Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERTANIAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN


PANGAN PADA TAHUN 1945-1965

Oleh :

DEA ARDHIA AJENG PRAMESTI (191910501004)

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS TEKNIK

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2020

1|Das ar Agrikultur
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan pertanian sudah mulai di kenal ketika manusia mulai mengambil peranan
dalam proses kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan.
Tingkat kemajuan pertanian mulai dari mengumpul dan berburu, pertanian primitive,
pertanian tradisional sampai pertanian modern.

Banyak pelaku pertanian yang belum mengetahui secara jelas tentang sejarah
pertanian yang ada utamanya di Indonesia, sebagian besar mereka hanyalah menjalankan apa
yang telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka untuk melakukan kegiatan pertanian.
Seiring dengan kegiatan pertanian pasti tidak lepas dengan adanya kegiatan bisnis atau usaha
dalam rangka penjualan atau pemanfaata hasil pertanian, maka tidak jarang dari mereka
untuk mengelola atau menjual hasil produksi paska panen untuk kebutuhan sehari-hari atau
bahkan sudah menjadi bisnis tersendiri oleh sebagian orang yang mampu untuk
menjalankannya.

Kemudian dalam makalah ini, penulis membahas mengenai perkembangan tanaman


pangan di indonesia tahun 1945-1965. Yang di tilik dari jurnal of Indonesian history.
Tanaman pangan yang menjadi kebutuhan dasar manusia membuat perhatian pemerintah
mengarah ke hal tersebut. pemerintah berusaha untuk dapat menjaga ketersediaan pangan.
Pangan dapat menjadi factor penyebab dari berbagai masalah ekonomi dan social politik
dalan suatu negara. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, tahun tahun setelahnya
Indonesia merdeka indonesia berada di keadaan ekonomi yang buruk yang disebabkan
manajemen makro mengenai ekonomi, social dan budaya yang belum stabil. Indonesia di
sebut-sebut sebagai negara agraris, masyarakatnya khususnya pulau jawa memandang tanah
sebagai asset penting dalam kehidupan. Masyarakat jawa berpikiran bahwa tanah dapat
digunakan untuk mengolah sumber daya alam yang menghasilkan komoditas hasil pertanian
yang dapat menyokong kehidupan mereka. Pada tahun 1950 penduduk insonesia mencapai
77,2 juta jiwa kemudian pada taun 1961 mencapai 97,02 juta jiwa. Sehingga dalam makalah
ini akan dibahas mengenai kebudayaan pangan di indonesia, perkembangan pangan di
indonesia pada masa colonial, memberikan pengetahuan tentang pertanian baik secara khusus
maupun secara umum, mengetahui sejarah pertanian dan menyajikan informasi pengelolaan
hasil produksi dalam pertanian dan usaha pertanian

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian pertanian dan sejarah perkembangan pertanian di indonesia?


2. Bagaimana perkembangan tanaman pangan di indonesia dan Bagaimana budidaya
padi dan situasi pangan masyarakat jawa?
3. Bagaimana pengelolaah hasil pertanian dalam usaha pertanian dan pemasarannya?

2|Das ar Agrikultur
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Pertanian

Pertanian dimulai pada saat manusia mulai mengamati perilaku tanaman, hewan, dan ikan
serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan
sejarah perkembangannya pertanian dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan yaitu :
1. Pemburu dan pengumpul
2. Pertanian primitif
3. Pertanian tradisional
4. Pertanian progresif (modern)
Manusia pertama hidup di daerah hutan tropik di sekitar laut Cina Selatan yaitu bangsa
Alitik (prapaleolitik) yang merupakan kelompok manusia pengumpul makanan dan berburu
serta menangkap ikan. Sebagai contohnya adalah Suku Semang, suku kubu dan sakad di
semenanjung malaya, sukum andaman dan aeta di filiphina, suku toala di sulawesi, suku
punan di kalimantan dan suku tasadai di mindanau selatan.
Manusia pengumpul dan pemburu bersifat nomadik (berpindah-pindah) tetapi tidaklah
mengembara tanpa tujuan di dalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah tertentu
antara 20-25 Km2 . Mereka bertempat tinggal di goa-goa atau tebing batu. Mereka juga telah
banyak mengetahui jenis-jenis tanaman dan habitatnya serta keguanaannya. Pengetahuan
untuk menghilangkan racun dari bahan makanan dan cara mengawetkannya juga sudah
mereka kuasai. Sebagai contoh biji sebelum dimakan direndam dalam air kemudian
dimasukkan ke dalam bambu dan dibenamkan ke dalam tanah selama sebulan lebih.
Penemuan api dan perkembangan pertanian merupakan dua inovasi yang membentuk
dasar kebudayaan. Api merupakan landasan dari eksistensi kita dan sukarlah membayangkan
manusia tanpa api. Penggunaan api oleh manusia tidak hanya menandai awal kehidupan
sosial tetapi akhirnya melahirkan serentetan teknologiyang saling berhubungan. Hasil
langsung dari adanya api yang paling penting adalah pemanfaatan persediaan pangan menjadi
lebih luas, karena sejumlah pangan adalah tak termakan (unedible), tidak enak rasanya
(unpalatable) atau tidak sehat kalau tidak dimasak dulu.Perkembangan setiap masyarakat
secara berkesinambungan bersendi pada ketersediaan suatu sumber pangan yang cukup. Pada
masyarakat primitif yang bersendi pada pengumpulan pangan atau perburuan, setiap individu
harus terlibat secara total dengan kepastian ketersediaan sumber pangan. Keberlimpahan
hanyalah bersifat sementara dan merupakan kekecualian. Pemecahan masalah ini terjadi
dengan penciptaan suatu rentetan teknologi yang berhubungan dan kompleks, mencakup
hubungan yang serasi antara tanaman pertanian dan ternak, yaitu perkembangan
pertanian.Sejarah perkembangan pertanian secara relatif merupakan inovasi yang belum lama
berselang bila dibanding dengan sejarah manusia, karena manusia semula dalam masa yang
lama hanya bertindak sebagai pengumpul makanan.
Produksi pangan yang pertama dengan penanaman dan pembudidayaan yang
sesungguhnya baru terjadi pada 7.000-10.000 tahun yang silam (pada zaman Neolitik). Di
dunia, pertanian nampaknya berkembang secara sendiri-sendiri, pada waktu yang jauh
terpisah pada beberapa tempat berlainan.Perkembangan pertanian lambat laun membawa
keberuntungan dan surplus pangan yang meyakinkan. Keadaan surplus demikian dapat
membebaskan beberapa orang yang trampil dengan keahlian lain dari tugas memproduksi
pangan. Perkembangan keahlian baru hanyalah mungkin bila kenaikan efisiensi pertanian

3|Das ar Agrikultur
mengizinkan penggunaan waktu-waktu senggang yang baru diperoleh. Hingga kini, keadaan
ini masih berlaku. Hasil akhir pada kenaikan taraf hidup ditandai dari hal –ihwal yang dulu
dianggap sebagai suatu kemewahan akhirnya telah menjadi kebutuhan sehari-hari.Asal-usul
kebudayaan dapat ditelusur pada penemuan bahwa persediaan pangan berlebihan dapat
tercapai dengan penanaman biji atau bagian-bagian tanaman. Tanaman-tanaman yang cepat
tumbuhdan menghasilkan dalam semusim mungkin merupakan tanaman yang pertama kali
diusahakan.
Teknologi yang menyangkut budidaya tanaman berumur panjang seperti pohon buah-
buahan, memakan waktu dan menuntut teknologi lebih tinggi, karenanya pada masa itu buah-
buahan hanya dipanen dari tanaman liar.Secara praktis, setiap tanaman telah dikembangkan
pada zaman prasejarah. Pengembangan tanaman ini dicapai dengan dua cara yang berbeda: 1)
penjinakan (domestication), yaitu dengan membawa beberapa spesies liar ke dalambudidaya
atau pengelolaan, dan 2) seleksi (selection), yaitu penangkaran yang berbeda-beda dari
spesies tersebut.Manusia primitif menunjukkan kecerdikan luar biasa pada proses penjinakan
tanaman liar dan persiapan kebutuhan pangannya. Misalnya tanaman singkong yang
mengandung racun yang dapat mematikan (asam sianida, HCN), telah lama diketahui bahwa
racun dapat dihilangkan dengan proses pemasakan. Ini merupakan suatu teknik yang tak
mudah diketahui dengan begitu saja.Seleksi kadang-kadang mengakibatkan terciptanya suatu
tipe baru dan untuk banyak tanaman sangat efektif. Dari tanaman yang ada dewasa ini
kebanyakan sangat berbeda nyata dengan nenek moyangnya yang masih liar, dan banyak
yang telah sangat berubah sehingga garis turunannya telah kabur. Manusiapurba merupakan
pemulia tanaman (plant breeder) yang efektif, walaupun tanpa pengetahuan genetika sedikit
pun.Tanaman pertanian telah menyertai manusia dalam pengembaraan dan migrasinya.
Introduksi spesies baru kepada habitatnya yang baru, merupakan salah satu wajah penting
dalam perkembangan pertanian. Belakangan ini pusat produksi dari hampir semua tanaman
pertanian sangat jauh berpindah dari pusat asal-usulnya.Tinggi rendahnya kebudayaan
terletak pada penemuan-penemuan oleh orang-orang yang dilupakan sejarah. Tidak diketahui
secara tepat di manakah suatu tanaman pertama dibudidayakan. Menurut bukti-bukti
arkeologi, tercatat 7.000 –8.000 tahun berselang, peninggalan sejarah didapatkan pada
dataran-dataran tinggi yang terairi secara baik dari sungai-sungai Indus, Tigris, Eufrat dan
Nil. Peristiwa yang mendahuluinya tentu berlangsung ribuan tahun sebelum itu.
Pertanian primitive

Ketika manusia pengumpul dan berburu mulai berusaha menjaga bahan makanan
maka mulai terjadi suatu mata rantai antara periode pengumpul dan berburu dengan pertanian
primitif. Orang-orang semang yang suka makan buah durian akan tinggal di dekat pohon
durian untuk mencegah monyet dan binatang-binatang lain menghabiskan buah durian.
Mereka juga menanam kembali batang dan sulur umbi liar yang umbinya telah mereka ambil,
sehingga dapat tumbuh kembali. Tindakan ini adalah satu langakh menuju pertanian primitif.
Setelah berabad-abad lamanya wanita mendapatkan pengetahuan yang baik tentang
kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard han dan beberapa sarjana lainnya menganggap wanita
adalah penemu cara penanaman dan penghasil bahan makanan yang pertama. Han menamai
pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau hoe tillage = pertanian pacul atau
pertania bajak).dia menganggap pacul adalah alat kerja wanita, sedangkan bajak alat kerja
pria.

Teori han yang pertama menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman
mungkin dapat diterima tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitif dan
pertanian yang lebih maju berdasarkan alat kerja yang digunakan apalagi dihubungkan

4|Das ar Agrikultur
dengan jenis kelamin tidaklah dapat diterima meskipun di beberapa daerah atau negara
banyak wanita yang bekerja sebagai petani.
Perbedaan yang fundamental antara pertanian primtif dengan pertanian yang lebih maju
adalah dalam hal penggunaan lahan. Petani-petani primitif, bertani secara berpindah-pindah.
Sebidang tanah ditanami sekali sampai 2 kali kemudian ditinggalkan dan mereka mencari
tanah baru untuk ditanami dan seterusnya. Sehingga sistem pertanian ini disebut huma atau
ladang berpindah.
Pertanian tradisional

Pada pertanian tradisional orangmenerima keadaan tanah, curah hujan, dan varietas
tanaman sebagaimana adanya dan sebagaimana yang diberikan alam. Bantuan terhadap
pertumbuhan tanaman hanya sekedarnya sampai tingkat tertentu seperti pengairan,
penyiangan, dan melindungi tanaman dari gangguan binatang liar dengan cara yang
diturunkan oleh nenek moyangnya.Peternakan merupakan penjinakan hewan-hewan liar
untuk digunakan tenaga dan hasilnya. Sedangkan perikanan merupakan hasil penangkapan
dan pemeliharaan secara sederhana serta tergantung pada kondisi alam.
Pertanian progresif (modern)
Manusia mengguanakan otaknya untuk meningkatkan penguasaannya terhadap semua
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan. Usaha pertanian merupakan usaha
yang efisien, masalah-masalah pertanian dihadapi secara ilmiah melalui penelitian-penelitian,
fasilitas-fasilitas irigasi dan drainase dibangun dan dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil
yang maksimum, pemuliaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul yang
berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, tahan terhadap serangan hama dan penyakit
serta masak lebih cepat.Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah dan dikembangkan
metode berbagai macam input dilakukan secara ilmiah dan didorong motivasi ekonomi untuk
mendapatkan hasil dan pendapatan yang lebih besar. Hasil pertanian dalam bentuk bulk
(lumbung) diolah untukmendapatkan harga yang lebih tinggi. Cara pengawetan hasil
pertanian dikembangkan untuk menghindarkan kerusakan dan mendapatkan nilai yang tinggi.
Pertanian di Indonesia

Bangsa Indonesia menganggap pertanian sebagai bagian dari kebudayaan manusia,


hal ini menjadikan sejarah pertanian menjadi salah satu bagian dari sejarah kebudayaan
manusia. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang
besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi
pertanian adalah revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.Usaha tani (farming)
adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan
dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak
(livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Berdasarkan data statistik yang ada saat ini sekitar 75% penduduk Indonesia tinggal
diwilayah pedesaan. Lebih dari 54% diantaranya menggantungkan hidup dari sektor
pertanian dengan tinggat pendapatan yang relative rendah jika dibandingkan dengan
penduduk yang tinggal di perkotaan. Kondisi sosial budaya pertanian merupakan masalah
utama dalam fungsi sektor pertanian di dalam pembagunan nasional dan kemampuan sektor
untuk bersaing pada abad yang akan datang.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia
untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk

5|Das ar Agrikultur
mengelola lingkungan hidupnya Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta
pembesaran hewan ternak (raising). Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang
tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini
memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi
dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002,
bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk
meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu
pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian
selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah,
meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian
Sistem pertanian konvensional merupakan system memicu produktifitas dengan
mengandalkan mekanisme dalam mengolah tanah. Dan merupakan system pertanian yang
terpadu (dengan perternakan) dimana setiap petani memelihara ternak dari kotoran itulah
diproses suatu pupuk organic sendiri. Kotoran hewan yang ditampung dalam bak
penampunhgan telah dicampur dengan berbagi macam mineral sesuai dengan struktur dan
sifat alam. Kemudian setelah itu diaduk dengan mesen pengaduk dan dimasukan kedalam
mobil tanggki untuk disiramkan atau disemprotkan dilahan pertanian. Sistem
ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap
budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum,
produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena
sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan
ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti
padi darat, jagung, atau umbi-umbian.

Secara umum Sejarah pertanian dimulai sejak nenek moyang turun dari pepohonan mulai
hidup berburu dan nomadem (berpindah). Pemukiman permanent adalah goa yang merupakan
petunjuk awal dari perkembangan pertanian sosial budaya dan lain sebagainya.

Revolusi pertanian dari beruburu dan bercocok tanam secara menetap dengan ciri-ciri
sebagaiberikut :

1. Ekstensifikasi pertanian
2. Hewan di jinakkan dan diternak
3. Tenaga kerja manusia berharga

Budidaya Padi dan Situasi Pangan Masyarakat Jawa

Masyarakat jawa yang tinggal di desa mempunyai tradisi sendiri di bidang pertanian.
Seperti tradisi Pranata Mongso yaitu pelakasaan budidaya padi dengan perhitugan yang
dilakukan secara turun temurun. Pertanian di Indonesia pada pertengahan masehi masih
relative sederhana dan tidak menggunakan teknologi. Mereka masih menggunakan system
perladangan sampai pada kedatangan bangsa india yang emperkenalkan metode pengairan
dan meningkatkan hasil pertanian. Metode bawaan bangsa india memberikan pengarus yang
signifikan terhadap pertanian di nusantara. Catatan Sollewon Gelpke mengenai kebudayaan
budidaya padi sawah di Jawa pada abad ke 18 hingga awal abad 20 menjelaskan kekayaan
dalam budidaya padi sawah di jawa mulai dari kalender musim tanam, menceeetak sawah,
mengelola persssemiannn, mengatasi hama dan penyakit sampai dengaaan memanen padi di
sawah.
6|Das ar Agrikultur
Masyarakat jawa memiliki tradisi pertanian turun temurun yang berhubungan dengan
alam dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat jawa mempercayai legenda hasil dialog terus
menerus mengenai asal usul tanaman pangan, namun tidak hanya sampai disitu masyarakat
jawa mempercayai peran dewi padi. Dewi padi memperkenalkan dirinya sebagai dewi
pangan, dewi kesuburan, dan dewi kesejahteraan. Cerita tersebut banyak terdapat di berbagai
daerah di nusantara.

Masyarakat jawa bagian barat menyebut Dewi Sri dengan Nyi Pohaci. Berdasarkan
cerita rakyat Dewa Anta ditugaskan untuk membuat batu tiang, tetapi Dewa Anti tidak dapat
melaksanakan tugasnya karena badannya berbentuk ular. Dewa Anta menangis sedih dan
meneteskan air mata tiga butir. Air mata itu kemudian berubah menjadi tiga butir telur yang
dibawa dengan mulut. Batara Guru dierami oleh Dewa Anta.
Ketika telur menetas lahirlah seorang putri cantik yang diberi nama Dewi Pohaci. Bagi
masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, dewi padi dikenal dengan nama Dewi Sri.
Masyarakat Madura memiliki dua dewi padi yang diceritakan dalam satu mitologi yaitu
Retna Dumilah dan Dewi Sri. Retna Dumilah merupakan putri dari Batara Guru, karena
kecantikannya justru membuat ayahnya sendiri jatuh cinta kepadanya.

Tanaman pangan masa colonial

Tuntutan mengenai produksi kaum tani melalui penguasaan atas penggunaan tanah
sudah menjadi masalah sejak zaman awal kolonial. Padi yang merupakan bahan makanan
pokok penduduk Jawa dalam proses produksi pertanian, desa merupakan unit yang
penting. Pada masa awal sistem tanam paksa diterapkan, hasil produksi padi di Jawa sangat
rendah. Produksi pada tahun 1837 sebesarton.Produski pada tahun 1856 mengalami
peningkaatan yang tidak menentu dengan total produksi mencapai 1.800.300
ton. Pertumbuhan produksi selama 20 tahun tidak mencapai dua kali lipat, dengan hasil ini
bahan makanan mengalami kekurangan .

Pada masa tanam paksa penduduk indonesia harus membagi tenaga antara menanam
tanaman perkebunan untuk memenuhi tuntutan negara atau tanaman pangan yang dapat
dikonsumsi setiap harinya. Pada tahun 1890 sampai tahun 1900 produksi padi terus
meningkat di bandingkan pada masa awal tanam paksa.

Creutzberg mengkategorikan bahan makanan menjadi 5 kategori. Yang pertama yaitu


makanan sederhana yang terdapat di alam, seperti hewan, dan tumbuhan yang berada di alam
yang aman untuk dikonsumsi seperti umbi-umbian dan akar-akaran. Yang kedua yaitu
makanan pokok seperti umbi-umbian dan akar- akaran yang dilengkapi dengan makanan
tambahan seperti daging dan makanan tambahan lainnya. Yang ketiga adalah komposisi
bahan makanan biji-bijian sebagai makanan pokok kemudian ditambah dengan daging atau
ikan sebagai bahan makanan tambahan. Yang ke empat komposisi biji-bijian seperti beras
dan jagung sebagai makanan pokok dan makanan tambahannya adalah ikan yang dikeringkan
atau di asinkan. Kemudian yang kelima adalah makanan beraneka ragam seperti daging,
kentang ataupun roti. Kelima komposisi makanan tersebut adalah komposisi makanan yang
dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat indonesia.

Berikut adalah angka produksi dan konsumsi beras tahun 1900-1930 yang bersumber
dari Buku Sejarah Statistik Indonesia yang di tulis oleh Creuts=zberg.

7|Das ar Agrikultur
Pertumbuhan penduduk di jawa khususnya di jawa timur dan jawa tengah mengalami
peningkatan serius pada masa penjajahan belanda. Konsumsi masyarakat jawa pun tergolong
tendah karena masih berada pada garis kemiskinan. Sehingga terdapat masyarakat yang
mengkonsumsi diluar bahan pangan beras.

Pada tebel di atas terlihat bahwa sepanjang politik etis belanda, masyarakat jawa
umumnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Perhitungan yang tidak sempurna
dikas=renakan ditak memperhatikan komposisi penduduk berdasarkan usia baik anak-anak,
remaja, dewasa dan orang tua. Banyak masyarakat yang tidak mengkonsumsi bahan makanan
pokok yaitu beras setiap harinya, padahal bahan makanan pokok tersebut adalah makanan
dasar masyarakat indonesia.

Perkembangan tanaman pangan di indonesia

Permasalahan pangan menyangkut kehidupan masyarakatnya. Dari keterangan


sebelumnya permasalahan pangan selalu menjadi masalah yang besar untuk beberapa negara,
seperti indonesia. Pemerintah selalu berupaya meningkatkan hasil produksi tanaman pangan
agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan. tidak hanya padi, namun tanaman
pangan lainnya mengalami peningkaan hasil produksi. Namun padi tetap menjadi tanaman
penting pagi pertanian indonesia. Setelah kemerdekaan pemerintah indonesiaberupaya
menjaga kelangsungan hidup penduduknya dan menjaga stabilitas politik dengan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan hasil produksi tanaman pangan.
produksi pangan di indonesia tercatat sebagai produksi tanaman pangan yang rapi. Produksi
tanaman pangan menjadi perhatian pemerintah, karena dinilai hal ini berdampak terhadap
keberlangsungan hidup masyarakatnya. Tidak hanya kamu lelaki saja yang mengerjakan
proses produksi tanaman pangan, namun juga menggunakan tenaga kaum wanita, mulai dari
proses pembibitan sampai dengan memanen dan menyimpan hasil produks guna menjaga
kebutuhan makanan.

Menurut data BPS tahun 1964, menjelaskan bahwa produksi bahan makanan di pulau
jawa mengalami peningkatan. Produksi bahan pangan padi terbesar adalah jawa barat yang
memiliki jumlah hasil produksi mencapai 2.990.400.000 kg untuk produksi padi sawah dan
padi gogo, sedangkan 305.300.00 kg merupakan jumlah produksi dari padi ladang. Namun
menurut data produksi padi yang kian meningkat berbanding terbalik dengan produksi
tanaman pangan lainnya seperti ketela dan jagung. Ketela dan jagung mengalami penurunan
hasil produksi.

8|Das ar Agrikultur
Konsumsi pangan utama penduduk indonesia adalah beras. Ketersediaan beras
menjadi kepentingan pemerintah untuk menjaga stabilitas politik. Peningkatan kebutuhan
bahan pangan mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup
masyarakatnya. Untuk menjaga stabilitas politik pemerintah memerlukan ketersediaan beras.
Seperti yang dikatakan oleh sajogyo, ia mengungkapkan bahwa batas kemiskinan pada
tingkat pendapatan setara dengan 240 kg beras perkapita untuk masyarakat yang tinggal di
desa, dan 360 kg beras perkapita bagi rumah tangga kota. Bahkan tidak hanya pada masa
pasca kemerdekaan, sampai saat ini pun masyarakat indonesia sangat bergantung pada
produksi padi.

ketersediaan bahan pangan utama masyarakat yang mengalami fluktuasi


menimbulkan kekacauan di daerah-daerah, bahan pangan utama mulai sulit ditemukan di
pasar sehingga angka permintaan tidak sebanding dengan ketersediaan, hal ini
mengakibatkan keaikan harga untuk bahan pangan utama masyarakat tersebut. distribusi
bahan makanan masih sangat kurang tepat sasaran. Distribusi pangan belum sampai kepada
konsumen. Kegiatan pengumpulan atau pembelian padi untuk pemerintah di laksanakan di
daerah daerah penghasil padi seperti jawa timur. Jawa timur merukapan lumbung pangan
terpenting di indonesia.

Sampai pada pangan menjadi isu strategis pada masa pemerintahan Presiden
Soerkarno yang dupayakan dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakatnya menunjukkan
peran serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat maupun dunia luar. Bahan pangan
di manfaatkan pemerintah dalam diplomasi internasional. Seperti pada tahun 1946 india
mengalami krisis bahan makanan sehingga indonesia berinisiatif untuk memberikan bantuan
berupa 500.000 ton beras kepada pemerintah india untuk menangani krisis tersebut.
pemerintah merekomendasikan tanah-tanah di sumatera timur yang luasnya mencapi 281.227
ha untuk ditanami tanaman pangan dan untuk jawa timur yang menjadi lumbung padi penting
di indonesia menggunakan bibit-bibit berkualitas untuk meningkatkan padi dengan kualitas
yang lebih baik.

Pertanian Usaha

1. Pertanian dan Usaha Tani

Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat
sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan,
peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal yang penting. Secara garis besar,
pengertian Pertanian dapat diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2) Pertanian atau
pengusaha; (3) Tanah tempat Usaha; (4) usaha Pertanian (Farm business)

empat hal yang perlu diperhatikan untuk pembinaan usaha tani.

1. Organisasi Usaha tani yang difokuskan pada pengelolaa unsure-unsur produksi dan
tujuan usahanya.
2. Pola pemilikan tanah usahatani
3. Kerja usahatani yang difokuskan pada distribusi kerja dan pengangguran dalam
usahatani.
4. modal usahatani yang difokuskan paa proporsi dan sumber modal petani.

9|Das ar Agrikultur
Pada dasarnya, sebagai individu petani tudak mempunyai kemampuan untuk mengubah
keadaan usaha taninya. Oleh karena itu, keberadaan bantuan dari luar sangat diperlukan baik
secara lagsung dalam bentuk bimbingan dan pembinaan usaha maupun tidak langsung dalam
bentuk insentif yang dapat mendorong petani menerima hal-hal baru dan mengadakan
tindakan perubahan. Bentuk-bentuk insentif itu adalah sebagai berikut :

1. Jaminan tersedianya sasaran produksi (input produksi) yang diperlukan petani dalam
jumlah cukup, harganya terjangkau, dan selalu dapat diperoleh secara kontinu.
2. Menjamin kemasaran hasil usahatani
3. Menjamin tersedianya kredit usahatani yang tidak memberatkan petani.
4. Menjamin adanya dan kontinuitas informasi teknologi untuk pengembangan usahatani
yang lebih produktif dan efisien.
5. Bentuk-bentuk insentif lain yang tujuannya untuk merangsang petani agar melakukan
usahatani yang berkembang lebih produktif dan efisien

2. Pasaran Hasil Usaha Tani

Pasaran hasil pertanian yang dimaksudkan di sini termasuk pasaran dalam negeri
(domestic) maupun pasaran luar negeri (ekspor). Produk-produk pertanian yang dipasarkan
tersebut bisa dalam bentuk mentah, olahan, maupun sebagai bahan baku industry.Pada
dasarnya, tidak banyak petani yang dapat menjual sendiri hasil-hasil buminya ke pasar, baik
pasar dalam negeri (pasar dikota-kota sebsar) maupun luar negeri karena pasar-pasar tersebut
umumnya terlalu jauh baginya. Petani perorangan (kecuali apabila ia pemimpin perkebunan
besar) tidak dapat/sulit menghubungi pembeli di pasar-pasar tersebut karena tidak memiliki
alat transportasi yang memadai dan tidak memiliki pengetahuan atau fasilitas yang diperlukan
untuk berbagai keperluan, seperti pengepakan, penyimpanan, pengolahan dan tidak lain yang
berhubungan dengan pemasaran tersebut.

Fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh system tata niaga hasil-hasil pertanian antara lain
sebagai berikut :

1. Pengangkutan (transportation) hingga pasar-pasar di kota-kota besar dan pasar


ekspor.
2. Penyimpanan (storage) untuk melindungi hasil-hasil pertanian ecara baik dan aman,
serta menghindari keruakan dan kebusukan.
3. Pengolahan (Processing) pengolahan lebih anjut dari hasil pertanian mentah (segar)
menjadi produk-produk olahan.
4. Pembiayaan (Financing) mencakup penciptaan nilai tambah hasil-hasil pertanian
untuk mendapatkan pangsa pasar dan harga yang lebih baik.
5. Pengelolaan (Management of marketing) mencakup pengaturan pengiriman barang
(produk-produk pertanian baik mentah maupun olahan) ke berbagai tempat pada
waktu yang tepat seperti yang diinginkan konsumen.

10 | D a s a r A g r i k u l t u r
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan uraian bahasan “Sejarah Pertanian dan perkembangan tanaman pangan di


Indonesia tahun 1945-1965” dapat disimpulkan bahwa :

1. Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian
rakyat sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit,
kehutanan, peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal yang penting. Secara
garis besar, pengertian Pertanian dapat diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2)
Pertanian atau pengusaha; (3) Tanah tempat Usaha; (4) usaha Pertanian (Farm
business)
2. Secara umum Sejarah pertanian dimulai sejak nenek moyang turun dari pepohonan
mulai hidup berburu dan nomadem (berpindah). Pemukiman permanent adalah goa
yang merupakan petunjuk awal dari perkembangan pertanian sosial budaya dan lain
sebagainya.Revolusi pertanian dari beruburu dan bercocok tanam secara menetap
dengan ciri-ciri sebagaiberikut :
a. Ekstensifikasi pertanian
b. Hewan di jinakkan dan diternak
c. Tenaga kerja manusia berharga
3. Pertanian padi sampai awal abad masehi masih sederhana dan belum menggunakan
teknologi sampai pada kedatangan bangsa india yang membawa pengaruh
pengembangan pertanian indonesia
4. Masyarakat indonesia mempercayai mitologi dewi sri dengan leganda berbeda-beda
tiap daerah
5. Pada masa colonial belanda pusat pemerintahan berpusat di jawa, makanan pokok
masyarakat mayoritas adalah beras namun colonial belanda memperhatikan produksi
bahan pangan selain beras seperti palawija dll, sehingga pada masa tersebut
masyarakat jawa mengalami kerugian dalam simter tersebut dan mengalami gagal
panen sehingga terjadi kelaparan.
6. Pertumbuhan penduduk mempengaruhi permintaan bahan pangan
7. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya
8. Pasaran hasil pertanian dapat dilakukan dalam negeri (domestic) maupun pasaran luar
negeri (ekspor). Produk-produk pertanian yang dipasarkan tersebut bisa dalam bentuk
mentah, olahan, maupun sebagai bahan baku industry.

11 | D a s a r A g r i k u l t u r
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu.

Asnawi, Sjofjan. 1988. “Peranan dan Masalah Irigasi dalam Mencapai dan Melestarikan

Swasembada Beras”. Dalam Prisma, Nomor 2. Hal. 10-15

Badan Pusat Statistik. 1968. Buku Saku Statistik Tahun 1964. Jakarta: BPS.

Creutzberg, Pieter. dan J.T.M Van Laanen. 1987.Sejarah Statistik Indonesia. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI

Press.

Khudori. 2008. Ironi Negeri Beras. Yogyakarta: Insist Press.

Kompas. 2006. Upacara Menghormati Padi. 16 April hal. 16.

Kompas. 2006. Pesta Syukur di Tanah Cigugur. 5 April hal. 32.

Kompas. 2006. “Seren Taun”, Melestarikan Budaya Asli Sunda. 5 April hal. 32.

Soetriono. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember: Banyumedia Publishing.

http://repository.ut.ac.id/4425/1/LUHT4219-M1.pdf

https://maftuchalkaff.wordpress.com/2016/11/25/makalah-sejarah-pertanian-dan-pertanian-
usaha/

http://agbsosek.blogspot.com/2015/12/teori-sejarah-perkembangan-pertanian.html?m=1

12 | D a s a r A g r i k u l t u r

Anda mungkin juga menyukai