Pemilihan tepung biji mangga sebagai bahan dasar beras analog bertujuan
untuk mengurangi limbah biji mangga. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS), mencatat bahwa jumlah produksi mangga di Indonesia mencapai
2,8 juta ton pada tahun 2021, sedangkan biji mangga memiliki kadar sebesar 14-
22% dari buahnya (Pangestika dkk., 2019). Menurut Desriani (2021), limbah biji
mangga yang dibuang ternyata memiliki nilai kandungan gizi cukup tinggi, yaitu
kadar air 41,38%, kadar abu 2,23%, kadar karbohidrat 38,68%, dan kadar protein
3,08%. Selain itu, biji mangga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat karena
kandungan senyawa fenolik yang tinggi (Aritonang dkk., 2013). Inovasi pangan
alternatif ini merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk dapat
mewujudkan Sustainable Development Goal’s atau SDG’s. Terutama pada pokok
tujuan ke-dua, yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan,
memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.
Tercapainya Sustainable Development Goals (SDG’s) mampu mendorong
Indonesia emas pada tahun 2045.
Tepung biji mangga merupakan hasil olahan dari buah mangga yang
diperoleh dari biji mangga, Cara pengolahan tepung biji mangga, yaitu mengambil
bagian tengah biji buah mangga dengan cara membuang bagian selaput luarnya,
dicuci bersih, dan dikeringkan. Setelah biji mulai mengering sempurna, kemudian
ditumbuk menjadi tepung dan dijemur kembali (Khotimah, 2017). Menurut
Istianah dkk.,(2018), biji mangga yang dijadikan tepung mengalami peningkatan
dan penurunan dari kandungan nutrisinya. Kadar air biji mangga menurun
menjadi 12,34%, kadar abu 0,97%, kadar karbohidrat 52,74%, dan kadar protein
3,40%. Untuk penurunan kandungan biji mangga dilakukan penambahan bahan
lain agar kandungan nutrisinya tetap seimbang. Kemudian, senyawa antioksidan
yang terkandung di dalam biji mangga diketahui mampu menyerap atau
menetralisir radikal bebas sehingga dapat mencegah penyakit-penyakit degeneratif
seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya. Sifat fungsional
inilah yang membuat biji mangga berpotensi sebagai substitusi tepung pada
pembuatan beras analog.