1
ISSN 2085-8418; EISSN 2622-9250 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/
1 Mahasiswa Program Magister Pengembangan IKM, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Jl. Raya Pajajaran, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor 16144
2 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
3 Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor
ABSTRAK
Kopi excella adalah salah satu komoditas perkebunan di Kabupaten Jombang yang saat ini
dikembangkan sebagai komoditas unggulan. Kajian ini bertujuan melihat kondisi eksisting komoditas dan
strategi pengembangan yang tepat. Hasil kajian menunjukkan nilai LQ Kopi Excella 1.62 pada tahun 2019
dengan potensi lahan 8.454,32 hektar. Produk turunan yang direkomendasikan berdasarkan metode AHP
adalah kopi bubuk dengan skor 0,541. Matriks IFE menunjukkan kekuatan utama komoditas, yaitu cita
rasa khas (0,6673) dan komoditas khas daerah (0,4643). Kelemahan yang dimiliki adalah produk belum
dikenal pasar (0,3121). Matriks EFE menunjukkan peluang berupa potensi pasar yang besar (0,7980) dan
Perkembangan Teknologi Informasi (0,8937). Ancaman yang ada adalah persaingan dengan komoditas
wilayah lain (0,4731). Strategi utama yang direkomendasikan adalah: percepatan sertifikasi IG (0,135),
peningkatan promosi produk (0,122), memperkuat proses pendampingan mutu (0,117), dan pembentukan
koperasi petani kopi (0,117).
Kata kunci: kopi, location quotient (LQ), analytical hierarchy process (AHP), analisis SWOT
ABSTRACT
Excella coffee is one of the plantation commodities in Jombang Regency which is currently being
developed as a leading commodity. This study aims to see the existing condition of the commodity and the
appropriate development strategy. The results of the study show that the Location Quotient value of
Excella Coffee is 1,62 in 2019 with a potential land of 8.454,32 hectares. The recommended derivative
product based on the Analytical Hierachy Process method is ground coffee with a score of 0,541. The
Internal Factor Evaluation matrix shows that the main strengths of commodities are distinctive flavors
(0.6673) and regional specialties (0,4643). The weakness is the product has not yet known to the market
(0,3121). The External Factor Evaluation matrix shows that the opportunities in the form of large market
potential (0,7980) and Information Technology Development (0,8937). The existing threat is competition
with other regional commodities (0,.4731). The main recomended strategies of SWOT analysis are:
accelerating IG certificate (0,135), increasing product promotion (0,122), strengthening quality assistance
processes (0,117), and establishing coffee farmer cooperative (0,117).
Key words: coffe, Location quotient, Analytical hierarchy process, SWOT analysis
________________
*) Korespondensi:
Jl Rambutan Dalam No 2 Komplek IPB Alam Sinarsari RT 03 RW 04 Sinarsari Dramaga Bogor; email: rikza@seminstitute.co.id
18 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa
kan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh guran terbuka 4,39%. Dari sisi mata pencaharian,
responden melalui melalui google form untuk data sebagian besar penduduk Kabupaten Jombang
lanjutan. Metode dan analisis data menggunakan berprofesi sebagai karyawan (39,10%) dan petani
analisis Location Quotient (LQ), Analytical Hierarchy (24,18%).
Process (AHP) dan Strenght–Weakness–Opportunity-
Threat (SWOT) untuk perencanaan strategi. Tahap
penentuan prioritas strategi menggunakan AHP.
1.263.814
1.258.618
1.253.078
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.247.303
1.240.985
Kecamatan Bareng (1.232,85 Ha), dan Kecamatan komparatif atau disebut sebagai komoditas basis
Mojowarno (542,36 Ha). Dari total luas lahan yang dengan nilai yang cenderung meningkat, meski
berpotensi tersebut tidak terdapat lahan yang sempat mengalami sedikit penurunan pada tahun
memiliki kelas kesesuaian optimal, yaitu S1 (sangat 2017. Namun demikian, jika dibandingkan dengan
sesuai), namun masih tergolong kelas kesesuaian beberapa daerah sentra kopi di Provinsi Jawa
lahan berupa S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai Timur, nilai produksi kopi Jombang masih ter-
marjinal) dengan faktor pembatas suhu, bulan bilang kecil. Data komoditas unggulan pertanian
kering, tekstur tanah, drainase tanah, dan Jawa Timur yang dikeluarkan BPS (2016)
kemiringan lereng (Wijayanto, 2015). Dengan menyebutkan bahwa komoditas kopi di Jawa
demikian perlu upaya perbaikan karakteristik Timur yang menjadi unggulan dan berpotensi di
lahan berdasarkan faktor pembatas tersebut. delapan Kabupaten, yaitu Kabupaten Bondowoso,
Dari sisi produksi, tanaman kopi di Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Kabupaten
Kabupaten Jombang masih relatif fluktuatif. Malang, Pamekasan, Jember, Banyuwangi, dan
Sepanjang lima tahun terakhir, produksi kopi Lumajang. Di Kabupaten Jombang, kopi dianggap
tertinggi yang tercatat adalah pada tahun 2017, sebagai komoditas unggulan, namun kurang
yaitu 770 ton dan kemudian turun menjadi 655 ton berpotensi.
pada tahun 2018. Pada tahun 2019, produksi kopi
di Kabupaten Jombang Kembali meningkat Tabel 1. Nilai Static Location Quotient (SLQ) Kopi
menjadi 692 ton. Kondisi fluktuasi produksi kopi Jombang
ini dapat dipahami, mengingat kondisi tegakan Tahun
Komoditas
kopi yang ada relatif tua dan belum diusahakan 2015 2016 2017 2018 2019
Kopi
secara intensif. 1,30 1,35 1,34 1,69 1,62
Jombang
Untuk itu dilakukan beberapa upaya, agar
mutu kopi Excelsa Jombang dapat meningkat baik
Penentuan Produk Turunan
dari sisi produktivitas, maupun mutu komoditas.
Penentuan produk turunan kopi Excelsa
Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya
Jombang dilakukan untuk menghasilkan produk
adalah uji mutu mutu kopi, pendampingan cara
yang unggul dan berdaya jual. Dalam konteks
budidaya kopi secara intensif, penyediaan sarana
pengembangan komoditas, Dai (2018) menyata-
pasca panen, dan pembentukan kelembagaan
kan bahwa penentuan dan pengembangan produk
petani. Sampai dengan tahun 2019, setidaknya
turunan dapat meningkatkan daya saing komodi-
terdapat dua kelembagaan petani kopi yang eksis
tas di masa mendatang. Pada kajian ini, penentuan
di Kabupaten Jombang yaitu Asosiasi Kopi
komoditas dilakukan dengan menggunakan
Wonosalam (AKW) dan Masyarakat Peduli Indeks
pendekatan (AHP) untuk mengelaborasi multi
Geografis (MPIG) Kopi Excelsa Jombang.
prespektif dari stakeholders pengembangan kopi
Excelsa Jombang dengan menggunakan sembilan
Analisis Keunggulan Komparatif
kriteria dari faktor input, proses dan output.
Penentuan komoditas yang memiliki keung-
Dari hasil analisis yang dilakukan, kopi
gulan komparatif dianggap sangat penting sebagai
bubuk dianggap produk turunan utama untuk
bahan masukan pembuatan kebijakan pengem-
dikembangkan dengan skor prioritas 0,541.
bangan komoditas. Komoditas yang memiliki
Tingkat pilihan produk turunan selanjutnya
keunggulan komparatif dapat dijadikan sebagai
adalah kopi sangrai (roasted bean), kopi beras (green
komoditas basis wilayah, di mana mampu
bean) dan kopi instan/produk siap konsumsi
mengekspor produk yang diluar batas perekono-
dengan skor berturut-turut 0,251; 0,144; dan
mian daerah bersangkutan (Priyasono et al, 2007).
0,0.063.
Pada kajian ini, penentuan komoditas basis
dilakukan dengan pendekatan nilai produksi,
yaitu komoditas yang diusahakan memiliki nilai
produksi yang tinggi dibandingkan dengan
wilayah lain.
Berdasarkan hasil analisis LQ pada Tabel 1
yang dihitung terhadap Provinsi Jawa Timur
sebagai wilayah referensi, maka komoditas kopi
Jombang dapat dikatakan memiliki keunggulan Gambar 2. Penentuan Produk Turunan Kopi Excelsa
Jombang
Tabel 3. Matriks EFE strategi pengembangan Kopi pemasaran produk. Ketiga, kemudahan akses
Excelsa Kabupaten Jombang investasi untuk pengembangan industri hilir.
Bobot Rating Skor
Faktor Strategis Eksternal
(a) (b) (axb)
Keempat, pembangunan pusat usaha kopi yang
Peluang (Opportunity) terintegrasi.
1 Potensi pasar komoditas dan 0,266 3,00 0,7980 Strategi kelemahan dan peluang (WO) juga
produk Kopi cukup besar terdiri dari empat alternatif, yaitu pertama pening-
2 Perkembangan TI 0,272 3,29 0,8937
3 Adanya potensi investor 0,101 2,57 0,2597
katan produksi kopi dengan grade premium.
4 Dukungan pemerintah 0,078 2,71 0,2117 Kedua, pengadaan peralatan pasca panen. Ketiga,
daerah dan stakeholder terkait replanting kopi excelsa dengan menggunakan bibit
yang cukup kuat unggul. Keempat, optimalisasi BUMD pada aspek
Ancaman (Threats)
1 Adanya persaingan dengan 0,144 3,29 0,4731
pemasaran dan akses keuangan.
Kopi dari wilayah lain Strategi kekuatan dan ancaman (ST) dan
2 Masih beroperasinya 0,139 2,71 0,3773 strategi kelemahan dan ancaman (WT) masing-
tengkulak dan Pedagang masing memiliki satu dan dua alternatif, yaitu
besar dengan sistem tebas
habis.
memperkuat proses pendampingan terhadap
Total (Faktor Strategis Eksternal) 1 3,0136 petani dan kelompok tani untuk menghasilkan
produk kopi menurut standar dan berkemampuan
Strategi kekuatan dan peluang (SO) terdiri jual untuk strategi ST. Alternatif strategi WT yaitu
dari empat alternatif, yaitu pertama, percepatan pembentukan koperasi petani kopi dan pening-
sertifikasi Indeks Geografi (IG). Kedua, pening- katan pengetahuan petani kopi terkait SOP
katan promosi untuk mengembangkan akses produksi.
Prioritas Strategi Pengembangan Kopi Excelsa jual dan pembentukan koperasi petani kopi
Kabupaten Jombang dengan skor sebesar 0,117.
Tahap lanjutan dalam penyusunan strategi
pengembangan kopi Excelsa jombang adalah Strategi Implementasi Pengembangan Kopi
penetapan prioritas strategi berdasarkan alternatif- Excelsa Kabupaten Jombang
alternatif yang telah didapatkan. Menurut Minesa Implementasi strategi mencakup pengem-
(2019), penentuan prioritas menjadi syarat awal bangan budaya yang mendukung strategi, pen-
penyusunan kegiatan dikarenakan kondisi keter- ciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarah-
batasan sumber daya yang dimiliki. Penentuan an kembali usaha pemasaran, penyiapan anggar-
prioritas strategi diharapkan mampu menjadikan an, pengembangan dan pemberdayaan sistem
produk dapat kompetitif dalam persaingan informasi (Wiradika, 2018). Berdasarkan prioritas
(Retnoningsih et al, 2016). strategi yang telah ditetapkan, maka dibuat
implementasi strategi yang dapat digunakan
Tabel 5. Alternatif strategi prioritas pengembangan secara praktis untuk pengembangan kopi Excelsa
Kopi Excelsa Jombang Jombang. Implementasi strategi ini mencakup
Skor
No Alternatif Strategi beberapa bidang yaitu sumber daya manusia
Prioritas
(SDM), operasional dan pemasaran.
1. Percepatan sertifikasi Indeks Geografi 0,135
(IG) Kopi Excelsa Jombang
Implementasi strategi bidang SDM pada
2. Peningkatan promosi untuk mengem- 0,122 pengembangan kopi Excelsa Jombang ditekankan
bangkan akses pemasaran produk pada penciptaan yang dapat menghasilkan produk
3. Memperkuat proses pendampingan 0,117 kopi sesuai standar dan berkemampuan jual.
terhadap petani dan kelompok tani Usaha yang dapat dilakukan adalah menyeleng-
untuk menghasilkan produk kopi sesuai garakan pendampingan teknik budidaya kopi
dengan standar dan berkemampuan jual yang baik (GAP) dan penanganan pasca panen
4. Pembentukan koperasi petani kopi 0,117
komoditas hingga siap diolah lebih lanjut. Di
5. Pembangunan pusat usaha kopi yang 0,092
samping itu, pendampingan juga diarahkan agar
terintegrasi (budidaya-pasca panen-
sarana edukasi)
petani memiliki pemahaman terkait penjagaan
6. Kemudahan akses investasi untuk 0,078 mutu kopi secara berkelanjutan. Aktor utama
pengembangan industri olahan kopi dalam proses pendampingan ini adalah instansi
7. Peningkatan produksi kopi dengan grade 0,078 pemerintah daerah yaitu Dinas Pertanian bekerja
premium sama dengan key stakeholders yang ada seperti
8. Replanting kopi excelsa dengan menggu- 0,076 kelompok dan asosiasi petani serta Puslitkoka
nakan bibit unggul setempat.
9. Peningkatan pengetahuan petani kopi 0,074
Implementasi bidang operasional pada
terkait SOP produksi dan nilai tambah
pengembangan kopi Excelsa Jombang memper-
yang didapatkan
10. Pengadaan peralatan pasca panen 0,056
hatikan struktur dan kelembagaan rantai pasok
(bantuan atau investasi) sesuai dengan kopi yang akan diterapkan oleh key stakeholders
hasil assessment petani atau kelompok tani pengembangan. Penerapan struktur dan kelem-
11. Optimalisasi BUMD untuk memperkuat 0,056 bagaan rantai pasok ini bertujuan untuk meng-
aspek pemasaran dan akses keuangan optimalkan peran stakeholders dengan pembagian/
petani dengan pendekatan komoditas spesialisasi tugas dalam rantai pasok. Petani dan
berjangka kelompok tani berperan dalam budidaya dan
penanganan pasca panen sebelum diolah lebih
Hasil analisis AHP terhadap alternatif lanjut. Koperasi dan asosiasi berperan dalam
strategi pengembangan kopi Excelsa Jombang pengolahan lanjutan dan pemasaran. Pemerintah
meliputi empat besar prioritas alternatif strategi. daerah dan instansi terkait memberikan fasilitasi
Pertama, percepatan sertifikasi IG kopi Excelsa pendampingan mutu, akses pasar dan keuangan.
Jombang (skor 0,135); Kedua, peningkatan promosi Implementasi bidang pemasaran dilakukan
produk untuk mengembangkan akses pemasaran untuk mengenalkan produk kopi Excelsa Jombang
produk (skor 0,122); Ketiga dan keempat adalah ke pasar. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
memperkuat proses pendampingan terhadap meliputi penguatan image komoditas specialty
petani dan kelompok tani untuk menghasilkan dengan adanya sertifikasi Indikasi Geografi (IG);
produk kopi menurut standar dan berkemampuan penyelenggaraan festival kopi untuk menarik
pasar lokal dan luar daerah; dan pemberdayaan [BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten
tokoh putra daerah sebagai duta kopi Excelsa Jombang Dalam Angka 2020. Jombang (ID):
Jombang. BPS [Internet]. [diunduh 2020 Jun 9];
Tersedia pada: https://jombangkab.bps.go.
KESIMPULAN id/publication/2020/02/28/4b42481cd518aa4f
3fd538ad/kabupaten-jombang-dalam-
Komoditas kopi Excelsa Jombang masih angka-2020--penyediaan-data-untuk-
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi perencanaan-pembangunan.html
komoditas unggulan Kabupaten Jombang, karena [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Komoditas
besarnya potensi kesesuaian wilayah (8.454,32 Ha), Unggulan Pertanian Provinsi Jawa Timur
dukungan stakeholders tingkat kabupaten dan 2016. Surabaya (ID): BPS [Internet]. [diun-
provinsi, dan keunggulan komparatif komoditas duh 2019 Des 20]; Tersedia pada: https://ja-
berdasarkan pendekatan location quotient. tim. bps.go.id/publication/2017/12/18/eaf1a-
Produk turunan kopi Excelsa Jombang yang 133b6700b3102f46452/komoditas-unggulan-
direkomendasikan untuk dikembangkan oleh key pertanian-provinsi-jawa-timur-2016.html
stakeholders berdasarkan pendekatan AHP adalah Dai, S.I.S., M.A. Asnawi. 2018. Analisis Pengem-
kopi bubuk (0,541). bangan Produk Turunan Kelapa Di Provinsi
Kondisi eksisting pengembangan kopi Gorontalo. Frontiers. 1(1): 17-26. P-ISSN:
Excelsa Jombang sesuai analisis faktor internal dan 2621-0991 E-ISSN: 2621-1009
eksternal menunjukkan kemampuan komoditas Minesa, P., H. Siregar & M. Manuwoto. 2019.
untuk mengatasi kelemahan dengan mengguna- Aplikasi Analytical Hierarchy Process
kan kekuatan (skor 3,2420) dan menjawab ancam- (AHP) Dalam Penentuan Skala Prioritas
an dengan menggunakan peluang yang ada (skor Penyelenggaraan Jalan Di Kecamatan Cibi-
3,0136). nong Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen
Alternatif strategi prioritas berdasarkan Pembangunan Daerah. 6(2): 34-50.
analisis AHP adalah percepatan sertifikasi IG kopi DOI:https://doi.org/10.29244/jurnal_
Excelsa Jombang (skor 0,135), peningkatan mpd.v6i2.25099
promosi produk untuk mengembangkan akses Mukaromah, S.M. 2015. Perkebunan Kopi Di
pemasaran produk (skor 0,122), memperkuat Jombang 1881-1930 [Tesis]. Surabaya (ID):
proses pendampingan terhadap petani dan Universitas Airlangga
kelompok tani untuk menghasilkan produk kopi Priyarsono, D.S., Sahara. 2007. Ekonomi Regional.
menurut standar dan berkemampuan jual (0,117), In: Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta
serta pembentukan koperasi petani kopi (0,117). (ID): Universitas Terbuka, , pp. 1-35. ISBN
Strategi implementasi yang disusun untuk 9790111754
pengembangan komoditas kopi Excelsa Jombang Retnoningsih, F, I.O. Suryawardani, N. Parining.
adalah pendampingan GAP dan penanganan 2016. Pemilihan Prioritas Strategi Pemasaran
pasca panen kepada petani dan kelompok tani, Coklat Olahan Berdasarkan Metode
pembagian peran dan tugas stakeholder dalam Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di
rantai pasok komoditas, penguatan image dan Perusahaan Magic Chocolate, Kabupaten
posisi produk di pasar dengan sertifikasi IG, Gianyar, Provinsi Bali). Jurnal Agribisnis
pengadaan festival kopi, dan pemberdayaan tokoh dan Agrowisata. 5(1): 45-67 ISSN 2685-3809.
putra daerah sebagai duta kopi Excelsa Jombang. Thana, D.P. 2017. Strategi Pemasaran Kopi di
Kabupaten Tana Toraja [Tesis]. Makassar
(ID): Universitas Hasanuddin.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanto, D.R.Y., W.S. Utami. 2015. Evaluasi
Kesesuaian Pengembangan Kawasan Agro-
Bappeda Kab. Jombang. 2010. Implementasi
politan Untuk Komoditas Kopi Pada SKPP I
Rencana Induk Pengembangan Kawasan
Di Kabupaten Jombang. Swara Bhumi. 3(3):
Agropolitan pada Satuan Kawasan
278-291.
Pengembangan Pertanian I (SKPP I) I)
Wiradika, E. 2018. Implementasi Strategi Dari
dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan
Prespektif Sumberdaya Manusia, Pemasar-
Pertanian Terpadu Berbasis Rencana Tata
an, dan Operasional. Jurnal Ilmiah FEB. 6(1):
Ruang. Jombang (ID): Bappeda Kabupaten
1-12.
Jombang.