Anda di halaman 1dari 7

HIVI RICE (HIDROPONIK MINA PADI DAN VERTIKULTUR-RICE) :

METODE PENANAMAN PADI BERBASIS VERTIMINAPONIK


SEBAGAI SOLUSI KREATIF DALAM MENGHADAPI KRISIS PANGAN
NASIONAL AKIBAT LAHAN YANG BERKURANG

Penulis :
1. Fatmawati
2. Aliyatul Husna
3. Nurlaila Mahdiah

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2016
HiVi Rice (Hidroponik Mina Padi dan Vertikultur-Rice) : Metode
Penanaman Padi Berbasis Vertiminaponik sebagai Solusi Kreatif dalam
Menghadapi Krisis Pangan Nasional Akibat Lahan yang Berkurang

Kebutuhan Manusia akan Pangan


Menurut Food and Agricultural Organization (FAO), pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah dan
yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia. Berdasarkan pernyatan dari FAO, manusia yang bersifat
konsumtif sangat memerlukan pangan untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan
perutnya sehingga kehidupan manusia sangat terikat dan tidak dapat terlepas dari
pangan. Hal ini dikarenakan pangan berhubungan erat dengan kelangsungan
hidup, pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Secara global, kebutuhan manusia akan pangan terus meningkat, terutama
di Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia sepakat untuk menurunkan konsumsi
beras sehingga konsumsi beras penduduk Indonesia mencapai 102 kg per kapita
per tahun dengan jumlah penduduk yang bertambah setiap tahunnya. Produksi
padi di Indonesia pada tahun 2014 menurun sebesar 0,45 juta ton dari tahun 2013
dan penurunan produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas
41,61 ribu hektar dan penurunan prodiktivitas sebesar 0,17 kuintal/hektar.
Sedangkan, pada tahun 2015 produksi padi naik sebesar 6,64 persen dan menurut
Badan Pusat Statistik kenaikan ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun
terakhir. Namun, konsumsi beras Indonesia belum tercukupi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor di antaranya jumlah penduduk yang meningkat setiap
tahunnya dan banyaknya sektor dan industri yang membutuhkan beras untuk
kebutuhan sektor dan industri tersebut.
Pemerintah melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan
rakyatnya akan beras, salah satunya dengan mengimpor beras. Namun, tahun ke
tahun, impor beras semakin meningkat sehingga pemerintah berusaha untuk
mengurangi impor beras dengan cara diversifikasi pangan. Padahal, Indonesia
dikenal sebagai negara agraris yang seharusnya mampu memenuhi kebutuhan
pangan penduduknya dan menjadi eksportir beras dan hasil pertanian lainnya.
Ketergantungan penduduk Indonesia akan beras tidak dapat dialihkan dengan
komoditas lain. Pemerintah juga menyediakan beras murah, tetapi masyarakat
enggan untuk membeli. Hal itu dikarenakan kualitas beras yang kurang bagus.
Apabila kebutuhan pangan tidak dapat dipenuhi dan ketersediaan pangan semakin
sedikit maka krisis pangan akan semakin membelenggu manusia.

Ancaman Krisis Pangan Nasional


Istilah krisis selalu dikaitkan dengan tidak seimbangnya antara supply
(ketersediaan) dengan demand (kebutuhan), yaitu ketika angka kebutuhan lebih
tinggi dari ketersediaan, maka terjadilah krisis. Beberapa tahun terakhir ini,
muncul keseriusan atas menurunnya kemampuan lndonesia untuk memenuhi
sendiri kebutuhan pangan bagi rakyatnya. Pakar ilmu pertanian yang juga
Direktur Pusat Pengembangan Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika Institut
Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir Tineke Mandang, Ms menyebutkan tahun 2025
Indonesia akan mengalami krisis pangan. Sektor pertanian merupakan salah satu
penunjang pemenuhan pangan, khususnya di Indonesia. Produktivitas padi yang
merupakan komoditi utama pangan Indonesia semakin tahun semakin menurun
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia yang semakin
bertambah jumlahnya. Penurunan produksi tersebut sebenarnya bukan tanpa
alasan.
Penyebab krisis pangan di Indonesia, khususnya krisis penyediaan padi
dapat dilihat dari dua sisi dari sektor pertanian atau petani itu sendiri. Dilihat dari
faktor eksternalnya, iklim, cuaca, kenaikan harga sarana prasarana pertanian,
terjadinya inflasi dapat mempengaruhi produktivitas pertanian yang menyebabkan
penghambatan gerak para petani dalam bekerja. Faktor internal berupa sumber
daya manusia untuk mengolah pertanian semakin berkurang, petani yang
ketinggalan jauh dari perkembangan teknologi, petani yang tidak didukung
dengan kemampuan akan biaya produksi, serta lahan pertanian yang semakin
sempit juga menjadi penunjang utama produktivitas pertanian.
Thomas Robert Malthus, seorang pakar demografis Inggris dan ekonom
politik melalui teori kependudukannya mengemukakan bahwa pertumbuhan
penduduk cenderung meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan
persediaan bahan makanan dapat meningkat secara arismatik (deret
hitung). Penambahan jumlah penduduk dunia, terkhusus Indonesia, setiap
tahunnya menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan lahan untuk tempat tinggal
dan aktivitas lain yang menunjang kualitas hidup manusia. Akibatnya, banyak
lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan nonpertanian seperti kawasan
perumahan dan industri. Alih fungsi lahan pertanian ini merupakan konsekuensi
akibat meningkatnya aktivitas dan jumlah penduduk serta pembangunan yang
lainnya.
Menurut hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2015, penduduk
Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 293,88 juta jiwa, berarti akan
mengalami kenaikan 56,24 juta jiwa dari penduduk tahun 2010 (BPS, 2015).
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang signifikan, bertambah pula
alih fungsi lahan pertanian untuk pemukiman dan lain sebagainya. Menurut data
Kementerian Pertanian (Kementan), lahan pertanian di Indonesia mengalami
penyusutan setiap tahun dengan kisaran 50-100 ribu hektar per tahun. Penyusutan
ini dikarenakan alih fungsi menjadi lahan industri, perumahan dan perkantoran,
dengan penyusutan terbesar terjadi di Pulau Jawa, seiring kebijakan kepala daerah
yang membuka pusat industri dan pembangunan infrastruktur.
Dengan beralih fungsinya lahan pertanian yang semakin meningkat,
menyebabkan jumlah produksi padi semakin menurun dikarenakan lahan yang
semakin sempit dan berujung pada krisis pangan nasional.

HiVi-Rice sebagai Solusi Kreatif dalam Menghadapi Krisis Pangan Nasional


Akibat Lahan yang Berkurang
Penigkatan produksi padi dengan HiVi-Rice berbasis metode
vertiminaponik dapat menjadi solusi dalam menghadapi krisis pangan nasional
saat ini dan mendatang. Vertiminaponik merupakan pembudidayaan tanaman
secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem aquaponik yang akan
menghasilkan dua komoditas sekaligus, yaitu hasil tanaman dan ikan. Metode ini
juga merupakan metode gabungan dari vertikultur, mina padi (aquaponik) dan
hidroponik. Metode vertiminaponik memiliki keunggulan di antaranya : (1)
Optimalisasi lahan yang dapat menghasilkan dua komoditas sekaligus, (2) hemat
tempat dan tenaga untuk bercocok tanam, (3) menghasilkan produk organik dan
berkualitas, (4) ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia, (5)
tanaman tidak perlu disiram setiap hari, (6) memanfaatkan barang-barang bekas
untuk media bercocok tanam, seperti terpal, botol plastik bekas, paralon dan lain-
lain. Teknologi budidaya pertanian semakin dibutuhkan untuk kondisi pertanian
Indonesia saat ini, HiVi-Rice diimplementasikan untuk mencapai target yang
sedang dilakukan oleh pemerintah, yaitu program P2BN (Peningkatan Produksi
Beras Naisonal).
Media dalam metode vertiminaponik memiliki dua bagian, yaitu kolam
untuk budidaya ikan dan vertikultur untuk budidaya padi. Air dari kolam akan
disalurkan dengaan menggunakan pompa air, melalui pipa-pipa ke setiap akar
tanaman padi. Padi akan mendapatkan pupuk organik dari hasil sisa pakan dan
kotoran ikan. Air dari padi akan dialirkan kembali ke kolam ikan dan begitu
seterusnya sehingga oksigen untuk padi maupun kolam akan terpenuhi. Dalam
satu lubang pada paralon yang digunakan pada metode ini dapat menghasilkan 50-
60 gram padi. Dengan lahan 1,5 x 1 meter dapat menghasilkan 1250-1500 gram
padi jika terdapat 25 lubang pada paralon. Hasil padi sesuai dengan jumlah lubang
dan panjang paralon yang digunakan. Kolam yang berukuran 1 x 1 meter dapat
menampung 300 benih ikan. Produktivitas beras dengan menggunakan metode
vertiminaponik mampu mencapai 10 ton/ha, sedangkan produktivitas beras
dengan pertanian tradisional hanya mencapai 5-6 ton/ha.
Oleh karena itu, HiVi-Rice menawarkan penanaman padi dengan
perpaduan tiga metode unggul, yaitu vertikultur, mina padi dan hidroponik guna
menambah produktivitas padi pada lahan sempit dalam menghadapi ancaman
krisis pangan nasional.
Daftar Pustaka

Agus. 2 Oktober 2010. Uji Coba Vertikultur Padi di Desa Gunungreja Kec.
Sidareja. http://dr-agus98.blogspot.co.id/2010/10/uji-coba-vertikultur-padi-di-
desa.html [Diunduh pada tanggal 5 November 2016]

Anonim. 27 Maret 2013. Konsumsi Beras Nasional Tertinggi Se-Asia.


http://www.neraca.co.id/article/26605/konsumsi-beras-nasional-tertinggi-se-asia-
diversifikasi-pangan-harus-digenjot [Diunduh pada tanggal 5 November 2016]

Gultom M. K. 20 Mei 2014. Bagaiaman Upaya untuk Meningkatkan Ketahanan


Pangan di Indonesia. https://masrogultom.wordpress.com/2014/05/20/bagaimana-
upaya-untuk-meningkatkan-ketahanan-pangan-di-indonesia/ [Diunduh pada
tanggal 5 November 2016]

https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1157 [Diunduh pada tanggal 9 November


2016]

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14198/H09rhe.pdf;jsession
id=BCB17FC569209C8DBED547DF755D2DB2?sequence=2
Biodata Penulis

1. Nama Lengkap : Fatmawati


Tempat, tanggal, lahir : Maros, 20 Desember 1997
Nomor Induk Mahasiswa : G84150029
Jurusan : Biokimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas : Institut Pertanian Bogor
No. HP : 085395131833
Email : fatmawati513@ymail.com

2. Nama Lengkap : Nurlaila Mahdiah


Tempat, tanggal, lahir : Jakarta, 31 Mei 1997
Nomor Induk Mahasiswa : H54150053
Jurusan : Ekonomi Syari’ah
Fakultas : Ekonomi dan Manajemen
Universitas : Institut Pertanian Bogor
No. HP : 081295312894
Email : nmahdiah4@gmail.com

3.Nama Lengkap : Aliyatul Husna


Tempat, tanggal, lahir : Padang Panjang, 27 Februari 1996
Nomor Induk Mahasiswa : H54150087
Jurusan : Ekonomi Syari’ah
Fakultas : Ekonomi dan Manajemen
Universitas : Institut Pertanian Bogor
No. HP : 082285157661
Email : conoaassilmi@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai