Adapun pola integrasi yang dapat diterapkan adalah pola integrasi antara
tanaman dan ternak. Pola integrasi tersebut memadukan antara kegiatan
peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam
penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian. Sehingga pola ini sering
disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan
digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan
ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk
memperoleh hasil usaha yang optimal,dan dalam rangka memperbaiki
kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara hewan ternak dan tanaman
haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan
sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi dan
meningkatkan keuntungan hasil usaha tani.
61
timbal balik akan terjadi ketika ternak mengeluarkan kotoran yang
digunakan untuk pupuk bagi tanaman yang ditanaman di kawasan
tersebut.
Selain tanaman dan ternak, pola Integrasi ikan dan tanaman juga mampu
memberikan nilai tambah ekonomis yang tinggi bagi kehidupan petani.
Keterbatasan lahan dapat dimanfaatkan dengan optimal sehingga mampu
meningkatkan perekonomian dan pemenuhan nutrisi keluarga. Sebagai
contoh sederhana adalah integrasi padi-ikan pada sistem usaha tani
sawah. Integrasi padi-ikan dapat meningkatkan produksi padi 14-18,2%.
Sistem tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknik/cara tanam yang
dapat menunjang untuk pengembangan integrasi ikan-padi. Dengan
pendekatan usahatani ini akan diperoleh beberapa keuntungan antara
lain : efisiensi penggunaan lahan, meningkatkan produksi padi dan ikan,
secara ekologi menguntungkan karena dapat menekan pertumbuhan
gulma, menekan insekta pengganggu penyebab hama/penyakit dan
meningkatkan kesuburan tanah dan secara ekonomis dapat
meningkatkan keuntungan dan menambah peluang lapangan kerja baru.
selain itu memadukan seluruh sub sektor pertanian dalam satu lahan
yang terbatas pun dapat dilakukan yaitu dengan pola integrasi tanaman
ternak dan ikan. Sebagai contoh adalah integrasi tanaman holtikultura-
unggas-nila/gurame. Pola tanam bisa dilakukan dengan sistem tumpang
sari dimana tidak hanya 1 komoditas saja yang ditanam tetapi bisa
62
dipadupadankan seperti tanaman cabe merah tomat dan sayuran hijau,
dimana untuk kecukupan pupuk dapat diperoleh dari kotoran unggas,
kemudian sisa tanaman dan sayuran dapat dijadikan sebagai makanan
selingan baik bagi ikan maupun unggas.
Dari minimnya petani yang menggunakan metode alley cropping ini, kita
ketahui bahwa petani tidak terlalu memikirkan apa keuntungan dari
metode ini, sehingga mereka ketergantungan pada bahan makanan
tanaman yang besifat kimia. Dengan adanya penjelasan yang lebih rinci
kita dapat memahami dengan seksama. Adapun hubungan timbal balik
antara tanaman pisang, tanaman padi dan ternak itik adalah sebagai
berikut :
63
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan
gedang. Interaksi pisang pada tanaman padi adalah pisang berperan
penting sebagai tanaman pagar pada tanaman padi, tanaman pisang
menyediakan nitrogen yang dibutuhkan oleh padi sehingga unsur hara
nitrogen pada tanaman padi dapat tercukupi. Tanaman pisang ini juga
berfungsi sebagai pelindung angin pada tanaman padi.
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi
sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak
diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di
Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di
sawah. Interaksi tanaman padi pada ternak itik adalah padi menyiapkan
makanan pada ternak itik pada saat setelah panen yaitu dengan cara
melepas itik di sawah yang telah dipanen dengan tujuan itik memakan
sisa-sisa buah padi dan setelah pasca panen makanan itik bisa didapat
dari kulit buah padi yaitu dedak. Sebaliknya itik memberikan pupuk
kandang pada tanaman padi pada saat pemeliharaan, itik ini juga
membantu membersihkan lahan ketika dimasukkan kelahan setelah
panen.
64
6.1.1.1 Analisis Usahatani
Tak terkecuali dalam tanaman padi, pisang dan ternak itik, proses
produksi yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan produk-
produk komoditi yang bermutu tinggi yang diharapkan mampu menarik
minat maupun daya beli konsumen yang terus meningkat. Salah satu
usaha menigkatkan kualitas tersebut adalah dengan budidaya dan
diternakkan secara intensif, dengan perawatan intensif.
65
c. Analisis aspek manajemen
Usaha ini dikelola oleh pemilik lahan sendiri dan dengan modal sendiri
serta dengan bantuan tenaga kerja harian setiap kali dibutuhkan, seperti
pada persiapan lahan dibutuhksn 5 HOK, pengolahan tanah dibutuhkan 5
HOK, penanaman dibutuhkan 5 HOK, penyemprotan dilakukan oleh 3
HOK, penyiangan di butuhkan 2 HOK, penyulaman dibutuhkan 3 HOK,
pemupukan dibutuhkan 3 HOK, panen dibutuhkan 4 HOK, pemberian
pakan ternak 2 HOK.
Biaya tetap
66
(selanjutnya diperoleh dari kulit padi/setelah panen)
Total = Rp 6.400.000
Luas lahan 60 m x 40 m
Rp 33.000.000
5. Keuntungan
TT = TR – TC
= Rp. 45.715.000
67
Berikut disajikan perbandingan usahatani Padi Sawah dengan Usahatani
Integrasi Padi Sawah, Pisang dan Itik
Margin Biaya antara Usahatani Padi dan Usahatani Integrasi Padi Pisang
Itik adalah Rp 2.795.000 dengan besar Margin Keuntungan yang
diperoleh sebesar Rp.19.405.000. kondisi tersebut jika dilihat dari sisi
ekonomis menunjukkan Ratio sebesar 6,94 hal ini tentu saja sangat layak
dan mampu memberikan tambahan secara ekonomis bagi pelaku
usahatani.
68
Di sisi lain keuntungan yang dapat diperoleh adalah untuk hasil jangka
pendek diperoleh dari produksi telor yang dihasilkan oleh itik setelah
usia 30-45 hari yg bisa dimanfaatkan untuk konsumsi maupun untuk
dijual ke pasar, kemudian jangka menengah panen padi dan itik dewasa
siap jual, dan jangka panjang adalah produksi buah pisang.
Pada tanaman pisang, banyak biomassa yang dapat kita daur ulang atau
manfaatkan, salah satunya ialah daunnya. Daun pisang memiliki banyak
fungsi contohnya digunakan untuk membungkus. Biomassa lain yang
terdapat pada tanaman pisang ialah batang dan pelepahnya, dapat di
daur ulang menjadi tali.
Itik juga memiliki biomassa yang berkualitas. Salah satu biomassa yang
terdapat pada itik ialah jeroan yang dapat menjadi bahan pakan ikan.
a. Bahan :
Kotoran bebek
Sekam/daun layu/rerumputan
b. Alat :
Lahan ukuran 2 meter x 2 meter, Bambu 4 batang, dan
Terpal ukuran 2,5 meter x 2,5 meter
69
c. Proses :
lahan 2 x 2 jaraknya jangan terlalu jauh dari kandang, dan hindarkan
dari air mengalir serta panas matahari langsung, kemudian dibuat
lubang sedalam 15 cm.
Beras
pisang PASAR
Tanaman
Pisang Daun
70
6.1.2 INTEGRASI UBI KAYU, TERNAK KAMBING, DAN IKAN LELE
Salah satu Model yang dapat diintegrasikan dengan tanaman Ubi Kayu
adalah Ternak Kambing dan Ikan Lele. Dengan luasan lahan 1 Ha,
dimana sebagian lahan ukuran 400 cm x 600 cm diperuntukan bagi
pemeliharaan kambing dan 300 cm x 200 cm untuk kolam lele. Berikut
gambaran secara rinci mengenai Model Integrasi Ubi Kayu, Ternak
Kambing dan Ikan Lele.
a. Ubi Kayu
Perhitungan analisis ekonomi dan TT/TC ratio dari usaha tanaman ubi
kayu terlihat pada tabel di bawah ini. Input produksi (pupuk) yang
digunakan terdiri dari pupuk Urea dan HCL masing-masing 4 sak dan
pupuk kandang 10 ton.
71
Uraian Nilai / Tahun
Total Biaya (TC) 8.246.000
B. Produksi
- 20.000 kg x Rp.950/kg 19.000.000
Total Produksi / Tahun 19.000.000
Keuntungan/TT(Produksi - Biaya) 10.754.000
Ratio TT/TC 2,3
b. Ternak Kambing
No Uraian Volume
A Biaya Produksi
Bibit 1 ekor jantan dewasa 950.000
Bibit 8 ekor betina dewasa @850.000 6.800.000
Penyusutan Kandang/Tahun 1.500.000
Tenaga Kerja keluarga /tahun 1.800.000
@5.000/orang/hari x 360 hari
Total Biaya (TC) 11.050.000
B Pendapatan
Penjualan anak: 2 ekor
anak/induk/tahun = 16 ekor (dijual
umur 1 tahun), terdiri dari :
a. 12 betina dewasa x harga rata-rata
Rp.950.000 11.400.000
b. 4 jantan dewasa x harga rata-rata
Rp.1.350.000 5.400.000
Penjualan induk :
a. 4 ekor induk betina x
Rp.1.000.000 4.000.000
b. 1 ekor jantan x Rp.1.450.000 1.450.000
Penjualan kotoran :
a. 80 karung/tahun x 400.000
Rp.5.000/karung
72
No Uraian Volume
c. Ikan Lele
Sebagian kecil dari lahan tanam ubi kayu juga bisa dimanfaatkan untuk
pemeliharaan kolam lele, karena Salah satu usaha integrasi ubi kayu dan
ternak yang lain dan layak dikembangkan adalah integrasi usaha
tanaman ubi peternakan kambing dengan ikan lele. Caranya adalah
pemanfaatan limbah kotoran kambing (feces) untuk budidaya ikan lele.
Kotoran kambing sangat bagus digunakan untuk pakan alami berupa
(plankton).
73
4. Untuk kolam terpal, kotoran kambing yang sudah di fermentasi
sebaiknya dimasukkan kedalam karung plastik yang sudah
dilubangi tujuannya untuk mempermudah pembersihan kolam dan
agar terpal lebih awet.
5. Perbandingan pemberian kotoran kambing dengan volume air
adalah setiap 50 meter kubik membutuhkan kotoran kambing
kurang lebih 25 kg.
6. Masukkan air bersih kedalam kolam, Tunggu selama 2-4 hari
setelah muncul warna hijau pada permukaan kolam, dan benih
ikan siap ditebar.
Lele yang digunakan adalah jenis ikan lele sangkuriang, hal ini karena
selain memiliki daya tahan kemampuan hidup pada air kurang oksigen,
rasa dan tekstur daging lebih gurih dan lembut, serta pertumbuhan lebih
cepat dari jenis lele dumbo.
Pencapaian hasil yang optimal, jumlah bibit yang ditanam harus
disesuaikan dengan ukuran serta kedalaman kolam, adapun jumlah bibit
yang ditanam adalah 1000 ekor.
Lele sudah bisa dipanen ketika usia 90 hari, dengan berat rata-rata 300-
400 gram / ekor. Dalam 1 tahun total penen bisa mencapai 4 kali,
kondisi tersebut tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih besar
lagi karena biaya investasi seperti pembuatan kolam (terpal dan
peralatan) tidak dikeluarkan lagi. Biaya tambahan hanya berupa
penyusutan yaitu pemeliharaan kolam saja.
74
Tabel di atas menunjukan nilai nisbah TT/TC sebesar 1,41 yang berarti
usaha pembudidayaan lele tersebut layak dan menguntungkan. Berikut
simulasi usahatani lele selama 1 tahun.
Tabel 6.6 Analisis Margin Usahatani Ubi Kayu dan Integrasi Ubi
Kayu, Kambing, Ikan Lele
Usahatani Ubi Kayu Usahatani Integrasi Ubi Kayu, Kambing,
Ikan Lele
Uraian Nilai / Tahun Uraian Nilai/Tahun
Biaya Biaya
- Sewa Lahan 1.500.000 - Sewa Lahan 1.500.000
- Bibit Ubi Kayu (10.000 - Bibit Ubi Kayu (10.000
btg x Rp.100) 1.000.000 btg x Rp.100) 1.000.000
- Biaya Penanaman - Biaya Penanaman
(10.000 btg x Rp.250 2.500.000 (10.000 btg x Rp.250 2.500.000
- Pupuk Urea 4 zak x - Pupuk Urea 4 zak x
Rp.212.000 848.000 Rp.212.000 848.000
- Pupuk HCL 4 zak x - Pupuk HCL 4 zak x
Rp.212.000 848.000 Rp.212.000 848.000
- Biaya 750.000 - Biaya 750.000
Mencangkul/Panen Mencangkul/Panen
- Biaya Menyiangi 2 800.000 - Biaya Menyiangi 2 800.000
kali/tahun/panen kali/tahun/panen
- Bibit 1 ekor jantan
75
Usahatani Ubi Kayu Usahatani Integrasi Ubi Kayu, Kambing,
Ikan Lele
Uraian Nilai / Tahun Uraian Nilai/Tahun
dewasa 950.000
- Bibit 8 ekor betina
dewasa @850.000 6.800.000
- Penyusutan
Kandang/Tahun 1.500.000
- Tenaga Kerja keluarga 1.800.000
/tahun
@5.000/orang/hari x
360 hari
- Kolam Terpal 3 x 2 200.000
meter
- - Peralatan 1 paket 200.000
- Benih (1000 ekor x 150.000
Rp.150)
- Pakan Tambahan 1.080.000
berupa Pelet 45 kg @
Rp.6.000 x 4
- Tenaga Kerja 1 orang x 1.200.000
Rp.300.000 x 4
Total Biaya (TC) 8.246.000 Total Biaya (TC) 22.126.000
Produksi Produksi
- 20.000 kg x 19.000.000 - 20.000 kg x Rp.950/kg 19.000.000
Rp.950/kg
Penjualan anak: 2 ekor
anak/induk/tahun = 16
ekor (dijual umur 1 tahun),
terdiri dari :
c. 12 betina dewasa x
@Rp.950.000 11.400.000
d. 4 jantan dewasa x
@Rp.1.350.000 5.400.000
Penjualan induk :
d. 4 ekor induk betina x
@Rp.1.000.000 4.000.000
e. 1 ekor jantan x
Rp.1.450.000 1.450.000
Penjualan kotoran :
b. 80 karung/tahun x 400.000
Rp.5.000/karung
Kambing
Dewasa/
Ternak
Daging Kambing Pupuk
Kambing
Organik
Kotoran
Kambing
Ternak Lele
Ikan Lele
Selama ini hasil samping tanaman ubi kayu, baik yang berupa daun
maupun kulit umbi belum dimanfaatkan secara optimal untuk pakan
ternak. Kurang optimalnya pemanfaatan limbah ubi kayu disebabkan
oleh adanya zat anti nutrisi berupa kandungan senyawa sianida (HCN)
yang terdapat dalam daun dan kulit ubi kayu. Bagian kulit umbi
mengandung HCN lebih tinggi dibandingkan dengan bagian daunnya dan
biasanya kandungan HCN pada daun muda lebih tinggi dibandingkan
dengan daun tua.
77
Tabel 6.7 Kandungan Nutrisi Hasil Samping Tanaman Ubi Kayu
Kadar HCN pada kulit ubi kayu dapat dikurangi dengan melakukan
pencucian, pengukusan (100’C), pengeringan di oven (100’C selama 12
Jam) dan pengukusan (90-100’C) disertai dengan penjemuran di bawah
sinar matahari (12 Jam).
Tabel 6.8 Rataan nilai HCN kulit ubi kayu dengan beberapa
perlakuan
Parameter Perlakuan Kadar HCN (mg/100 g)
A. Pencucian 89,32a
78
B. Kotoran Ternak Kambing
sebagai Pupuk bagi Ubi Kayu
Bahan :
- 1 ton kotoran kambing
- 200 kg kapur pertanian (Dolomit)
- 200 kg abu sekam
- 4 kg primadec (decomposer)
- 6 kg pupuk SP-36
Alat :
- Cangkul
- Terpal
- Ember
Dalam rata-rata luasan lahan yang terbatas yaitu sekitar 0,25 Ha, bisa
dimanfaatkan untuk bercocok tanam holtikultura yang memiliki masa
80
panen cukup singkat. Beberapa tanaman yang bisa dibudidayakan dan
memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah cabe merah, tomat, dan
berbagai tanaman sayuran.
Pemilihan jenis ikan gurame adalah bukan tanpa alasan, mengingat harga
jual yang tinggi, dan cukup tahan terhadap penyakit. Selain itu
kebutuhan pakan yang juga dimanfaatkan dari tanaman hijauan lunak
seperti kangkung, sente, daun talas, dll. Ikan gurame termasuk kedalam
golongan hewan omnivora atau pemakan segala, pada habitat alaminya,
ikan gurame biasanya memakan plankton atau hewan renik di air.
81
6.1.3.1 Analisis usahatani
a. Cabe Merah
Komoditas cabe merah memiliki masa panen yang relatif singkat yaitu
sekitar 4- 4,5 bulan sehingga dalam 1 tahun bisa panen hingga 3 kali.
Berikut disajikan analisis usahatani budidaya cabe merah
82
Gurame :
a. Kolam terpal ukuran 8 x 10 meter dengan kedalaman 120 cm
b. Bibit gurame ukuran 2000 ekor
c. Pelet atau pakan apung : 30 sak (per 200 ekor butuh 3 sak)
d. Obat-obatan
Ayam Potong :
Biaya tetap
a. Kandang dari bambu ukuran 3 meter x 3 meter
b. 10 buah tempat minum ayam
c. 10 buah tempat makan ayam
d. 4 buah lampu penerang
Biaya variabel
a. Anak ayam 40 ekor
b. Konsentrat (BR) 1 karung
c. Obat-obatan
d. Listrik
83
Tabel 6.11 Analisis Usahatani Ternak Ayam Potong
Usahatani Ayam Potong
Uraian Nilai / Musim Tanam
Biaya
Biaya Tetap 140.000
- Kandang 3 meter x 3 meter 100.000
- Tempat minum 12.000
- Tempat makan 8.000
- Lampu 20.000
Biaya Variabel 415.000
- Anak Ayam 40 ekor @Rp 1000 40.000
- Konsentrat 125.000
- Obat-obatan 100.000
- Listrik 150.000
Total Biaya (TC) 555.000
Produksi
- 72 kg x Rp.23.000/kg 1.656.000
Produksi 54.406.000
Cabe Merah
250 kg x 3.750.000
Rp.15.000/kg
Gurame
1400 kg x 49.000.000
Rp.35.000/kg
Ayam Potong
72 kg x 1.656.000
Rp.23.000/kg
85
Usahatani Cabe Merah Usahatani Cabe Merah-Ayam
Potong-Gurame
Uraian Nilai / Musim Uraian Nilai/Musim
Tanam
Keuntungan Keuntungan
TT (TR-TC) 2.320.000 TT (TR-TC) 41.921.000
Ratio TT/TC 1,6 Ratio TT/TC 3,3
Kotoran /feses ayam merupakan salah satu hasil dari peternakan ayam
yang terkadang masih dikesampingkan, jika dicermati dan dimaknai
bahwa sektor peternakan merupakan mata rantai dari Program integrated
farming, maka pemanfaatan limbah peternakan seharusnya menjadi
sorotan bagi para peternak untuk mewujudkan integrated farming secara
luas, selain itu pengolahan kotoran ayam untuk menjadi pupuk kandang
pun memiliki nilai ekonomis yang tidak dapat dipandang sebelah mata
melihat kebutuhan dari para petani akan pupuk.
86
proses penguraiannya dengan penambahan bio-aktivator sebagai bahan
pemacu mikroorganisme.
87
Perlu diingat bahwa kotoran hewan bukanlah pupuk kandang jika belum
terjadi proses penguraian atau dekomposasi pada kotoran hewan
tersebut. Proses dekomposasi baru terjadi setelah kotoran hewan
ditimbun atau diproses seperti uraian diatas, baru kemudian dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman.
Cabe merah
Ayam dewasa/
Daging
Kompos
kotoran
Gurame Dewasa/ 7
ons
Anakan
Gurame
88
Pencapaian tujuan antara tersebut (kawasan organik), Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selaku Badan Otoritas
Kompeten Pangan Organik di Indonesia telah menerbitkan Buku Pedoman
Sertifikasi Produk Pangan Organik, yang mana di dalamnya terdapat tiga
lampiran yang berisi tentang formulir sertifikasi budidaya tanaman
organik, formulir sertifikasi budidaya ternak organik, dan formulir
sertifikasi pengolahan produk organik.
91