Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SISTEM USAHATANI TERPADU

OLEH :

NAMA : ARMADI SIHOTANG


NO. BP : 2110221023
KELOMPOK : TIGA (3)
KELAS : AGRI A
ASISTEN : (1810222024)
KOOR ASISTEN : (1810272001)
DOSEN PENJAB : Dr. Ir. NOFIALDI, M.Si

PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keterkaitan usaha tanaman dan peternakan tergolong sebagai bentuk praktik


pertanian terpadu melalui pendekatan pertanian low external input agriculture yang dapat
mendukung pertanian berkelanjutan. Menurut Food and Agriculture Organization (2001),
kombinasi usaha peternakan dan produksi tanaman dengan pendekatan low external input
agriculture (LEIA) merupakan bentuk pertanian yang harus diadopsi dalam kondisi
kepemilikan lahan yang relatif sempit, seperti di Indonesia. Ciri utama integrasi tanaman dan
ternak adalah adanya hubungan sinergis atau saling menguntungkan antara tanaman dan
ternak. Petani menggunakan kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tanaman mereka,
dan kemudian menggunakan limbah pertanian sebagai pakan ternak.
Pada dasarnya pertanian terpadu menggunakan seluruh potensi energi sehingga dapat
dipanen secara seimbang. Pertanian melibatkan organisme hidup dalam satu tahap atau lebih
dan membutuhkan ruang untuk kegiatan tersebut dan beberapa waktu dalam proses produksi.
Dengan pertanian terpadu, ada fiksasi bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon
lebih rendah daripada pertanian konvensional menggunakan pupuk nitrogen dll. Agar
pemanfaatannya efisien dan efektif, sebaiknya produksi pertanian terpadu dilakukan dalam
satu kawasan. Di wilayah tersebut, ada kebutuhan untuk industri pertanian, peternakan dan
perikanan. Adanya saluran-saluran tersebut akan memungkinkan kawasan tersebut memiliki
ekosistem yang utuh dan semua komponen produksi tidak menjadi limbah karena mau tidak
mau akan dimanfaatkan oleh komponen lain.
Dengan model pertanian terpadu yang mendukung agribisnis, peran serta petani
sangat diharapkan, sehingga petani dapat merencanakan model tanaman yang sesuai dengan
potensi pelaku agribisnis, industri dan kemampuannya sesuai dengan kondisi wilayah.
Pertanian terpadu dapat dilihat dari perspektif nasional, regional dan petani. Pemodelan
pertanian terpadu di tingkat nasional berarti memperluas jangkauan produk yang dihasilkan
oleh negara. Di tingkat daerah, masalahnya adalah memperluas jangkauan produk yang
dihasilkan di pertanian ke arah pertanian.
Salah satu bentuk pola pertanian terpadu yang telah diterapkan adalah pola integrasi
dengan beberapa unit usaha diantaranya usaha di bidang pertanian yang mengelola tanaman
pangan khususnya jagung, di bidang usaha peternakan yang mengelola ayam, dan pada bidang
usaha perikanan mengelola kolam ikan air tawar. Dapat dilihat dari hasil penanaman jagung
yang apabila sudah berproduksi maka bukan hanya dapat dikonsumsi oleh manusia tapi juga
dapat dibuat menjadi pakan ternak, dimana ternak unggas (ayam) menghasilkan kotoran dan
kotoran ternak dapat menjadi pakan ikan dikarenakan kolam ikan berada tepat di bawah
kandang ayam. Apabila usaha pertanian, peternakan dan perikanan ini dapat termanfaatkan
dengan baik maka akan dapat terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya
produksi sehingga efektifitas dan efesiensi produksi akan tercapai sehingga dapat mendukung
usaha agribisnis.
Sistem crop- animal linkage, khususnya antara tanaman pangan dan peternakan, telah
diterapkan secara tradisional oleh petani sejak lama dan masih ada hingga saat ini. Sistem
agribisnis terpadu ini diterapkan untuk mendukung perekonomian petani kecil pedesaan.
Integrasi budidaya ternak memiliki tiga fungsi utama, yaitu meningkatkan
kesejahteraan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketahanan pangan dan
menjaga kelestarian lingkungan. Jelaskan hubungan antara tanaman dan ternak dalam
pertanian tradisional sebagai penggunaan lahan, tenaga kerja dan sumber daya modal yang
optimal untuk menciptakan produk seperti pakan ternak, energi dari ternak dan padang
rumput, serta produk akhir seperti tanaman serat, tanaman pakan ternak dan daging ternak.

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum usahatani terpadu ini dalah untuk mengetahui
bagaimana respon para praktikan yaitu mahasiswa agribisnis sebagai pelaku dan pengelola
usahatani terpadu yang berorientasi pada usaha agribisnis agar produktifitas usahatani terpadu
dari beberapa komoditi yang diusahakan agar dapat mendukung kegiatan usaha agribisnis
yang akan dijalankan serta melatih mahasiswa untuk berpikir secara holistik terhadap interaksi
komponen dalam sistem pertanian terpadu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Usahatani Terpadu


Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara petani mendapatkan
kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan. Jadi
ilmu usahatani mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan pertanian (Tohir, 1991).
Sistem Pertanian Terpadu (SPT)/ Integrated Farming System (IFS) merupakan suatu
sistem berkesinambungan dan tidak berdiri sendiri serta menganut prinsip segala sesuatu yang
dihasilkan akan kembali ke alam. Artinya limbah yang dihasilkan akan dimanfaatkan kembali
menjadi sumberdaya yang dapat menghasilkan (Siswati dan Nizar, 2014). Sistem Pertanian
Terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi pertanian sehingga dapat
dimanfaatkan secara seimbang (Massinai dkk, 2013).
SPT dapat mengatasi banyak permasalahan, tidak saja dari aspek ekonomi dan ekologis, tetapi
juga menyediakan sarana produksi yang diperlukan seperti bahan bakar, pupuk, dan makanan
di samping produktivitas terus meningkat. Hal itu dapat mengubah sistem pertanian yang penuh
risiko ke arah sistem pertanian ekonomis dan kondisi ekologi seimbang (Nurhidayati dkk,
2008).
SPT merupakan pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem sehingga
aliran nutrisi (unsur hara) dan energi terjadi secara seimbang. Keseimbangan ini akan
menghasilkan produktivitas tinggi dan berkelanjutan yang terjaga secara efektif dan efisien.
Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya
produksi pertanian terpadu berada dalam satu kawasan. Kawasan tersebut sebaiknya terdapat
sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan
mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen
produksi tidak akan menjadi limbah karena dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping
itu akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas
dan efisiensi bisa tercapai. (Karim dkk,2013)
Sistem pertanian terpadu (integrated farming system) merupakan salah satu kegiatan
diversifikasi komoditas yang dapat dilakukan guna mengimbangi kebutuhan akan produk
pertanian ( terutama tanaman pangan) yang terus meningkat melalui pemanfaatan hubungan
sinergis antar komoditas yang diusahakan, tanpa harus merusak lingkungan serta serapan
tenaga kerja yang tinggi. Penerapan sistem usahatani terpadu merupakan pilihan yang tepat
dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus memanfaatkan sumberdaya
pertanian secara optimal (Swandi, 2005).
Sistem pertanian terpadu (integrated farming system) merupakan salah satu kegiatan
diversifikasi komoditas yang dapat dilakukan guna mengimbangi kebutuhan akan produk
pertanian ( terutama tanaman pangan) yang terus meningkat melalui pemanfaatan hubungan
sinergis antar komoditas yang diusahakan, tanpa harus merusak lingkungan serta serapan
tenaga kerja yang tinggi. Penerapan sistem usahatani terpadu merupakan pilihan yang tepat
dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus memanfaatkan sumberdaya
pertanian secara optimal. Ciri utama integrasi tanaman ternak adalah adanya sinergisme atau
keterkaitan yang saling menguntungkan antara tanaman dan ternak. Petani memanfaatkan
kotoran ternak sebagai pupuk organik untuk tamanannya, kemudian memanfaatkan limbah
pertanian sebagai pakan ternak (Ismail dan Djajanegara, 2004).
Pola integrasi antara tanaman dan ternak adalah memadukan antara kegiatan
peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di
lahan pertanian, sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah
peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan ternak.
Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang
optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan
tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat
mendorong peningkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Hewan atau ternak bisa beragam fungsi dalam sistem usaha tani lahan sempit, hewan
memberikan berbagai produk, seperti daging, susu, telur, wol, dan kulit. Selain itu, hewan
juga memiliki fungsi sosiokultural, misalnya sebagai mas kawin, untuk pesta upacara dan
sebagai hadiah atau pinjaman yang memperkuat ikatan sosial (Reijntjes ,1999) Dalam kondisi
input luar rendah, integrasi ternak ke dalam sistem pertanian penting, khususnya untuk :
1. Meningkatkan jaminan subsistens dengan memperbanyak jenis-jenis usaha untuk
menghasilkan pangan bagi keluarga petani
2. Memindahkan unsur hara dan energi antara hewan dan tanaman melalui pupuk kandang
dan pakan dari daerah pertanian dan melalui pemanfaatan hewan penarik.

B. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)


Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat tumbuh subur diberbagai
ketinggian tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi tergantung varietasnya.
Sebagian besar sentra produsen cabai berada didataran tinggi dengan ketinggian 1.000-1.500
meter diatas permukaan laut. Walaupun didataran rendah yang panas kadang-kadang dapat
juga diperoleh hasil yang memuaskan, namun didaerah pegunungan buahnya sangat besar.
Rata-rata suhu yang baik adalah antara 21-28 C. Suhu udarah yang lebih tinggi menyebabkan
buahnya sedikit (Setijo pitojo, 2003)
Secara umum cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat ditanam di lahan basah
(sawah) dan lahan kering (tegalan). Cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat tumbuh dengan
baik pada daerah yang mempunyai ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut, tanah kaya
akan bahan organik dengan pH 6-7 dan tekstur tanah remah (Sudiono, 2006).
Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya mencapai 1,5 – 2 m dan lebar tajuk
tanaman dapat mencapai 1,2 m. Daun cabai pada umumnya berwarna hijau cerah pada saat
masih muda dan akan berubah menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai merah
(Capsicum annuum L.) ditopang oleh tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk
daun umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing. Bunga cabai berbentuk
terompet atau campanulate, sama dengan bentuk bunga keluarga Solonaceae lainnya. Bunga
cabai merupakan bunga sempurna dan berwarna putih bersih, bentuk buahnya berbeda- beda
menurut jenis dan varietasnya (Prabowo, 2011)
Selain berguna sebagai penyedap masakan, cabai merah (Capsicum annuum L.) juga
mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Rasa pedas pada
cabai merah (Capsicum annuum L.) ditimbulkan oleh zat capsaicin. Capsaicin terdapat pada
biji cabai merah (Capsicum annuum L.) dan pada plasenta, yaitu kulit cabai bagian dalam
yang berwarna putih tempat melekatnya biji. Rasa pedas tersebut bermanfaat untuk mengatur
peredaran darah; memperkuat jantung, nadi, dan saraf, mencegah flu dan demam,
membangkitkan semangat dalam tubuh, serta mengurangi nyeri encok dan rematik (Setijo
Pitojo, 2003).
Secara taksonomi cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk dalam klasifikasi
sebagai berikut: (Setijo Pitojo, 2003)
Devisi :
Speromatophyta Subdevisi
: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum

C. Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)


Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan tanaman yang mempunyai banyak
kandungan. Kandungan-kandungan tersebut meliputi kapsaisin, kapsantin, karotenid, alkaloid,
resin, dan minyak atsiri. Selain itu, cabai ini juga kaya akan kandungan vitamin A, B, C
(Tjandra, 2011). Zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi
(Fe), vitamin (salah satunya adalah vitamin C) dan mengadung senyawa - senyawa alkaloid,
seperti kapsaisin, flavonoid, dan minyak esensial juga kerkandung dalam tanaman ini
(Prajnanta (2007) dalam Arifin (2010)).
Cabai rawit adalah tanaman perdu yang tingginya hanya sekitar 50-135 cm. tanaman
ini tumbuh tegak lurus ke atas. Akar cabai rawit merupakan akar tunggang. Akar tanaman ini
umumnya berada dekat dengan permukaan tanah dan melebar sejauh 30-50 cm secara vertikal,
akar cabai rawit dapat menembus tanah sampai kedalaman 30-60 cm. Batangnya kaku dan
tidak bertrikoma. Daunnya merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian daun bulat telur
memanjang atau bulat telur bentuk lanset, dengan pangkal runcing dan ujung yang
menyempit. Letaknya berselingan pada batang dan membentuk pola spiral (Tjandra, 2011).
Bunga cabai rawit terletak di ujung atau nampak di ketiak, dengan tangkai tegak
( Steenis et al., 2002). Bunga dapat berupa bunga tunggal atau 2-3 letaknya berdekatan. Bunga
cabai rawit ini bersifat hermaprodit (berkelamin ganda). Buah buni bulat telur memanjang,
buah warnanya merah, rasanya sangat pedas, dengan ujung yang mengangguk 1,5-2,5 cm.
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) memiliki beberapa nama daerah antara lain : di
daerah jawa menyebutnya dengan lombok japlak, mengkreng, cengis, ceplik, atau cempling.
Menurut Simpson (2010), klasifikasi cabai rawit adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division :
Magnoliophyta Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum frutescens L.
Secara umum varietas cabai rawit dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar
yaitu cabai rawit kecil, cabai rawit hijau, dan cabai rawit putih. Cabai rawit kecil sesuai
dengan namanya mempunyai ukuran kecil dan pendek yaitu hanya sekitar 1-2 cm. Meskipun
ukurannya paling kecil, rasa cabai ini paling pedas di antara jenis-jenis cabai rawit lainnya.
Cabai rawit hijau memiliki panjang sekitar 3-4 cm. Ukuran buah ini agak gemuk, rasanya
pedas, tetapi tidak sepedas
Syarat tumbuh yang harus dipenuhi ketika membudidayakan cabai rawit adalah :
Wahyudi (2011),
1. Tipe tanah
Cabai rawit tumbuh baik di tanah bertekstur lempung, lempung berpasir, dan lempung
berdebu. Namun, cabai ini masih bisa tumbuh baik pada tekstur tanah yang agak berat, seperti
lempung berliat.
2. Ketinggian tempat penanaman
Karena sifat adaptasinya paling luas diantara jenis cabai, maka sebagian besar cabai
rawit bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, cabai rawit yang ditanam
di dataran tinggi akan mengalami umur panen dan masa panen yang lebih lama, tetapi hasil
panennya masih relatif sama dibandingkan dengan jika kultivar yang sama ditanam di dataran
rendah.
3. pH tanah optimum
Cabai rawit menghendaki tingkat kemasaman tanah optimal, yaitu tanah dengan nilai
pH 5,5 – 6,5. Jika pH tanah kurang dari 5,5, tanah harus diberi kapur pertanian. Menurut
Tjandra (2011), derajat keasaman tanah atau pH tanah nertal berkisar 6-7.
4. Intensitas cahaya dan sumber air
Sama seperti tanaman hortikultura buah lainnya, tanaman cabai rawit juga memerlukan
lokasi lahan yang terbuka agar memperoleh penyinaran cahaya matahari dari pagi hingga sore.
Selain itu tanaman ini menyukai lahan dengan sistem drainase yang lancar, terutama pada
musim hujan.

Teknik Penanaman Cabai Rawit dalam Polybag.


Menurut Tjandra (2011), proses penanaman cabai rawit terdiri atas beberapa tahap
yang diawali dengan pembenihan, penyiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan, dan perawatan hasil panen.
Polybag jika dibandingkan dengan tempat penanaman lain, seperti pot, memiliki
beberapa keuntungan. Di antaranya, harganya lebih murah, mudah didapat, ringan, dan dapat
dilipat. Selain itu, polybag memiliki sistem aerasi, sirkulasi, dan drainase yang sangat baik,
sehingga tanaman dapat tumbuh subur sebagaimana halnya jika ditanam dilahan (Tjandra,
2011).
1. Pemeliharaan tanaman.
Tanaman cabai rawit yang telah ditanam membutuhkan pemeliharaan yang baik agar
dapat mengurangi resiko terserang hama dan penyakit. Pemeliharaan tanaman meliputi
penyiraman tanaman terutama pada masa pertumbuhan, penyulaman tanaman, pemberantasan
gulma, pemangkasan ujung tunas batang, pembuangan daun sakit, pemupukan, dan
penyemprotan debu dan kotoran pada tanaman dengan air.
2. Panen.
Cabai rawit yang sudah ditanam dalam polybag selama 2,5-4 bulan biasanya sudah
berbuah dan siap dipanen. Pemetikan dilakukan setiap dua minggu sekali. Umumnya
pemanenan cabai rawit dilakukan di pagi hari, dan tidak dianjurkan melakukan pemetikan
dalam keadaan basah, misalnya pada waktu hujan atau terlalu pagi, hal ini akan menyebabkan
buah cabai cepat membusuk. Jika pemeliharaannya baik, cabai rawit dapat terus berbuah
sampai berusia diatas 2 tahun (Tjandra, 2011).
3. Pasca panen.
Kegiatan Paska panen merupakan kegiatan penanganan hasil panen yang bertujuan
untuk memelihara kualitas buah cabai hasil panen. Perawatan hasil panen dapat meliputi:
penyimpanan, baik dalam wadah terbuka maupun dalam lemari pendingin. Selain itu dapat
pula dilakukan pengolahan dengan cara menjemur cabai, untuk dijadikan cabai kering, cabai
bubuk, dan dapat juga dibuat saos sambal (Tjandra, 2011).

D. Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L)


Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim, termasuk keluarga
Solanaceae dan memiliki umbi batang yang dapat di makan. Batangnya berbentuk segi empat,
panjangnya bisa mencapai 50-120 cm, dan tidak berkayu dan tidak keras. Batang dan daun
berwarna hijau kemerahan atau keungu-unguan. Warna batang ini dipengaruhi oleh umur
tanaman dan keadaan lingkungan. Akar tanaman kentang tumbuh menjalar dan berukuran
sangat kecil bahkan sangat halus. Akar ini berwarna keputih-putihan. Daya tembusnya bisa
mencapai 45 cm, namun biasanya akar ini banyak yang mengumpul di kedalaman 20 cm.
Umbi kentang berasal dari cabang akar samping yang masuk ke dalam tanah dan merupakan
tempat menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa
mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang- cabang baru (Setiadi, 2009: 32).
Sebagai bahan makanan, kentang banyak mengandung karbohidrat, sumber mineral
(fosfor, besi, dan kalium), mengandung vitamin B (tiamin, niasin, vitamin B6), antioksidan
dan sedikit vitamin A. Senyawa antioksidan yang terdapat pada kentang yaitu antosianin,
asam klorogenat, dan asam askorbat (Soelarso dan Bambang, 1997).
Dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan, kentang dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Setiadi, 2009: 32) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (Berbunga terompet)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum L.

E. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans P)


Kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia,
China Selatan, Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung termasuk ke dalam famili
convolvulaceae atau kangkung-kangkungan. Kangkung merupakan sumber vitamin A, vitamin
C dan mineral seperti zat besi, kalsium, kalium, dan fosfor (Nazaruddin, 2003). Kangkung
dapat berfungsi sebagai obat tidur karena dapat menenangkan saraf. Akarnya digunakan untuk
mengobati penyakit wasir sedangkan zat besi yang terkandung didalamnya berguna untuk
pertumbuhan tubuh. Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur (Rukmana, 1994).
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan memberikan hasil dalam waktu
4-6 minggu sejak dari benih. Biasa ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas
permukaan laut. Tanaman kangkung terdiri dari dua varietas, yakni kangkung darat yang
disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit
(Rukmana, 1994).
Kangkung Darat (Ipomoea reptans P) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas
dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar
antara 1500-2500 mm/tahun (Faisal,2016). Tanaman kangkung dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi dengan suhu 20 – 30 OC. Intensitas cahaya matahari yang
dibutuhkan tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200 – 400 footcandels. Sedangkan
untuk kelembaban tergolong tinggi yaitu > 60% (Rahman, 2014).
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, klasifikasi kangkung adalah :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas :
Dicotyledone Sub kelas :
Asteridae Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans Poir.

F. Tanaman Bunga Bugenvil (Zinnia elegans Jacq.)


Bunga kertas (Zinnia elegans Jacq.) merupakan tanaman yang tersebar secara luas di
dunia. Menurut (Rahayu et al., 2021) Bunga kertas merupakan tanaman yang pada umumnya
digunakan untuk menghias pekarangan rumah, tanaman ini banyak dikembangkan di berbagai
negara seperti Amerika, Afrika, India, Cina, Jepang, Autralia, Turki, Mongolia, dan Eropa
karena bunga kertas memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah postur bunga kertas
yang tegak dan dapat tumbuh sepanjang tahun dengan bentuk bunga yang indah dan memiliki
nilai estetika yang cukup tinggi.
Adapun klasifikasi tanaman bunga kertas sebagai berikut :
Divisi : Magliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Zinnia
Spesies : Zinnia elegans Jacq.

1) Morfologi Tanaman Bunga Kertas.


Habitus tanaman bunga kertas yaitu memiliki bagian batang yang berdiri tegak dengan
tinggi sekitar 10–150 cm dengan batang berwarna kehijauan atau kekuningan (Ashari, 2021).
Daun tanaman bunga kertas memiliki bentuk lanset, jorong serta memanjang. Pangkal daun
tanaman bunga kertas memiliki bentuk rompang atau rata dan tumpul dengan ujung daun yang
berbentuk runcing. Bunga kertas memiliki akar tunggang dan bunganya berbentuk floret
berdiameter sekitar 10 cm.
Bunga kertas memiliki bentuk yang terdiri dari disk dan petal. di tengah terdapat
bagian disk yang berwarna kuning-jingga atau ungu kecoklatan. Bagian petal terletak pada
bagian disk yang tersusun menyebar dengan jumlah sekitar 8 hingga 20 dengan jumlahnya
bisa mencapai 2 sampai 3 kali lipat pada tanaman hasil kultivar. Pada mahkota/petal bunga
Zinnia di bagian dalamnya terdapat kandungan nektar dan anther/benang sari yang juga
merupakan faktor penarik bagi serangga penyerbuk. Petal memiliki beraneka ragam warna
diantaranya adalah kuning, putih, jingga, pink, ungu, merah, ungu kemerahan, namun warna
yang umumnya dijumpai adalah warna merah. Bentuk dari bunga Zinnia yaitu tunggal,
pompom dan tumbuk yangdidasarilapisanpetalpadabagiandiskbunga (H.Nurul,2018).
Dari beberapa jenis tanaman dengan genus Zinnia, bunga kertas adalah tanaman
ornamental yang sering dikultivasi sehingga dari segi ekonomi tanaman ini menjadi bunga
potong dibeberapa negara tertentu karena variasi warna dan bentuk yang sangat beragam.
Selain itu, bunga kertas ini memiliki periode berbunga yang cukup singkat (Zai, 2020).
Syarat Tumbuh Bunga Kertas. Zinnia elegans atau dikenal dengan bunga kertas adalah
tanaman yang sangat mudah beradaptasi dan ulet. Bunga Zinnia memiliki berbagai jenis dan
kultivar yang mampu tumbuh dengan baik pada tanah yang lembab, subur, berdrainase baik
dan di bawah sinar matahari penuh. Reaksi tanah atau pH tanah yang baik untuk bunga kertas
sekitar 5,5-7,5. Secara umum, tanaman bunga kertas lebih suka musim panas yang panjang
dan hangat dengan suhu berkisar antara 23° hingga 29° C. Bunga Z. elegans dapat tumbuh
sangat cepat, berkembang cepat, dan mampu hidup dalam waktu yang lama tergantung pada
cara perawatannya (Allifah et al., 2013).

G. Tanaman Bunga Mawar (Rosa hybrida)


Bunga mawar (Rosa hybrida) dijuluki sebagai “Prince of Flower” karena keelokan dan
keindahannya, serta baunya yang harum. Bunga ini termasuk dalam famili Rosaceae. Bunga
ini merupakan tanaman tegak dan memiliki tangkai panjang yang berduri pada tiap sisi
tangkai batangnya. Pohonnya memiliki batang yang berkayu. Tanaman ini juga memiliki
sistem akar tunggang, kemudian batangnya memiliki kambium yang dapat menyebabkan
batang membesar.
Jumlah varietas mawar yang ada saat ini diperkirakan mencapai 5.000 macam, namun hanya
sekitar 300-400 varietas saja yang dikenal secara umum dan sering dibudayakan (Manganti,
2015). Bunga mawar dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Tetapi untuk
mawar tertentu seperti mawar teh hibrida hanya menyukai dataran tinggi sebab bunganya akan
tumbuh dengan sempurna, baik bentuk, ukuran, warna, maupun baunya.
Berikut sistematika tumbuhan mawar merah;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida
Nama Lokal : Mawar Merah
Mawar (Rosa sp.) merupakan salah satu bunga potong yang seringkali digunakan
sebagai bunga penghias acara formal seperti seminar, lokakarya maupun non formal seperti
pengantin dan beberapa acara budaya suatu daerah. Mahkota bunga mawar lokal Batu
diketahui mengandung pigmen antosianin jenis dari kelompok Sianidin, Delfinidin-glikosida,
Malvidin- glikosida. Mawar diketahui mengandung pigmen antosianin dan sebagai senyawa
bioaktif yang dapat bertindak sebagai penangkap radikal bebas. Ketika musim panen tiba
jumlahnya akan sangat berlimpah. Bunga mawar yang biasa dipajang pada toko-toko bunga
hanya dapat bertahan paling lama 4 hari. Setelah lewat 4 hari, bunga tersebut kehilangan
kesegarannya dan masuk dalam daftar sortir. Bunga sortiran yang dapat menurunkan harga
jual dapat diolah dalam bentuk pewarna alami untuk makanan, bahan pembuatan minuman,
kosmetik dan obat/herbal (Saati dkk., 2011).
Tidak hanya sebagai hiasan, bunga mawar juga ternyata bisa dimakan untuk dijadikan
obat. Aroma dan rendaman air bunga mawar mampu meredakan stres, mengatasi nyeri saat
haid, dan membantu menjaga kesehatan kulit. Karena air mawar mengandung astringent yang
bersifat menghilangkan racun. Bunga Mawar juga memiliki efek farmakologis diantaranya
melancarkan sirkulasi darah, menormalkan anti radang, menghilangkan bengkak dan
menetralisir racun.
Bunga dan akar dalam kondisi segar dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit
seperti batuk darah dan campak (Khaerani, 2014).

H. Ayam Kampung (Gallus gallus domesticus)


Ayam kampung adalah salah satu jenis ayam lokal yang banyak dibudidayakan di
wilayah Indonesia. Ayam kampung Super termasuk dalam golongan ayam bukan ras atau
ayam buras, yang merupakan persilangan antara ayam lokal jantan dengan ayam ras betina
(Iskandar, 2006).
Klasifikasi Ilmiah Ayam Kampung menurut Rose (2001).
Kingdom : Animalia
Filum : Cordhata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : G. Gallus
Upaspesies : G. G domesticus
Nama Trinomial : Gallus gallus domesticus

Ayam kampung Super memiliki ciri-ciri antara lain sifat genetiknya tidak seragam
mulai dari warna bulu, ukuran tubuh, dan kemampuan produksinya tidaksama merupakan
cermin dari keragaman genetiknya, selain itu badan ayam kampung juga kecil, mirip dengan
ayam ras (Rasyaf, 1998).
Ayam pedaging atau biasa dikenal dengan ayam potong menempati posisi teratas
sebagai ayam yang ketersediaannya cukup banyak, disusul ayam kampung, kemudian petelur
afkir. Namun, karena permintaan daging ayam yang cukup tinggi, terutama pada saat tertentu
yaitu menjelang puasa, menjelang lebaran, serta tahun baru, menyebabkan pasokan daging
dari ketiga jenis ayam penghasil daging tersebut tidak dipenuhi (Nugroho, 2009).
Yaman (2010) melaporkan bahwa perbedaan yang mendasar antara ayam kampung
umumnya dengan ayam kampung Super adalah kemampuan menghasilkan daging, terutama
pada tubuh bagian dada dan bagian paha, perkembangan kedua jenis tipe otot tersebut
menunjukkan bahwa ayam kampung Super lebih unggul dari ayam kampung (buras).
Ayam kampung pada minggu awal (0 sampai dengan 8 minggu) perlu diberi pakan
ransum yang cukup mengandung energi, protein, minineral, dan vitamin dalam jumlah yang
seimbang. Perbaikan genetik dan peningkatan manajemen pemeliharan ayam kampung harus
didukung dengan perbaikan nutrisi pakan (Setioko dan Iskandar, 2005; Sapuri 2006).
Ayam membutuhkan makanan untuk hidup pokok, pertumbuhan badan, dan bertelur.
Zat- zat makanan yang dibutuhkan ayam terdiri dari protein, lemak, karbohidrat vitamin,
mineral dan air. Kebutuhan tersebut harus proporsional pada pemberian pakan (Rasyaf, 2005).
Ayam kampung selama 12 minggu pemeliharaan diberi ransum dengan kandungan
protein kasar antara 14,40 sampai dengan 17,50 persen dan energi metabolis 2.400 sampai
2.600 kkal/kg menghasilkan pertambahan bobot badan sebesar 359,20 sampai 424,80 g/ekor
dengan konsumsi pakan sebesar 1.853,10 sampai 2.188,10 g/ekor dan konversi ransumnya
sebesar 5,70 sampai 6,20. Ayam kampung yang diberi ransum dengan kandungan protein
kasar 18 sampai dengan 20% dan energi metabolis 2.700 sampai 2.800 kkal/kg selama 8
minggu pemeliharaan menghasilkan pertambahan bobot badan sebesar 396,50 sampai 454,58
g/ekor dengan konsumsi ransum sebesar 1.901,30-2.303,10 g/ekor dan konversi ransum
sebesar 4,38 sampai dengan 5,17
(Ariesta 2011).
Ayam kampung merupakan tipe ayam berukuran kecil, pertumbuhan lambat dan daya
alih (konversi) makanan menjadi produk protein esensial juga rendah. Ayam kampung saat
DOC sampai umur 4 minggu membutuhkan ransum yang mengandung protein kasar 16% - 17
persen, pada periode selanjutnya membutuhkan protein kasar sebesar 15% - 16 persen. Pada
saat proses reproduksi ayam kampung membutuhkan protein yang lebih tinggi sebesar 18% -
20 persen (Husmaini, 2000). Pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan, faktor yang paling berpengaruh adalah pakan, terjadi penurunan bobot badan saat
fase pertumbuhan apabila kandungan nutrisi pakan yang diberikan rendah. Ayam kampung
dapat tumbuh optimal sesuai dengan potensi genetik apabila zat-zat makanan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan ayam (Sutardi, 1995).

I. Ikan Chana (Channa striata)


Ikan gabus (Channa striata) atau yang lebih dikenali sebagai striped snakehead,
anggota genus Channa, merupakan ikan konsumsi yang populer di Asia (Wee, 1982).
Peningkatan kebutuhan terhadap ikan gabus tentunya akan mempengaruhi ketersediaan stok di
perairan umum. Salah satu cara untuk menjaga ketersediaannya adalah dengan
mengembangkan kegiatan budidaya. Budidaya ikan gabus telah dilakukan di sungai dan
waduk menggunakan karamba (Adamson, 2010; Poulsen et al., 2008), juga di rawa lebak
menggunakan karamba dan sistem pagar (Muthmainnah, 2013).
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat
ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di
alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air
lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak
bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus
berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya).
Ikan gabus merupakan ikan labirin yang mampu bertahan di luar air, karena
mempunyai alat pernafasan tambahan yang berupa lipatan kulit tipis yang berliku- liku seperti
labirin (Soeseno, 1988). Ikan ini biasa hidup di sungai, danau, dan kolam/tambak, serta biasa
membuat sarang di daerah rawa-rawa atau diantara belukar yang terdapat pada tepi tambak
dan sungai. Di Indonesia, ikan gabus penyebarannya sangat luas, mulai dari Sumatera, Jawa,
Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Ambon dan Halmahera (Weber dan
Beaufort 1922). Di beberapa daerah, ikan gabus dikenal pula dengan nama ikan
rayong(Sunda), Kuto (Madura), Bace (Aceh), Sepungkat (Palembang), dan di Bajarmasin
dengan nama ikan Haruan (Weber & Beaufort 1922).
Ikan gabus (Channa striata) atau yang lebih dikenali sebagai striped snakehead,
anggota genus Channa, merupakan ikan konsumsi yang populer di Asia (Wee, 1982). Ikan ini
memiliki nilai ekonomi yang terus meningkat dan memiliki pasaran yang tinggi karena
rasanya enak dan ketersediaannya sepanjang tahun. Selain dimanfaatkan dalam bentuk ikan
segar karena memiliki daging yang tebal dan rasa yang khas, juga telah diolah sebagai bahan
pembuatan kerupuk dan pempek, serta sebagai ikan asin dan ikan asapan. Daging ikan ini juga
dimanfaatkan sebagai bahan terapi pengobatan setelah pembedahan (Gam et al., 2006).
Menurut Bloch (1793), klasifikasi ikan gabus sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Channidae
Spesies : Channa striata

J. Pupuk Bokashi
Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian atau usahatani yang tidak
mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik sebagai pupuk. Pada
pertanian organik, salah satu pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kompos bokashi.
Penambahan kompos bokashi ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan bahan organik
di dalam tanah dan mendorong pembiakan mikroorganisme tanah (Siregar, Dermiyati, dan
Niswati; 2007).
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi organik atau makhluk hidup
baik dari kotoran ternak maupun bagian dari tanaman. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair, sebagian besar pupuk organik berbentuk padat seperti pupuk kandang dan kompos.
Pupuk organik digunakan untuk mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Produk yang dihasilkan dari budidaya yang menggunakan pupuk organik
memiliki nilai jual yang lebih tinggi (Pranata, 2007).
Salah satu jenis pupuk organik yang sekarang banyak digunakan adalah pupuk
bokashi. Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa Jepang yang berarti “bahan organik yang
telah difermentasikan”. Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk yang bisa menggantikan
peranan pupuk kimia (anorganik) dalam menambah dan mempertahankan kesuburan tanah
serta memperbaiki kerusakan fisik, biologi, dan kimia tanah yang disebabkan oleh proses
pemupukan yang berlebihan. Berdasarkan sumber bahan organiknya, ada beberapa jenis
pupuk bokashi yang bisa diaplikasikan oleh petani yaitu, pupuk bokashi kandang, bokashi dari
jerami, pupuk bokashi kandang arang dan lain-lain (Raksun, 2018).
Pupuk Bokashi dibuat dengan memfermentasikan bahan-bahan organik (dedak, ampas
kelapa, tepung ikan, dan sebagainya) dengan EM (Efektive Microorganism). Biasanya
Bokashi
ditemukan dalam bentuk serbuk atau butiran. Bokashi sudah digunakan para petani Jepang
dalam perbaikan tanah secara tradisional untuk meningkatkan keragaman mikroba dalam
tanah dan meningkatkan persediaan unsur hara bagi tanaman (Nasir, 2008).
Teknologi Bokashi adalah suatu cara menggunakan mikroba tanah dalam pembuatan
pupuk organik dengan menggunakan EM 4 (Effective Microorganisme 4) yaitu bakteri
fermentasi, bahan organik, yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan
tanah. EM 4 adalah hasil seleksi alami mikroorganisme fermentasi dan sintetik di dalam tanah
terciptalah EM 4 yang merupakan bakteri fermentasi Actinomycetes, bakteri fotosintetik dan
ragi. Fungsi EM 4 adalah untuk memfermentasi dalam tanah menjadi unsur-unsur organik,
meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. EM 4 sangat cocok untuk tanaman
perkebunan, hortikultura, padi dan palawija, karena sifatnya yang tidak menimbulkan
pencemaran (Aswandi dan Anwaruddin, 2004).
Pada tahun 1980an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive
Mikroorganisme pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah
dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan
mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik
oleh tanaman. Pada pembuatan Bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM
meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
(Ahmadsarbini, 2008).

Bokashi pupuk kandang sapi merupakan salah satu cara dalam mengaplikasikan
teknologi pertanian organik yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. selain itu
bokasi feses sapi dapat memberikan manfaat dalam menyediakan unsur hara makro maupun
unsur hara mikro bagi tanaman, dapat, memperbaiki struktur tanah, menggemburkan tanah,
sehingga mempermudah pertumbuhan akar pada tanaman dalam penyerapan unsur dan hara
(Efendi et al., 2017).
Pupuk bokashi bisa memperbaiki sifat fisik tanah melalui pembentukan struktur dan
agrerat tanah yang mantap, hal ini berkaitan erat dengan kemampuan tanah dalam infiltrasi air,
mengikat air, meningkatkan kapasitas tukar kation, dan pengatur suhu yang berpengaruh baik
bagi pertumbuhan serta perkembangan pada tanaman. Sedangkan pupuk majemuk NPK
adalah pupuk campuran yang mengandung lebih dari satu macam unsur hara (makro ataupun
mikro)
terutama N, P dan K (Rosmarkam & Yuwono, 2002; Tufaila et al., 2014). Pemberian pupuk
NPK dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien, hal ini yang menjadi keunggulan
pupuk NPK dibandingkan dengan pupuk tunggal (Safei et al., 2014).
Keunggulan dan manfaat pupuk organik bokashi yaitu meningkatkan keragaman,
populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, menekan perkembangan
pathogen (bibit penyakit), mengandung unsur hara makro (P,N, K, Mg, Ca, dan S) dan unsur
hara mikro (Cu, Fe, B, Zn serta lain-lain), meningkatkan pH tanah, kandungan humus dalam
tanah bertambah, meningkatkan kegemburan tanah, efisiensi penggunaan pupuk anorganik,
meningkatkan kesuburan dan produksi tanaman. (Wijaya et al., 2017).
BAB III
BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum usahatani terpadu dilaksanakan di Lahan Atas Fakultas Pertanian
Universitas Andalas. Praktikum ini dilaksanakan mulai pada tanggal 24 Februari – 11 Juni 2022.

B. Alat dan Bahan


1. Budidaya Tanaman Cabai Merah
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman cabai merah yaitu :
Alat : Bahan :
1). Cangkul 1). Polybag
2). Ember 2). Pupuk
3). Bibit Cabai Merah

2. Budidaya Tanaman Cabai Rawit


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman cabai rawit yaitu :
Alat : Bahan :
1). Cangkul 1). Polybag
2). Ember 2). Pupuk
3). Bibit Cabai Rawit
3. Budidaya Tanaman Kentang
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman kentang yaitu :
Alat : Bahan :
1). Cangkul 1). Polybag
2). Ember 2). Pupuk
3). Bibit Kentang

4. Budidaya Tanaman Kangkung


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman kangkung yaitu :
Alat : Bahan :
1). Cangkul 1). Polybag
2). Ember 2). Pupuk
3). Benih Kangkung

5. Budidaya Tanaman Bunga Bugenvil


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman kangkung yaitu :
Alat : Bahan :
1). Cangkul 1). Polybag
2). Ember 2). Pupuk
3). Bibit Bunga Buvenvil

6. Budidaya Tanaman Bunga Mawar


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan budidaya tanaman bunga mawar
yaitu :
Alat : Bahan :
1). Penyiram Tanaman 1). Polybag
2). Pupuk
3). Bibit Bunga Mawar

7. Ternak Ayam Kampung


Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan ternak ayam kampung yaitu :
Alat : Bahan :
1). Tempat makan ayam 1). Kandang
2). Tempat minum ayam 2). Pakan ayam
3). Lampu 3). EM4 Peternakan
4). Dedak
8. Ternak Ikan Chana
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan ternak ikan chana yaitu :
Alat : Bahan :
1). Waring 1). Kolam
2). Pakan Ikan
3). EM4 Perikanan
4). SOC HCS
5). Bibit Ikan Chana
Alat dan bahan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan praktikum usahatani terpadu ini
adalah camera Hp dan buku untuk logbook individu dan logbook pribadi.

C. Langkah Kerja
1. Budidaya Tanaman Cabai Merah
1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35 x 40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dalam satu Kelompok terdapat 80 polybag
2) Penanaman bibit cabai merah
Penanaman bibit dilakukan pagi atau sore hari, hal ini bertujuan untuk
menghindari sinar matahari yang terlalu terik. Bibit ditanam dengan cara menanamkan
akarnya ke dalam tanah yang sudah dicampur di dalam polybag.
3) Pengairan dan penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika di awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk penyiraman adalah pagi hari dan sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar dengan merata.
4) Panen
Cabai merah dapat dipanen ketika berusia 60-80 hari. Pemanenan dilakukan
terus menerus setiap 2 atau 3 hari sekali tergantung hasil buah cabai merah. Panen
dilakukan pada saat pagi hari. Setelah dipetik, simpan cabai merah di tempat yang teduh
dan tidak lembab untuk menghindari jamur.

2. Budidaya Tanaman Cabai Rawit


1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35x40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. dalam satu Kelompok terdapat 80 polybag
2) Penanaman bibit cabai rawit
Penanaman bibit dilakukan pagi atau siang hari, hal ini bertujuan untuk
menghindari sinar matahari yang terlalu terik. Bibit ditanam dengan cara menanamkan
akarnya ke dalam tanah yang sudah dicampur di dalam polybag.
3) Pengairan dan penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika di awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk penyiraman adalah pagi hari dan sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar dengan merata.
4) Panen
Cabai rawit dapat dipanen ketika berusia 60-80 hari. Pemanenan dilakukan
terus menerus setiap 2 atau 3 hari sekali tergantung hasil buah cabai rawit. Panen
dilakukan pada saat pagi hari. Setelah dipetik, simpan cabai rawit di tempat yang teduh
dan t idak lembab untuk menghindari jamur.

3. Budidaya Tanaman Kentang


1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35x40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dalam satu Kelompok terdapat 80 polybag
2) Penanaman Bibit Kentang
Penanaman Kentang dilakukan pada pagi hari atau sore untuk menghindari
teriknya sinar matahari. Bibit ditanam dengan cara menanam umbi kentang kedalam
tanah yang sudah dicampur didalam polybag.
3) Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk melakukan penyiraman yaitu pada pagi dana sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar secara merata
4) Panen
Kentang dapat dipanen ketika usia 80-120 hari. Pemanenan dilakukan satu kali.
Panen dilakukan pada saat pagi hari. Setelah di panen kentang disimpan ditempat yang
teduh dan tidak lembab untuk menghindari jamur.

4. Budidaya Tanaman Kangkung


1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35x40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dalam satu Kelompok terdapat 50 polybag.
2) Penanaman Benih Kangkung
Benih kangkung ditanam pada saat pagj hari atau sore hari. Dalam 1 lubang
tanam polybag berisi 2 benih kangkung. Dikarenakan menggunakan polybag, maka
tidak memerlukan jarak tanam.
3) Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk melakukan penyiraman yaitu pada pagi dana sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar secara merata
4) Panen
Kangkung dapat dipanen ketika usia 2 minggu. Pemanenan dapat dilakukan
berkali-kali dengan cara memotong batang kangkung tanpa mencabut akarnya.
5. Budidaya Tanaman Bunga Bugenvil
1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35x40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dalam satu Kelompok terdapat 15 polybag.
2) Penanaman bibit bunga Bugenvil
Penanaman bibit mawar dilakukan pada saat pagj hari atau sore hari, hal ini
bertujuan untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik. Bibit ditanam dengan
cara menanamkan akarnya ke dalam tanah yang sudah dicampur di dalam polybag.
3) Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk melakukan penyiraman yaitu pada pagi dana sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar secara merata
4) Panen
Panen tanaman bunga Bugenvil dapat dilakukan pada saat bunga mawar
tersebut sudah mekar

6. Budidaya Tanaman Bunga Mawar


1) Persiapan Media Tanam
Dikarenakan kondisi tanah yang kurang baik, maka praktikum ini
menggunakan Polybag sebagai pembantu pertumbuhan tanaman. Ukuran polybag yang
digunakan yaitu 35x40 cm.Untuk Itu dilakukan pencampuran tanah, pupuk kandang,
dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Dalam satu Kelompok terdapat 15 polybag.
2) Penanaman Bibit Mawar
Penanaman bibit mawar dilakukan pada saat pagj hari atau sore hari, hal ini
bertujuan untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik. Bibit ditanam dengan
cara menanamkan akarnya ke dalam tanah yang sudah dicampur di dalam polybag.
3) Penyiraman
Penyiraman sebaiknya dilakukan secara berkala ketika awal pertumbuhan.
Waktu yang baik untuk melakukan penyiraman yaitu pada pagi dana sore hari, dengan
menggunakan alat penyiram agar air tersebar secara merata
4) Panen
Panen tanaman bunga mawar dapat dilakukan pada saat bunga mawar tersebut
sudah mekar.

7. Ternak Ayam Kampung


1) Pembuatan Kandang
Kandang ayam yang satu ini dibuat lebih besar dari ayam pemeliharan bibit
dengan ukuran perkiraan panjang 2 m lebar 1 meter dan tinggi 1 m. Untuk jumlah
ternak ayam sebanyak +- 50 ekor.
2) Pemilihan Bibit Ayam
Pemilihan bibit perlu dilakukan dengan cermat, karena bibit mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan ayam selanjutnya. Pemilihan bibit dapat dilakukan
dalam bentuk ayam dewasa, DOC, dan telur (telur tetas). Bibit ayam yang dipilih
terutama adalah ayam yang sehat, tidak cacat, dan berasal dari keturunan yang bagus
produksinya. Untuk pejantan, dipilih ayam yang berumur 1-1,5 tahun dan bertaji,
sedangkan untuk induk dipilih betina yang sudah mulai bertelur, yaitu umur 7-8 bulan.
DOC yang akan dijadikan bibit, dipilih DOC yang memiliki ciri-ciri : tidak cacat, kaki
segar (tidak kering), struktur normal, dubur bersih, perut kering dan bobot DOC
minimum 27 gram/ekor. Untuk telur tetas dipilih telur yang bobotnya 36 – 46 gram,
bentuk normal, kerabang halus mulus. Telur akan lebih baik bila ditempatkan pada
ruangan dengan suhu dingin 16⁰C kelembaban 55%.
3) Menyediakan pakan
Jenis pakan ayam KUB sama dengan pakan ayam kampung. Jenis bahan pakan
ayam yang digunakan oleh praktikan ialah Dedak dan Maggot BSF. Porsi pemberian
pakan tergantung pada umur ayamnya.Pakan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu jenis Bravo 5 11. Pakan ayam diberikan ketika pagi dan sore hari.
4) Pengendalian Penyakit
Hal penting terakhir dalam ternak ayam KUB yaitu pengendalian penyakit
pada ayam itu. Pencegahan penyakit dalam praktikum ini dilakukan dengan cara :
- pemberian EM4
- Menjaga kebersihan kandang, tempat pakan dan minum.
- Membersihkan kotoran pada kandang secara rutin.

8. Ternak Ikan Chana


1) Persiapan kolam
Ukuran kolam yang digunakan yaitu 2x1x1 yang dapat menampung 50 ekor
ikan chana. Treatment yang dilakukan pada kolam yaitu pemberian garam ke kolam
ikan. Kolam ikan tidak perlu diganti airnya.
2) Penebaran Benih
Setalah persiapan kolam, dimasukkan ikan chana sebanyak 100 ekor pada pagi
atau sore hari.
3) Manajemen Pakan
Ikan chana diberikan pakan setiap pagi dan sore yaitu cacing sutra. Untuk
menambah nutrisi untuk pada ikan chana.
4) Panen
Ikan chana dapat dipanen saat 14 hari sejak hari dipelihara.

9. Langkah Kerja Pembuatan Pupuk Bokashi


1) Tahap Pertama : Proses sterilisasi
Tujuan utama proses ini adalah dalam rangka membersihkan kotoran dari bibit
hama, gulma dan fungi caranya:
1. Gelar terpal untuk tempat kororan ternak yang hendak di semprot
2. Veses yang sudah kesat (angin-anginkan dulu kalo masih basah) ditaruh merata di
atas terpal (diLER)
3. Buat larutan gula pasir ¼ kg + air 10 liter + Phefoc 2 botol.
Catatan:
• Jika korotan berasal dari kambing/sapi/ayam sudah diternak dengan pola HCS (diberi
SOC dalam pemeliharaan kesehariannya), maka penggunaan Phefoc tidak perlu.
• Larutan diatas harus didiamkan selama 1 jam (tidak boleh langsung disemprotkan).
Hal ini dimaksudkan untuk membangunkan mikroba agar bertumbuhkembang dan
bekerja dengan baik.
• Peralatan semprot; gembor/tangki harus dicuci bersih (gunakan –misalnya- sabun
Sunligh) berkali-kali.
• Semprotkan larutan tadi ke veses secara merata sambil diaduk-aduk sedemikian rupa
sehingga menyatu. Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan air 30%
(cirinya: air tidak menetes/setangah basah dan bila dikepal susah pecah)
• Kemudian ditutup rapat (dikrukep) dengan posisi veses di tengah terpal. Jika ada,
gunakan gentong plastik (masukkan veses ke dalamnya) dan ditutup rapat.
• Proses fermentasi tahap pertama ini dibiarkan selama sehari-semalam (24 jam)
• Setelah 24 jam, veses yang dalam keadaan panas tadi dibuka dan diangin-anginkan
agar dingin kembali untuk proses tahap kedua, yaitu proses pembuatan pupuk organik
(bokashi).

2) Tahap kedua: Proses pembuatan pupuk organik Bokashi


1. Buat larutan gula pasir ¼ kg + air 20 liter + SOT4 botol (diamkan selama 1 jam
sebelum digunakan)
2. Persiapkan gelaran terpal untuk mencampur veses (yang telah diproses pada tahap
1) dengan bahan-bahan lainnya.
3. Veses diratakan di atas terpal, lalu taburkan bekatul/dedak, abu sekam, sekam padi,
dan dolomite. Lalu diaduk hingga benar-benar bercampur dengan veses secara merata.
4. Semprot/kocorkan larutan pada nomor 1 di atas secara merata dengan membuat
lapisan sedikit demi sedikit. Sebaiknya dikerjakan lebih dari 1 (satu) orang. Jadi, ada
yang menyemprot dan seorang lainnya melakukan pengadukan. Bila dirasa kadar
airnya
kurang, bisa tambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kolet/mamel %
(cirinya: air tidak menetes/setangah basah dan bila dikepal susah pecah)
5. Kemudian ditutup rapat (dikrukep) sama seperti fermentasi tahap pertama. Jika ada,
gunakan gentong plastik (masukkan veses ke dalamnya) dan ditutup rapat. Proses kali
ini membutuhkan waktu 3 hari 3 malam. Suhu akan mengalami kenaikan sampai 50⁰C
itu tandanya fermentasi berhasil dilakukan.
6. Setelah proses fermentasi 3 hari, buka dan dinginkan. Bokashi siap digunakan untuk
pupuk tanaman.

Catatan: Sebaiknya atur suhu jangan sampai terlalu panas supaya tidak terjadi proses
pembusukan yang mengakibatkan bokashi menjadi rusak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Cabe Merah

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan (Rp) Harga Penyusutan (5
Perolehan tahun)
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400

No Variabel Volume Harga Satuan Jumlah


(Rp)
1 Tanah 80 polybag 3.000 240.000
2 Bibit cabe 80 bibit 1.500 120.000
merah
3 Pupuk kandang 33 kg 350 11.550
4 Polybag 80 buah 850 68.000
Total 439.550

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 240.000
b. Bibit cabe merah 120.000
c. Pupuk kandang 11.550
d. Polybag 68.000
2 Total Biaya Saprodi 439.550
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 457.950
6 Panen
Prediksi 15 kg 900.000
1 kg Rp 60.000
7 Keuntungan ( pendapatan- 442.050
Biaya)
8 Analisis B/C 1,96
2. Cabe Rawit

No Alat Unit Harga Sisa 20% Harga Biaya


Perolehan Perolehan Penyusutan
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400

No Variabel Volume Harga Satuan Jumlah


1 Tanah 80 polybag 3.000 240.000
2 Bibit cabe rawit 80 bibit 1.500 120.000
3 Pupuk kandang 33 kg 350 11.550
4 Polybag 80 buah 850 68.000
Total 439.550

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 240.000
b. Bibit cabe rawit 120.000
c. Pupuk kandang 11.550
d. Polybag 68.000
2 Total Biaya Saprodi 439.550
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 457.950
6 Panen
Prediksi 20 kg 800.000
1 kg Rp 40.000
7 Keuntungan ( pendapatan-Biaya) 342.050
8 Analisis B/C 1,75

3. Kentang

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan Harga Penyusutan
Perolehan
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400
No Variabel Volume Harga Satuan Jumlah
1 Tanah 80 polybag 3.000 240.000
2 Bibit kentang 80 bibit 2.637,5 211.000
3 Pupuk kandang 33 kg 350 11.550
4 Polybag 80 buah 850 68.000
Total 530.550

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 240.000
b. Bibit kentang 211.000
c. Pupuk kandang 11.550
d. Polybag 68.000
2 Total Biaya Saprodi 530.550
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 548.950
6 Panen
Prediksi 56 kg 560.000
1 kg Rp 10.000
7 Keuntungan ( pendapatan-Biaya) 11.050
8 Analisis B/C 1,02

4. Kangkung

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan Harga Penyusutan
(Rp) Perolehan (Rp)
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400

No Variabel Volume Harga Satuan Jumlah


1 Tanah 50 polybag 3.000 150.000
2 Bibit 250 gr 20 5.000
3 Pupuk kandang 11 kg 350 3.850
4 Polybag 50 buah 850 42.500
Total 201.350
No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 150.000
b. Bibit kangkung 5.000
c. Pupuk kandang 3.850
d. Polybag 42.500
2 Total Biaya Saprodi 201.350
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 219.750
6 Panen
Prediksi 62 ikat 248.000
1 ikat Rp 4.000
7 Keuntungan ( pendapatan- 28.250
Biaya)
8 Analisis B/C 1,13

5. Bunga Mawar

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan Harga Penyusutan
Perolehan
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400

No Variabel Volume Harga Satuan Jumlah


1 Tanah 15 polybag 3.000 45.000
2 Bibit 15 bibit 6.000 90.000
3 Pupuk kandang 11 kg 350 3.850
4 Polybag 15 buah 850 12.750
Total 151.600

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 45.000
b. Bibit bunga mawar 90.000
c. Pupuk kandang 3.850
d. Polybag 12.750
2 Total Biaya Saprodi 151.600
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 170.000
6 Panen
Prediksi 15 polybag 225.000
I polybag Rp 15.000
7 Keuntungan ( pendapatan-Biaya) 55.000
8 Analisis B/C 1,32

6. Bunga Bugenvile

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan Harga Penyusutan
Perolehan
1 Cangkul 2 100.000 20.000 16.000
2 Ember 1 15.000 3.000 2.400
Total 18.400

No Variabel Volume Harga Jumlah


Satuan
1 Tanah 15 polybag 3.000 45.000
2 Bibit 15 bibit 7.000 105.000
3 Pupuk kandang 11 kg 350 3.850
4 Polybag 15 buah 850 12.750
Total 166.600

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Tanah 45.000
b. Bibit Bugenvile 105.000
c. Pupuk kandang 3.850
d. Polybag 12.750
2 Total Biaya Saprodi 166.600
3 Alat
a. Cangkul 16.000
b. Ember 2.400
4 Total Alat 18.400
5 Total Biaya Keseluruhan 185.000
6 Panen
Prediksi 15 polybag 225.000
I polybag Rp 15.000
7 Keuntungan ( pendapatan-Biaya) 40.000
8 Analisis B/C 1,22
7. Ayam

Umur Berat Ayam Pakan Ayam Biaya Pakan


Ayam (gram) (Rp)
(minggu)
1 58 – 91 Jenis pakan : Bravo 511 ( 1 6.000
hari = ½ kg )
Harga/kg = Rp 12.000
2 93 – 140 Jenis pakan : Bravo 511 ( 1 6.000
hari = ½ kg )
Harga/kg = Rp 12.000
3 143 – 170 Jenis pakan : Novo 582 ( 1 hari 14.000
= 2 kg )
Harga/kg = Rp 7.000
4 188 – 220 Jenis pakan : Novo 582 ( 1 hari 14.000
= 2 kg )
Harga/kg = Rp 7.000
5 238 – 245 Jenis pakan : Novo 582 ( 1 hari 28.000
= 4 kg )
Harga/kg = Rp 7.000
6 250 – 260 Jenis pakan : Novo 582 ( 1 hari 28.000
= 4 kg )
Harga/kg = Rp 7.000
7 263 - 270 Jenis pakan : Novo 582 dedak 42.000
1 kg ( 1 hari = 6 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp 3.000
8 279 - 290 Jenis pakan : Novo 582 dedak 42.000
1 kg ( 1 hari = 6 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp 3.000
9 294 - 609 Jenis pakan : Novo 582 dedak 56.000
1 kg ( 1 hari = 8 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp 3.000
10 615 – 850 Jenis pakan : Novo 582 dedak 56.000
1 kg ( 1 hari = 8 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp 3.000
11 875 – 1000 Jenis pakan : Novo 582 dedak 56.000
1 kg ( 1 hari = 8 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp 3.000
12 1115 - 1350 Jenis pakan : Novo 582 dedak 56.000
1 kg ( 1 hari = 8 kg )
Harga pakan /kg = Rp 7.000
Harga dedak/kg = Rp
3.000Harga/kg = Rp 7.000
Total Banyak pakan = 57 kg + 6 kg Rp 404.000
biaya
pakan

No Alat Unit Harga Perolehan


(Rp)
1 Kandang
a. Kayu 10,5 batang 189.000
b. Triplek 4 lembar 108.000
c. Paku 2,5 ons 4.500
d. Jaring kawat 2,5 meter 37.500
e. Waring 4 meter 12.000
f. Steker 1 buah 3.000
g. Kabel 2 meter 6.000
h. Lampu pijar 2 buah 12.000
i. Gembok kandang 1 buah 12.500
Total 384.500
Sisa 20% Harga Perolehan 76.900
Penyusutan Kandang (10 th) 30.760
2 Tempat Minum 1 13.000
Sisa 20% Harga Perolehan 2.600
Penyusutan tempat minum (5 th) 2.080
3 Tempat Makan 1 22.000
Sisa 20% Harga Perolehan 4.400
Penyusutan tempat makan (5 th) 3.250
Total Penyusutan Alat 36.090

No Variabel Volume Harga (Rp)


1 Bibit Ayam KUB 50 Ekor 450.000
2 Pakan 404.000
3 EM4 Peternakan 1 Botol 30.000
Total 884.000

No Jenis Biaya (Rp)


1 Saprodi
a. Bibit ayam KUB 450.000
b. Pakan 404.000
c. EM4 Peternakan 30.000
Total biaya Saprodi 884.000
2 Alat
a. Kandang 30.760
b. Tempat minum 2.080
c. Tempat makan 3.250
Total biaya penyusutan alat 36.090
Total biaya keseluruhan 920.090
3 Panen
Jumlah ayam : 39 ekor 2.340.000
1 ekor Rp 60.000
4 Keuntungan 1.419.910
5 Analisis B/C 2,54

8. Ikan Chana

No Alat Unit Harga Sisa 20% Harga Biaya


Perolehan Perolehan Penyusutan
1 Palu 1 40.000 8.000 6.400
2 Gergaji 1 150.000 30.000 24.000
Total 30.400

No Variabel Volume Harga satuan Jumlah (Rp)


(Rp)
1 Garam halus 1 bungkus 2.000 2.000
2 Bibit chana 100 ekor 3.000 300.000
3 Pakan 1,5 kg - 35.000
4 Terpal 4mx3m - 120.000
5 Waring 1 gulung - 36.000
Total 493.000

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Garam halus 2.000
b. Bibit Chana 300.000
c. Pakan 35.000
d. Terpal 120.000
e. Waring 36.000
Total biaya saprodi 493.000
2 Alat
a. Palu 6.400
b. Gergaji 24.000
Total biaya alat 30.400
3 Total biaya 523.400
keseluruhan
4 Panen : 100 ekor 1.000.000
1 ekor 10.000
5 Keuntungan 476.600
6 Analisis B/C 1.91

9. Bokasi

No Alat Unit Harga Sisa 20% Biaya


Perolehan Harga Penyusutan (5
Perolehan tahun)
1 Cangkul 1 50.000 10.000 8.000
2 Sekop 1 70.000 14.000 11.200
3 Sprayer 1 50.000 10.000 8.000
Total 27.200

No Variabel Volume Harga satuan Jumlah (Rp)


(Rp)
1 Pupuk kandang 200 kg - 70.000
2 Dolomit 25 kg - 20.000
3 Sekam 12,5 kg - 40.000
4 Dedak 37,5 kg - 50.000
5 Gula pasir ¼ kg - 4.000
6 Terpal 4mx3m - 120.000
7 PHEFOC dan SOC 1 paketan - 96.000
Total 400.000

No Jenis Biaya
1 Saprodi
a. Pupuk kandang 70.000
b. Dolomit 20.000
c. Sekam 40.000
d. Dedak 50.000
e. Gula pasir 4.000
f. Terpal 120.000
g. PHEFOC dan SOC 96.000
Total biaya saprodi 400.000
2 Alat
a. Cangkul 8.000
b. Sekop 11.200
c. Sprayer 8.000
Total biaya alat 27.200
Total biaya keseluruhan 427.200
B. Pembahasan

1. Cabai Merah

Cabai merah (Capsicum anuum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Pada saat ini harga cabai merah meapai harga
Rp.60.000/kg, hal ini memberikan peluang besar untuk dapat memasarkan cabai
merah yang dihasilkan untuk mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
Komoditi cabai merah ini ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan para pelaku
usaha kuliner yang menggunakan cabai merah sebagai salah satu bahan dalam
pembuatan produknya atau pelengkap dari produk yang dihasilkannya.
Jumlah tanaman cabai yang kami budidayakan setiap kelompok adalah sebanyak
80 bibit cabai. Sehingga diperkirakan hasil panen yang akan diperoleh oleh
kelompok 5 adalah sebanyak 15 kg dengan harga Rp 60.000/kg, sehingga dapat
diperkirakan pendapatan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 900.000.
Total dari biaya keseluruhan dari alat-alat dan berbagai sarana produksi yang
diperlukan dalam kegiatan usahatani cabai merah ini adalah Rp. 457.950. Dengan
begitu dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahatani cabai
merah ini yaitu sebesar Rp. 442.050 Sehingga dapat diperoleh hasil B/C ratio dari
kegiatan budidaya kangkung ini sebesar 1,96 Artinya usahatani cabai merah ini
layak diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu setiap Rp 1 biaya yang
dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,96.
Adapun target atau sasaran yang akan kami jadikan sebagai tempat untuk
memasarkan komoditi cabai merah ini di antaranya yaitu:
 Target Pemasaran Secara Geografi

Sebagai permulaan, target pemasaran secara geografi adalah lokasi yang


berada di sekitarUniversitas Andalas. Seperti Pasar Baru, warung-warung kecil
yang menjual sembako untuk keperluan rumah tangga.
 Target Pemasaran Secara Demografi

Komoditi cabai merah ini ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan para
pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai merah sebagai salah satu bahan
dalam pembuatan produknya atau pelengkap produk yang dihasilkan, seperti
usaha rumah makan, mie pedas, gorengan, dan lain-lain.
2. Cabai Rawit

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu jenis cabai
yang banyak dibudidayakan. Saat ini harga cabai rawit juga cukup tinggi
dipasaran sehingga ini dapat dijadikan sebagai peluang untuk memasarkan cabai
rawit yang dihasilkan untuk mendapatkan keuntungan. Komoditi cabai rawit ini
ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan para pelaku usaha kuliner yang
menggunakan cabai rawit sebagai salah satu bahan dalam pembuatan produknya
atau pelengkap dari produk yang dihasilkannya.
Jumlah tanaman cabai yang kami budidayakan setiap kelompok adalah
sebanyak 80 bibitcabai. Sehingga diperkirakan hasil panen yang akan diperoleh
oleh kelompok 5 adalah sebanyak 20 kg dengan harga Rp 40.000/kg, sehingga
dapat diperkirakan pendapatan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 800.000.
Total dari biaya keseluruhan dari alat-alat dan berbagai sarana produksi
yang diperlukan dalam kegiatan usahatani cabai rawit ini adalah Rp.457.950.
Dengan begitu dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
usahatani cabai rawit ini yaitu sebesar Rp. 342.050. Sehingga dapat diperoleh
hasil B/C ratio dari kegiatan budidaya kangkung ini sebesar 1,75 Artinya
usahatani cabai rawit ini layak diusahakan, karena memberikan keuntungan
yaitu setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar
Rp 1,75.
Adapun target atau sasaran yang akan kami jadikan sebagai tempat
untuk memasarkan komoditi cabai rawit ini di antaranya yaitu:
 Target Pemasaran Secara Geografi

Sebagai permulaan, target pemasaran secara geografi adalah lokasi yang


berada di sekitarUniversitas Andalas. Seperti Pasar Baru, warung-warung kecil
yang menjual sembako untuk keperluan rumah tangga.
 Target Pemasaran Secara Demografi
Komoditi cabai rawit ini ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan para
pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai rawit sebagai salah satu bahan
dalam pembuatan produknya atau pelengkap produk yang dihasilkan, seperti
usaha rumah makan, mie pedas, gorengan, dan lain-lain.

3. Kentang
Kentang (Solanum Tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak
dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Pada saat ini harga kentang di pasaran
mencapai Rp.10.000/kg sehingga hal ini memberikan peluang yang cukup baik
untuk membudidayakan kentang. Jumlah tanaman kentang yang kami budidayakan
setiap kelompok adalah sebanyak 80 bibit kentang. Sehingga diperkirakan hasil
panen yang akan diperoleh oleh kelompok 5 adalah sebanyak 56 kg dengan harga
Rp 10.000/kg, sehingga dapat diperkirakan pendapatan yang akan diperoleh adalah
sebesar Rp 560.000.
Total dari biaya keseluruhan dari alat-alat dan berbagai sarana produksi
yang diperlukan dalam kegiatan usahatani kentang ini adalah Rp.548.950. Dengan
begitu dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usahatani kentang
ini yaitu sebesar Rp. 11.050, Sehingga dapat diperoleh hasil B/C ratio dari kegiatan
budidaya kangkung ini sebesar 1,02 Artinya usahatani kentang ini layak
diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu setiap Rp 1 biaya yang
dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,02.
4. Tanaman Kangkung
Kegiatan usahatani kangkung yang kami lakukan pada kebun percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Andalas berkembang dengan sangat baik dan
mengalami peningkatan pertumbuhan yang signifikan, seperti bertambahnya tinggi
tanaman, pertambahan jumlah daun, dan panjang daun. Benih yang digunakan
dalam budidaya kangkung ini adalah benih kangkung unggul yang mereknya bika.
Benih ini dibeli ditoko pertanian dengan harga Rp5.000/250g. Setiap harinya kami
selalu melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap tanaman kangkung dengan
melakukan piket pagi dan sore yang dilakukan secara bergantian oleh setiap
anggota
kelompok 5. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah melakukan
pemyiraman pada pagi hari dan sore hari serta melakukan penyiangan agar
populasi gulma tidak bertambah dan tidak mengganggu pertumbuhan tanaman
kangkung.
Setelah tanaman kangkung berumur 14 hari tanaman kangkung telah siap
untuk dipanen. Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman
atau memotong bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal.
Setelah semua tanaman kangkung dipanen akan dilakukan penyortiran dan
menggolongkan tanaman kangkung yang daunnya besar dan yang daunnya kecil.
Setelah itu diikat besar-besar maupun langsung degan ukuran ibu jari. Hasil
panen yang diperoleh diperkirakan sebanyak 62 ikat dengan harga jual
kangkung Rp 4.000/ ikat nya sehingga diperkirakan pendapatan yang akan
diperoleh adalah sebesar Rp 248.000. Total dari biaya keseluruhan dari alat-alat
dan berbagai sarana produksi yang diperlukan dalam kegiatan budidaya
kangkung ini adalah Rp. 219.750. Dengan begitu dapat diketahui keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan budidaya kangkung ini yaitu sebesar Rp. 28.250
Sehingga dapat diperoleh hasil B/C ratio dari kegiatan budidaya kangkung ini
sebesar 1,13 Artinya usahatani kangkung ini layak diusahakan, karena
memberikan keuntungan bagi pengusaha nya yaitu setiap Rp 1
biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,13.
Adapun target yang akan kami jadikan sebagai sasaran untuk tanaman
kangkung ini adalahpasar di sekitar universitas andalas dan para ibu-ibu rumah
tangga di sekitar lingkungan universitas andalas dan area tempat tinggal para
praktikan.

5. Bunga Mawar

Bunga Mawa (Rosa Hybdrida) merupakan salah satu bunga sebagai Prince
of Flower karena keelokan dan keindahannya serta baunya yang harum. Bunga ini
merupakan tanaman tegak dan memiliki tangkai panjang yang berduri pada tiap
sisi tangkai batangnya. Bunga mawar memiliki banyak varietas dan aneka warna
yang menarik. Dikarenakan tingkat permintaan bunga maka kami memilih bunga
mawar sebagai bunga yang dibudidayakan.
Budidaya mawar yang kami lakukan yaitu bunga mawar merah sebanyak
15 bunga dengan harga beli Rp.6.000/bibit. Total dari biaya keseluruhan dari alat-
alat dan berbagai sarana produksi yang diperlukan dalam kegiatan usahatani
kentang ini adalah Rp.170.000. Bunga mawar dijual dengan harga Rp.15.000 per
polybag. Dengan begitu dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
usahatani bunga mawar ini yaitu sebesar Rp. 55.000, Sehingga dapat diperoleh
hasil B/C ratio dari kegiatan budidaya kangkung ini sebesar 1,32 Artinya usahatani
kentang ini layak diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu setiap Rp 1
biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,32.

6. Bunga Kertas

Bunga Kertas (Bougainvillea) merupakan salah satu tanaman hias yang


berasal dari Amerika Selatan yang banyak disukai oleh ibu-ibu di Indonesia. Bunga
kertas meiliki bagian tanaman yang berwarna-warni oleh karena itu bunga kertas
yang dikenal dengan kecantikkan warnanya dan perawatannya yang mudah.
Melihat peluang pasar yang cukup baik, kami membudidayakan tanaman hias
bunga kertas sebanyak 15 bunga dengan harga beli Rp.7.000/bibit.
Budidaya bunga kertas yang kami lakukan yaitu bunga mawar merah
sebanyak 15 bunga dengan harga beli Rp.7.000/bibit. Bunga kertas dijual dengan
harga Rp15.000 per polybag. Total dari biaya keseluruhan dari alat-alat dan
berbagai sarana produksi yang diperlukan dalam kegiatan usahatani kentang ini
adalah Rp.185.000. Dengan begitu dapat diketahui keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan usahatani bunga kertasini yaitu sebesar Rp. 40.000, Sehingga dapat
diperoleh hasil B/C ratio dari kegiatan budidaya kangkung ini sebesar 1,22 Artinya
usahatani kentang ini layak diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu
setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp
1,22.

7. Ayam

Jenis ayam yang dipilih untuk kami budidayakan adalah ayam KUB
(Kampung Unggul Balitnak). Beberapa pertimbangan yang menjadi alasan bagi
kami untuk memilih jenis ayam KUB adalah karena harga beli ayam yang lebih
murah dan daya tahan yang lebih baik dibandingkan ayam lainnya. Jumlah ayam
yang kami budidayakan per kelompoknya adalah sebanyak 50 ekor, namun 39 ekor
ayam yang mampu bertahan hidup sampai ayam tersebut berhasil dijual, sedangkan
sisa ayam lainnya mati.

Jenis pakan ayam digunakan untuk budidaya ayam ini cukup beragam
sesuai dengan umurdan berat ayam. Pada saat umur ayam 1-16 diberikan jenis
pakan ayam adalah bravo 511 yang harganya Rp 12.000/kg dengan banyak pakan
yang dibutuhkan ½ kg per harinya. Saat ayam sudah berumur 17-50 hari jenis
pakan yang diberikan adalah Novo N-582 yang harganya Rp 7.000/kg dengan
banyak pakan yang dibutuhkan 2 kg per harinya. Saat ayam telah mencapai berat
>500 gr pakan ayam telah boleh dicampur antara dedak dengan Novo N-582. Jadi
dapat diperkirakan selama kegiatan budidaya ayam ini jumlah kebutuhan pakan
ayam adalah sebanyak ± 91 kg dan biaya yang telah dihabiskan untuk membeli
kebutuhan pakan ayam ini adalah sebesar Rp 404.000 .
Total biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam kegiatan budidaya ayam
ini mulai dari segala keperluan untuk membuat kandang ayam, membeli alat-alat
yang dibutuhkan seperti tempat makan dan tempat minum ayam, penyemprot ayam
hingga sarana produksi yang dibutuhkan seperti bibit ayam, pakan, vitamin ayam,
dan sebagainya adalah sebanyak Rp 920.090.
Pada saat ayam telah mencapai berat 800 gr – 1 kg ayam yang telah kami
budidayakan telah dapat dijual. Tempat yang kami pilih untuk menjual ayam yang
kami budidayakan adalah di Pasar Cupak yang berlokasi di Cupak, Kabupaten
Solok. Kami menjual sebanyak 39 ekor ayam dengan harga Rp.60.000/ekor.
Keuntungan yang diperoleh dari kegiata budidaya ayam ini adalah sebanyak Rp
1.419.000 dengan nilai B/C ratio sebesar 2,54. Artinya kegiatan budidaya ayam
ini layak diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu setiap Rp 1 biaya yang
dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp2,54.

8. Ikan Chana Maru

Dalam kegiatan budidaya chana marru ini jumlah bibit ikan yang diusahakan
adalah sebanyak 100 ekor yang harganya Rp 300.000. Treatment yang dilakukan
untuk budidaya ikan yaitu dengan memberikan garam sehari sebelum ikan
dimasukkan ke dalam kolam. Hal ini bertujuan untuk menetralkan pH air.
Dalam melakukan budidaya chana pakan yang digunakan selama budidaya
chana ini adalah cacing sutera dengan memberikan sebanyak 1,5kg/10hari seharga
Rp.35.000. Jumlah pakan chana yang telah dihbiskan dalam kegiatan budidaya
chana ini adalah sebanyak 4,5 kg dengan total harga
Panen chana dilakukan ketika chana sudah dipelihara selama ±1 bulan.
Hasil ikan chana yang diperoleh dari kegiatan budidaya chana ini adalah sebanyak
100 ekor yang kami jual dengan harga Rp 12.000/ekor. Hasil penjualan yang
diperoleh dari kegiatan budidaya ikan chana ini adalah sebanyak Rp 1.200.000.
Hasil panen chana ini kami jual kepada pecinta ikan hias.
Total biaya keseluruhan dari kegiatan budidaya chana ini mulai dari
pembelian sarana produksi adalah sebesar Rp. 523.400. Keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan budidaya chana ini adalah sebesar Rp 476.6000 dengan
hasil analisis B/C ratio sebesar 1,91. Artinya kegiatan budidaya chana ini layak
diusahakan, karena memberikan keuntungan yaitu setiap Rp 1 biaya yang
dikeluarkan akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,91.
9. Bokasi
Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk yang bisa menggantikan peranan
pupuk kimia (anorganik) dalam menambah dan mempertahankan kesuburan tanah
serta memperbaiki kerusakan fisik, biologi, dna kimia tanah yang disebabkan oleh
proses pemumpukan yang berlebihan. Bokashi memiliki manfat seperti
meningkatkan keragaman, populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah yang
menguntungkan, menekan perkembangan pathogen, mengandung unsur hara
makro dan unsur hara mikro, meningkatkan pH tanah, serta meningkatkan
kesuburan dan produksi tanaman. Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bokashi
yaitu cangkul, sekop, dan sprayer sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu pupuk
kandang, dolomit, sekam, dedak, gula pasir, terpal, PHEFOC dan SOC. Total
keseluruhan biaya sarana dan produksi yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi
yaitu Rp427.200.
10. Penerapan Sistem Usahatani Terpadu yang Terintegrasi Dalam
Kegiatan Praktikum
Dari sembilan komoditi yang diusahakan, yaitu budidaya tanaman
kangkung, cabai merah, cabai rawit, kentang, bunga mawar, dan bunga kertas serta
budidaya ternak ayam dan budidaya ikan chana dapat dilihat interaksi antar
komponen tersebut dalam mewujudkan sistem usahatani terpadu dengan
memanfaatkan limbah-limbah yang dihasilkan oleh setiap komoditi untuk menunjang
pertumbuhan komoditi lainnya.

Bentuk interaksi antara budidaya ternak ayam dengan budidaya tanaman


adalah limbah yang dihasilkan dari ternak ayam yaitu kotoran ayam dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik yaitu pupuk kandang yang dapat menunjang
pertumbuhan tanaman kangkung dan cabai rawit karena dengan pemberian pupuk
kandang dapat memeperbaiki struktur tanah dan tanah menjadi subur. Sedangkan
bentuk interaksi antara budidaya ikan lele dengan tanaman kangkung dan cabai
rawit adalah limbah buangan air kolam lele dapat dimanfatkan sebagai airuntuk
menyiram tanaman kangkung dan cabai rawit. Bentuk interaksi lainnya yaitu
pemberian pupuk bokashi yang dimanfaatkan sebagai tambahan pupuk pada
budidaya tanaman cabai, kentang, kangkung, bunga mawar, dan bunga kertas.
Melalui sistem usahatani terpadu sarana produksi dan produk di dalam
lahan dapat ditangani sedemikian cara hingga daur ulang produk ikutan atau
limbah yang telah diolah dapat berlangsung. Selain itu melalui usahatani yang
terpadu antara tanaman dan ternak ini kita dapat memanfaatkan masukan internal
semaksimal mungkin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan praktikum usahatani terpadu dapat disimpulkan bahwa:


1. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh para praktikan adalah budidaya tanaman cabai
merah, budIdaya tanaman kentang, budidaya tanaman cabai rawit, budidaya tanaman
kangkung, budidaya tanaman bougenvile, budidaya tanaman mawar, budidaya ternak
ayam, dan budidaya ikan chanamaru.
2. Melalui sistem usahatani terpadu dapat dilihat adanya interakasi antar tanaman dan ternak
yang diusahakan dengan memanfaatkan limbah yang dihasilkan ternak untuk menunjang
pertumbuhan tanaman seperti pupuk bokashi, sehingga dengan menerapkan sistem
usahatani terpadu ini dapat dimanfaatkan masukan internal semaksimal mungkin.
3. Semua kegiatan usahatani yang dijalankan memperoleh keuntungan dengan nilain B/C
ratio yang bernilai positif yang artinya kegiatan usahatani layak dilakukan karena
menguntungkan pengusahanya.
4. Kendala yang dihadapi selama kegiatan praktikum usahatani terpadu ini adalah adanya
serangan hama lalat buah yang menyerang tanaman cabai merah, pembuatan kolam tidak
maksimal sehingga mengalami kerusakan dan menambah biaya untuk melakukan
perbaikan, kandang ayam yang tidak bisa digunakan dengan maksimal karena tidak sesuai
dengan kapasitas ayam yang di budidayakan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal
tersebut adalah dengan menggantung kapur barus disekitar tanaman cabai, mengeluarkan
biaya yang banyak untuk melakukan perbaikan pada kolam ikan, dan melakukan perbaikan
rutin apabila terjadi kerusakan pada kandnag ayam.
A. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum


usahatani yang akan datang adalah sebaiknya asisten dosen adalah mahasiswa yang paham
akan semua kegiatan praktikum, tidak terkendala beberapa halangan, dan memberikan
transparansi keuangan. Mahasiswa sebagai pengusaha merancang perencanaan terlebih
dahulu mengenai hal apa saja yang akan dilakukan dalam kegiatan usahatani ini dan
memperhitungkan biaya-
biaya apa yang akan dikeluarkan sehingga kegiatan praktikum dapat dilakukan secara
terstruktur, jelas dapat berjalan dengan efisien. Selain itu sebaiknya para praktikan
mempelajari terlebih dahulu tentang bagaimana kegiatan budidaya setiap komoditi yang
akan dilakukan serta mengutamakan kerjasama antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Anisyatulusna, I., & Irsan, C. (2021). Pengaruh Tanaman Zinnia elegans Jacq. Yang
Ditanami Di Sekitar Penanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Spesies
Effect Of Plants Terhadap Keanekaragaman Serangga Fitofag (Doctoral
dissertation,Sriwijaya University)
Isnaeni, S., & Ramadhan, R. A. M. (2021, December). Potensi Budidaya Tanaman
Hias di Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Bodas. In Prosiding Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 1, No. 1, pp. 59-65).
Lubis, S. M. (2011). Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Kangkung Darat (Ipomoea
reptana Poir) Di Kota Pekanbaru (Doctoral dissertation, Universitas Islam
Negeri Sultan Sarif Kasim Riau).
Muslim, M. (2006). Potensi, Peluang dan tantangan Budidaya Ikan Gabus (Channa
striata) Di Provinsi Sumatera Selatan.
Massinai, R., Sudira, P., Mawardi, M., & Darwanto, D. H. (2013). Analisis Sistem
Usahatani Terpadu di Lahan Pasang Surut untuk Mendukung
Pengembangan Agroindustri Wilayah. agriTECH, 33(3), 346-354.
Purtikoningrum, W. (2009). Penggunaan Pupuk Organik Bokashi Ditinjau Dari
Peningkatan Pendapatan Petani Pada Usahatani Padi Varietas Ir 64 Di
Kabupaten Karanganyar.
Purwanto, M. J., Harisudin, M., & Qonita, A. (2016). Strategi Pengembangan
Budidaya Kentang (Solanum Tuberosum L) Di Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis,
13(1), 53-62.
Syafar Abidin Pakaya1) , Srisukmawati Zainudin2) , Safriyanto Dako2) 1. Alumni
Program studi peternakan Fakultas pertanian Uuniversitas Negeri Gorontalo 2.
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Umah, F. K. (2012). Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) dan Media
Tanam Yang Berbeda Pada Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) di Polybag
(Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Widianingrum, D. C., Djadmiko, M. W., & Setyawan, H. B. (2019). Pelatihan
Pembuatan Bokashi Dari Kotoran Sapi Bagi Masyarakat Dusun Krahan Desa
Curah Poh Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso pembuatan
Prosiding.
LAMPIRAN

No Tanggal Kegiatan Dokumentasi


1. 19/02-2022 Praktikum
minggu 1
melakukan
pembukaan
lahan

2. 25/02-2022 Melakukan
survey harga
bahan-bahan
praktikum

3. 26/02-2022 Praktikum
Minggu ke-2.
Melanjutkan
kegiatan
pembukaan
lahan
4. 02/03-2022 Melakukan
diskusi
kelompok
terkait bahan
yang diperlukan
saat praktikum
serta
pengumpulan
dana untuk
pembuatan
kolam dan
kendang.
5. 03/03-2022 Melakukan
survey ayam di
Raja Monang
dan Dangau
Inspirasi
6. 05/03-2022 Praktikum
Minggu ke-3.
Menyiapkan
media tanam
untuk cabe
merah, cabe
rawit dan
kentang.

7. 05/03-2022 Pengambilan
tanah untuk
polybag dan
melakukan
penanaman
beberapa bibit
cabe.
8. 07/03-2022 Melakukan
pemberian
pupuk dan
menanam bibit
cabe rawit serta
pemberian name
tag pada
polybag.

9. 07/03-2022 Piket Senin


Sore
10. 10/03-2022 Piket Kamis
sore

11. 12/03-2022 Praktikum


Minggu ke-4.
Melakukan
pembersihan
gulma,
penyusunan
polibag, dan
pemberian label
nama tanaman.
12. 17/03-2022 Melakukan
survey maggot
13. 19/03-2022 Praktikum
Minggu ke-5.
14. 22/03-2022 Melakukan
survey dan
pembelian EM4
Perikanan

15 24/03-2022 Piket Kamis


sore

16. 25/03-2022 Piket Jumat sore


17. 26/03-2022 Praktikum
Minggu ke-6.
Melakukan
pembuatan
pupuk bokashi,
pengukuran
tanaman, serta
pemeliharaan
tanaman cabe
merah, cabe
rawit, dan cabe
merah .
18. 31/03-2022 Piket Kamis
sore

19. 01/04-2022 Piket Jumat sore

20. 07/04-2022 Piket Kamis


sore
21. 08/04-2022 Piket Jumat sore

22. 09/04-2022 Praktikum


Minggu ke-7.
Melakukan
pengukuran
tanaman,
pemeliharaan
tanaman, dan
pemberian
pakan dan
minum ayam.
23. 14/04-2022 Piket Kamis
sore

24. 15/04-2022 Piket Jumat sore

25. 16/04-2022 Praktikum


Minggu ke-8.
Melakukan
pengukuran
tanaman dan
jumlah daun.
Serta
memberikan
26. 21/04-2022 Piket Kamis
sore

27. 22/04-2022 Piket Jumat sore

28. 23/04-2022 Praktikum


Minggu ke-9.
Melakukan
kegiatan
pemeliharaan
tanaman,
mengukur tinggi
tanaman dan
jumlah daun,
dan
memberikan
pakan dan
minum ayam.
29. 28/04-2022 Piket Kamis
sore

30. 12/05-2022 Piket Kamis


sore

31. 13/05-2022 Piket Jumat sore

32. 14/05-2022 Praktikum


Minggu ke-10.
Melakukan
kegiatan
pembersihan
gulma di
sekitar
tanaman,
pemanenan
kentang,
pengukuran
tanaman dan
jumlah daun.
Dan juga
melakukan
pembersihan
kandang.
33. 19/05-2022 Piket Kamis
sore

34. 20/05-2022 Piket Jumat sore


35. 21/05-2022 Praktikum
Minggu Ke-11.
Melakukan
pemeliharaan
tanaman,
pengkuran
tinggi tanaman
dan jumlah
daun, pengisian
air kolam, dan
pemberian
pakan dan
minum ayam.

36. 26/05-2022 Piket Kamis


sore

37. 27/05-2022 Piket Jumat sore


38. 29/05-2022 Praktikum
Minggu-12.
Tanaman
kentang sudah
digantingan
dengan tanaman
kangkung dan
bunga mawar
dan bougenvill.
Melakukan
pemeliharaan
tanaman, dan
pemberian
pakan dan
minum ayam.

39. 02/06-2022 Piket Kamis


sore

40. 03/06-2022 Piket Jumat sore


41. 4/06-2022 Praktikum
Minggu ke-13.
Melakukan
kegiatan
pemeliharaan
tanaman, panen
tanaman cabe
merah dan cabe
rawit,
pemberian
pakan dan
minum ayam.

Anda mungkin juga menyukai