Oleh :
I Made Dwijantara Putra (1511305016)
Ali Muhamad Prabowo (1511305017)
Ni Putu Anindita Anjani (1511305023)
Luthfi Irfantoro (1511305025)
Pola pertanian terpadu sendiri merupakan suatu pola yang mengintegrasikan beberapa
unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara terpadu, berorientasi ekologis sehingga
diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Melalui
pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian, perkebunan dan peternakan
melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan kelestarian lingkungan yang selanjutnya
akan menghasilkan peningkatan secara ekonomis karena penambahan nilai daya dan guna
melalui efisiensi dan efektifitas tinggi serta nilai produktifitas usaha yang baik.
Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan,
sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan,
program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa secara terpadu.
Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang petani berupa pangan, sandang
dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini.
Pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi
sehingga dapat dipanen secara seimbang. Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam
proses produksi. Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan
pertanian terpadu adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini
sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini
sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk,
dan limbah pertanian digunakan untuk pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman
dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki
kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi,
mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi
sehingga dapat dipanen secara seimbang. Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam
proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah dan
penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen
dan sebagainya.
Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka
sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan tersebut
sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman untuk peternakan. Keberadaan sektor-sektor ini
akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh
komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen
lainnya. Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi
sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai. Dengan berbagai macam sistem
pertanian seperti mixed farming system, crops-livestock production system, model pertanian
tekno-ekologis (di ekosistem lahan sawah), model pertanian tekno-ekologis (di ekosistem
lahan perkebunan-ternak) yang menunjang berjalannya sistem pertanian terpadu dengan
kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem.
Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan
memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi
tanaman dan polikultur. Seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing
atau ayam dan menanam sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan
sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih
bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan
penghasilan.
Meskipun manfaat yang begitu besar sebagaian masyarakat belum bisa memanfaatkan
sistem pertanian terpadu ini secara maksimal. Hal ini terjadi karena ada beberapa hal yang
mempengaruhi diantaranya adalah biaya serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menerapkan sistem ini.
http://sistempertanianterpadu.blogspot.co.id/2014/01/sistem-pertanian-terpadu-sistem.html
diakses pada tanggal 9 Desember 2016