Anda di halaman 1dari 15

NAMA:YOBBY ARDIANSYAH

NIM:201211058
KELAS:AGROTEKNOLOGI
2C
Perkembangan Pertanian di Dunia

Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal
dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya
bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di
daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris danEufrat
terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali
dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuna
seperti emmer) dan polong-polongandi daerah tersebut.
Sejarah pertanian di Dunia

◦ Pertanian kuno (purba) :

 mengambil hasil pertanian tanpa menanam


 menanam di lahan sempit secara sederhana
 pertanian ladang berpindah (shifting cultivation)
 berpindah tempat baru jika hasil tanaman sudah turun
 ke tempat semula setelah 7-10 putaran
 teknologi masih sederhana
 hasil untuk keluarga (subsisten)


◦ Pertanian tradisional :

 pertanian dengan sistem menetap


 pengolahan tanah dengan tenaga manusia/hewan,
 bibit menggunakan jenis lokal,
 pemupukan dengan pupuk organik,
 pengairan sistem tadah hujan,
 pengendalian hama penyakit secara manual
◦ Pertanian sehat (sustainable agriculture):

 menggunakan prinsip-prinsip ekologis


 penurunan penggunan pupuk buatan dan memberikan pupuk organik
 penggunaan pestisida organik
 pengendalian HPT secara terpadu (IPM)


Perkembangan Pertanian di Indonesia

◦ Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain berbagai ancaman akibat
bencana alam, dan perubahan iklim, pertanian juga terancam oleh kerusakan tanah yang makin
mengeras karena intensifikasi penggunaan pupuk. Akibatnya residu tanah menumpuk, hama
meningkat, beragam dan resist terhadap obat-obatan pertanian. dan diperkirakan sekitar 342.387 ha
sangat potensial untuk dikembangkan bagi kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan.
Perkembangan Pertanian Indonesia dari Zaman ke Zaman

◦ Era Sebelum kemerdekaan (1900-1945)

1918: Berdiri Balai Besar Penyelidikan Pertanian (Algemeen Proefstation voor den Landbouw), yang kemudian semenjak tahun
1949 menjadi Jawatan Penyelidikan Pertanian, lalu 1952 menjadi Balai Besar Penyelidikan Pertanian / General Agriculture
Experiment Station (Algemeen Proefstation voor den Landbouw). Selanjutnya tahun 1966 menjadi Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian, tahun 1980 berubah lagi menjadi Balai Penelitian Tanaman Bogor (Balittan), tahun 1994 menjadi Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan (Balitbio), tahun 2002 menjadi Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
(Balitbiogen), dan terakhir tahun 2003 berganti nama menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian (BB-Biogen)
◦ Era abad ke-19

1811-1816: Sistem pajak tanah yang dikenalkan oleh Raffles telah membawa beberapa persoalan terhadap kaum feodal Jawa di
daerah-daerah taklukan dan juga perubahan penting berupa sistem kepemilikan tanah oleh desa. Kekecewaan para feodal
terhadap sistem ini telah mendorong lahirnya pemberontakan kerajaan. Pemberontakan ini kemudian lebih dikenal dengan
Perang Jawa atau perang Diponegoro.
◦ 1830-1870
Era Tanam paksa (cultuur stelsel) Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch mewajibkan setiap desa harus menyisihkan
sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor khususnya kopi, tebu, nila. Hasil tanaman ini akan dijual kepada
pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa
yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi
semacam pajak. Pada prakteknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh wilayah pertanian wajib ditanami
tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Belanda.
◦ Era Reformasi (1998 – Sekarang)

◦ 1998: Departemen Pertanian kehilangan arah. Hal ini dikarenakan pudarnya Pembangunan jangka Panjang ke 6 yang
menjadi ciri khas tahap orientasi pemerintahan Orde Lama. Pada era ini rakyat sudah kehilangan kepercayaan kepada
pemerintahan, meski tidak semuanya, tapi mendominasi. Dampak yang ditimbulkannya sangatlah besar. Kegiatan-
kegiatan penyuluhan dan intensifikasi pertanian melambat. Dampak yang ditimbulkannya adalah rendahnya produktivitas
pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

◦ 2005: Pada tahun ini muncul rencana Pemerintah dalam melakukan revitalisasi pertanian di Indonesia. Hal ini ditindak
lanjuti dengan UU No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan. Kemudian
ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.273 Tahun 2007 terkait tentang penjabaran Penyuluhan Pertanian.
Konsentrasi peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian ini mengantarkan Indonesia mencapai swa
sembada beras ke 2 pada tahun 2008. Hal ini ditunjang dengan penambahan tanaga penyuluh pertanian melalui Tenaga
Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP).

◦ 2010: Pertanian di Indonesia mengarah kepada pertanian organik. Pada awalnya pada tahun ini dicanangkan program
pertanian organik, karena banyak hal tentang kekurangsiapan para petani di Indonesia menjadikan rencana pertanian
organik diundur sampai 2014. Akan tetapi pada tahun 2010 ini penggunaan pupuk kimia sudah mulai dikurangi, dan
pertanian organik mulai digalakkan di beberapa daerah.


Proyeksi Perkembangan Pertanian Menuju Tahun 2050

◦ Diperkirakan, sembilan miliar manusia akan menghuni bumi pada tahun 2050 Hal tersebut berarti adanya penambahan
dua miliar manusia yang perlu makan untuk kehidupannya. Berdasarkan penelitian, maka manusia diperlukan untuk
meningkatkan produksi pangan sebanyak 70 persen agar dapat memenuhi permintaan pangan pada tahun 2050.
Pada tahun 2050, selain masalah ketersediaan pangan, penduduk bumi juga menghadapi tantangan terbesar lainnya seperti
harga minyak dunia, dampak perubahan iklim, sumber daya alam yang semakin berkurang, kelaparan yang terus berlanjut,
kekurangan gizi dan ketidakmampuan meningkatkan kualitas hidup.
Upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pangan sudah dilakukan oleh pemerintah maupun individu

◦ Ketersediaan Pangan (food availability) : yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk
semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan
pangan.

◦ Akses pangan (food access) : yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumberdaya yang dimilikinya
untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses
ekonomi, fisik dan sosial.

◦ Penyerapan pangan (food utilization) yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup sehat yang meliputi kebutuhan
energi dan gizi, air dan kesehatan lingkungan.

◦ Stabilitas pangan (food stability) merupakan dimensi waktu dari ketahanan pangan yang terbagi dalam kerawanan pangan
kronis (chronic food insecurity) dan kerawanan pangan sementara (transitory food insecurity).

◦ Status gizi (Nutritional status) adalah outcome ketahanan pangan yang merupakan cerminan dari kualitas hidup
seseorang. Umumnya satus gizi ini diukur dengan angka harapan hidup, tingkat gizi balita dan kematian bayi.
Persamaan Perkembangan Pertanian di Dunia dan Perkembangan Pertanian di Indonesia

 Keduanya sama sama berkembang maju untuk meningkatkan kuliatas pertanian


 Keduanya berevolusi lebih baikn dari zaman kezaman
 Keduanya sama sama ingin mencapai suatu kualiatas pertanian yang baik
Perbedaan Perkembangan Pertanian di Dunia dan Perkembangan Pertanian di Indonesia

 Pertanian di indonesia belum terlalu maju seperti negara lain yang ada didunia
 Teknologi pertanian di indonesia belum secanggih negara lain
 Infrastruktur di Indonesia masih kurang memadai

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai