Anda di halaman 1dari 10

Pertanian Terpadu

Sistem pertanian terpadu (SPT) adalah sistem


gabungan antara kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang berkaitan
dengan pertanian dalam satu lahan. Dengan
memanfaatkan tanaman dan hewan sebagai mitra,
menciptakan suatu ekosistem yang dibuat
menyerupai cara alam bekerja. Pada hakekatnya,
pertanian terpadu adalah upaya memanfaatkan
seluruh potensi energi agar dapat dipanen
seimbang.
Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian
yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem yang
dibuat menyerupai cara alam bekerja.
Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian
yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem,
sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap
seimbang. Keseimbangan tersebut akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi dan
berkelanjutan secara efektif dan efisien.
Maka kegiatan pertanian yang dilakukan secara
terpadu, dapat dibuat di satu kawasan secara
kolektif. Pada kawasan tersebut dapat dibuat
beberapa sektor, seperti sektor pertanian,
peternakan dan perikanan.
Komponen produksinya tidak akan
menghasilkan limbah karena dimanfaatkan.
Keunggulan lain dari SPT adalah petani dapat
memiliki berbagai sumber penghasilan. Kegiatan
pertanian ini juga memberi perhatian terhadap
diversifikasi tanaman dan polikultur. Polikultur
adalah sistem budidaya pertanamaan campuran
yang dilakukan pada lahan yang sama.
Melalui sistem ini dapat memperoleh sumber
penghasilan dari menanam padi, beternak kambing,
serta menanam sayuran. Kotoran dari hewan ternak
dapat digunakan untuk pupuk serta hasil ternak
dapat dikonsumsi dan dijual. Kegiatan pertanian
melibatkan makhluk hidupn pada setiap prosesnya
dalam jangka waktu tertentu pada proses produksi.
Ada 3 alasan mengapa SPT(integrated
farming system) perlu dilakukan, yaitu :
1. Panen tidak setiap hari-adanya SPT akan
menjadikan petani memiliki alternatif
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
2. Menekan harga produksi-SPT merupakan
kombinasi sektor pertanian, peternakan dan
perikanan, kehutanan dan lainnya dalam satu
wilayah tani.
3. Meningkatkan harga jual-melalui pembinaan
yang berkelanjutan, hasil panen memiliki
keunggulan dibanding pertanian konvensional.
Tujuan Pertanian Terpadu (4F)
1. Food-pertanian terpadu diharapkan dapat
menghasilkan pangan lebih beragam, seperti
beras, sayuran, daging, dan ikan
2. Feed-limbah dari pengolahan produk pertanian
seperti dedak dan bungkil jagung dapat diolah
kembali menjadi konsentrat untuk pakan ternak
dan perikanan.
3. Fuel-bahan bakar biogas dapat diperoleh dari
pengolahan kotoran ternak sehingga dapat
menutupi energi rumah tangga
4. Fertilizer-limbah dari kotoran hewan serta
pembusukan bahan organik sebagai pupuk
Strategi SPT
1. Meningkatkan variasi sumber pendapatan petani
2. Menurunkan biaya produksi dengan penggunaan
bahan orgfanik dari ternak maupunlimbah sisa
pertamian untuk menyuburkan lahan
3. Mengoptimalkan pemanfaatan secara bijak
dengan mempertimbangkan aspek konservasi
lahan dan tanah
4. Membangun kelembagaan terpadu yang
memberikan penyuluhan kan hal teknis serta
peningkatan sumber daya manusia
Konsep SPT dapat dikembangkan untuk lahan
pertanian terbatas maupun lahan luas. Pada lahan
terbatas umumnya konsep ini menjadi sangat tepat
dikembangkandengan pola intensifikasi lahan.
Lahan sempit akan memberikan produksi
maksimal tanpa ada limbah yang terbuang
percuma. Sedangkan untuk lahan yang lebih luas
konsep ini akan menjadi suatu solusi
mengembangkan pertanian agribisnis yang lebih
menguntungkan.
Melalui sistem terintegrasi ini akan bermanfaat
untuk efisiensi lahan, optimalisasi produksi,
pemanfaatan limbah, dan antisipasi harga.
Konsep SPT ini perlu digalakkan, mengingat
sistem ini di samping menunjang pola pertanian
organik yang ramah lingkungn, juga mampu
meningkatkan usaha peternakan.
Dengan meningkatnya populasi ternak sapi akan
mampu menjamin ketersediaan pupuk kandang di
lahan pertanian. Sehingga program pertanian
organik dapat terlaksana dengan baik, kesuburan
tanah dapat terjaga, dan pertanian dapat
berkelanjutan.
Sistem produksi ternak herbivora yang
dikombinasikan dengan lahan pertanian dapat
disesuaikan dengan keadaan tanaman pangan.
Pembangunan sektor pertanian tidak dapat lagi
dilakukan dengan cara-cara lama, harus diubah
sejalan dengan makin besarnya tantangan dan
perubahan lingkungan strategis., baik yang datang
dari dalam maupun dari luar.
Perubahan lingkungan eksternal, antara lain
globalisasi teknologi dan informasi, liberalisasi
perdagangan, dan transformasi budaya antarbangsa
sudah tidak terhindarkan.
Demikian juga perubahan lingkungan internal,
yaitu demokratisasi, desentralisasi, otonomi daerah,
dan gejala disintegrasi.
Komponen SPT
a. Manusia : sebagai makhluk hidup yang
memerlukan energi sebagai motor
kehidupannya. Dengan SPT manusia tidak
hanya mendapatkan keuntungn finansial tetapi
juga pangan sebagai kebutuhan primer
b. Peternakan : sumber energi berasal dari
daging, susu, telur serta organ tubuh lainnya,
kotoran dan bulu
c. Tanaman : bernilai ekonomi dan sebagai
pakan
d. Perikanan : ikan air tawar yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan air keruh.

Anda mungkin juga menyukai