KONSOLIDASI LAHAN
LAND POLICY
DASAR HUKUM PERTANAHAN
• UUD 1945
• Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
• Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Dan Hak
Pakai Atas Tanah.
• Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 Tentang Penunjukan Badan- Badan Hukum Yang Dapat
Mempunyai Hak Milik Atas Tanah.
• Keputusan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 1997
Tentang Perubahan Hak Milik Menjadi Hak Guna Bangunan Atau Hak Pakai Hak Guna Bangunan
Menjadi Hak Pakai.
• Keputusan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999
Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah Negara.
• Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
KONSEPSI PENGUASAAN TANAH
Konsepsi Penguasaan Tanah oleh Negara
(Land Tenure)
• Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 mengatakan : bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
• Pengertian dikuasai negara, dijelaskan juga pada pasal 2 UUPA
(UU no 5 tahun 1960) dimana negara mempunyai kewenangan
untuk : – Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
Menentukan dan mengatur hubungan hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
– Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara
orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi,
air, dan ruang angkasa.
KONSEPSI PENGUASAAN TANAH
• Atas dasar hak menguasai dari Negara terhadap tanah, maka
dapat ditentukan dan diberikan macam-macam hak atas tanah
• Hak Atas Tanah : hak yang dipunyai oleh seseorang atau badan
hukum yang melekat pada tanah.
• Berdasarkan UUPA pasal 6 bahwa semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial
Pelepasan Hak
Pengalihan Pemilikan rumah atau tanah oleh orang asing atau badan
usaha asing
• Pengalihan dapat dilakukan melaui pembelian atau penjualan hibah, pertukaran,
pewarisan.
• Pengalihan melalui penjualan, pembelian dan hibah hanya dapat dilakukan kepada
warga Negara Indonesia atau Badan Usaha Indonesia.
• Apabila orang asing memiliki rumah yang dibangun diatas tanah hak pakai atas tanah
Negara atau berdasarkan perjanjian dengan pemegang hak atas tanah tidak lagi
berkedudukan di Indonesia, maka dalam jangka waktu satu tahun wajib melepaskan
atau mengalihkan hak atas rumah dan tanahnya kepada orang lain yang memenuhi
syarat
JANGKA WAKTU KEPEMILIKAN OLEH
ORANG ASING/BADAN USAHA ASING
Pemilikan rumah atau tempat tinggal oleh orang asing atau badan usaha asing
berdasarkan Draft Peraturan Pemerintah yang baru : revisi Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 41 tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tinggal atau Hak Hunian bagi Orang Asing
yang Berkedudukan di Indonesia
• Dibangun di atas tanah hak pakai yaitu (i), hak pakai atas tanah Negara, atau hak
pakai di atas tanah hak pengelolaa, (ii). Hak pakai di atas tanah hak milik.
• Dibangun diatas tanah Hak sewa yaitu (i). hak sewa di atas tanah hak milik, (ii) tanah
hak sewa di atas tanah hak pengelolaan.
Jangka Waktu Pemilikan rumah atau tempat tinggal oleh orang asing atau badan usaha
asing berdasarkan draft Peraturan Pemerintah yang baru
• Jika dibangun di atas tanah hak pakai : maksimal 25 tahun dan dapat
diperpanjang maksimal 20 tahun lagi, total 45 tahun
• Dibangun diatas tanah hak sewa yaitu (i) hak sewa diatas tanah hak milik maksimal
50 tahun dan dapat diperpanjang maksimal 25 tahun lagi; (ii) hak sewa di atas tanah
hak pengelolaan maksimal 75 tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi.
PENGELOLAAN LAHAN
HAK PENGELOLAAN
• Pengelolaan Lahan (Land Management) adalah
upaya penanganan berbagai hal yang berkaitan
dengan :
– Masalah dan potensi pembebasan
– Pengalihan
– Pemanfaatan dan penggunaan
– Pengendalian dan pengawasan pembangunan pertanahan
sesuai dengan kebijaksanaan pertanahan dan rencana TGL
yang telah ditetapkan.
HAK PENGELOLAAN
• Ruang Lingkup Pengelolaan Lahan :
– Sistem Pengelolaan Lahan :
1. Instrumental : 2. Teknis :
a. Kelembagaan a. Teknik Pengem Lhn
b. Aspek Hukum b. Pembebasan Lhn
c. Policy c. Pematangan Llhn
d. Peraturan d. Pembangunan Lhn
e. Sistem Pemilikan e. Pengawasan dan
f. Rencana TGL Pengendalian Pemb
g. Prosedur Lahan
HAK PENGELOLAAN
• Proses yang diatur & dikelola dlm Manajemen
Lahan meliputi proses sbb :
1. Proses Penyesuaian dan Pencegahan
Proses ini diterapkan pada lahan perkotaan yang
pemanfaatan ruangnya sudah ADA/TERJADI,
- Tidak perlu penyesuaian thd Tata Ruang yg
direncanakan atau
- Melakukan tindakan-tindakan pengendalian yg bersifat
pencegahan thd kemungkinan terjadinya
pengrusakan/pencemaran lingkungan
a. Status Penguasaan & Pemilikan Hak
b. Penggunaan & Pemanfaatan
c. Gangguan/Kerusakan
d. Police Power : Kewenangan Pemerintah utk mengatur,
mengawasi dan mengendalikan (Ps 2 UU PA)
HAK PENGELOLAAN
2. Proses Pengalihan,
Pembebasan/Pencabutan
Proses ini diterapkan pada lahan perkotaan yang
pemanfaatan ruangnya TIDAK SESUAI dgn
penataan ruang, sehingga perlu,
- Pengalihan Hak, pembebasan
- Tidak perlu dipindahkan Masy
(Konsolidasi Tanah)
a. Pengalihan hak, jual beli
b.Eminent Domain : Tindakan mengambil alih/pencabutan hak
atas tanah (UU PA Ps 18 dan
Keppres 55/1985 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaks
Pemb utk Kepentingan Umum)
HAK PENGELOLAAN
3. Proses Perubahan dan Pengadaan
proses ini diterapkan utk mencari lahan yg sesuai dgn
kebutuhan lahan utk menerapkan kegiatan
pembangunan perkotaan yang sama sekali
baru/belum pernah ada sebelumnya,
Proses rumit krn didalamnya tjd proses 1&2
a. Konsolidasi Lahan
b. Bank Lahan
c. Pengenaan insentif dan disinsentif
d. Kelestarian Lingkungan
HAK PENGELOLAAN
4. Azas Saling Ketergantungan
Memperhatikan keterkaitan &
Ketergantungan dengan pihak-pihak lain,
a. Kerjasama berbagai pelaku & kepentingan
(participatory Approach)
b. Keterpaduan rencana & program
c. Kesesuaian dgn keadaan
sekitarnya/lingkugan
HAK PENGELOLAAN
Unsur-unsur Pengelolaan Lahan
Unsur-unsur yg menjadi pertimbangan dasar dalam sistem
pengelolaan lahan adalah :
1. Undang-undang Pertanahan/UUPA
2. Kebijaksanaan Pertanahan/Land Policy
3. Rencana TGL/Land Use Plan
4. Sistem Perpajakan Lahan/PBB
5. Ideologi Pembangunan & Perekonomian
6. Pola Pemilikan Lahan
7. Politik Pertanahan yang dianut
HAK PENGELOLAAN
Lembaga Pengelola Lahan
Pengelolaan lahan dapat dilakukan oleh :
1. Lembaga Pemerintah (Nasional, Daerah)
2. Lembaga Swasta
3. Badan Usaha Milik Pemerintah
4. Lembaga Semi Pemerintah
5. Badan Koperasi
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
7. Kelompok Masyarakat Sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
HAK PENGELOLAAN
Masalah Lahan Perkotaan
Bagaimana Menyediakan lahan untuk dimanfaatkan bagi
pemb kota pada waktu, lokasi dan harga yang tetap.
2 6a 6b
Investasi PEMERINTAH
Sarana
4 7
1 Prasarana PENYEDIAAN
Supply LAHAN SULIT 5c
Terbatas
6
3 5b
& Langka SWASTA/ KOMODITI
DEVELOPER MENGUNTUNGKAN
5
1 Harga & Nilai
Tanah/Lahan 4b
Semakin Tinggi) SPEKULASI MASYARAKAT
4 4c PEMILIK LAHAN
4a
2
Masy Pemakai 4d
3 Tanah yg sangat
Kebutuhan membutuhkan PENYEDIAAN LAHAN
Meningkat MAKIN SULIT
2a ‘Urbanisasi’ 2b
‘Alamiah’
KONSOLIDASI LAHAN
DASAR HUKUM KONSOLIDASI LAHAN
• Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.4 Tahun 1991
Pasal 1
Konsolidasi Lahan adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai
penataan atau penataan kembali penguasaan tanah dan
penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk
kepentingan pembangunan, (antara lain untuk pembangunan
prasarana dan sarana) untuk meningkatkan kualitas lingkungan
pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi
aktif masyarakat.
Direktorat Agraria Indonesia (1985: 1 dalam Krismasari, 1988: 23)
Konsolidasi Lahan adalah suatu model pembangunan yang
•mengatur semua bentuk tanah yang semula terpecah-pecah dengan
bentuk yang tidak teratur menjadi tanah-tanah yang bentuk dan tata
letaknya teratur, melalui cara pergeseran, penataan, penukaran,
penggabungan, pemecahan, penghapusan dan pengubahan letak
persil tanah yang disempurnakan dengan adanya pembangunan
fasilitas umum seperti jalan, jalur hijau dan sebagainya, sehingga
menghasilkan pemanfaatan tanah yang lebih baik (ekonomis) dan
memenuhi berbagai persyaratan.
DASAR HUKUM KONSOLIDASI LAHAN
• Dasar hukum pelaksanaan Konsolidasi Lahan di Indonesia
adalah: (Konsolidasi Tanah Sebagai Model Dalam Pembangunan
Lingkungan, Kanwil BPN Jawa Timur, 2002: 4)
– Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria
– Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman
– Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
– Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 Tentang Tarif atas jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan
Pertanahan Nasional.
– Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 Tentang
Penyediaan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas
Sosial Perumahan Kepada Pemda
– Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1991
Tentang Konsolidasi Lahan
– Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1999
Tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Dan Pembatalan
Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah
• Badan Pelaksana Konsolidasi Lahan
– Pemerintahan Setempat
– Asosiasi Pemilik Lahan dan Pemegang sewa
– Perusahaan Negara
– Sektor swasta
• Sistem Pendanaan Biaya Pelaksanaan
– Sistem pinjaman (sistem jaminan hutang) dengan
menggunakan persil pengganti biaya pembangunan
sebagai jaminan atau agunan.
– Pasokan dana sementara pada waktu permulaan
proyek dan sistem pinjaman, menggunakan dana
pemerintah
• Sesuai ketentuan dalam Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun
1991, Konsolidasi Tanah diselenggarakan oleh
Badan Pertanahan Nasional dalam arti:
– Kepala Badan Pertanahan Kabupaten/Kota
melakukan dan bertanggung jawab atas penataan
kembali penguasaan dan penggunaan tanah obyek
Konsolidasi Tanah.
– Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi mengendalikan pelaksanaan Konsolidasi
Tanah.
– Kepala Badan Pertanahan Nasional melakukan
pembinaan pelaksanaan Konsolidasi Tanah.
LAND POLICY
KEBIJAKAN LAHAN PERKOTAAN DAN
PEMBANGUNAN KOTA
RENCANA PEMBANGUNAN KOTA (spatial & a spatial)
Merupakan ‘alat’ untuk mengarahkan pengembangan kota secara
efisien dan efektif yang sekaligus akan menjadi arahan didalam
pemanfaatan dan penggunaan lahan sebagai salah 1 bentuk
pengejawantahan penataan ruang kota