2
ISSN : 2339-1510
Abstrak
Salah satu cara penentuan mutu kopi adalah dengan uji cita rasa. Konsumen menilai mutu kopi
pada saat meminum kopi tersebut. Penelitian ini bertujuan menyusun strategi pemasaran yang
diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng. Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja atau purposif dengan
pertimbangan bahwa di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu sumber
produk kopi arabika. Pengambilan responden dilakukan dengan cara purposif atau secarasengaja
sesuai dengan tingkat kebutuhan data. Responden yang dambil adalah responden yang ahli di
bidang pemeliharaan kopi maupun pemasarannya. Adapun analisa data yang digunakan adalah
dengan AHP (analytical hierarchy process). Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh yaitu
Strategi pemasaran yang diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng yaitu
pertama-tama menjaga ketersediaan bahan baku yang sesuai dengan permintaan pasar setelah itu
mendukung kemitraan petani dengan aktor pemasar kopi selanjutnya perbaikan sarana dan
prasarana pemasar setelah itu pemanfaatan teknologi informasi digunakan untuk memfasilitasi
jaringan pasar selanjutnya dilakukan strategi promosi dan prioritas trakhir yaitu penambahan
jumlah kedai kopi. Sedangkan penetapan prioritas berdasarkan kelas responden didapatkan hasil
bahwa kelas pedagang dan kelas birokrat, lebih memilih kemitraan sebagai prioritas utama,
sedangkan untuk kelas petani lebih memproritaskan menghasilkan bahan baku yang baik dan
kelas konsumen lebih peduli terhadap perbaikan sarana dan prasarana.
di tingkat desa dan kabupaten masih belum 2. Manfaat Praktis. Penelitian ini di harapkan
berkembang. Hal ini mungkin disebabkan karena akan memperluas wawasan untuk
kurangnya informasi pasar, untuk itu perlu adanya mengimplementasikan pengetahuan teoritis
pengamatan lingkungan untuk melihat peluang baru yang telah di peroleh penulis khususnya dalam
bagi masyarakat di Kabupaten Bantaeng. Peluang bidang pemasaran dalam kondisi nyata.
pemasaran adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan. Saat ini kopi merupakan METODE PENELITIAN
salah satu produk andalan perkebunan di Kabupaten
Bantaeng, hanya saja kopi yang dihasilkan di A. Jenis Penelitian
Bantaeng tidak dikelola di Bantaeng, melainkan
dijual ke Toraja atau ke Makassar, sehingga menjadi Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian
branding Kopi Toraja atau Kopi Makassar. Oleh ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis
karena itu kopi Arabika yang dihasilkan oleh penelitian yang hanya mendeskriptifkan atau
Kabupaten Bantaeng hendaknya diproduksi di menggambarkan variabel-variabel penelitian apa
Bantaeng dan dipasarkan di Kota Makassar. adanya tanpa melakukan rekayasa-rekayasalainnya.
Menurut Tjiptono (2008) promosi adalah suatu
bentuk komunikasi yang berusaha menyebarkan B. Fokus Penelitian
informasi, mempengaruhi, membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan Fokus penelitian ini adalah peneliti ingin
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan menenentukan prioritas pemasaran kopi arabika di
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang Kabupaten Bantaeng
bersangkutan.
Di Kabupaten Bantaeng pada umumnya kopi C. Definisi Operasional
Robusta panen hijau yang sudah dipecah kulitnya
(atau di-peco dalam bahasa Makassar) dihargai Rp Strategi pemasaran adalah rencana yang
4.000,00 per liter oleh pedagang pengumpul desa, menyeluruh terpadu dan menyatu di bidang
dan kopi Arabika dihargai Rp 6.500,00 per pemasaran yang memberikan panduan tentang
liter.Sementara, biji kopi dari panen merah dihargai kegiatan yang dijalankan untuk meningkatkan
Rp 5.000,00 per liter untuk jenis Robusta dan Rp penjualan kopi arabika Bantaeng.
6.500,00 per liter untuk Arabika.Perbedaan harga di AHP (Analitical Hierarki Process) adalah suatu
tingkat desa yang hanya Rp 1.000,00 per liter untuk alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk
jenis Robusta dan bahkan tidak ada perbedaan harga memecahkan suatu masalah dalam pengambilan
untuk jenis Arabika. Pada umumnya tidak ada keputusan
perbedaan spesifik untuk kopi jenis robusta dan Penentuan prioritas adalah suatu car yang
arabika yang ada di Bantaeng, baik dari segi harga digunakan untutk menentukan startegi pemasaran
maupun cara pemanenan. Hanya saja perbedaan yang kopiarabika dikabupaten Bantaeng.
paling signifikan antara kopi Robusta dan Arabika
yaitu dari segi tekstur dan rasa.Untuk kopi Arabika D. Teknik Pengumpulan Data
Bantaeng, biji kopi dominan lebih besar dibanding
biji kopi dari Enrekang dan Toraja, sedangkan untuk Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
aroma kopi Arabika sangat kuat dengan rasa yang penelitian ni adalah penelitian langsung dengan
cukup asam.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner yang dibagikan ke beberapa
strategi pemasaran yang diprioritaskan dalam responden yang ahli di bidang pemeliharaan kopi
menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng. maupun pemasarannya. Jumlah responden sebanyak
36 orang dari 3 kecamatan 1 kabupaten dan 1 Kota
B. Tujuan Penelitian Madya yang ditentukan yaitu kecamatan
Pattaneteang, Bonto Tappalang, Kayu Loe,
1. Menyusun strategi pemasaran yang Kabupaten Bantaeng dan Kota Makassar.
diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi
arabika Bantaeng E. Analisis Data
25
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510
masyarakat, (2) meningkatkan perolehan nilai tambah memperpendek jalurpemasaran.Selain itu dengan
bagi pelaku kemitraan, (3) meningkatkan pemerataan adanya sarana seperti alat pengolah kopi dapat
dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, (4) mempermudah petani dalam mengolah kopinya dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, juga dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan
wilayah dan nasional, (5) memperluas kesempatan petani. Hal ini sesuai dengan penelitian Ningrum
kerja dan (6) meningkatkan ketahanan ekonomi (2010) bahwa memiliki teknologi modern akan
nasional. memberi dampak positif dalam meningkatkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supriatna inovasi. Menggunakan teknologi juga akan
dan Drajat (2005) menyatakan bahwa kemitraan menguragi waktu kerja dan mempermudah dalam
pemasaran mampu meningkatkan kualitas kopi dan proses produksi, sehingga akan mempersingkat
juga efisensi pemasaran. Harga jual petani SL-PHT waktu kerja untuk satu produk dan dapat melakukan
peserta kemitraan meningkat sebanyak 13,1 persen, proses terhadap produk yang lainya.
yaitu dari Rp. 8.550,- (saluran tradisional) menjadi Sitanggang dan sembiring (2013) menyatakan
Rp. 9.670,- (saluran kemitraan). Manfaat lain dari bahwa kekutan yang dimiliki kopi dari Kabupaten
kemitraan terutama kinerja kelompok tani menjadi Dairi yaitu lokasi pengembangan kopi dekat dengan
lebih baik mencakup kegiatan penyuluhan Ibukota Propinsi sebagai pintu masuk pasar ekspor
penyediaan modal kelompok dan terbentuknya Kabupaten Dairi diukur dari ibukotanya yaitu
agroindustri pengolahan kopi skala rumah tangga. Sidikalang hanya berjarak kurang lebih 150 km
Faktor kunci keberhasilan adalah peningkatan mutu dengan ibukota propinsi yaitu Medan. Selain itu
kopi dalam kemitraan harus dibarengi dengan kondisi jalan yang relatif bagus antara Sidikalang dan
pemberian insentif mutu, penyederhanaan saluran Medan juga mendukung terbukanya pintu ekspor
pemasaran dan perlu adanya fungsi mediasi lembaga bagi komoditas kopi Kabupaten Dairi. . Akses
pemasaran seperti PUSKUD.Kasus kemitraan Transportasi Secara umum, jalur transportasi dalam
pemasaran kopi dapat dijadikan contoh Kabupaten Dairi dapat digunakan dengan baik, mulai
disebarluaskan ke daerah produsen kopi lainnya. dari jalan antar desa maupun antar kecamatan.Hal ini
Selanjutnya ditambahkan oleh penelitian Kesuma dapat mempermudah kegiatan mobilitas penduduk
dkk (2014) menyatakan bahwa kemitraan yang dan hasil produksi kopi.Demikian juga jalur
terjalin antara pemerintah, BUMN pelaksana dan transportasi antar Kabupaten Dairi dengan Kabupaten
masyarakat melalui Program kemitraan GP3K di lainnnya telah memadai dan dapat digunakan dengan
DesaTulungrejo Kecamatan Ngantang Kabupaten baik.
Malang telah memberikan berbagai dampak positif. Strategi prioritas yang keempat yaitu tekhnologi
Dengan adanya program kemitraan GP3K ini, banyak informasi digunakan untuk memfasilitasi jaringan
manfaat yang diperoleh oleh setiap aktor pelaksana, pemasaran. Dengan adanya tekhnologi informasi
mulai dari petani dengan meningkatnya kesejahteraan akan mempermudah petani dalam mendapatkan
melalui produksi pertanian yang bertambah, PT. infotentang harga kopi dan kemana mereka harus
Pertani (Persero) dengan keuntungan penjualan yang menjual kopi dan dengan begitu dapat membantu
meningkat, hingga pemerintah karena manghambat meningkatkan pemasaran kopi. Hal ini sesuai dengan
proses usaha tani, hingga masalah pengembalian penelitian Setiani (2012) menyatakan bahwa
biaya garap oleh petani yang sering terlambat. Kemajuan teknologi di web membuat bisnis lebih
Sehingga dari kesimpulan tersebut penulis mudah untuk menempatkan iklan untuk target pasar.
memberikan saran diantaranya melalui penambahan Mengikuti perkembangan cara terbaru untuk
jumlah petugas penyuluh lapangan, baik dari pihak memperoleh pelanggan dan
PT. Pertani maupun Dinas Pertanian, peningkatan mengimplementasikannya dengan memastikan bahwa
kualitas pembibingan dari aparatur desa melalui solusi e-commerce akan meningkatkan keuntungan,
Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), Kaur memaksimalkan kontak bisnis, dan menjaga pemilik
bidang pertanian dan irigasi, serta peningkatan usaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan
partisipasi dari tiap-tiap kelompok tani khususnya menarik perhatian pelanggan. Selanjutnya
dalam mengelola usaha tani dan implementasi ditambahkan oleh Sitanggang dan sembiring (2013)
Program GP3K. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
Strategi prioritas yang ketiga yaitu Perbaikan memungkinkan aksesibilitas yang lebih baik bagi
sarana dan prasarana pemasar kopi. Saat ini masih petani dan pelaku usaha kopi Kabupaten Dairi untuk
ada beberapa daerah di Kabupaten Bantaeng yang dapat memperoleh informasi yang seluas-luasnya
memiliki akses jalan yang kurang baik seperti jalanan guna meningkatkan produksi dan agribisnis
yang masih berlubang dan belum di aspal, yang dapat kopi.Perkembangan teknologi tersebut seperti
menghambat proses penjualan kopi. Disamping itu munculnya telepon genggam serta internet.Petani
petani-petani kopi arabika Bantaeng masih sangat kopi dapat menggunakan telepon genggam untuk
kekurangan alat pengolah kopi sehingga mereka berkomunikasi lebih mudah dengan rekan usaha
harus membawa kopi mereka ke ibu kota kecamatan seperti pedagang pengumpul. Sementara internet
untuk mengolahnya sebelum dijual. Dengan dapat digunakan untuk memperoleh informasi
dilakukannya perbaikan sarana dan prasarana dapat tentang inovasi-inovasi pertanian dan tips-
mempercepat aliran barang ke konsumen, sehingga tipspertanian guna meningkatkan hasil produksinya
27
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510
Strategi prioritas yang kelima yaitu peningkatan tingkat penggunaan produk, strategi perluasan pasar
strategi promosi. Saat ini, kopi arabika Bantaeng intensif dan integrasi vertical.Analisis regrei dalam
belum menerapkan strategi promosi, hanya saja rangka mengevaluasi efektifitas bauran pemasran PT.
konsumen tau tentang kopi arabika Banateng hanya Tirta Megah Cendana menunjukkn bahwa bauran
dari mulut ke mulut padahal dengan melakukan pemasaran ayang dilaksanakan cukup efektif namun
promosi konsumen akan tau tentang produk kita dan kurang efisien.
akan berniat untuk membelinya. Hal ini sesuai Hasil penelitian Moghar (2012) mengenai
dengan penelitian Pujiyanto (2003) menyatakan kombinasi VIKOR dan Fuzzy AHP terhadap strategi
bahwa Di era perdagangan bebas merupakan masa pemsaran menunjukkan bahwa paling strategi penting
persaingan produsen dalam memasarkan adalah strategi Segmentasi. Penelitian ini
produknya.Produsen menginginkan pada era tersebut menggunakan integrasi Vikor dan AHP fuzzy dalam
produknya dapat diterima masyarakat secara bidang pemasaran. Sebagai arah masa depan, metode
luas.Agar produknya sampai ke konsumen maka pengambilan keputusan lainnya seperti ELECTRE,
perlu informasi yang jelas melalui media periklanan. GTMA dan PC-TOPSIS dapat digunakan di daerah
Kejelasan informasi pada segmen pasar terhadap tersebut. Selanjutnya ditambahkan penelitian yang
produk yang diiklankan akan menghasilkan dilakukan Wickramasinghe dan Takano (2009) hasil
tanggapan positif dari konsumen yang tentunya akan penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi
mendapatkan keuntungan bagi produsen. proaktif dan strategi isolasi dengan efektif pemasaran
Siwi (2005) menyatakan bahwa Informasi media strategi promosi yang strategi terbaik yang bisa
periklanan yang lancar dan mudah dipahami oleh dilaksanakan untuk meningkatkan pariwisata.
masyarakat (konsumen) akan memberikan tanggapan
yang positif bagi konsumen. Informasi yang jelas Prioritas Utama Strategi Pemasaran Kopi
secara visual maupun verbal dan tidak menyinggung Arabika Bantaeng berdasarkan Kelas Responden
perasaan konsumen akan menguntungkan dipihak
produsen. Harapan positif di hati masyarakat Hasil dari penyelesaian manipulasi matriks rata-
merupakan tujuan utama produsen dalam rata kriteria beserta seluruh nila bobot yang diperoleh
menawarkan produknya, sehingga bisa diterima di dapat disusun hierarki Tabel 2 sebagai berikut :
pasaran. Berbagai cara produsen dalam
mempromosikan produknya melalui periklanan Tabel 2. Prioritas Utama Strategi Pemasaran
diharapkan mendapatkan citra positif konsumen. Kopi Arabika Bantaeng berdasarkan Kelas
Strategi prioritas yang terakhir yaitu penambahan Responden
kedai kopi. Untuk penambahan kedai kopi belum Kelas Responden Prioritas Utama Strategi
terlalu penting dikarenakan stok bahan baku kopi Pemasaran
arabika Bantaeng yang masih perlu diperbaiki. Akan Birokrat Mendukung kemitraan petani
tetap penambahan kedai kopi juga berpengaruh dengan actor pemasar kopi
terhadap strategi pemasaran. Hal ini sesuai dengan Konsumen Perbaikan sarana dan prasarana
penelitian Arifianti (2009) menyatakan bahwa Petani pemasar kopi
dampak diberlakukannya strategi bauran produk Menjaga ketersediaan bahan
adalah dapat meningkatkan laba perubahan, dengan baku yang sesuai dengan
kata lain dapat meningkatkan volume penjualan suatu permintaan pasar
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
Pedagang Mendukung kemitraan petani
dilihat pengaruh strategi bauran produk dengan dengan actor pemasar kopi
volume penjualan sangat erat sekali. Dengan
Sumber: Data Primer yang Telah diolah, 2016
melaksanakan strategi bauran produk yang sesuai
dalam menghadapi lingkungan yang berubah-ubah
Pada analisa responden perkelas ternyata masing-
(baik lingkungan eksternal maupun lingkungan
masing kelas memiliki prioritas utama strategi
internal), maka perusahaan akan dapat mengatasi
pemasaran kopi di Bantaeng. Tabel 2 menunjukkan
segala macam rintangan atau hambatan yang
bahwa kelas pedagang dan kelas birokrat, lebih
dihadapi. Selain itu juga perusahaan akan
memilih kemitraan sebagai prioritas utama,
memperoleh volume penjualan produk yang
sedangkan untuk kelas petani lebih memproritaskan
menguntungkan karena penyesuaian yang dilakukan
menghasilkan bahan baku yang baik dan kelas
perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen atau
konsumen lebih peduli terhadap perbaikan sarana dan
pelanggan. Hal ini akan menambah jumlah pelanggan
prasarana. Hal ini terjadi karena latar belakang
atau konsumen sehingga laba atau keuntungan
keseharian mereka yang berbeda-beda.Oleh karena
perusahaan akan naik dan tingkat volume penjualan
itu untuk mendukung pemasaran kopi Arabika
perusahaan akan meningkat.
Bantaeng perlu ada kesepakatan pembagian peran
Soewarso (1996) menyatakan bahwa strategi
dari masing-masing pelaku.
alternative yang dikembangkan adalah strategi
investasi atau pertumbuhan.Implementasi dari
strategi pertumbuhan ini adalah penerapan strategi
konsentrasi dengan menekankan pada peningkatan
28
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510
30