Anda di halaman 1dari 3

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KONDISI PEREKONOMIANNYA

Pertumbuhan penduduk sebenarnya merupakan keseimbangan dinamis antara dua kekuatan yang
menambah atau yang mengurangi jumlah penduduk. Perkembangan penduduk akan dipengaruhi
oleh jumlah bayi yang lahir tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian
yang dapat terjadi pada semua golongan umur.

Dalam konteks spasial, mobilitas penduduk juga berpengaruh terhadap perubahan dalam jumlah
penduduk, imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan emigrasi akan mengurangi jumlah
penduduk dalam suatu wilayah.

Jumlah penduduk yang besar bagi beberapa kalangan merupakan suatu hal positif karena dengan
jumlah penduduk yang besar tersebut dapat dijadikan sebagai subjek pembangunan,
perekonomian akan berkembang bila jumlah tenaga kerjanya banyak.

Namun disisi lain beberapa kalangan justru meragukan apakah jumlah penduduk yang besar
adalah sebagai asset seperti yang dijelaskan sebelumnya, akan tetapi kebalikan dari hal tersebut
bahwa penduduk merupakan beban bagi pembangunan. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan yang semakin lama semakin banyak seiring dengan perkembangan jumlah penduduk
tersebut.

Pandangan pesimis seperti ini didukung oleh teori Malthus yang menyatakan bahwa
pertumbuhan penduduk menurut deret ukur sementara pertumbuhan bahan makanan menurut
deret hitung. Pandangan pesimis bukan kesejahteraan yang didapat tapi justru kemelaratan akan
ditemui jika jumlah penduduk tidak dikendalikan dengan baik.

Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan
kecil dengan luas tabah kira-kira 2 juta km dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di
dunia setelah China, India,dan Amerika. Sementara itu Maluku merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan investasi dan
sarana untuk mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan,
perekonomian dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah dalam
usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi menuju masyarakat yang
sesuai dengan isi UUD 1945.

Tiga Komponen Utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk :

1. Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk disamping
migrasi,jumlah kelahiran setiap tahun di Indonesia masih besar, jumlah bayi yang lahir setelah
tahun 2000 masih tetap banyak jumlahnya tiap-tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia
mencapai sekitar 4,5 juta bayi

2. Mortalitas

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan
migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, faktor
sosial ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan,
serta kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga mempengaruhi mortalitas dalam
masyarakat.

3. Migrasi

Migrasi adalah gerak perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk
menetap di daerah. Tujuan, migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen
dari suatu daerah ke daerah lainnya (orangnya disebut migran).

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya
kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai
kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin
sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja.

Banyak ide dan teori yang sudah dipaparkan cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai
hubungan antara pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus.
Malthus meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber
daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai macam
penderitaan manusia.

Philip Hauser menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tenaga kerja dalam bekerja
dikarenakan adanya ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni. Hal ini
disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja sehingga memaksa
pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya akibat keketatan persaingan dalam mencari kerja.

Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke satu arah yakni jumlah penduduk yang besar sebagai
penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses
demografi ,yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi tentu akan
meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di
Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. Sampai-sampai ada
idiom yang menyebutkan bahwa "tidak ada yang bertambah dari keluarga miskin kecuali anak".
Selain meningkatkan beban tanggungan keluarga, anak yang tinggal di keluarga miskin sangat
terancam kondisi kesehatannya akibat buruknya kondisi lingkungan tempat tinggal dan
ketidakmampuan keluarga untuk mengakses sarana kesehatan jika anak mengalami sakit.

Hal yang sama juga dialami ibu hamil dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh
semasa kehamilan memperbesar resiko bayi yang dilahirkan tidak lahir normal maupun ancaman
kematian ibu saat persalinan.

Maka dari itu infant mortality rate (tingkat kematian bayi) dan maternal mortality rate (tingkat
kematian ibu) di golongan keluarga miskin cukup besar. Tingkat kematian merupakan indikator
baik atau buruknya layanan kesehatan di suatu negara. Tingkat kematian penduduk di negara
berkembang, termasuk Indonesia, masih didominasi golongan penduduk miskin.

Masalah migrasi juga memicu pertambahan penduduk secara regional. Salah satu contohnya
adalah kasus Pulau Jawa. Pulau Jawa luasnya hanya 7 persen dari total luas wilayah nasional
namun penduduk yang berdiam di Jawa adalah 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Kesenjangan antar pulau ini menyebabkan munculnya kemiskinan baik di pulau-pulau luar yang
tidak berkembang maupun di Pulau Jawa sebagai akibat ketidakmampuan mayoritas penduduk
mendatang maupun lokal yang kalah bersaing dalam mendapatkan penghidupan yang layak.

Anda mungkin juga menyukai