Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PERTANIAN TERINTEGRASI

DASAR-DASAR BISNIS

Disusun oleh :

No Nama NPM
1 Wahyu Irwansyah 1910631200115

Dosen Pengampu: Luthfi Nur’azkiya, SP. M.Si

Kelas : 2C Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS – FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)

2020
A. PENDAHULUAN
Sistem Pertanian Terintegrasi adalah upaya terobosan dalam mempercepat
adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan
dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Sistem Pertanian
Terintegrasi mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor
pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing
wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada.

Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian


tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).
Kegiatan utama adalah mengintegrasikan usaha budidaya tanaman dan ternak,
dimana limbah tanaman diolah untuk pakan ternak dan cadangan pakan pada musim
kemarau dan limbah ternak (faeces, urine) diolah menjadi bio gas, bio urine, pupuk
organik dan bio pestisida (Dinas Pertanian Prov. Bali, 2010).

Sistem Pertanian Terintegrasi sendiri merupakan suatu pola


yang mengintegrasikan beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara
terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat
efisiensi dan produktifitas yang tinggi. 

Melalui pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian,


perkebunan dan peternakan melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan
kelestarian lingkungan yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan secara
ekonomis karena penambahan nilai daya dan guna melalui efisiensi dan efektifitas
tinggi serta nilai produktifitas usaha yang baik (Sutanto,2002).

Menurut Mugnisjah (2001), menayatakan bahwa Sistem Pertanian


Terintegrasi merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan pertanian dalam satu lahan,
sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi peningkatan produktivitas
lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan, serta pengembangan desa
secara terpadu. 

Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang petani berupa


pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini.
A. PEMBAHASAN

Sumberdaya Manusia

Rendahnya kualitas sumberdaya manusia merupakan kendala yang serius


dalam pembangunan pertanian. Ketertinggalan petani dalam hal pendidikan di atasi
dengan pendekatan penyetaraan pendidikan yang selanjutnya dikaitkan dengan
pelatihan keterampilan berusahatani.

Disamping itu, berbagai upaya penguatan kapasitas petani juga perlu


dilakukan terutama dalam hal pengembangan sikap kewirausahaan, kemampuan
dalam pemasaran dan manajemen usaha.

Produktivitas Lahan

Pada awalnya untuk menghasilkan lebih banyak pangan memerlukan luasan


lahan budidaya, sehingga lahan merupakan sumberdaya pertanian yang utama.
Dengan dimulainya revolusi hijau (intesifikasi pertanian), kepentingan nisbi lahan
berkurang karena masukan pertanian - pupuk, mekanisasi, pestisida, irigasi, dan
benih unggul - memberikan sumbangan yang signifikan terhadap kenaikan produksi
pangan.

Saat ini kebutuhan lahan kembali mencuat karena hasil panen yang semakin
menurun sehubungan dengan penurunan produksi dan penyempitan lahan pertanian
yang dialih fungsikan, sedangkan kebutuhan pangan terus meningkat.

Penurunan produktivitas lahan pertanian disebabkan oleh terdegradasinya


fungsi hayati lahan, yaitu kemampuan/kapasitasnya mengubah hara menjadi bentuk
yang dapat dimanfaatkan tanaman.

Sistem Pertanian Terintegrasi

Sistem Pertanian terpadu merupakan sistem yang menggabungkan kegiatan


pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan ilmu lain yang terkait dengan
pertanian dalam satu lahan, sehingga diharapkan dapat sebagai salah satu solusi bagi
peningkatan produktivitas lahan, program pembangunan dan konservasi lingkungan,
serta pengembangan desa secara terpadu.

Diharapkan kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang petani berupa


pangan, sandang dan papan akan tercukupi dengan sistem pertanian ini

Model Pertanian Terintegrasi

Model pertanian terintegrasi dalam satu siklus biologi (Integrated Bio Cycle
Farming) yang tidak ada limbah, semua bermanfaat. Limbah pertanian untuk pakan
ternak dan limbah peternakan diolah jadi biogas dan kompos sehingga impian
membentuk masyarakat tani yang makmur dan mandiri terkonsep dengan jelas.
Konsep terapan pertanian terintegrasi akan menghasilkan F4 yang sebenarnya
adalah langkah pengamanan terhadap ketahanan dan ketersediaan pangan dan energi
secara regional maupun nasional, terutama pada kawasan kawasan remote area dari
jajaran kepulauan Indonesia.

Kegiatan integrasi dilaksanakan berorintasi pada usaha pertanian tanpa


limbah (Zero Waste) dan mampu manghasilkan 4 F Yakni:

1. FOOD,

2. FEED

3. FERTILIZER dan

4. FUEL

 FOOD
Pangan manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kacangan, jamur,
sayuran, dll.), produk peternakan (daging, susu, telor, dll.), produk budi-daya
ikan air tawar (lele, mujair, nila, gurame, dll.) dan hasil perkebunan (salak,
kayumanis, sirsak, dll.)

 FEED

Pakan ternak termasuk di dalamnya ternak ruminansia (sapi, kambing,


kerbau, kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll.),
pakan ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi).
Dari budidaya tanaman padi akan dihasilkan produk utama beras dan
produk sampingan bekatul, sekam padi, jerami dan kawul, semua produk
sampingan apabila diproses lanjut masih mempunyai kegunaan dan nilai
ekonomis yang layak kelola.

Jerami dan malai kosong (kawul) dapat disimpan sebagai hay (bahan
pakan kering) untuk ternak ruminansia atau dibuat silage (makanan hijau
terfermentasi), sedangkan bekatul sudah tidak asing lagi sebagai bahan
pencampur pakan ternak (ruminansia, unggas dan ikan). Pakan ternak ini
berupa pakan hijauan dari tanaman pagar, azolla, dan eceng gondok.

 FUEL
Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas
(bio gas) untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk
industri makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil.

Hasil akhir dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk organik cair
dan kompos. Pemakaian tenaga langsung lembu untuk penarik pedati, kerbau
untuk meng-olah lahan pertanian sebenarnya adalah produk berbentuk
fuel/energi.

Sekam padi dapat dikonversi menjadi energi (pembakaran langsung


maupun gasifikasi) dan masih akan menghasilkan abu maupun arang sekam
yang dapat diimplementasikan sebagai pupuk organic, sementara apabila
energi sekam padi digunakan untuk gas diesel engine akan didapatkan lagi
hasil sampingan berupa asap cair (cuka kayu) yang dapat digunakan untuk
pengewet makanan atau campuran pestisida organik.

 FERTILIZER
Sisa produk pertanian melalui proses decomposer maupun pirolisis
akan menghasilkan organic fertilizer dengan berbagai kandungan unsur hara
dan C-organik yang relative tinggi.

Bio/organic fertilizer bukan hanya sebagai penyubur tetapi juga


sebagai perawat tanah (soil conditioner), yang dari sisi keekonomisan
maupun karakter hasil produknya tidak kalah dengan pupuk buatan
(anorganik fertilizer) bahkan pada kondisi tertentu akan dihasil-kan bio
pestisida (dari asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis gasifikasi) yang
dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan yang tidak berbahaya (bio
preservative).

Cakupan Pengelolan Sistem Pertanian Terintegrasi

 Integrated Crop Management (ICM) atau Pengelolaan Tanaman Terintegrasi


(PTT), seperti cara tanam, pola tanam, perawatan tanaman, metode panen,
dll.
 Integrated Nutrient Management (INM) atau Pengelolaan Hara Terintegrasi,
yaitu menyediakan hara yang sesuai dengan jumlah hara (neraca hara) yang
dibutuhkan oleh setiap komoditas, sehingga tercipta kecukupan hara dalam
jumlah yang tepat dan tanaman dapat berproduksi optimal.

 Integrated Pest Management (IPM) atau Pengelolaan Hama Terintegrasi


(PHT) yang lebih efektif dan ramah lingkungan seperti penggunaan pestisida
nabati, perangkap, predator alami, organisme antagonis, dan usaha-usaha
penegahan serangan hama/penyakit.

 Integrated Soil Moisture Management (IMM) atau Pengelolan Air


Terintegrasi (PAT) seperti peggunaan irigasi teknis atau teknologi yang lebih
canggih lainnya dalam sistem vertigasi.

 Integrated Livestock Management (ILM) atau Pengelolaan Ternak


Terintegrasi [ Untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian terintegrasi di
mana ada hubungan timbal-balik antara pertanian dan peternakan.

 Integrated Waste Management (IWM) atau Pengelolaan Limbah Terintegrasi


[ Untuk peternakan dan/atau sistem/pola pertanian terintegrasi di mana siklus
biologi (bio-cycle) dalam usaha budidaya yang tidak terputus dan
pemanfaatan biomassa yang lebih efektif dan efisien

Sasaran

Petani yang dapat melaksanakan konsep sistem pertanian terintegrasi ini


adalah petani atau kelompok tani yang memiliki lahan sekurang-kurangnya 1 ha
untuk menda-patkan kelayakan ekonomi yang cukup dalam kegiatan usaha tani.

Diharapkan petani akan menjadi subyek dalam pelaksanaan kegiatan usaha


tani tanpa tergantung dari pihak manapun dengan pembentukan permodalan dan
pasar yang baik oleh lembaga atau instansi yang berkompeten.
B. Kesimpulan

Sistem Pertanian Terintegrasi sendiri merupakan suatu pola yang


mengintegrasikan beberapa unit usaha dibidang pertanian yang dikelola secara
terpadu, berorientasi ekologis sehingga diperoleh peningkatan nilai ekonomi, tingkat
efisiensi dan produktifitas yang tinggi.

Melalui pertanian terpadu, akan dapat dihasilkan produk-produk pertanian,


perkebunan dan peternakan melalui sinergitas antar unit dengan mengedepankan
kelestarian lingkungan yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan secara
ekonomis karena penambahan nilai daya dan guna melalui efisiensi dan efektifitas
tinggi serta nilai produktifitas usaha yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
(SUSANTO, 2002), (Dinas Pertanian Prov. Bali, 2010) dan Mugnisjah (2001) dalam.
berbagiilmupeternakan.com,” MAKALAH SISTEM PERTANIAN
TERINTEGRASI”, mei-2015,
https://www.berbagiilmupeternakan.com/2015/05/makalah-sistem-pertanian-
terintegrasi.html. Diakses pada tanggal (25/05/2020)

Anda mungkin juga menyukai