BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Tren keamanan pangan (food safety) dan pangan sehat (healthy food)
terutama dimasa pandemi wabah COVID-19, kini mendorong sebagian
masyarakat lebih memperhatikan kesehatan dengan mulai mengkonsumsi produk-
produk hasil pertanian organik. Gaya hidup masyarakat kini lebih berfokus pada
pola hidup sehat yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian yang
dikonsumsi harus beratribut aman (food safety attributes), memiliki kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan ramah lingkungan (eco-labeling
attributes) (Badan Litbang Pertanian, 2002).
Beras organik merupakan beras yang ditanam dengan menggunakan teknik
pertanian organik, yaitu suatu teknik pertanian yang bersahabat dan selaras
dengan alam, berpijak pada kesuburan tanah sebagai kunci keberhasilan produksi
yang memperhatikan kemampuan alam dari tanah, tanaman dan hewan untuk
menghasilkan kualitas yang baik bagi hasil pertanian maupun lingkungan
(Agrispektro, 2002; dalam Murniati, 2006). Permintaan konsumen terhadap beras
organik di Indonesia diperkirakan terus meningkat, hal tersebut dikarenakan
sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen mengenai dampak negatif dari
bahan kimia pada makanan serta perlunya pola hidup sehat bagi kesehatan tubuh
1
manusia. Hal lain yang memengaruhi meningkatnya permintaan konsumen
terhadap beras organik adalah meningkatnya penghasilan konsumen. Beras
organik saat ini termasuk beras dengan harga yang relatif lebih mahal
dibandingkan beras tidak organik dikarenakan beras tersebut bebas dari bahan
kimia berbahaya.
Perkembangan pertanian organik dan kesadaran konsumen tentang bahan
pangan sehat memberikan peluang usaha bagi produsen bahan pangan organik.
Pertanian organik telah banyak diterapkan khususnya untuk memproduksi beras
merah. Beras merah merupakan salah satu pangan fungsional dengan harga jual di
pasaran cukup tinggi, namun beras merah saat ini kalah pamor ketimbang beras
putih. Padahal, beras merah memiliki efek kesehatan yang jauh lebih baik dari
pada beras putih. Perhatian petani Indonesia terhadap beras merah pun masih
kurang. Beras merah merupakan jenis beras (Oryza sativa L.) dengan kandungan
antosianin (zat warna merah) yang tinggi sehingga beras memiliki warna merah.
Antosianin tidak hanya berperan dalam memberikan warna, akan tetapi juga
bersifat sebagai antioksidan yang baik bagi kesehatan. Beras ini memiliki rendah
akan kadar glikemik (glycemic index/GI) sedangkan memiliki kandungan nutrisi,
serat, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan beras putih. Menurut
Indriyani (2013), pada 100 gram beras merah terdapat 7.5 gr protein, 0.9 gr lemak,
77.6 gr karbohidrat, 0.3 gr zat besi, dan 0.00021 gr vit B1.
Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di sektor pertanian
terus turun. Padahal Indonesia merupakan negara agraris dengan kebutuhan
pasokan pangan yang cukup besar. Apalagi mengingat jumlah penduduk
mencapai lebih dari 250 juta orang. Generasi muda di Indonesia lebih memilih
berkarya di sektor industri dibanding mengembangkan sektor pertanian.
Rendahnya minat anak muda pada pertanian tidak hanya disebabkan karena
penghasilannya rendah. Terbatasnya akses terhadap lahan, membuat anak muda
memilih pekerjaan lain ketimbang menjadi petani. Hal itu selaras dengan data usia
petani di Indonesia yang semakin tua. Dalam 30 tahun terakhir, kelompok usia
petani di bawah 35 tahun menurun dari 25% menjadi 13%. Sementara petani yang
berusia di atas 55 tahun meningkat dari 18% menjadi 33%. Di sisi lain, data BPS
2
tahun 2017 menunjukkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kelompok usia
muda di Indonesia mencapai 14,02%, atau naik 0,58 persen dari tahun
sebelumnya. Angka itu berarti, dari 100 angkatan kerja pemuda, terdapat sekitar
14 pemuda yang tidak bekerja.
Ketika wabah COVID-19 terus menyebar di seluruh dunia, maka penting
untuk menanggapi dampak yang ada dan yang mungkin terjadi pada sektor
pertanian, baik dari perspektif penawaran dan permintaan pangan. Jumlah pangan
yang dibeli dari petani mengalami penurunan dari jumlah biasanya. Faktor
penyebabnya menurunnya pembelian yakni adanya penutupan pasar dan
pembatasan pergerakan. Sangat penting untuk memastikan bahwa rantai pasokan
pangan global dan nasional terus berfungsi dalam memastikan ketersediaan
pasokan pangan, mencegah terjadinya krisis pangan pada negara-negara yang
sudah mengalami tantangan ketahanan pangan dan nutrisi dan mengurangi
dampak negatif pandemi secara keseluruhan terhadap perekonomian global.
3
dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini. Semuanya masih dilakukan secara
manual menggunakan tenaga kerja lokal.
Gambar 1 (Searah jarum jam) Proses penanaman padi, proses panen padi, hasil panen padi, penjemuran gabah
4
menggunakan alat tampah. Penyortiran beras akan lebih cepat dan efisien jika
menggunakan mesin pengayak.
Beras merah yang dihasilkan dari penyortiran manual tidak dipolish lagi.
Biasanya masih ada sisa-sisa gabah atau bercak coklat pada bulir-bulir beras yang
sudah dihasilkan sehingga terkadang kurang diminati konsumen. Untuk itu
diperlukan mesin rice polisher digunakan untuk memisahkan beras dari kulit
arinya atau dedak sehingga akan dihasilkan beras yang lebih bersih, hal ini akan
meningkatkan nilai jual beras. Rice polisher dilengkapi dengan blower untuk
meniup atau membuang kotoran atau kulit beras sisa sehingga hasilnya maksimal,
dengan persentase beras yang pecah sangat minimal, bersih dan utuh.
Selanjutnya beras merah hasil penampisan dikemas dalam plastik biasa
secara manual ukuran 1 kg dan 5 kg (Gambar 3) baru kemudian dipasarkan ke
konsumen. Kemasan plastik vakum atau vacuum bag menjadi pilihan tepat
sebagai pelindung bagi hasil pertanian terutama beras. Plastik vakum tersusun dari
lapisan bahan Nylon dan LLDPE yang sifatnya kuat sehingga kemasan tidak akan
rusak atau jebol. Metode pengemasan vakum bertujuan untuk menghilangkan
udara dari dalam kemasan plastik vakum sehingga beras nantinya akan terjaga
kualitasnya dan dapat bertahan lebih lama dibanding menggunakan karung atau
kemasan biasa. Beras yang menggunakan plastik vakum membuat bakteri aerobic,
jamur, jasad renik, kutu beras tidak akan bisa hidup dan berkembang karena tidak
adanya oksigen di dalam kemasan. Keuntungan lainnya dari kemasan plastik
vakum adalah dalam segi volume barang pada kemasan. Isi produk yang dikemas
menggunakan kemasan ini dapat dipadatkan sehingga nyaman untuk disimpan
baik di rumah, di toko, ataupun dimana saja bahkan nyaman untuk dibawa saat
traveling, camping dan lain-lain. Plastik vakum dengan bahan kuat dan terseal
rapih menjaga produk terhindar dari tumpah dan berserakan. Plastik vakum juga
memiliki hasil cetak sangat baik, sehingga kemasan akan terlihat lebih menarik
sehingga meningkatkan minat pembeli dan brand image produk.
5
Gambar 2 Proses penggilingan padi menggunakan jasa huller keliling dan proses penapisan beras secara manual
menggunakan tampah
Gambar 3 Beras merah yang sudah dikemas plastik ukuran 1 kg dan 5 kg dan telah dilabeli merk
6
Oleh karena itu marketplace menjadi pilihan bagi penjualan produk
termasuk pertanian. Hal ini didukung dengan perubahan perilaku belanja dari
konvensional ke online. Oleh karena itu menjual hasil pertanian melalui media
sosial adalah pilihan yang tepat. Caranya dengan secara rutin mempromosikan
hasil pertanian di media sosial. Proses pemasaran e-commerce produk agribisnis
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan informasi
produk-produk dalam bidang agribisnis, sehingga keterbatasan dalam melakukan
transaksi penjualan produk-produk agribisnis dapat teratasi, dan dapat
menciptakan sistem penjualan yang lebih efektif, efisien, dan dapat meningkatkan
pelayanan pelanggan dalam melakukan pemesanan melalui e-commerce dengan
membuat sistem penjualan berbasis e-commerce yang akan membantu efisiensi
dan efektivitas kerja, mampu menurunkan biaya-biaya yang dikeluarkan selama
kegiatan pemasaran.
7
Website usaha berbasis mobile sehingga memudahkan pemesanan dan
distribusi
Publikasi jurnal Pengabdian nasional ber ISSN
Publikasi pada media massa (media cetak dan online)
8
suhu beras tetap rendah selama proses penyosohan sehingga penurunan mutu
akibat perubahan kimia (menyebabkan cracking pada beras) yang disebabkan
oleh panas dapat dicegah.
3. Pemisahan. Beras putih hasil proses penyosohan kemudian perlu dipisahkan
menurut kelompok mutunya yaitu beras utuh dan beras kepala sebagai mutu
terbaik, beras patah sebagai mutu kedua, dan beras menir sebagai mutu ketiga.
Pemisahan dilakukan menggunakan mesin pengayak bertingkat (sifter).
4. Pengemasan. Setelah produk gabah yang telah diolah telah mencapai produk
akhir yaitu beras, maka produk siap dikemas yang biasanya menggunakan
plastik. Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses pengemasan dapat
dilakukan dengan menggunakan mesin vacuum sealer. Penggunaan mesin
pengemas akan memudahkan dan mempercepat pekerjaan, selain itu juga
dapat menjaga kualitas produk terjaga karena proses pengemasan yang tepat
dan optimal.
5. Website. Website merupakan media untuk menampilkan informasi. Informasi
tentang produk dikumpulkan dalam sebuah kumpulan halaman pada suatu
domain di internet. Produk akan dijual melalui toko online guna membantu
dalam meningkatkan penjualan serta memperluas pemasaran beras merah
organik.
Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah ikut terlibat langsung dalam
proses pengolahan beras merah dengan memfasilitasi tempat usahanya sebagai
tempat penerapan iptek pengembangan usaha beras merah organik. Diharapkan
dengan adanya partisipasi mitra langsung dapat memberikan wawasan dan
pengalaman dalam meningkatkan kualitas produknya serta mampu bersaing dalam
marketplace. Harapan akhir tentunya mitra akan lebih produktif lagi dalam
memproduksi beras merah organik dan memasarkannya secara online.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam program ini adalah:
a. Produksi beras merah secara mandiri yang berkualitas dan berdaya saing
b. Pemasaran beras merah secara online
c. Penyuluhan tentang pertanian organik
9
BAB 4 KELAYAKAN LEMBAGA
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Syiah
Kuala (LPPM-USK) merupakan lembaga formal yang mengelola dan
memfasilitasi berbagai program pengabdian kepada masyarakat di Universitas
Syiah Kuala, Aceh. Hingga saat ini LPPM-Unsyiah telah melaksanakan berbagai
jenis program kemasyarakatan yang melibatkan kerjasama berbagai pihak yaitu
staf lembaga, staf pengajar, mahasiswa, masyarakat, DP2M Dikti, Pemda Provinsi
Aceh, dan berbagai Instansi lainnya baik pemerintah maupun swasta. LPPM-
Unsyiah merupakan sarana penghubung dalam upaya kegiatan aplikasi dan
transfer ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sivitas akademika kepada
masyarakat untuk memajukan kesejahteraan umum dan peningkatan taraf hidup.
Dalam usulan program ini tim pengusul berasal dari kolaborasi antara bidang
Teknologi Hasil Pertanian, Teknik Pertanian, Agribisnis dan Agrotekhnologi dari
Fakultas Pertanian, yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, dan
telah berpengalaman dalam melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
sehingga nantinya diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat bagi mitra
usaha beras merah organik ini.
Ketua tim pengusul adalah staff pengajar di Program Studi Teknologi
Hasil Pertanian Unsyiah dengan keahlian dibidang Pengolahan Hasil Pertanian.
Ketua tim pengusul telah banyak melakukan penelitian dan pengabdian dibidang
pengolahan hasil pertanian. Ketua tim pengusul akan menitikberatkan pada
masalah penanganan kualitas pasca panen beras merah dan pengemasan produk.
Anggota pengusul 1 merupakan staff pengajar Program Studi Teknik Pertanian
yang memiliki keahlian di bidang Alat dan Mesin Pertanian. Sesuai dengan
bidangnya maka anggota pengusul 1 akan memfokuskan pada alat huller, polisher
dan pengayakan/pemisahan menir beras merah. Anggota pengusul 2 merupakan
staff pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Unsyiah yang memiliki
keahlian di bidang Manajemen Agribisnis yang akan mencoba untuk
menyelesaikan jalur distribusi dan masalah pelayanan konsumen agar lebih
produk lebih terjangkau. Sedangkan anggota pengusul 3 staff pengajar Program
Studi Agroteknologi yang akan menfokuskan pada perbaikan sistem budidaya
10
pertanian organic. Pengalaman kerja dari tim pengusul selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 1.
Dalam 1 (satu) tahun terakhir ini tim pengusul banyak terlibat dalam
program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pengabdian yang dilakukan adalah kegiatan yang bersentuhan langsung dengan
kebutuhan masyarakat pertanian di pedesaan.
Gaji/Upah
Jlh
No. Pelaksana Kegiatan Jumlah Jam/Minggu Honor /Jam Biaya (Rp)
1 Ketua Pelaksana 1 12 25000 300000
2 Anggota Pelaksana 3 12 25000 900000
3 Teknisi 1 12 25000 300000
Sub Total 1500000
Belanja Bahan
Biaya Satuan
No Bahan Volume (Rp) Biaya (Rp)
1 Plastik kemasan dan label 1 1000000 1000000
2 Padi gabah 1 500000 500000
3 Solar 1 1000000 1000000
4 Analisis produk 1 1000000 1000000
11
5 Instalasi/perbaikan mesin 1 1000000 1000000
6 Mesin Huller 1 20000000 20000000
7 Mesin Polisher 1 1200000 1200000
8 Mesin Pengayak 1 8600000 8600000
9 Vacuum Sealer 1 10000000 10000000
10 Pembuatan website dan aplikasi 1 5000000 5000000
11 Tool kit 1 paket 1 700000 700000
Jumlah Biaya 50000000
Belanja Lainnya
Biaya Satuan
No Jenis Volume (Rp) Biaya (Rp)
1 Kertas 2 50000 100000
2 Cartridge printer 4 100000 400000
3 Flash disk 1 buah 1 100000 100000
4 Pengetikan laporan 1 100000 100000
Penggandaan Laporan (fotokopi,
5 jilid dan cetak) 4 25000 100000
Administrasi dan pengiriman
6 laporan 1 80000 80000
7 Komunikasi tim selama kegiatan 5 600000 3000000
8 Penggandaan artikel (fotokopi) 10 2000 20000
9 Moderator 1 100000 100000
10 Konsumsi peserta seminar 25 40000 1000000
11 Dokumentasi & publikasi 1 10000000 10000000
Jumlah Biaya 15000000
12
5.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pengabdian dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Bulan ke-
Jenis Kegiatan Lokasi
1 2 3
Penyusunan
proposal, persiapan
surat izin,
Prodi THP, mitra
1 peninjauan ke lokasi,
usaha
sosialisasi kegiatan,
persiapan bahan &
alat
Ujicoba alat,
produksi beras
2 Mitra usaha
merah, pembuatan
website, pemasaran
Evaluasi kegiatan,
pembuatan dan
penggandaan
laporan, monitoring Fakultas dan
3
ke lokasi, publikasi, LPPM
seminar hasil
pengabdian kepada
masyarakat
13