Anda di halaman 1dari 6

RAPAT KOORDINASI SEKTOR PERTANIAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


INTEGRATED FARMING DIKELURAHAN
KLAMESEN DAN KLAMALU DISTRIK MARIAD

DINAS TANAMAN PANGAN , HORTIKULTURA


DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SORONG
TAHUN ANGGARAN 2021
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) INTEGRATED FARMING TAHUN 2021

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan perkembangan jaman berbagai permasalahan baru dalam kegiatan pertanian mulai muncul.
Berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan, berkurangnya ketersediaan air irigasi, mahalnya input
produksi, serta tercemarnya lingkungan dan hasil produksi yang kurang sehat merupakan sebagian masalah
yang membutuhkan teknologi yang mampu untuk mengatasinya.Teknologi tersebut haruslah mempunyai
kemampuan dalam meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan lingkungan,
hasil produksi yang sehat dan mudah diterima oleh petani. Model Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut

Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman
perkebunan/pangan/hortikultura) serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang
mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam. Integrated Farming
System atau sistem pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub
sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan,
manusia, dan faktor tumbuh lainnya), yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan
pelestarian sumberdaya alam, serta kemandirian dan kesejahtraan petani secara berkelanjutan. Penerapan
pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang
ada sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalam
ekosistem lahan pertanian dimana output dari salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya.

Integrated Farming dikabupaten Sorong dengan Luasan 20 Ha berlokasi di Kelurahan Klamesen


dan Klamalu pada Distrik Mariad yang dikelolah oleh 5 ( Lima ) Kelompok Tani.

B. MAKSUD DAN TUJUAN.

Maksud

Sistem Integrated Farming atau Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang
didalamnya terdapat penggabungan atau kolaborasi kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan pertanian dalam suatu lahan sehingga
diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas lahan, program
pembangunan serta konservasi lingkungan secara terpadu.
Tujuan

Dengan menerapkan sistem pertanian ini diharapkan meningkatkan pendapatan petani dapat
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan sebagai kebutuhan jangka pendek,

menengah maupun panjang. Sistem pertanian terpadu dapat menjadi model pertanian dalam
satu siklus biologi atau Integrated Bio Cycle Farming yang tidak menghasilkan limbah dan
semua komponen didalamnya dapat dimanfaatkan secara optimal.

Limbah pertanian dapat digunakan sebagai pakan ternak dan limbah dari hasil peternakan
dapat diolah menjadi biogas ataupun kompos

Pada Perkembangan berikutnya setelah sistem pertanian ini dapat berjalan dengan baik dan
mandiri, maka kawasan tersebut dapat difungsikan sebagai kawasan edu wisata dimana
masyarakat yang berkunjung akan diberikan wawasan mengenai sistim integrated farming
termasuk didalamnya teknik bertani, beternak dan hal lainnya yang tercakup , dikawasan
eduwisata ini dapat pula dibuat kawasan kuliner.

C. RUANG LINGKUP.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan sistem pertanian terpadu berdasar pada
konsep dan ruang lingkup dari sistem ini. Berikut ruang lingkup dari pertanian terpadu;

Konsep terapan sistem pertanian terpadu akan menghasilkan F4, yang terdiri dari Food, Feed,
Fuel dan Fertilizer.

 F1 (Food).

Sumber pangan bagi manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kabangan, jamur, sayuran, dll),
produk peternakan (daging, susu, telur, dll), produk budidaya ikan air tawar (lele, mujair, nila,
gurami, dll.) dan hasil perkebunan (salak, pisang, kayu manis, sirsak, dll.).

 F2 (Feed).

Pakan ternak termasuk di dalamnya ruminasia (sapai, kambing, kerbau, kelinci), ternak unggas
(ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll), pakan ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan
konsumsi).
 F3 (Fuel).

Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk kebutuhan
domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di kawasan pedesaan juga
untuk industri kecil . Hasil akhir dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk pupuk organik
cair dan kompos.

 F4 (Fertilizer).

Sisa produk pertanian melalui proses dekomposer maupun pirolisis akan menghasikan pupuk
kompos (organik fertilizer) dengan berbagai kandungan unsur hara dan C-Organik yang relatif
tinggi.

Komponen yang berintegrasi dalam Sistem Pertanian Terpadu adalah :

 Manusia.

Manusia sebagai mahluk hidup memerlukan energi sebagai motor kehidupannya. Dengan
integrasi Farming Sistem manusia tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga
pangan sebagai kebutuhan primer dan energi panas serta listrik..

 Peternakan.

Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam Integrated
Farming Sistem. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh lainnya,
bahkan kotoran hewan. Sangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak ,
telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran).

 Tanamam .

Syarat tanaman yang dapat diusahakan adalah bernilai ekonomi dan dapat menyediakan pakan
untuk peternakan.

 Perikanan

Ikan yang digunakan untuk Integrated Farming Sistem adalah ikan air tawar yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu
memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomi.
Sistem pertanian terpadu merupakan sebuah metode menciptakan ekosistem buatan.
Pertanian tanaman, peternakan dan perikanan diolah sedemikian rupa agar bisa terintegrasi
satu dengan lainnya. Diharapkan sistem ini dapat menambah penghasilan petani dari segi
ekonomi, disamping tidak rusaknya lingkungan sebagai lahan pertanian.. Kita menyadari bahwa
untuk melaksanakan sistem pertanian terpadu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama semua pihak baik pemerintah maupun petani sendiri
untuk mengawalinya. Kesadaran tinggi para petani sangat diharapkan guna tercapainya cita-
cita mulia ini. Dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan mengingat besarnya manfaat yang
diperoleh dari sistem ini

D. SASARAN.

5 ( lima ) kelompok tani yang berada disekitar lokasi integrated Farming yaitu :
1. Kelompok Tani Mekar Sari
2. Kelompok Tani Gotong Royong
3. Kelompok Tani Cendrawasih
4. Kelompok Tani Maju Makmur
5. Kelompok Tani Kuncub Baru

E. LOKASI KEGIATAN.

Kawasan Integrated Farming berlokasi di Kelurahan Klamesen dan Kelurahan Klamalu Distrik
Mariad dengan Luas lahan 20 Ha

F. KEGIATAN - KEGIATAN

Kegiatan – Kegiatan yang dilakukan dikawasan Integrated Farming adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Komoditi Jagung Hibrida (Bid. Tanaman Pangan )


2. Pengembangan Komoditi Jagung Manis , Sayur dan cabe (Bid. Hortikultura)
3. Penanaman Kelapa Dalam ( Bid. Perkebunan )
4 .Pembuatan Jalan Usaha Tani ( Bid. PSP )
5. Pembuatan Embung
6 .Pembuatan Rumah Kompos
7. Normalisasi irigasi
8. Pengembangan Itik 1000 ekor dan Ayam 1000 ekor
9. Pengembangan ikan air tawar

G. MASALAH DAN KENDALA

Masalah dan kendala yang dihadapi oleh kelompok tani pengelola kawasan IF adalah sebagai
berikut :

1. Status atau Kejelasan lahan yang digarap atau yang dikelolah oleh kelompok – kelpompok
tani tersebut
2. Ketersediaan Pupuk , herbisida dan pestisida
3. Pemasaran.

H. PEMBIAYAN

Pembiayaannya berasal dari DIPA APBN dan diharapkan pendampingan dari DIPA APBD TK I
dan DIPA APBD TK II

I. PENUTUP.

Demikian Kerangka Acuan Kerja Terkait Integrated Farming / Pertanian Terpadu Tahun
Anggaran 2021.

Anda mungkin juga menyukai