Anda di halaman 1dari 20

PAPER

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

STEFANI SITANGGANG
SOPHIA KRISTIN Br SITEPU
DANIEL RAMAPRAWIRATAMA
MOH.SYAIFUDDIN
LUBER PERKASA TURNIP
KEVIN I K RESMAN
NINDY WIDYASARI

(1511305009)
(1511305013)
(1511305034)
(1511305038)
(1511305045)
(1511305048)
(1311305013)

BAB I
PENDAHULUAN
Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak.
Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan
unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di
kerak bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat
dari kerak bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun
dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain
Aluminium ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809
sebagai suatu unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C.
Oersted pada tahun 1825. Pada tahun 1886 , Paul Heroult di Perancis dan C.
M. Hall di Amerika Serikat secara terpisah telah memperoleh logam
aluminium dari alumina dengan cara elektrolisasi melalui difusi garam.
1

Produksi aluminium pada saat ini masih menggunakan proses Heroult-Hall.


Nama aluminium sendiri berasal dari nama kuno untuk alum (tawas atau
kalium sulfat).
Aluminium merupakan salah satu jenis logam yang digunakan dalam
bidang kehidupan sehari-hari. Aluminium dipergunakan sebagai material
dasar pembuat alat-alat dan sebagai bahan material konstruksi. Penggunaan
aluminium sebagai bahan dasar pembuatan

suatu alat didasari oleh

keunggulan dari sifat-sifat yang dimiliki aluminium. Aluminium tahan


terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah pembentukan
lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga
lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Dengan
mempertimbangkan sifat-sifat tersebut aluminium digunakan dibanyak
industri

untuk

membuat

jutaan

produk

dan

sangat

penting

bagi

perekonomian dunia
Selama 50 tahun terakhir , aluminium telah menjadi logam yang luas
penggunaanya setelah baja. Perkembangan ini didasarkan pada sifatsifatnya yang ringan, tahan korosi, kekuatan dan ductility yang cukup baik
(aluminium panduan), mudah diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium
daur ulang). Yang paling terkenal adalah penggunaan aluminium sebagai
bahan pembuat pesawat terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan
kuatnya. Oleh karena itu, pada tulisan paper ini kami akan membahas
mengenai sifat-sifat,aplikasi dan proses pembuatan aluminium secara rinci.
Alumunium merupakan unsur non ferrous yang paling banyak terdapat di bumi yang
merupakan logam ringan yang mempunyai sifat yang ringan, ketahanan korosi yang baik serta
hantaran listrik dan panas yang baik,

mudah

dibentuk baik melalui proses pembentukan

maupun permesinan, dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Di alam, alumunium
berupa oksida yang stabil sehingga tidak dapat direduksi dengan cara seperti mereduksi logam
lainnya. Pereduksian alumunium hanya dapat dilakukan dengan cara elektrolisis. Sebagai
tambahan terhadap kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg,
Si. Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-

sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dan
sebagainya. Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu alumunium wronglt
alloy (lembaran) dan alumunium costing alloy (batang cor). Alumunium (99,99%) memiliki
berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6600C,
alumunium memiliki strength to weight ratio yang lebih tinggi dari baja. Sifat tahan korosi
alumunium diperoleh dari terbentuknya lapisan oksida alumunium dari permukaan alumunium.
Lapisan oksida ini melekat kuat dan rapat pada permukaan, serta stabil(tidak bereaksi dengan
lingkungan sekitarnya) sehingga melindungi bagian dalam.
Struktur Mikro Alumunium
Alumunium memiliki struktur logam membentuk
FCC (Face Centered Cubic)

Gambar struktur mikro Alumunium murni dan


paduan

(Alumunium murni)

(Alumunium dengan Cu, Mn, Mg) (Alumunium dengan Cu)

(Alumunium dengan Si)

(Alumunium dengan Zn)

(Alumunium dengan Ti)

(Alumunium dengan Mg)

BAB II
SIFAT-SIFAT ALUMINIUM
Aluminium adalah elemen kedua di kolom ketiga belas dari tabel
periodik. Hal ini diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi dan merupakan
metal miskin. Atom aluminium mengandung 13 elektron dan 13 proton.

Ada 3 elektron valensi di kulit terluar. Aluminium adalah unsur yang paling
melimpah ketiga dan logam paling berlimpah yang ditemukan di kerak bumi.
Alumunium murni mempunyai kemurnian hingga 99,96% dan minimal 99%. Zat
pengotornya berupa unsur Fe dan Si. Alumunium paduan memiliki berbagai kandungan atomatom atau unsur-unsur utama (mayor) dan minor. Unsur mayor seperti Mg, Mn, Zn, Cu, dan Si
sedangkan unsur minor seperti Cr, Ca, Pb, Ag, Fe, Sn, Zr, Ti, Sn, dan lain-lain. Unsur- unsur
paduan yang utama dalam almunium antara lain:
1. Copper (Cu), menaikkan kekuatan dan kekerasan, namun menurunkan elongasi (pertambahan
panjang pangjangan saat ditarik). Kandungan Cu dalam alumunium yang paling optimal adalah
antara 4-6%.
2. Zink atau Seng (Zn), menaikkan nilai tensile.
3. Mangan (Mn), menaikkan kekuatan dalam temperature tinggi.
4. Magnesium (Mg), menaikkan kekuatan alumunium dan menurunkan nilai ductility-nya.
Ketahanan korosi dan weldability juga baik.
5. Silikon (Si), menyebabkan paduan alumunium tersebut bisa diperlakukan panas untuk
menaikkan kekerasannya.
Aluminium memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat mekanis yang dimiliki
aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik :
Sifat-sifat Teknis Alumunium
a. Sifat Mekanis
Kekuatan
Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi. Namun, dengan adanya
pemaduan dan heat treatment dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasannya.
Kebanyakan material aluminium ditingkatkan kekuatannya dengan suatu mekanisme
penguatan bahan logam yang disebut precipitation hardening. Dalam precipitation
hardening harus ada dua fasa, yaitu fasa yang jumlahnya lebih banyak disebut matriks
dan fasa yang jumlahnya lebih sedikit disebut precipitate. Mekanisme penguatan ini
meliputi tiga tahapan, yaitu solid solution treatment: memanaskan hingga diatas garis
solvus untuk mendapatkan fasa larutan padat yang homogen, quenching: didinginkan
dengan cepat untuk mempertahankan struktur mikro fasa padat homogeny agar tidak
terjadi difusi, dan aging: dipanaskan dengan temperatur tidak terlalu tinggi agar terjadi
difusi fasa alpha pada jarak

membentuk precipitate. Selain itu, ada beberapa cara

pengujian kekerasan yang berstandar yang digunakan untuk menguji kekerasan logam
yaitu antara lain pengujian Brinell, Rockwell, Vickers, Shore, dan Meyer.
Modulus Elastisitas
Aluminium memiliki modulus elastisitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
baja maupun besi, tetapi dari sisi strength to weight ratio, aluminium lebih baik.
Aluminium yang elastis memiliki titik lebur yang lebih rendah dan kepadatan. Dalam
kondisi yang dicairkan dapat diproses dalam berbagai cara. Hal ini yang memungkinkan
produk-produk dari aluminium yang akan dibentuk pada dasarnya dekat dengan akhir
dari desain produk.
Keuletan (ductility)
Semakin tinggi tingkat kemurnian aluminium maka akan semakin tinggi tingkat
keuletannya.
Fatigue (Kelelahan)
Bahan aluminium tidak menunjukan batas kepenatan, karena aluminium akan gagal jika
ditekan.
Recyclability (daya untuk didaur ulang)
Aluminium adalah 100% bahan yang didaur ulang tanpa downgrading dari kualitas. Yang
kembali dari aluminium, peleburannya memerlukan sedikit energy, hanya sekitar 5% dari
energy yang diperlukan untuk memproduksi logam utama yang pada awalnya diperlukan
dalam proses daur ulang.
Reflectivity (daya pemantulan)
Aluminium adalah reflektor yang terlihat cahaya serta panas, dan yang bersama-sama
dengan berat rendah, membuatnya ideal untuk bahan reflektor misalnya perabotan ringan.
Kemurnian Al (%)
99,996

>99,0

Sifat-sifat
Dianil
Kekuatan tarik
(kg/mm2)
Kekuatan mulur
(0,2%)(kg/mm2)

75% dirol
dingin

Dianil

H18

4,9

11,6

9,3

16,9

1,3

11,0

3,5

14,8

Perpanjangan (%)

48,8

5,5

35

Kekerasan Brinell

17

27

23

44

Tensile strength

Antara 230 sampai 570 Mpa

Modulus young

Antara 69 sampai 79 Gpa

Yield strength

Antara 215 sampai 505Mpa

Ultimate strength

455 mPa

Regangan

10-25%

Shear strength

30 mPa

b. Sifat Fisik
Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat

99,996

>99,0

Massa jenis (20oC)

2,6989

2,71

Titik cair (0C)

660,2

653-657

Panas jenis (cal/g.oC)(100oC)

0,2226

0,2297

64,94

59 (dianil)

Koefisien pemuaian (20-100oC)

23,8610-6

23,510-6

Jenis kristal, konstanta kisi

fcc, a=4,013 kX

fcc, a=4,04 kX

Hantaran listrik koefisien


temperatur(/oC)

BAB III
PROSES PEMBUATAN ALUMINIUM
Proses pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
1 Proses Bayer

Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk


memperoleh

aluminium

oksida

mengandung 50-60% Al2O3 yang

(alumina).

bercampur

Bijih

bauksit

dengan

pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan

zat-zat
Al2O3

dari

zat-zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari


Al2O3.

Gambar 2.2 Skema Pabrik Proses Bayer


Tahapan dalam Proses Bayer:
1 Pertama, bijih bauksit diambil dari tambang.
2 Lalu, bijih bauksit tersebut dihancurkan atau dihaluskan secara mekanik.
3 Impurities (pengotor) dihilangkan dengan cara memanaskan serbuk bauksit
dalam udara sehingga logam-logam lain teroksidasi. Misalnya besi
teroksidasi menjadi Fe2O3.
4 Kemudian, serbuk bijih yang telah dipanaskan direaksikan dengan soda
kaustik atau larutan Natrium hidroksida (NaOH) pekat dan diproses di
pabrik penggilingan untuk menghasilkan lumpur (suspensi berair) yang
mengandung partikel-partikel bijih yang sangat halus.
5 Suspensi berair tadi dipompa ke digester, yaitu sebuah tangki yang berfungsi
seperti panci presto. Larutan ini diproses pada suhu dan tekanan yang
tinggi untuk melarutkan alumina dalam bijih. Larutan dipanaskan sampai
230-520 F (110-270 C) dan dengan tekanan 50 lb / dalam 2 (340 kPa).
Kondisi ini, dilakukan selama sekitar setengah jam atau hingga beberapa

jam. Pada prosesnya penambahan NaOH dilakukan untuk memastikan


bahwa seluruh senyawa aluminium yang terkandung terlarut. Proses ini
akan memisahkan bijih dari kotoran yang tidak larut seperti senyawa
silika, besi dan titanium.
6 Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.
7 Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan. Larutan SiO 32dan [Al(OH)4]-akan ditampung.Ketika suspensi berair berada di dalam
tangki ini, pengotor yang tidak larut dalam NaOH akan mengendap di
bagian bawah tangki. Residu (disebut "red mud" atau lumpur merah)
yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir halus, oksida besi, dan
oksida dari unsur lain seperti titanium. Al 2O3 dan SiO2 akan larut,
sedangkan Fe2O3 dan pengotor lainnya tidak larut (mengendap).
Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O
2Al(OH)4- (aq)
SiO32- (aq) + H2O

SiO2 (s) + 2OH- (aq)

8 Setelah pengotor telah diendapkan, masih ada larutan yang tersisa (filtrat)
yang kemudian dipompa melalui serangkaian filter (penyaring). Setiap
partikel-partikel halus dari pengotor yang masih ada dalam larutan juga
akan tersaring.
9 Larutan yang telah disaring akan dipompa melalui serangkaian tangki
pengendapan. Larutan itu kemudian direaksikan dengan asam encer,
yaitu larutan HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminat akan
diendapkan sebagai Al(OH)3.AlO2- (aq) + H+ (aq)

Al(OH)3 (s)

Atau dengan cara dialirkan CO2 ke dalam larutan tersebut sehingga ion
aluminat

akan

diendapkan

sebagai

Al(OH) 3.AlO2-

(aq)

CO2(g)

Al(OH)3 (s) Endapan kristal atau Al(OH) 3 (s) (mengendap di


bagian bawah tangki) sedangkan SiO32- tetap larut. Kemudian endapan
Al(OH)3 disaring dan diambil.Setelah dicuci, endapan Al(OH) 3 dipindahkan
ke pengering untuk dilakukan proses

kalsinasi (pemanasan untuk

melepaskan molekul air yang secara kimiawi terikat pada molekul


alumina). Suhu 2.000 F (1.100 C) akan mendorong lepasnya molekul
air,

sehingga

hanya

tinggal

Kristal

alumina

anhidrat.

meninggalkan tungku pengering, kristal akan melewati pendingin.

Setelah

10

Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).


2Al(OH)3 (s)

Al2O3 (s) + 3H2O (g)

2. Proses Hall-Heroult

Gambar 2.3 Proses Hall-Heroult untuk pembuatan aluminium dari elektrolisis


lelehan Al2O3 dalamkriolit.
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah
elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2
dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al 2O3
(titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 0C), campuran tersebut akan melebur
pada suhu antara 850-950 0C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l)
Anode (+):
Katode (-):
Reaksi sel:

2Al3+ (l) + 3O2- (l)


3O2- (l)
3/2 O2 (g) + 6e
2Al3+ (l) + 6e2Al (l)
2Al3+ (l) + 3O2- (l)
2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja


yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi
dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus
listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina
dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit
kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian
batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada

dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V
antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik
dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.
Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan
aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung
menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing masing pot
dapat

menghasilkan

66.000-110.000

ton

aluminium

per

tahun

(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton


alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton alumunium.
3. Tahapan proses Hall-Heroult adalah sebagai berikut:
1 Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam
pelarut lelehan kriolit (Na3AlF6) cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 F
(960-970 C) untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan
menghantarkan listrik dari batang karbon (Katoda) menuju LapisanKarbon (Anoda).
2 Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere) dilewatkan
melalui larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan antara
aluminium dan atom oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang
dilepaskan tertarik ke batang karbon, di mana ia membentuk karbon
dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan mengendap di bagian
bawah pot sebagai logam cair.
3 Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada larutan
kriolit untuk menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik
konstan tetap dialirkan. Panas yang berasal dari aliran listrik menjaga
agar isi pot tetap berada pada keadaan cair.
4 Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.
5 Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku penyimpanan
dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan sebagai batangan atau
lempengan.
6 Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan
dengan air, yang menyebabkan aliminium menjadi padat.

7 Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai


dengan kebutuhan.

BAB IV
KLASIFIKASI &APLIKASI ALUMINIUM
1. Alumunium Murni
Alumunium didapat dalam keadaan cair melalui proses elektrolisa, yang umumnya mencapai
kemurnian 99,85% berat. Namun, bila dilakukan proses elektrolisa lebih lanjut, maka akan
didapatkan alumunium dengan kemurnian 99,99% yaitu dicapai bahan dengan angka
sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99,0% atau
diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al,
kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kurang lebih sepertiga dari
tembaga sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu, dapat
dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai bentuk. Misalnya sebagai lembaran tipis(foil).
Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian 99,0%. Untuk reflector yang
memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan
angka Sembilan empat.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Memiliki kekuatan yang rendah, ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tingkat reflektif yang
tinggi, dan konduktifitas termal dan listrik yang tinggi sehingga kombinasi ini cocok untuk
digunakan dalam pengemasan, perangkat listrik, peralatan pemanas, pencahayaan, dekorasi
dan lain-lain.
( Contoh penggunaan Alumunium Murni )

2. Alumunium copper alloy


Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%)Cu. Dari seri ini yang
terkenal seri 2017 dikenal dengan nama duralimin mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn
pada komposisi standard. Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu,
1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang
memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus
diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang
disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur
tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Melalui pengerasan dengan precipitation hardening dapat digunakan untuk penerbangan dan
roda, kendaraan militer, cocok juga untuk sekrup, baud, komponen permesinan, dan lain-lain.
( Contoh penggunaan alumuniumcopper alloy)

3. Alumunium magnese alloy


Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan dipakai untuk
membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa, Al-Mn yang ada dalam keseimbangan
dengan larutan padat Al adalah Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa

perlakuan panas. Paduan dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment. Seri 3003
dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan (weldability) baik. Banyak digunakan untuk
pipa dan tangki minyak.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :

Tipikal aplikasi seri ini rata-rata untuk kaleng dan untuk alloy yang memerlukan pembentukan
dengan cara ditekan dan penggulungan. Selain untuk pengemasan, bangunan, peralatan rumah,
alloy ini digunakan juga untuk benda yang memerlukan kekuatan, formabilitas, weldabilitas, dan
korosi yang tinggi serta untuk perlengkapan pemanasan seperti helaian brazing dan pipa
pemanas.

4. Alumunium silikon alloy


Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan
yang sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai
tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian
yang sangat kecil, dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki
kelebihan yang baik, paduan ini sangat banyak dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak
perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki
oleh unsur paduan. Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5%Mg. Paduan
yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin gamma dan yang hanya
ditemper dinamakan silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan
Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa digunakan
untuk torak motor.
Koefisien pemuaian termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal paduannya juga
rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah dikembangkan paduan hypereutektik Al-Si
sampai 29% Si untuk memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan lebih efektif
dengan penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor klorida (PCl5) untuk mencapai

presentasi 0,001%P, dapat tercapai penghalusan primer dan homogenisasi. Paduan Al-Si banyak
dipakai sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si.
Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032 yang mengandung 12,5%Si mudah
ditempa dan memiliki koefisien muai panas sangat rendah digunakan untuk piston yang ditempa.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Kandungan silicon yang tinggi digunakan untuk produk yang memerlukan tingkat kekakuan
yang tinggi atau keuletan yang rendah.
5. Alumunium magnesium
Dalam paduan biner Alkeseimbangan

alloy
Mg satu fasa yang ada dalam

dengan

larutan padat Al adalah larutan

padat yang merupakan

senyawa antar logam Al3Mg2. Sel satuannya

merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi ada juga yang sel satuannya kubus berpusat
muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya adalah 450C, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada
temperature eutektik adalah 17,4% yang menurun pada temperature biasa sampai kira-kira
1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat diharapkan.
Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut hidrinalium. Paduan
dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat
tretable. Seri 5052 dengan 2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan bahan
bakar pesawat terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan. Paduan 5056 adalah
paduan paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan apabila diperlakukan
kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan antara (4,5%Mg) yang kuat dan
mudah dilas sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan
0,8%Mg banyak digunakan sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai
sebagai pipa saluran minyak dan gas pada kendaraan.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Kombinasi kekuatan sedang, ketahanan korosi yang luar biasa, dan weldabilitas biasa digunakan
untuk bagian luar (outdoor), arsitektur, khususnya dalam bidang kelautan (perkapalan), dan juga
untuk otomotif untuk bodi mobil dan komponen casis.

6. Alumunium magnesium silikon alloy

Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat jarang terjadi,
namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat diperkeras dengan penuaan panas
setelah perlakuan pelarutan. Hal ini dikarenakan senyawa M 2Si berkelakuan sebagai komponen
murni dan membuat keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini
memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan sebagai bahan
tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan
sebagai tambahan dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063
banyak digunakan sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan yang cukup
baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal ini
percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari karena unsur-unsur tersebut menyebabkan
tahanan listrik menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon membentuk senyawa Mg 2Si(Magnesium
Silisida) yang memberikan kekuatan tinggi pada paduan ini setelah proses heat treatment. Seri
6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari pada heat treatable aluminium
lainnya. Penggunaan aluminium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor dan silinder
head motor bakar.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Kombinasi yang baik antara kekuatan tinggi, formabilitas, ketahanan korosi, dan weldabilitas
sehingga digunakan untuk transport (bodi luar otomotif dll), bangunan (pintu, jendela, dll),
kelautan, pemanasan, dll.

7. Alumunium zink alloy


Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam MgZn2 dan
kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan
sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak
lama, tidak dipakai sebab mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan. Di Jepang
pada permulaan tahun 1940, Iragashi dkk mengadakan studi dan berhasil dalam pengembangan
suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr, dimana bitur Kristal padat
diperhalus, dan mengubah bentuk presipitasi serta retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada

saat itu paduan tersebut dinamakan ESD, Duralumin, superekstra. Selama perang dunia ke II, di
Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama telah dikembangkan pula suatu paduan, yaitu
suatu paduan yang terdiri dari Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang
dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan
lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah untuk konstruksi pesawat udara. Di samping
itu penggunaannya menjadi lebih penting sebagai bahan konstruksi.
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI :
Bagian terpenting dari penggunaan seri ini berdasarkan kekuatan yang tinggi, contohnya pada
bidang penerbangan, penjelajahan luar angkasa, militer dan nuklir. Tetapi juga bagian structural
bangunan sama baiknya dengan atribut olah raga raket tenis, ski, dll.

BAB V
PENUTUP
Aluminium merupakan jenis logam yang memiliki sifat-sifat mekanik
yaitu memiliki kekuatan yang

korosi, mudah dibentuk, sebagai koduktor

yang baik,dapat didaur ulang dan kuat. Sifat-sifat ini menjadi faktor
penggunaan aluminium dalam kehidupan sehari-hari, seperti transportasi,
otomotif, listrik,aksesoris dan peralatan rumah tangga sehingga memiliki
nilai ekonomis dan sangat penting bagi perekonomian dunia. Pembuatan
aluminium dapat dilakukan dengan 2 tahap yaitu melalui proses Bayer dan
proses Hall-Heroult. Kedua proses ini mengolah aluminium mentah yang
diperoleh dari kerak bumi dan menghasilkan aluminium murni dalam jumlah
banyak yang siap digunakan sebagai bahan material pembuatan alat-alat
dan sebagai bahan tambahan konstruksi alat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Aluminum Tensile Test. Bandung. Gramedia.
Anonim. 2009. Contoh Aluminium. Bandung. Tiga Serangkai.
Anonim. 2009. Application of Aluminium www.google.com
Anonim. 2008. Bayer dan Hall-Heroult Procces. . ft.unsada.ac.id/wp
content/uploads/2008/10/bab1-pp1.pdf.
Anonim. 2009. Cara Pembuatan Aluminium. www.aluminum-matter.co.uk
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai