Anda di halaman 1dari 8

Manajemen IKM, Februari 2021 (17-24) Vol. 16 No.

1
ISSN 2085-8418; EISSN 2622-9250 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa Di Kabupaten Jombang


Provinsi Jawa Timur

Development Strategy of Axcelsa Coffe Comodity in Jombang District, East Java

Rikza Saifullah1*, Sapta Raharja2#, dan Budi Suharjo3#

1 Mahasiswa Program Magister Pengembangan IKM, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Jl. Raya Pajajaran, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor 16144
2 Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

3 Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

# Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

ABSTRAK

Kopi excella adalah salah satu komoditas perkebunan di Kabupaten Jombang yang saat ini
dikembangkan sebagai komoditas unggulan. Kajian ini bertujuan melihat kondisi eksisting komoditas dan
strategi pengembangan yang tepat. Hasil kajian menunjukkan nilai LQ Kopi Excella 1.62 pada tahun 2019
dengan potensi lahan 8.454,32 hektar. Produk turunan yang direkomendasikan berdasarkan metode AHP
adalah kopi bubuk dengan skor 0,541. Matriks IFE menunjukkan kekuatan utama komoditas, yaitu cita
rasa khas (0,6673) dan komoditas khas daerah (0,4643). Kelemahan yang dimiliki adalah produk belum
dikenal pasar (0,3121). Matriks EFE menunjukkan peluang berupa potensi pasar yang besar (0,7980) dan
Perkembangan Teknologi Informasi (0,8937). Ancaman yang ada adalah persaingan dengan komoditas
wilayah lain (0,4731). Strategi utama yang direkomendasikan adalah: percepatan sertifikasi IG (0,135),
peningkatan promosi produk (0,122), memperkuat proses pendampingan mutu (0,117), dan pembentukan
koperasi petani kopi (0,117).

Kata kunci: kopi, location quotient (LQ), analytical hierarchy process (AHP), analisis SWOT

ABSTRACT

Excella coffee is one of the plantation commodities in Jombang Regency which is currently being
developed as a leading commodity. This study aims to see the existing condition of the commodity and the
appropriate development strategy. The results of the study show that the Location Quotient value of
Excella Coffee is 1,62 in 2019 with a potential land of 8.454,32 hectares. The recommended derivative
product based on the Analytical Hierachy Process method is ground coffee with a score of 0,541. The
Internal Factor Evaluation matrix shows that the main strengths of commodities are distinctive flavors
(0.6673) and regional specialties (0,4643). The weakness is the product has not yet known to the market
(0,3121). The External Factor Evaluation matrix shows that the opportunities in the form of large market
potential (0,7980) and Information Technology Development (0,8937). The existing threat is competition
with other regional commodities (0,.4731). The main recomended strategies of SWOT analysis are:
accelerating IG certificate (0,135), increasing product promotion (0,122), strengthening quality assistance
processes (0,117), and establishing coffee farmer cooperative (0,117).

Key words: coffe, Location quotient, Analytical hierarchy process, SWOT analysis

________________
*) Korespondensi:
Jl Rambutan Dalam No 2 Komplek IPB Alam Sinarsari RT 03 RW 04 Sinarsari Dramaga Bogor; email: rikza@seminstitute.co.id
18 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa

PENDAHULUAN khusus, mengingat semakin ketatnya persaingan


komoditas dan produk kopi saat ini. Penetapan
Kopi sebagai salah satu komoditas utama produk turunan komoditas kopi yang dikembang-
sub sektor perkebunan sampai saat ini memiliki kan harus memperhatikan beberapa aspek
peran cukup penting dalam perekonomian pendukung seperti aspek teknis, biaya, keinginan
Indonesia. Dalam perdagangan internasional, pasar, dan nilai tambah. Penetapan produk
Indonesia menempati peringkat keempat dunia turunan yang tepat akan membantu proses
pengekspor kopi setelah Brazil, Vietnam dan pengembangan komoditas untuk menghasilkan
Kolombia. Volume ekspor kopi Indonesia juga produk yang unggul dan bernilai jual. Upaya
terbilang cukup besar yaitu 279,96 ribu ton pada pengembangan kopi sebagai komoditas unggulan
tahun 2018 dengan total nilai US$ 815,93 juta. daerah di Kabupaten Jombang yang dilakukan
Munculnya kopi sebagai komoditas per- oleh pemerintah daerah sebagaimana yang telah
kebunan yang memiliki potensi ekonomis tinggi disebutkan, terus berjalan meski dari sisi waktu
telah menjadikan pemerintah daerah tidak terbilang cukup lama sejak awal dicanangkan.
terkecuali Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Penelitian ini menganalisis mengenai kondisi
Timur berlomba-lomba untuk mengembangkan eksisting pengembangan komoditas kopi excelsa
kopi sebagai salah satu komoditas dan produk untuk memberikan hasil optimum.
unggulan daerah. Pengembangan komoditas kopi Tujuan utama dari kajian ini adalah
di Kabupaten Jombang secara intensif telah merumuskan strategi pengembangan komoditas
tertuang dalam Keputusan Bupati Jombang kopi excelsa di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa
Nomor 188.4.45/189/145.10.10/2010 tentang Pene- Timur dan tujuan spesifik kajian adalah:
tapan Lokasi dan Komoditas Unggulan Kawasan 1. Mendapatkan gambaran kondisi eksisting
Agropolitan pada Satuan Kawasan Pengembangan pengembangan komoditas kopi excelsa, ter-
Pertanian I (SKPP I) di Kabupaten Jombang. utama pasca panen, sehingga dapat diketahui
Kesinambungan pengembangan komoditas kopi peranannya dalam pengembangan perekono-
ini selanjutnya tertuang dalam Roadmap Penguatan mian wilayah Kabupaten Jombang berdasarkan
Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2016-2025 yang pendekatan teori basis.
terintegrasi ke dalam Peraturan Daerah (Perda) 2. Menentukan produk turunan komoditas kopi
Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2014 excelsa yang tepat untuk dikembangkan
tentang RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014 - berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
2018. Salah satu program prioritas Penguatan SIDa 3. Merumuskan strategi pengembangan komo-
Kabupaten Jombang tersebut adalah pengembang- ditas kopi excelsa di Kabupaten Jombang
an hortikultura dan pendukungnya di kawasan Provinsi Jawa Timur.
agropolitan. Program ini diturunkan dalam bentuk
pengembangan unit usaha agrobis hilir sektor
METODE PENELITIAN
tanaman perkebunan (tanaman tahunan) yang
diantaranya pembangunan industri pupuk dan Lokasi dan waktu penelitian berada di
pengolahan (penghalusan) kopi excelsa. Dengan Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jawa Timur.
adanya kebijakan dan program tersebut, diharap- Pengambilan data dilakukan selama tiga bulan,
kan kopi excelsa sebagai komoditas perkebunan yaitu mulai dari Oktober 2020 s/d Desember 2020.
khas Kabupaten Jombang menjadi komoditas Obyek penelitian adalah key stakeholders pengem-
unggulan yang dapat bersaing dipasar. bangan kopi excelsa yang terdiri dari Pemerintah
Penetapan pengembangan kopi, khusus-nya Daerah Kabupaten Jombang (Bappeda, Dinas
kopi excelsa sebagai salah satu komoditas Pertanian, Dinas Koperasi dan UKM, dan Dinas
unggulan di Kabupaten Jombang telah tertuang Perindustrian dan Perdagangan), Pusat Penelitian
dalam keputusan Bupati Jombang tahun 2010 dan Kopi dan Kakao Indonesia, Masyarakat Peduli
terus berlanjut hingga saat ini melalui Roadmap Indeks Geografi Kabupaten Jombang, kelompok
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 2016-2025 tani kopi excelsa di Kecamatan Wonosalam
yang terintegrasi ke dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang, dan pengurus Asosiasi
Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2014 tentang Petani Kopi Wonosalam. Teknik pengumpulan
RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018. data primer dilakukan dengan wawancara tatap
Kondisi eksisting pengembangan kopi di muka (face to face interview) dan melalui self
Kabupaten Jombang perlu mendapat perhatian administered questionnaire, yaitu dengan mengirim-

Vol. 16 No. 1 Februari 2021


Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa 19

kan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh guran terbuka 4,39%. Dari sisi mata pencaharian,
responden melalui melalui google form untuk data sebagian besar penduduk Kabupaten Jombang
lanjutan. Metode dan analisis data menggunakan berprofesi sebagai karyawan (39,10%) dan petani
analisis Location Quotient (LQ), Analytical Hierarchy (24,18%).
Process (AHP) dan Strenght–Weakness–Opportunity-
Threat (SWOT) untuk perencanaan strategi. Tahap
penentuan prioritas strategi menggunakan AHP.
1.263.814
1.258.618
1.253.078
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.247.303
1.240.985

Gambaran Umum Wilayah


2015 2016 2017 2018 2019
Geografis dan Topografi
Kabupaten Jombang terletak 07020’37’’ LS Gambar 1. Laju jumlah penduduk di Kabupaten
sampai dengan 07046’45’’ LS 112003’45 BT sampai Jombang
dengan 112027’21’’ BT. Secara administrasi
kabupaten Jombang berbatasan langsung secara Gambaran Umum Komoditas Kopi Excelsa
berturut-turut sebelah utara dengan Kabupaten Jombang
Lamongan, sebelah selatan dengan Kabupaten Kopi excelsa diperkirakan pertama kali
Kediri, sebelah timur dengan Kabupaten Mojo- diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1699 dan
kerto, dan sebelah barat dengan kabupaten diyakini sebagai jenis kopi arabika. Berdasarkan
Nganjuk. Secara administrasi juga, Kabupaten penelitian Mukaromah (2015), penanaman kopi
Jombang terdiri dari 21 kecamatan dengan luas oleh rakyat pribumi di Karesiden Surabaya telah
wilayah 1.159,50 km2. Kecamatan Wonossalam dan dilakukan sejak penerapan sistem tanam paksa
Kecamatan Plandaan adalah dua Kecamatan di (cultur stelsel) pada masa pemerintahan kolonial
Kabupaten Jombang yang memiliki wilayah Hindia Belanda. Namun kebijakan sistem tanam
terluas, yaitu berturut-turut 121,6 km2 dan 120,40 paksa tersebut menjadi kendur ketika undang-
km2 (BPS, 2020). undang (UU) agraria disahkan pada tahun 1870.
Wilayah Kabupaten Jombang secara umum Pengesahan undang-undang ini membawa
adalah dataran rendah dengan ke tinggian wilayah keuntungan bagi investor swasta asing untuk
rataan 62,71 m di atas permukaan laut. Hanya satu menanamkan modalnya ke sektor perkebunan,
kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosalam yang terutama komoditas kopi di Jawa Timur.
memiliki ketinggian di atas rataan 459 meter di atas
permukaan laut. Hal ini menjadikan bentuk lahan Kondisi Eksisting Komoditas Kopi Excelsa
wilayah Kabupaten Jombang secara umum Jombang
didominasi dataran rendah yang menjadi pusat Potensi pengembangan usaha perkebun-an
pertumbuhan pemukiman, industri dan pertanian. di suatu daerah sangan tergantung dengan
ketersediaan dan kesesuaian lahan di daerah ter-
Sosial Ekonomi sebut. Secara umum, Kabupaten Jombang masih
BPS Kabupaten Jombang (2020) menyata- sangat berpotensi untuk pengembangan luas areal
kan jumlah penduduk Kabupaten Jombang terus tanaman perkebunan baru, khususnya komoditas
mengalami peningkatan dalam kurun lima tahun kopi. Berdasarkan data yang ada, hanya terdapat
terakhir. Sampai dengan 2019, jumlah penduduk dua kecamatan di Kabupaten Jombang yang
di Kabupaten Jombang tercatat 1.263.814 jiwa menjadi lokasi budidaya kopi. Kecamatan tersebut
dengan laju pertumbuhan penduduk rataan 1,57% adalah Kecamatan Bareng dan Kecamatan
per tahun (Gambar 1). Populasi penduduk Wonosalam dengan luas areal tanam kopi per 2019
tertinggi terdapat di Kecamatan Mojoagung berturut-turut 41 dan 961 Ha. Luas areal
sebanyak 144.463 jiwa dan kepadatan penduduk perkebunan eksisting ini masih jauh dari potensi
tertinggi terdapat di Kecamatan Jogoroto 3.201,24 lahan yang dapat digunakan untuk budidaya
jiwa per km2. tanaman kopi, yaitu 8.454,32 Ha.
Jumlah Angkatan kerja yang dimiliki Kabu- Lahan dengan potensi budidaya kopi di
paten Jombang 972.311 jiwa dengan tingkat Kabupaten Jombang terletak di tiga kecamatan,
kesempatan kerja 95,61% dan tingkat pengang- yaitu Kecamatan Wonosalam (6.679,11 Ha),

SAIFULLAH ET AL Manajemen IKM


20 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa

Kecamatan Bareng (1.232,85 Ha), dan Kecamatan komparatif atau disebut sebagai komoditas basis
Mojowarno (542,36 Ha). Dari total luas lahan yang dengan nilai yang cenderung meningkat, meski
berpotensi tersebut tidak terdapat lahan yang sempat mengalami sedikit penurunan pada tahun
memiliki kelas kesesuaian optimal, yaitu S1 (sangat 2017. Namun demikian, jika dibandingkan dengan
sesuai), namun masih tergolong kelas kesesuaian beberapa daerah sentra kopi di Provinsi Jawa
lahan berupa S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai Timur, nilai produksi kopi Jombang masih ter-
marjinal) dengan faktor pembatas suhu, bulan bilang kecil. Data komoditas unggulan pertanian
kering, tekstur tanah, drainase tanah, dan Jawa Timur yang dikeluarkan BPS (2016)
kemiringan lereng (Wijayanto, 2015). Dengan menyebutkan bahwa komoditas kopi di Jawa
demikian perlu upaya perbaikan karakteristik Timur yang menjadi unggulan dan berpotensi di
lahan berdasarkan faktor pembatas tersebut. delapan Kabupaten, yaitu Kabupaten Bondowoso,
Dari sisi produksi, tanaman kopi di Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Kabupaten
Kabupaten Jombang masih relatif fluktuatif. Malang, Pamekasan, Jember, Banyuwangi, dan
Sepanjang lima tahun terakhir, produksi kopi Lumajang. Di Kabupaten Jombang, kopi dianggap
tertinggi yang tercatat adalah pada tahun 2017, sebagai komoditas unggulan, namun kurang
yaitu 770 ton dan kemudian turun menjadi 655 ton berpotensi.
pada tahun 2018. Pada tahun 2019, produksi kopi
di Kabupaten Jombang Kembali meningkat Tabel 1. Nilai Static Location Quotient (SLQ) Kopi
menjadi 692 ton. Kondisi fluktuasi produksi kopi Jombang
ini dapat dipahami, mengingat kondisi tegakan Tahun
Komoditas
kopi yang ada relatif tua dan belum diusahakan 2015 2016 2017 2018 2019
Kopi
secara intensif. 1,30 1,35 1,34 1,69 1,62
Jombang
Untuk itu dilakukan beberapa upaya, agar
mutu kopi Excelsa Jombang dapat meningkat baik
Penentuan Produk Turunan
dari sisi produktivitas, maupun mutu komoditas.
Penentuan produk turunan kopi Excelsa
Beberapa upaya yang telah dilakukan diantaranya
Jombang dilakukan untuk menghasilkan produk
adalah uji mutu mutu kopi, pendampingan cara
yang unggul dan berdaya jual. Dalam konteks
budidaya kopi secara intensif, penyediaan sarana
pengembangan komoditas, Dai (2018) menyata-
pasca panen, dan pembentukan kelembagaan
kan bahwa penentuan dan pengembangan produk
petani. Sampai dengan tahun 2019, setidaknya
turunan dapat meningkatkan daya saing komodi-
terdapat dua kelembagaan petani kopi yang eksis
tas di masa mendatang. Pada kajian ini, penentuan
di Kabupaten Jombang yaitu Asosiasi Kopi
komoditas dilakukan dengan menggunakan
Wonosalam (AKW) dan Masyarakat Peduli Indeks
pendekatan (AHP) untuk mengelaborasi multi
Geografis (MPIG) Kopi Excelsa Jombang.
prespektif dari stakeholders pengembangan kopi
Excelsa Jombang dengan menggunakan sembilan
Analisis Keunggulan Komparatif
kriteria dari faktor input, proses dan output.
Penentuan komoditas yang memiliki keung-
Dari hasil analisis yang dilakukan, kopi
gulan komparatif dianggap sangat penting sebagai
bubuk dianggap produk turunan utama untuk
bahan masukan pembuatan kebijakan pengem-
dikembangkan dengan skor prioritas 0,541.
bangan komoditas. Komoditas yang memiliki
Tingkat pilihan produk turunan selanjutnya
keunggulan komparatif dapat dijadikan sebagai
adalah kopi sangrai (roasted bean), kopi beras (green
komoditas basis wilayah, di mana mampu
bean) dan kopi instan/produk siap konsumsi
mengekspor produk yang diluar batas perekono-
dengan skor berturut-turut 0,251; 0,144; dan
mian daerah bersangkutan (Priyasono et al, 2007).
0,0.063.
Pada kajian ini, penentuan komoditas basis
dilakukan dengan pendekatan nilai produksi,
yaitu komoditas yang diusahakan memiliki nilai
produksi yang tinggi dibandingkan dengan
wilayah lain.
Berdasarkan hasil analisis LQ pada Tabel 1
yang dihitung terhadap Provinsi Jawa Timur
sebagai wilayah referensi, maka komoditas kopi
Jombang dapat dikatakan memiliki keunggulan Gambar 2. Penentuan Produk Turunan Kopi Excelsa
Jombang

Vol. 16 No. 1 Februari 2021


Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa 21

Perumusan Strategi Pengembangan Tabel 2. Matriks IFE strategi pengembangan Kopi


Excelsa Kabupaten Jombang
Perumusan strategi pengembangan kopi Bobot Rating Skor
Faktor Strategis Internal
Excelsa Jombang dilakukan melalui beberapa (a) (b) (axb)
Kekuatan (Strengths)
tahap. Pertama, identifikasi faktor internal dan
1 Cita rasa produk unik/ 0,173 3,86 0,6673
eksternal yang memengaruhi pengembangan; specialty
kedua, penyusunan strategi pengembangan; dan 2 Komoditas khas 0,130 3,57 0,4643
ketiga, penentuan prioritas strategi pengem- 3 Adaptif dan tahan penyakit 0,070 3,00 0,2100
4 Potensi lahan luas 0,046 3,14 0,1446
bangan yang dilaksanakan.
5 Sudah terdapat SOP 0,017 2,71 0,0461
Faktor-faktor internal dan eksternal yang pengelolaan usaha
memengaruhi pengembangan komoditas kopi Kelemahan (Weaknesses)
Excelsa Jombang dilakukan dengan analisis 1 Produk belum terlalu dikenal 0,115 2,71 0,3121
di pasar
matriks internal factor evaluation (IFE) dan external
2 Peralatan pasca panen masih 0,086 3,43 0,2949
factor evaluation (EFE). Kedua matriks ini terbatas
digunakan untuk analisis kondisi internal dan 3 Proses pengeringan masih 0,092 3,00 0,2760
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan dan tradisional
4 Pemasaran produk masih 0,060 3,29 0,1971
hambatan usaha pengembangan Kopi Excelsa
dilakukan secara mandiri
Jombang. Hasil analisis faktor internal dan 5 Belum semua petani 0,058 3,14 0,1823
eksternal tersaji pada Tabel 2. menjalankan SOP
Berdasarkan Tabel 2, kekuatan pengem- 6 Sistem budidaya belum 0,046 3,29 0,1511
intensif dan tersebar
bangan kopi excelsa terletak pada cita rasa kopi
7 Akses terhadap lembaga 0,027 3,29 0,0887
unik atau specialty dengan skor yang sangat keuangan masih lemah
dominan (skor 0,6673) dan merupakan komoditas 8 Rendemen produk kecil, 0,031 2,57 0,0797
khas Kabupaten Jombang (skor 0,4643). Adapun 9 Tegakan kopi tua 0,026 2,86 0,0743
10 Masih terdapat persaingan 0,022 2,43 0,0534
kelemahan yang dimiliki, yaitu belum dikenalnya
antar kelompok petani
produk kopi excelsa oleh pasar (skor 0,3121) dalam Total (Faktor Strategis Internal) 1 3,2420
pengembangan komoditas ini. Kelemahan lain
yang cukup signifikan adalah peralatan pasca Tantangan terbesar yang harus dihadapi
panen masih terbatas dan proses pengeringan dalam mengembangkan kopi excelsa Jombang
masih dilakukan secara tradisional dengan skor berdasarkan penelitian di Tabel 3, yaitu persaingan
berturut 0,2949 dan 0,2760. dengan komoditas/produk kopi dari wilayah lain
Secara umum, total skor yang didapatkan yang lebih dahulu ada di pasaran (skor 0,4731).
dari analisis matriks IFE berada diatas 2,5, yaitu Rahardjo (2012) menyatakan bahwa jenis kopi
3,2420 yang berarti kondisi eksisting kopi Excelsa yang banyak disukai di pasaran komoditas adalah
Jombang dapat dikatakan cukup kuat dan relatif kopi arabika dan kopi robusta. Berbagai komoditas
mampu menggunakan kekuatan yang ada untuk dan produk turunan kopi arabika maupun robusta
mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. telah banyak terdapat di pasaran dengan brand
Faktor eksternal pengembangan kopi yang berbeda-beda seperti Arabika Gayo, Arabika
Excelsa Jombang dianalisis sebagaimana faktor Bali Kintamani, dan Arabika dan Robusta Toraja
internal dengan menggunakan matriks external (Thana, 2017). Skor analisis faktor eksternal sebesar
factor evaluation. Berdasarkan Tabel 3, potensi 3,0136 menunjukkan peluang yang dapat diguna-
komoditas dan produk kopi baik lokal maupun kan untuk menjawab tantangan atau ancaman
internasional yang cukup besar merupakan yang muncul dari pengembangan kopi Excelsa
peluang stakholders untuk menentukan langkah Jombang.
pengembangan kopi excelsa kedepan. Disamping Strategi pengembangan komoditas kopi
itu, perkembangan TI juga menjadi daya dukung Excelsa Jombang dilakukan dengan analisis
pengembangan kopi excelsa untuk ikut mengisi SWOT, di mana strategi ini dirumuskan ber-
potensi pasar. Oleh karena itu, menjadi hal yang dasarkan analisis faktor internal dan faktor
dapat dimaklumi jika kedua faktor internal eksternal yang telah dilakukan sebelumnya. Tabel
menjadi faktor signifikan dalam pengembangan 4 menunjukkan alternatif strategi yang merupa-
kopi excelsa dengan skor masing-masing 0,7980 kan kombinasi dari strategi SO, WO, ST, dan WT.
dan 0,8937.

SAIFULLAH ET AL Manajemen IKM


22 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa

Tabel 3. Matriks EFE strategi pengembangan Kopi pemasaran produk. Ketiga, kemudahan akses
Excelsa Kabupaten Jombang investasi untuk pengembangan industri hilir.
Bobot Rating Skor
Faktor Strategis Eksternal
(a) (b) (axb)
Keempat, pembangunan pusat usaha kopi yang
Peluang (Opportunity) terintegrasi.
1 Potensi pasar komoditas dan 0,266 3,00 0,7980 Strategi kelemahan dan peluang (WO) juga
produk Kopi cukup besar terdiri dari empat alternatif, yaitu pertama pening-
2 Perkembangan TI 0,272 3,29 0,8937
3 Adanya potensi investor 0,101 2,57 0,2597
katan produksi kopi dengan grade premium.
4 Dukungan pemerintah 0,078 2,71 0,2117 Kedua, pengadaan peralatan pasca panen. Ketiga,
daerah dan stakeholder terkait replanting kopi excelsa dengan menggunakan bibit
yang cukup kuat unggul. Keempat, optimalisasi BUMD pada aspek
Ancaman (Threats)
1 Adanya persaingan dengan 0,144 3,29 0,4731
pemasaran dan akses keuangan.
Kopi dari wilayah lain Strategi kekuatan dan ancaman (ST) dan
2 Masih beroperasinya 0,139 2,71 0,3773 strategi kelemahan dan ancaman (WT) masing-
tengkulak dan Pedagang masing memiliki satu dan dua alternatif, yaitu
besar dengan sistem tebas
habis.
memperkuat proses pendampingan terhadap
Total (Faktor Strategis Eksternal) 1 3,0136 petani dan kelompok tani untuk menghasilkan
produk kopi menurut standar dan berkemampuan
Strategi kekuatan dan peluang (SO) terdiri jual untuk strategi ST. Alternatif strategi WT yaitu
dari empat alternatif, yaitu pertama, percepatan pembentukan koperasi petani kopi dan pening-
sertifikasi Indeks Geografi (IG). Kedua, pening- katan pengetahuan petani kopi terkait SOP
katan promosi untuk mengembangkan akses produksi.

Tabel 4. Matriks SWOT strategi pengembangan Kopi Excelsa Kabupaten Jombang


PELUANG (Opportunity) ANCAMAN (Threats)
Faktor Eksternal 1. Potensi pasar komoditas dan produk kopi 1. Masih beroperasinya
yang cukup besar tengkulak dan pedagang
2. Dukungan pemerintah daerah dan besar dengan sistem tebas
stakeholder yang cukup kuat 2. Banyaknya produk kopi dari
Faktor Internal 3. Adanya potensi investor wilayah lain yang lebih
4. Perkembangan teknologi informasi dahulu berada di pasaran
KEKUATAN (Strengths) Strategi S-O Strategi S-T
1. Komoditas khas Kabupaten Jombang Prov 1. Percepatan sertifikasi Indeks Geografi Memperkuat proses pendam-
Jawa Timur (IG) Kopi Excelsa Jombang pingan terhadap petani dan
2. Cita rasa produk unik/specialty (S1,S2,O1,O2,O3) kelompok tani untuk meng-
3. Potensi lahan luas 2. Peningkatan promosi untuk hasilkan produk kopi sesuai
4. Jenis tanaman kopi yang adaptif dan tahan mengembangkan akses pemasaran dengan standar dan
penyakit produk (S1,S2,O1,O2,O3,O4) berkemampuan jual
5. Sudah terdapat SOP pengelolaan usaha 3. Kemudahan akses investasi bagi (S1,S2,S5,T1,T2)
(budidaya dan pasca panen) pengusaha lokal atau luar daerah untuk
pengembangan industri olahan kopi.
(S1,S2,S5,O2,O3)
4. Pembangunan pusat usaha kopi yang
terintegrasi (budidaya-pasca panen-
sarana edukasi) (S1,S3,S5,O1,O2)
KELEMAHAN (Weaknesses) Strategi W-O Strategi W-T
1. Produk belum terlalu dikenal di pasar 1. Peningkatan produksi kopi dengan grade 1. Pembentukan koperasi
2. Rendemen produk kecil. premium sehingga memiliki nilai jual yang petani kopi
3. Proses pengeringan masih tradisional lebih tinggi (W1,W2,O1,O2,O3) (W6,W7,W9,W10,T1,T2)
(tergantung alam) 2. Pengadaan peralatan pasca panen 2. Peningkatan pengetahuan
4. Peralatan pasca panen masih terbatas (bantuan atau investasi) sesuai dengan petani kopi terkait SOP
5. Tegakan (usia tanaman) kopi tua hasil assessment petani atau kelompok tani produksi dan nilai tambah
6. Pemasaran produk masih dilakukan (W3,W4,O2,O3) yang didapatkan (W8,T2)
secara mandiri oleh petani atau kelompok 3. Replanting kopi excelsa dengan
(daya tawar belum kuat) menggunakan bibit unggul
7. Masih terdapat persaingan antar kelom- (W5,W10,O2,O3)
pok petani 4. Optimalisasi BUMD untuk memperkuat
8. Belum semua petani menjalankan SOP aspek pemasaran dan akses keuangan
produksi kopi petani dengan pendekatan komoditas
9. Akses terhadap lembaga keuangan masih berjangka (W6,W7,W9,O2)
lemah
10. Sistem budidaya belum intensif dan ter-
sebar (tidak monokultur)

Vol. 16 No. 1 Februari 2021


Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa 23

Prioritas Strategi Pengembangan Kopi Excelsa jual dan pembentukan koperasi petani kopi
Kabupaten Jombang dengan skor sebesar 0,117.
Tahap lanjutan dalam penyusunan strategi
pengembangan kopi Excelsa jombang adalah Strategi Implementasi Pengembangan Kopi
penetapan prioritas strategi berdasarkan alternatif- Excelsa Kabupaten Jombang
alternatif yang telah didapatkan. Menurut Minesa Implementasi strategi mencakup pengem-
(2019), penentuan prioritas menjadi syarat awal bangan budaya yang mendukung strategi, pen-
penyusunan kegiatan dikarenakan kondisi keter- ciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarah-
batasan sumber daya yang dimiliki. Penentuan an kembali usaha pemasaran, penyiapan anggar-
prioritas strategi diharapkan mampu menjadikan an, pengembangan dan pemberdayaan sistem
produk dapat kompetitif dalam persaingan informasi (Wiradika, 2018). Berdasarkan prioritas
(Retnoningsih et al, 2016). strategi yang telah ditetapkan, maka dibuat
implementasi strategi yang dapat digunakan
Tabel 5. Alternatif strategi prioritas pengembangan secara praktis untuk pengembangan kopi Excelsa
Kopi Excelsa Jombang Jombang. Implementasi strategi ini mencakup
Skor
No Alternatif Strategi beberapa bidang yaitu sumber daya manusia
Prioritas
(SDM), operasional dan pemasaran.
1. Percepatan sertifikasi Indeks Geografi 0,135
(IG) Kopi Excelsa Jombang
Implementasi strategi bidang SDM pada
2. Peningkatan promosi untuk mengem- 0,122 pengembangan kopi Excelsa Jombang ditekankan
bangkan akses pemasaran produk pada penciptaan yang dapat menghasilkan produk
3. Memperkuat proses pendampingan 0,117 kopi sesuai standar dan berkemampuan jual.
terhadap petani dan kelompok tani Usaha yang dapat dilakukan adalah menyeleng-
untuk menghasilkan produk kopi sesuai garakan pendampingan teknik budidaya kopi
dengan standar dan berkemampuan jual yang baik (GAP) dan penanganan pasca panen
4. Pembentukan koperasi petani kopi 0,117
komoditas hingga siap diolah lebih lanjut. Di
5. Pembangunan pusat usaha kopi yang 0,092
samping itu, pendampingan juga diarahkan agar
terintegrasi (budidaya-pasca panen-
sarana edukasi)
petani memiliki pemahaman terkait penjagaan
6. Kemudahan akses investasi untuk 0,078 mutu kopi secara berkelanjutan. Aktor utama
pengembangan industri olahan kopi dalam proses pendampingan ini adalah instansi
7. Peningkatan produksi kopi dengan grade 0,078 pemerintah daerah yaitu Dinas Pertanian bekerja
premium sama dengan key stakeholders yang ada seperti
8. Replanting kopi excelsa dengan menggu- 0,076 kelompok dan asosiasi petani serta Puslitkoka
nakan bibit unggul setempat.
9. Peningkatan pengetahuan petani kopi 0,074
Implementasi bidang operasional pada
terkait SOP produksi dan nilai tambah
pengembangan kopi Excelsa Jombang memper-
yang didapatkan
10. Pengadaan peralatan pasca panen 0,056
hatikan struktur dan kelembagaan rantai pasok
(bantuan atau investasi) sesuai dengan kopi yang akan diterapkan oleh key stakeholders
hasil assessment petani atau kelompok tani pengembangan. Penerapan struktur dan kelem-
11. Optimalisasi BUMD untuk memperkuat 0,056 bagaan rantai pasok ini bertujuan untuk meng-
aspek pemasaran dan akses keuangan optimalkan peran stakeholders dengan pembagian/
petani dengan pendekatan komoditas spesialisasi tugas dalam rantai pasok. Petani dan
berjangka kelompok tani berperan dalam budidaya dan
penanganan pasca panen sebelum diolah lebih
Hasil analisis AHP terhadap alternatif lanjut. Koperasi dan asosiasi berperan dalam
strategi pengembangan kopi Excelsa Jombang pengolahan lanjutan dan pemasaran. Pemerintah
meliputi empat besar prioritas alternatif strategi. daerah dan instansi terkait memberikan fasilitasi
Pertama, percepatan sertifikasi IG kopi Excelsa pendampingan mutu, akses pasar dan keuangan.
Jombang (skor 0,135); Kedua, peningkatan promosi Implementasi bidang pemasaran dilakukan
produk untuk mengembangkan akses pemasaran untuk mengenalkan produk kopi Excelsa Jombang
produk (skor 0,122); Ketiga dan keempat adalah ke pasar. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
memperkuat proses pendampingan terhadap meliputi penguatan image komoditas specialty
petani dan kelompok tani untuk menghasilkan dengan adanya sertifikasi Indikasi Geografi (IG);
produk kopi menurut standar dan berkemampuan penyelenggaraan festival kopi untuk menarik

SAIFULLAH ET AL Manajemen IKM


24 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Excelsa

pasar lokal dan luar daerah; dan pemberdayaan [BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten
tokoh putra daerah sebagai duta kopi Excelsa Jombang Dalam Angka 2020. Jombang (ID):
Jombang. BPS [Internet]. [diunduh 2020 Jun 9];
Tersedia pada: https://jombangkab.bps.go.
KESIMPULAN id/publication/2020/02/28/4b42481cd518aa4f
3fd538ad/kabupaten-jombang-dalam-
Komoditas kopi Excelsa Jombang masih angka-2020--penyediaan-data-untuk-
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi perencanaan-pembangunan.html
komoditas unggulan Kabupaten Jombang, karena [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Komoditas
besarnya potensi kesesuaian wilayah (8.454,32 Ha), Unggulan Pertanian Provinsi Jawa Timur
dukungan stakeholders tingkat kabupaten dan 2016. Surabaya (ID): BPS [Internet]. [diun-
provinsi, dan keunggulan komparatif komoditas duh 2019 Des 20]; Tersedia pada: https://ja-
berdasarkan pendekatan location quotient. tim. bps.go.id/publication/2017/12/18/eaf1a-
Produk turunan kopi Excelsa Jombang yang 133b6700b3102f46452/komoditas-unggulan-
direkomendasikan untuk dikembangkan oleh key pertanian-provinsi-jawa-timur-2016.html
stakeholders berdasarkan pendekatan AHP adalah Dai, S.I.S., M.A. Asnawi. 2018. Analisis Pengem-
kopi bubuk (0,541). bangan Produk Turunan Kelapa Di Provinsi
Kondisi eksisting pengembangan kopi Gorontalo. Frontiers. 1(1): 17-26. P-ISSN:
Excelsa Jombang sesuai analisis faktor internal dan 2621-0991 E-ISSN: 2621-1009
eksternal menunjukkan kemampuan komoditas Minesa, P., H. Siregar & M. Manuwoto. 2019.
untuk mengatasi kelemahan dengan mengguna- Aplikasi Analytical Hierarchy Process
kan kekuatan (skor 3,2420) dan menjawab ancam- (AHP) Dalam Penentuan Skala Prioritas
an dengan menggunakan peluang yang ada (skor Penyelenggaraan Jalan Di Kecamatan Cibi-
3,0136). nong Kabupaten Bogor. Jurnal Manajemen
Alternatif strategi prioritas berdasarkan Pembangunan Daerah. 6(2): 34-50.
analisis AHP adalah percepatan sertifikasi IG kopi DOI:https://doi.org/10.29244/jurnal_
Excelsa Jombang (skor 0,135), peningkatan mpd.v6i2.25099
promosi produk untuk mengembangkan akses Mukaromah, S.M. 2015. Perkebunan Kopi Di
pemasaran produk (skor 0,122), memperkuat Jombang 1881-1930 [Tesis]. Surabaya (ID):
proses pendampingan terhadap petani dan Universitas Airlangga
kelompok tani untuk menghasilkan produk kopi Priyarsono, D.S., Sahara. 2007. Ekonomi Regional.
menurut standar dan berkemampuan jual (0,117), In: Dasar Ilmu Ekonomi Regional. Jakarta
serta pembentukan koperasi petani kopi (0,117). (ID): Universitas Terbuka, , pp. 1-35. ISBN
Strategi implementasi yang disusun untuk 9790111754
pengembangan komoditas kopi Excelsa Jombang Retnoningsih, F, I.O. Suryawardani, N. Parining.
adalah pendampingan GAP dan penanganan 2016. Pemilihan Prioritas Strategi Pemasaran
pasca panen kepada petani dan kelompok tani, Coklat Olahan Berdasarkan Metode
pembagian peran dan tugas stakeholder dalam Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di
rantai pasok komoditas, penguatan image dan Perusahaan Magic Chocolate, Kabupaten
posisi produk di pasar dengan sertifikasi IG, Gianyar, Provinsi Bali). Jurnal Agribisnis
pengadaan festival kopi, dan pemberdayaan tokoh dan Agrowisata. 5(1): 45-67 ISSN 2685-3809.
putra daerah sebagai duta kopi Excelsa Jombang. Thana, D.P. 2017. Strategi Pemasaran Kopi di
Kabupaten Tana Toraja [Tesis]. Makassar
(ID): Universitas Hasanuddin.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanto, D.R.Y., W.S. Utami. 2015. Evaluasi
Kesesuaian Pengembangan Kawasan Agro-
Bappeda Kab. Jombang. 2010. Implementasi
politan Untuk Komoditas Kopi Pada SKPP I
Rencana Induk Pengembangan Kawasan
Di Kabupaten Jombang. Swara Bhumi. 3(3):
Agropolitan pada Satuan Kawasan
278-291.
Pengembangan Pertanian I (SKPP I) I)
Wiradika, E. 2018. Implementasi Strategi Dari
dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan
Prespektif Sumberdaya Manusia, Pemasar-
Pertanian Terpadu Berbasis Rencana Tata
an, dan Operasional. Jurnal Ilmiah FEB. 6(1):
Ruang. Jombang (ID): Bappeda Kabupaten
1-12.
Jombang.

Vol. 16 No. 1 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai