DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4:
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I
PENDAHULUAN
dan segala kegiatan yang lain yang terkait dengan bidang peternakan. Sistem
peternakan terpadu adalah satu sistem yang mendaur ulang atau menggunakan
kembali tanaman dan hewan sebagai mitra, dengan menciptakan suatu ekosistem.
apabila ditinjau dari ilmu yang membangunnya, peternakan dibangun dari ilmu-
ilmu keras (hard sciences) dan ilmu-ilmu lunak (soft sciences) baik pada kekuatan
yang ada, baik sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (DAS), dan hasil
Pemanfaatan penggabungan dua sistem ini dapat dilihat dari pemanfaatan seorang
petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan
menanam sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai
pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani
masih bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing
Pola ini sangat menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian,
sehingga pola ini sering disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah
peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian digunakan untuk pakan
ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil
usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah.
Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi, mendukung dan
1. Apa itu sistem natural farming dan bagaimana sistem natural farming di
Indonesia?
2. Apa itu sistem organik farming dan bagaimana sistem organik farming di
Indonesia?
3. Apa itu sistem urban farming dan bagaimana sistem urban farming di
Indonesia?
Indonesia?
URAIAN MASALAH
disebabkan dari proses beternak dan bercocok tanam yang dilakukan secara besar-
besaran.
populasi ternak dan produktivitas ternak. Selain memberikan dampak yang positif,
peningkatan usaha peternakan juga memberikan dampak negatif yaitu dari limbah
yang dihasilkan juga akan semakin banyak (Wahyuni, 2008). Limbah peternakan
yang dihasilkan sering kali tidak termanfaatkan dan terbuang begitu saja ke
peternakan.
tanam akan merusak kondisi tanah yang ada. Penggunaan pupuk anorganik
(pupuk kimia) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah
menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus
2006).
Peningkatan populasi ternak akibat perkembangan usaha peternakan
hijauan. Tingginya kebutuhan hijauan bagi ternak sering kali tidak dapat diatasi
karena ketersediaan hijauan yang terbatas. Kurangnya lahan dan kondisi cuaca
Dilain pihak, usaha pertanian sering kali menyisakan berbagai hasil sampingan
yang tidak termanfaatkan, misalnya sisa tanaman yang telah diambil hasil
produksinya.
PEMBAHASAN
pertanian secara alami. Pertanian yang dikendalikan oleh alam sekitar tanpa
penggunaan bahan bakar fosil. Oleh sebab itu, ada empat prinsip pertanian
Tanah tanpa diolah atau dibalik, pada prinsipnya tanah mengolah sendiri,
memelihara kesuburannya.
berbahan aktif seperti pupuk kimia ataupun pestisida kimia. Model pertanian
organic ini melakukan modifikasi terhadap input dari luar dan penggunaan
pestisida sintetik. Konsep high external input for agriculture (HEIA) dimodifikasi
meminimalkan penggunaan agro input dari luar yang bersifat sintesis atau kimia.
tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan pada tanaman, dan bukan
mineralisasi akan menjadi hara dalam tanah. Sehingga pencemaran tanah, air dan
udara yang berasal dari hasil pertanian dapat dihindari untuk menjaga
Movement) :
1. Prinsip Kesehatan
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
2. Prinsip Ekologi
kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi
kehidupan.
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Perlindungan
sejarah dunia, urban farming muncul sebagai respon terhadap buruknya situasi
dan kondisi ekonomi beberapa negara pada saat perang dunia. Sekitar 20 juta
menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya pada waktu itu. Victory garden-
lah yang akhirnya menjadi awal mula kemunculan urban farming pada masa kini.
bahan pangan atau di sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan
peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas,
perkotaan. Lahan yang digunakan bisa tanah tempat tinggal (pekarangan, balkon,
atau atap- atap bangunan), pinggiran jalan umum, atau tepi sungai.
sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan
hewan ternak.
urban.
Definisi Urban Farming yang diberikan Badan Pusat Statistik, adalah suatu
kota.
(verticultur)
dihasilkan. Di Indonesia, model usaha ini masih sebatas wacana karena masih
Padahal usaha ini sangat cocok digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis
dengan limpahan sinar matahari sepanjang tahun dan curah hujan tinggi. Beberapa
metode diversifikasi pertanian seperti minapadi (padi dengan ikan) dan longyam
(balong ayam/ ikan dengan ayam) mengadopsi model integrated farming system
ini.
1. Manusia
ekonomi dalam integrated farming system. Sumber energi berasal dari daging,
susu, telur serta organ tubuh lainnya bahkan kotoran hewan. Sedangkan fungsi
penggerak ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak, telur, susu dan hasil
integrated farming system faktor biosekuriti adalah faktor penting yang harus
dalam kandang atau lokasi berbeda, terpisah jarak yang jauh juga sistem kerja
yang terpisah, atau dengan kata lain, tidak berhubungan satu sama lain.
Contohnya adalah pekerja di kandang ayam tidak boleh masuk ke kandang sapi
begitupun sebaliknya.
Syarat tanaman yang bisa diusahakan adalah bernilai ekonomi dan bisa
menyediakan pakan untuk peternakan. Padi, jagung bawang merah dan kacang
tanah serta rumput dapat digunakan dalam integrated farming system. Perhatikan
bahwa padi yang digunakan harus berlabel biru atau yang tahan terhadap air yang
agak tinggi. Hasil samping pertanian berupa jerami, sekam dan sisa batang dapat
digunakan sebagai pakan ternak dan ikan, pembuatan biogas dan kompos.
4. Perikanan
Ikan yang digunakan untuk integrated farming system adalah ikan air
tawar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak
membutuhkan perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan
memiliki nilai ekonomis. Ikan yang sering digunakan adalah lele. Ikan dapat
jenis yang dipelihara mempunyai kebiasaan makan berbeda agar tidak terjadi
perebutan pakan.
Nutrisi untuk ikan berasal dari jatuhan kotoran ternak yang kering dan sisa
pakan ternak. Selain yang kering, kotoran ternak yang jatuh ke kolam juga
memacu perkembangan plankton yang menjadi makanan ikan. Oleh karena itu,
dalam kolam seperti ikan lele. Ikan lele adalah ikan yang dapat digunakan dalam
antibiotik dilakukan lebih sering dan mengikuti aturan pakai yang telah
ditetapkan
yaitu:
Modal
Penekanan faktor modal meliputi modal teknis dan non teknis. Modal
modal teknis dari kondisi lingkungan seperti ketersediaan air bersih, agen
dibuat. Lalu perhitungkan berapa modal yang dibutuhkan, kapan modal akan
Tenaga Kerja
farming system. Akan lebih hemat jika menggabungkan padi dengan ikan
Teknologi
Pemakaian teknologi lebih baik tentu berakibat pada dua hal yaitu
modal dan tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang modern dalam budidaya
Keuntungan
Biaya berubah (variable cost / VC) adalah biaya yang jumlahnya mengikuti
dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam
petani dan ekonomi wilayah secara berkelanjutan. Sistem integrasi tanaman ternak
dalam sistem usaha pertanian di suatu wilayah merupakan ilmu rancang bangun
usahatani terpadu pada kedua skala tersebut sangat bergantung pada pengetahuan
ternak ke dalam suatu usahatani tanaman menjadi sangat penting pada saat
komparatif dan pola tanam akan menghasilkan hubungan yang sinergistik antara
mempunyai beberapa keuntungan baik dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Aspek lingkungan yaitu adanya upaya dalam hal pemanfaatan limbah, efisiensi
dimanfaatkan menjadi peternakan sapi terpadu. Berikut adalah skema dari usaha
Murung yang pernah menjadi bagian lokasi tambang sebagai area dumping Pit
Surya. PESAT adalah sebuah program model peternakan sapi terpadu dan
peternakan sapi terpadu, perlu waktu 10 tahun bagi perusahaan untuk menyiapkan
lahan bekas tambang agar aman digunakan bagi program PESAT. Sebelum
digunakan PESAT, prosesnya sama seperti rehabilitasi awal yaitu penimbunan
tambang yang sekarang dimanfaatkan PESAT ini ditanami rumput penutup yaitu
tambang yang merupakan salah satu program pemanfaatan lahan bekas tambang
dari PT Kaltim Prima Coal (KPC). Program ini dilakukan setelah melewati uji
Tambang Batu Bara sebagai Pastura” yang dilakukan oleh peneliti dari
dilaksanakan secara semi intensif dengan memadukan semua elemen yang terkait
untuk saling mendukung dan memberikan hasil yang maksimal baik sisi ekonomi,
sosial dan lingkungan. Saat ini program PESAT melibatkan beberapa stakeholder
dalam kegiatannya, yaitu PT.KPC, PEMDA Kutai Timur, Kampus STIPER, dan
peternak. Program PESAT berdiri sejak bulan Desember 2009. Lokasi peternakan
berada di D2 Murung yang pernah menjadi bagian tambang di area dumping Pit
Surya.
Tujuan PESAT
dengan rencana penutupan tambang pada tahun 2021. Program pembibitan sapi
disadari menjadi hal yang penting bagi tercapainya program swasembada daging
nasional. Hal ini seperti yang banyak dikemukakan oleh para ahli. Target
swasembada sapi bisa dipercepat dengan fokus pada penyediaan bibit, bukan pada
pengadaan sapi bagi tiap daerah. Selain itu, pengembangan bibit sapi di Indonesia
bibit sapi untuk bisa memenuhi kebutuhan daging sapi nasional. Alasan
pertumbuhan baru pada sektor pertanian, 2) rumah tangga yang terlibat langsung
ketahanan pangan, baik sebagai penyedia bahan pangan maupun sebagai sumber
pangan.
IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
untuk menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dicapai melalui beberapa metode
yaitu natural farming, pertanian organik, pertanian urban, dan integrated farming
system. Tetapi hal tersebut tidak dapat berjalan sendiri – sendiri, oleh karena itu
Lahan Bekas Tambang Pada PT KPC Kutai Timur. Ziraa’ah. Vol 41 (2) :
195-204
AgroMedia Pustaka
Dinas Pertanian Provinsi DIY. 2010. Master Plan Integrated Farming Provinsi
natural farming, alih bahasa, Yayasan obor Indoneia, Cet. I; Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
Lanarc, HB. 2013. The Urban Farming Guidebook: Planning for the Business of