TINJAUAN PUSTAKA
5
6
di Kabupaten Gayo yang memiliki bobot IFAS tertinggi yaitu Ketersediaan lahan
yang cukup ( Kekuatan ) dan petani kekurangan modal serta tidak mengetahui
hasil penelitian tentang kopi. 3) Faktor – faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap strategi perkembangan usaha tani kopi di Kabupaten Gayo dan yang
memiliki bobot EFAS tertinggi yaitu adanya perdagangan bebas yang membuat
usaha tani terkenal ( Peluang ) dan perubahan harga kopi ( ancaman ). Hasil
analisis diketahui Strategi yang diperoleh Dari analisis matriks bahwa strategi –
strategi yang menjadi prioritas utama adalah Meningkatkan mutu dan produksi
kopi serta mitra memberikan harga kepada petani sesuai dengan peraturan yang
berlaku, (Utami, dkk, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Soetriono (2014) yang berjudul
Kajian dan Strategi Keberlanjutan Agribisnis Kopi Robusta di Kawasan Selatan
Jawa Timur, menjelaskan bahwa keberadaan agribisnis kopi yang berada di
wilayah selatan Jawa Timur sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain itu
tingkat keberlajutan agribisnis kopi robusta di wilayah selatan Jawa Timur
menunjukkan bahwa dimensi ekonomi dan ekologi mendapat perhatian paling
tinggi untuk mencapai “sustainable state”. Faktor pendorong keberlanjutan
agribisnis kopi di Jawa Timur adalah Keuntungan Usahatani Kopi dan faktor
penghambatnya adalah Keterbatasan Modal Usahatani, serta strategi yang
mengarah pada pengembangan jaringan kelembagaan petani kopi melalui
penguatan hubungan fungsional dan instutusional dengan lembaga pemerintah dan
lembaga layanan input/output untuk keberlanjutan agribisnis kopi robusta di
kawasan selatan Jawa Timur.
Menurut penelitian yang berjudul analisis Keberlanjutan Usahatani Kopi
Rakyat di Kecamatan Silo Kabupaten Jember yang dilakukan oleh Murwanti
(2013), menyebutkan bahwa usahatani kopi rakyat di Kecamatan Silo secara
keseluruhan telah berkelanjutan, dimana ekonomi merupakan dimensi tertinggi
dan etika merupakan dimensi terendah. Bahwa keberlanjutan pembangunan
usahatani kopi rakyat sangat ditentukan oleh dimensi ekonomi. Kebijakan
pembangunan usahatani kopi rakyat diharapkan lebih memfokuskan bagaimana
7
Peluang Eksternal
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
Ancaman Eksternal
Issu keadilan dan kejujuran yang digunakan dalam analisis etika, dalam RAP-Fish
issue “keberlanjutan” dipakai sebagai atribut pemandu. Dengan keberlanjutan,
dengan sederhana sumberdaya dan perikanan dan berjalan dalam jangka waktu
pendek.
Kriteria yang digunakan untuk memilih atribut sangat mudah dan
objektif, nilai ekstrim ini dicerminkan dengan ‘ baik (good)’ dan ‘buruk (bad)’
terkait dengan hubungan atribut tersebut terhadan ‘keberlanjutan’. Atribut yang
digunakan adalah ekologi, teknologi, sosial dan etika. Indikator tersebut adalah
yang paling banyak didiskusikan alam literatur-literatur. Indikator sosial dan
ekonomi mungkin adalah indikator yang lebih banyak digunakan dalam RAP-
Fish. Dua hipotesis, “baik” dan “buruk” disimulasikan dengan memilih skor
ekstrim untuk setiap atribut. Dengan catatan bahwa, nilai “baik” dan “buruk”
dievaluasikan sesuai dengan keberlanjutan perikanan dalam setiap disiplin ilmu
yang digunakan. Jika skor yang dimaksud tidak dapat diberikan dengan mudah
pada setiap atribut, maka atribut tersebut kemungkinan tidak akan berguna dalam
analisis RAP-Fish, dan kenyataannya dalam tiga tahun terakhir, telah banyak
atribut yang dikeluarkan dari Rapfish (Pitcher, 1999).
Analisis data, meliputi aspek keberlanjutan dari atribut sosial, ekonomi,
ekologi, etika dan teknologi. Adapun hal yang dilakukan dalam analisis RAP-
Fish adalah: Pertama, mereview atribut-atribut pada setiap dimensi keberlanjutan
dan mendefinisikan atribut tersebut melalui pengamatan lapangan, serta kajian
pustaka. Kedua, pemberian skor yang didasarkan pada hasil lapangan dan
pendapat pakar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Setiap atribut
diperkirakan skor-nya, yaitu skor 4 untuk kondisi baik (good), 0 untuk jelek (bad)
dan diantara 0 – 4 untuk keadaan di antara baik dan buruk (Pitcher, 1999).
Ketiga, Skor definitif yang merupakan nilai modus, dianalisis untuk menentukan
titik-titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan sistem, yang dikaji relatif
terhadap titik-titik baik dan buruk dengan teknik ordinasi statistik Multi
Dimensional Scaling (MDS). Skor perkiraan tiap dimensi dinyatakan dengan
skala terjelek (bad) 0% sampai terbaik (good) 100%. Nilai indeks ≥50% maka
13
peubah states, (7) membangun skenario, dan (8) implikasi strategi dan langkah
antisipasi.
Untuk melihat pengaruh langsung antarfaktor dalam sistem, yang
dilakukan pada tahap pertama analisis prospektif digunakan matriks pemangku
kebutuhan. Para pakar atau pemangku kepentingan terlibat secara langsung dalam
menentukan pengaruh langsung antarfaktor dengan mengisi skor 0 – 3 pada
matriks tersebut.
3. Synthesis of Priority
Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen
vectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriks-matriks pairwise
comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority
harus dilakukan sintesis antara local priority. Pengurutan elemen-elemen menurut
kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting.
4. Logical Consistency
Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah objek-objek yang serupa
dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi.
2.4 Hipotesis
Usahatani kopi arabika di Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten
Bondowoso apabila ditinjau dari dimensi ekologi, sosial, ekonomi, teknologi, dan
sosial telah berkelanjutan dan memiliki prospek untuk dikembangkan.