Anda di halaman 1dari 14

PERTANIAN ORGANIK

PADA TANAMAN
PERKEBUNAN KAKAO
(Theobroma cacao
L.)

SEPTIAN 150510150066
BALQIS AYUDIA LESTARI 150510150077
ULFA MUSLIMATUNNISA 150510150071
DIMAS NUR ANNISA 150510150063
RAFIKA ARUMSARI 150510150080
RIZKY CAHYANI PUTRI 150510150055
APA ITU Kakao merupakan
KAKAO? tanaman tahunan yang
mulai berbunga dan
berbuah umur 3-4 tahun
setelah ditanam.

Produksi kakao saat ini 435.000


ton dengan produksi dari
perkebunan rakyat sekitar 87%.
Produksi tertinggi yakni 67%
diperoleh dari wilayah sentra
produksi kakao yang berpusat
di daerah Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, dan
Sulawesi Tengah
APA ITU
PERTANIAN Menyediakan produk-
Tujuan Utama produk pertanian yang
ORGANIK? aman bagi kesehatan
produsen dan konsumen
serta tidak merusak
lingkungan.

Menurut IFOAM (2016) sendiri


pertanian organik
merupakan sistem pertanian Pertanian organik memiliki
yang holistic atau terpadu prinsip-prinsip, yaitu :
yang mendukung dan 1. Prinsip kesehatan
mempercepat biodiversitas 2. Prinsip ekologi
(keragaman), siklus biologi 3. Prinsip keadilan
dan aktivitas biologi tanah. 4. Prinsip perlindungan

Keuntungan :
Dapat menekan biaya produksi dan menguntungkan petani.
Ramah lingkungan (imun terhadap hama penyakit dan tekstur tanah subur)
Meningkatkan produktifitas per ha sampai 2 ton.
Kecamatan Geulumpang
Tempat dan
METODOLOGI metode yang
Tiga Kabupaten Pidie.
Metode yang digunakan
dalam penentuan sampel
digunakan adalah Proportioned
Stratified Random Sampling

A. Persiapan Lahan.
Teknik budidaya B. Pembibitan.
Tanaman Kakao C. Penanaman.
D. Pengendalian Hama
dan Penyakit.
E. Pemangkasan.
F. Panen.
G. Pengelolaan hasil
Studi kasus
Analisis Usaha Tani Kakao Rakyat Pada Berbagai Pola
Tanam Tumpang Sari Di Kecamatan Geulumpang Tiga
Kabupaten Pidie

Kabupaten Pidie merupakan salah satu kabupaten


dengan luas dan produksi kakao ke-4 terbesar di Provinsi Aceh.
Sebagian besar petani di Kecamatan Geulumpang Tiga
menanam tanaman kakao dengan cara tumpang sari.
Tanaman perkebunan merupakan salah satu komoditas
yang bisa diandalkan sebagai sentra agribisnis yang
menjanjikan. Umur tanaman kakao di Kecamatan
Geulumpang Tiga sudah menghasilkan yaitu 15 tahun dengan
penanaman secara tumpang sari. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan:
(1) Mengetahui adanya perbedaan pendapatan petani pada
berbagai pola tanam tumpang sari pada usahatani kakao
di Kecematan Geulumpang Tiga,
(2) Mengetahui adanya perbedaan produktivitas lahan kakao
pada berbagai pola tanam tumpang sari pada usahatani
kakao di Kecematan Geulumpang Tiga.
Bahan & Metode

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja


(Porposive Sampling) yaitu Kecamatan
Geulumpang Tiga Kabupaten Pidie. Objek
penelitian ini dikhususkan pada petani yang
mengusahakan usahatani kakao rakyat
dengan pola tanam tumpang sari di
Kecamatan Geulumpang Tiga.
Metode yang digunakan dalam penentuan
sampel adalah Proportioned Stratified
Random Sampling yaitu pengambilan sampel
dilakukan secara acak dengan
memperhatikan strata yang ada
Hasil & pembahasan
Tanaman kakao merupakan tanaman utama, dimana
rata-rata umur tanaman adalah 15 tahun. Waktu
penanaman antara kakao, pinang, rambutan dilakukan
secara bersamaan, sedangkan tanaman durian dan
nangka ditanam sebelum tanaman kakao.

Dapat dilihat bahwa petani kakao dengan pola tanam


tumpang sari I sampai dengan V di Kecamatan Glumpang
Tiga rata-rata berumur 48-50 tahun.
jarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yang
sesuai dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta
cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.
Pemilihan jarak tanam erat kaitannya dengan sifat
pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam, dan
kesuburan tanah.
Penerimaan Tanaman Kakao dan Tanaman
Tumpang Sari

Dapat dilihat bahwa penerimaan tanaman kakao per tahunnya


pada berbagai pola tanam tumpang sari sangat rendah.
Hal ini dikarenakan harga jual biji kering kakao sangat rendah
akibat penjemuran yang singkat
Analisis Pendapatan Usahatani Kakao Rakyat
dengan Pola Tanam Tumpang Sari

Berdasarkan Tabel 6 rata-rata pendapatan bersih per hektar per tahun


terdapat pada pola tanam V yaitu sebesar Rp 9.508.511. Sedangkan
rata-rata pendapatan bersih per petani per tahun pada usahatani
kakao rakyat dengan pola tanam tumpang sari yang paling tinggi
adalah pola tanam tumpang sari I yaitu tanaman kakao, pinang,
durian dan nangka sebesar Rp 14.988.267
Berdasarkan Tabel 7 rata-rata pendapatan
bersih yang diperhitungkan per hektar per
tahun pada usahatani kakao rakyat dengan
pola tanam tumpang sari yang paling tinggi
adalah pola tanam tumpang sari V yaitu
sebesar Rp 6.214.826.
Produktivitas Lahan Kakao diberbagai Pola
Tanam Tumpang Sari
Produktivitas adalah hasil produksi persatuan unit luas lahan
yang dalam hal ini dihitung dengan membagi hasil produksi dengan
luas lahan.
Simpulan
Budidaya kakao organik dapat meningkatkan
produktifitas tanaman serta lebih ramah lingkungan.
Budidaya kakao dengan pertanian organik memiliki
berbagai keuntungan.
Dari studi kasus dapat ditarik kesimpulan dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
Terdapat perbedaan pendapatan pada kelima pola
tanam tumpang sari, pendapatan real per hektar per
tahun paling banyak di miliki oleh petani dengan pola
tanam V yaitu tanaman kakao, pinang, dan nangka
sebesar Rp 9.508.511
Terdapat perbedaan produktivitas lahan pada kelima
pola tanam tumpang sari. Produktivitas lahan tertinggi
terdapat pada pola tanam V yaitu sebesar 427
kg/ha/tahun dan produktivitas terendah terdapat pada
pola tanam III yaitu sebesar 385 kg/ha/tahun.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai