun 2018 jumlah produksi 2.098 ton kemudian meningkat pada tahun 2021
berjumlah 3.049 ton. Hal ini juga diikuti dengan adanya penurunan pada luas lahan produksi sebesar
4.608 Ha di tahun 2021 dibandingkan dengan keadaan tahun 2018 yang berjumlah 3.692 Ha dengan
selisih angka berjumlah 916 Ha [2].
Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Kopi di Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2018-2021
Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

2018 4.608 2.098

2019 3.554 2.332

2020 3.564 2.533

2021 3.692 3.049


Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)
Namun Ada beberapa permasalahan yang sering kali menjadi penghambat untuk ketercapaian
keberhasilan petani dalam mengelola usahataninya adalah masalah kurangnya kesadaran petani dalam
pengolahan lahan. Selain itu penyebab penghambat untuk ketercapaian keberhasilan petani yaitu
Sumberdaya manusia yang masih minim dan rendah dalam bidang pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pengembangan usahatani kopi di Kabupaten Mandailing
Natal perlu dilakukan pengelolaan strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada mulai tahap
produksi hingga pemasaran. Sehingga pengembagan kopi di Kabupaten Mandailing Natal dapat
meningkatkan kesejahteran masyarakat dan membantu dalam pembangunan wilayah tersebut.

METODE
Penelitian bertujuan untuk menganalisis secara deskriptif pengembangan usaha tani dalam
meningkatan produksi tanaman kopi. Beberapa penelitian usaha peningkatan produksi kopi telah
banyak di lakukan seperti melakukan pengolahan lahan secara maksimal.

HASIL
Dalam penelitiannya untuk mengidentifikasi masalah (1) metode yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif, yaitu untuk mendiskripsikan dan mengetahui bagaimana perkembangan kopi
arabika di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan menggunakan data sumber yang diperoleh. Untuk
mengidentifikasi masalah yang ke dua (2) digunakan metode Analisis Matriks IFE (Internal Faktor
Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation). Matriks IFE ditujukan mengidentifikasi faktor
lingkungan internal dan mengukur sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki daerah,
sedangkan matriks EFE ditujukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal dan mengukur
sejauh mana peluang dan ancaman yang dihadapi daerah [3]..
Untuk mengidentifikasi masalah yang ke tiga (3) digunakan metode SWOT. Metode ini
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT menyediakan pemahaman realistis
tentang hubungan suatu organisasai dengan lingkungannya untuk mendapatkan terciptanya strategi
yang dapat memaksimumkan kekuatan dan peluang serta meminimumkan kelemahan dan ancaman
yang ada. Selanjutnya untuk mengetahui hasil analisis berada diposisi mana (Rangkuti, 2008). Untuk
mengidentifikasi masalah yang ke empat (4) digunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif
digunakan bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan strategi-strategi pengembangan usahatani
yang sesuai ditempat penelitian menurut petani khususnya petani kopi.
Hasil penelitiannya menyimpulkan Alternatif strategi pengembangan usahatani yang diingikan
oleh petani yaitu: peningkatan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah. Penyuluhan yang
diharapkan petani dari pemerintah yaitu pengenalan cara/teknologi baru yang mudah diterima oleh
masyarakat terkait peningkatan usaha tani kopi. selain itu, hal yang diinginkan oleh petani yaitu
kemudahan petani dalam memperoleh input produksi seperti pupuk, obat pengendali hama dan
penyakit, dan bibit tanaman kopi.
Faktor internal dalam pengembangan usahatani kopi di Kecamatan Paranginan meliputi faktor
kekuatan (penguasaan petani, dan pengalaman petani), dan faktor kelemahan (modal, luas lahan,
penggunaan teknologi dan tingkat pemeliharaan). Faktor lingkungan eksternal meliputi faktor peluang
(harga jual kopi yang stabil, permintaan kopi, kondisi dan letak geografis, peran kelompok tani,
keamanan berusaha dan otonomi daerah), dan faktor ancaman (kurangnya bantuan dan dukungan dari
pemerintah, tidak tersedianya lembaga pembinaan dan pengembangan kopi, produksi kopi dari daerah
lain, dan pertumbuhan ekonomi).
Selain itu, Alternatif strategi pengembangan usahatani kopi berdasarkan analisis SWOT
meliputi: 1). Meningkatkan kemampuan petani dalam budidaya tanaman kopi melalui peningkatan
penyuluhan dan pelaksanaan Demontration Plot. 2). Memanfaatkan otonomi daerah dalam
mengembangkan sistem usaha tani yang didasarkan atas sumber daya dan menjadikan kopi sebagai
tanaman andalan. 3). Meningkatkan sistem usaha tani melalui pembentukan koperasi dan penguatan
kelompok tani. 4. Alternatif Strategi pengembangan usahtani kopi menurut petani meliputi: 1).
peningkatan penyuluhan dari pemerintah, dan 2). meningkatkan kemudahan petani dalam memperoleh
input produksi.
Dalam penelitian selanjutnya, upaya untuk meningkat poduksi tanaman kopi yaitu melakukan
evaluasi kesesuaian lahan. Manfaat evaluasi lahan bagi lingkungan adalah mencegah terjadinya
degradasi lahan. Sedangkan manfaat evaluasi lahan bagi petani adalah meningkatkan efisiensi
pengelolaan lahan dan mengoptimalkan produktivitas tanaman. Dan bagi pemerintah, evaluasi lahan
bermanfaat sebagai dasar untuk pengembangan sektor pertanian. Evaluasi sumberdaya lahan
merupakansalah satu elemen penting dalam perencanaanatas keputusan suatu wilayah yang
akandiperuntukkan untuk apa (Karim, 2007). Berdasarkan hal itu maka perlu dilakukanevaluasi status
hara yang ada di kebun Inti Kopitersebut, sehingga akan dapat diketahui tentanggambaran keadaan hara
di dalam tanah yangnantinya dapat digunakan untuk menentukantindakan pengelolan yang harus
dilakukanagar tanaman kopi tumbuh dengan baik dandapat menghasilkan produksi secara optimum.
Penelitian dilakukan menggunakan metode survei yang terdiri dari 5 tahap yaitu persiapan, pra-
survei, survei utama, analisis tanah di Laboratorium serta pengolahan data. Pengambilan sampel tanah
dilakukan dengan cara pemboran pada areal satuan lahan. Satuan lahan dipilih berdasarkan peta satuan
unit penggunaan lahan. Berdasarkan penggunaan peta, terdapat sebanyak 6 titik sampel setelah
dikompositkan. Penentuan nilai karakteristik lahan untuk sampel tanah dilakukan dengan menggunakan
bor tanah pada kedalaman 0-30 cm, dan 30-60 cm.
Hasil penelitiannya menunjukkan ada beberapa Faktor pembatas kesesuai lahan untuk produksi
tanaman kopi yaitu ketersedian air (wa), media perakaran (rc), retensi hara (nr), ketersediaan hara (na)
dan bahaya erosi (eh). Sedangkan Usaha perbaikan yang dapat dilakukan yaitu pembuatan drainase,
pembuatan teras atau menanam sejajar kontur, pengapuran CaCo3, pemberian bahan organik dan
pemupukan [3].

KESIMPULAN
Budidaya Tanaman Kopi memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani.
Beberapa yang menjadi kendala dalam budidayanya adalah mulai tahap produksi hingga pemasaran.
Salah satu kendala yang dihadapi para petani budidaya kopi yaitu evaluasi kesesuaian lahan yang kurang
sesuai dan kurangnya pengolahan lahan yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Budiman, H. 2015. Prospek Tinggi Bertanam Kopi: Pedoman Meningkatkan Kualitas Perkebunan.
[2] [BPS] Badan Pusat Statistika, 2021. https://sumut.bps.go.id/indicator/54/207/2/-luas-tanaman dan-
produksi-kopi-arabica-tanaman-perkebunan-rakyat-menurut-kabupaten-kota.html
[3] Hartono, B., Rauf, A., Elfiati, D., Harahap, F. S., & Sidabuke, S. H. (2018). Evaluasi kesesuaian
lahan pertanian pada areal penggunaan lain untuk tanaman kopi arabika (Coffea arabica L.) di
Kecamatan Salak Kabupaten Pak-Pak Bharat. Jurnal Solum, 15(2), 66-74.
[4] Sianturi, R., Ginting, M., & Kesuma, S. I. (2018). Strategi Pengembangan Usahatani Kopi Arabika
(Coffea Arabica L) Di Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan. Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Universitas Sumatera Utara
Medan.

Anda mungkin juga menyukai