Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No.

2
ISSN : 2339-1510

PENENTUAN PRIORITAS STRATEGI PEMASARAN


KOPI ARABIKA (COFFEA ARABICA) DI KABUPATEN BANTAENG DENGAN
METODE AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS)

The Determination Of Priorities Of Coffea Arabica Marketing Strategies In BantaengRegency


With The Methods AHP (Analitycal Hierarchy Process)

Andi Rizkiyah Hasbi1


1)
Email: andirizkiyah@stiem.ac.id
1
) Program Studi Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo

Abstrak

Salah satu cara penentuan mutu kopi adalah dengan uji cita rasa. Konsumen menilai mutu kopi
pada saat meminum kopi tersebut. Penelitian ini bertujuan menyusun strategi pemasaran yang
diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng. Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Bantaeng. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja atau purposif dengan
pertimbangan bahwa di Sulawesi Selatan, Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu sumber
produk kopi arabika. Pengambilan responden dilakukan dengan cara purposif atau secarasengaja
sesuai dengan tingkat kebutuhan data. Responden yang dambil adalah responden yang ahli di
bidang pemeliharaan kopi maupun pemasarannya. Adapun analisa data yang digunakan adalah
dengan AHP (analytical hierarchy process). Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh yaitu
Strategi pemasaran yang diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng yaitu
pertama-tama menjaga ketersediaan bahan baku yang sesuai dengan permintaan pasar setelah itu
mendukung kemitraan petani dengan aktor pemasar kopi selanjutnya perbaikan sarana dan
prasarana pemasar setelah itu pemanfaatan teknologi informasi digunakan untuk memfasilitasi
jaringan pasar selanjutnya dilakukan strategi promosi dan prioritas trakhir yaitu penambahan
jumlah kedai kopi. Sedangkan penetapan prioritas berdasarkan kelas responden didapatkan hasil
bahwa kelas pedagang dan kelas birokrat, lebih memilih kemitraan sebagai prioritas utama,
sedangkan untuk kelas petani lebih memproritaskan menghasilkan bahan baku yang baik dan
kelas konsumen lebih peduli terhadap perbaikan sarana dan prasarana.

Kata kunci : Kopi arabika; AHP; Kemitraan; Promosi; Kedai kopi.

akan berpengaruh langsung pada hasil kebun.


PENDAHULUAN Mengingat belum banyak jenis kopi Arabika yang
tahan akan penyakit karat daun, dianjurkan
A. Latar Belakang penanaman kopi Arabika tidak di daerah-daerah di
bawah ketinggian 800 m dpl (Sihombing, 2011).
Tanaman kopi arabika dikembangkan di daerah Biji kopi mengandung kafein yang dapat
beriklim subtropis dengan ketinggian 700-1700 meter merangsang kerja jantung dan otak sehingga sebagian
di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 16-20° orang tidak tahan minum kopi. Untuk mengatasi hal
C. Buah kopi arabika umumnya akan matang setelah tersebut dan dalam rangka meningkatkan konsumsi
8 bulan dari saat pembuahan (Siswoputro, 1993). kopi dunia, telah ditemukan cara pengolahan biji kopi
yang dapat menghilangkan kandungan kafein tanpa
Kopi Arabika merupakan jenis kopi tertua yang
mengurangi aroma dan rasa khas kopi. Hasilnya
dikenal dan dibudidayakan di dunia dengan varietas-
adalah minuman kopi yang harum, nikmat dan tidak
varietasnya. Kopi Arabika menghendaki iklim
merangsang (Najiati & Danarti, 2007).
subtropik dengan bulan-bulan kering untuk
Potensi kebun Kopi Kabupaten Bantaeng dapat
pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi Arabika
dikembangkan seiring dengan meningkatnya
cocok dikembangkan di daerah-daerah dengan
permintaan pasar. Salah satu aspek yang perlu
ketinggian antara 800-1500 m di atas permukaan laut
dikembangkan adalah aspek ekonomi dalam
dan dengan suhu rata-rata 15-24ºC. Pada suhu 25ºC
pengembangan pasar, di mana pengembangan pasar
kegiatan fotosintesis tumbuhannya akan menurun dan
24
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

di tingkat desa dan kabupaten masih belum 2. Manfaat Praktis. Penelitian ini di harapkan
berkembang. Hal ini mungkin disebabkan karena akan memperluas wawasan untuk
kurangnya informasi pasar, untuk itu perlu adanya mengimplementasikan pengetahuan teoritis
pengamatan lingkungan untuk melihat peluang baru yang telah di peroleh penulis khususnya dalam
bagi masyarakat di Kabupaten Bantaeng. Peluang bidang pemasaran dalam kondisi nyata.
pemasaran adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan. Saat ini kopi merupakan METODE PENELITIAN
salah satu produk andalan perkebunan di Kabupaten
Bantaeng, hanya saja kopi yang dihasilkan di A. Jenis Penelitian
Bantaeng tidak dikelola di Bantaeng, melainkan
dijual ke Toraja atau ke Makassar, sehingga menjadi Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian
branding Kopi Toraja atau Kopi Makassar. Oleh ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis
karena itu kopi Arabika yang dihasilkan oleh penelitian yang hanya mendeskriptifkan atau
Kabupaten Bantaeng hendaknya diproduksi di menggambarkan variabel-variabel penelitian apa
Bantaeng dan dipasarkan di Kota Makassar. adanya tanpa melakukan rekayasa-rekayasalainnya.
Menurut Tjiptono (2008) promosi adalah suatu
bentuk komunikasi yang berusaha menyebarkan B. Fokus Penelitian
informasi, mempengaruhi, membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan Fokus penelitian ini adalah peneliti ingin
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan menenentukan prioritas pemasaran kopi arabika di
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang Kabupaten Bantaeng
bersangkutan.
Di Kabupaten Bantaeng pada umumnya kopi C. Definisi Operasional
Robusta panen hijau yang sudah dipecah kulitnya
(atau di-peco dalam bahasa Makassar) dihargai Rp Strategi pemasaran adalah rencana yang
4.000,00 per liter oleh pedagang pengumpul desa, menyeluruh terpadu dan menyatu di bidang
dan kopi Arabika dihargai Rp 6.500,00 per pemasaran yang memberikan panduan tentang
liter.Sementara, biji kopi dari panen merah dihargai kegiatan yang dijalankan untuk meningkatkan
Rp 5.000,00 per liter untuk jenis Robusta dan Rp penjualan kopi arabika Bantaeng.
6.500,00 per liter untuk Arabika.Perbedaan harga di AHP (Analitical Hierarki Process) adalah suatu
tingkat desa yang hanya Rp 1.000,00 per liter untuk alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk
jenis Robusta dan bahkan tidak ada perbedaan harga memecahkan suatu masalah dalam pengambilan
untuk jenis Arabika. Pada umumnya tidak ada keputusan
perbedaan spesifik untuk kopi jenis robusta dan Penentuan prioritas adalah suatu car yang
arabika yang ada di Bantaeng, baik dari segi harga digunakan untutk menentukan startegi pemasaran
maupun cara pemanenan. Hanya saja perbedaan yang kopiarabika dikabupaten Bantaeng.
paling signifikan antara kopi Robusta dan Arabika
yaitu dari segi tekstur dan rasa.Untuk kopi Arabika D. Teknik Pengumpulan Data
Bantaeng, biji kopi dominan lebih besar dibanding
biji kopi dari Enrekang dan Toraja, sedangkan untuk Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
aroma kopi Arabika sangat kuat dengan rasa yang penelitian ni adalah penelitian langsung dengan
cukup asam.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu menggunakan kuisioner yang dibagikan ke beberapa
strategi pemasaran yang diprioritaskan dalam responden yang ahli di bidang pemeliharaan kopi
menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng. maupun pemasarannya. Jumlah responden sebanyak
36 orang dari 3 kecamatan 1 kabupaten dan 1 Kota
B. Tujuan Penelitian Madya yang ditentukan yaitu kecamatan
Pattaneteang, Bonto Tappalang, Kayu Loe,
1. Menyusun strategi pemasaran yang Kabupaten Bantaeng dan Kota Makassar.
diprioritaskan dalam menjalankan usaha kopi
arabika Bantaeng E. Analisis Data

C. Manfaat Penelitian Adapun analisa data yang digunakan adalah


dengan menggunakan analisis AHP (analytical
Manfaat yang akan di berikan dengan adanya hierarchy process) akan berfungsi sebagai alat untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut: menentukan strategi mana yang harus diprioritaskan
1. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan oleh usaha kopi Bantaeng untuk menunjang kegiatan
dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi pemasarannya.
perusahaan, yaitu mampu menenentukan
prioritas pemasaran kopi arabika di Kabupaten
Bantaeng

25
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

HASIL DAN PEMBAHASAN pemasaran kopi arabika Bantaeng juga memiliki


strategi produk dengan berbagai upaya untuk
Prioritas Strategi Pemasaran Kopi Arabika di memperbesar keuntungan yang diterima. Strategi
Kabupaten Bantaeng utama yang dilakukan pedagang pengumpul desa dan
pedagang pengumpul besar adalah mengumpulkan
Hasil dari penyelesaian manipulasi matriks rata- kopi sebanyak-banyaknya dengan berbagai variasi
rata kriteria beserta seluruh nila bobot yang diperoleh kualitas dan melakukan sortiran terhadap kopi-kopi
dapat disusun hierarki Tabel 1 sebagai berikut : yang berkualitas karena jika kopi disortir maka harga
akan semakin tinggi, selain itu pedagang pengumpul
Tabel 1. Grand Strategi Pemasaran Kopi Arabika
juga mengolah biji kopi yang tidak diolah oleh petani
Bantaeng
kopi untuk menambah nilai jual dari kopi tersebut.
No Grand strategy Ranking
Nurhasanah (2006) menyatakan bahwa strategi
strategi
pemasaran melalui penentuan prioritas adalah
prioritas
perusahaan harus menjaga produksinya agar dapat
1 Penambahan jumlah kedai kopi 6
selalu menyediakan produknya setiap saat konsumen
2 Peningkatan strategi promosi 5
meminta. Dengan kata lain, perusahaan harus
3 Menjaga ketersediaan bahan 1 menjaga ketersediaan produk dan kualitas produk,
baku yang sesuai dengan sehingga perusahaan tidak membiarkan
permintaan pasar konsumennya meninggalkan produknya karena
4 Mendukung kemitraan petani 2 produk pesaing lebih mudah diperoleh
dengan actor pemasar kopi ketersediaannya. Selanjutnya ditambahkan oleh
5 Tekhnologi informasi digunakan 4 penelitian Pujiastuti (2008) mengenai Analisis
untuk memfasilitasi jaringan Kebijakan Perusahaan Dalam Pengendalian
pemasar Persediaan Bahan Baku di PT X menyatakan bahwa
6 Perbaikan sarana dan prasarana 3 aktivitas produksi yang dilakukan PT X terdiri atas
pemasar kopi tiga bagian yaitu pengadaan bahan baku, produksi
Sumber: Data Primer yang Telah diolah, 2016 dan distribusi ke distributor. Aktivitas produksi dan
Prioritas strategi yang disarankan disusun distribusi barudapat dilakukan setelah perusahaan
berdasarkan urutan pertama dengan nilai rangking mendapatkan permintaan dari konsumen, sedangkan
tertinggi sampai dengan urutan terakhir yaitu pertama pengadaan bahan baku dapat dilakukan tanpa harus
menjaga ketersediaan bahan baku yang sesuai dengan menunggu permintaan dari konsumen. Dengan
permintaan pasar. Bahan baku merupakan faktor demikian decoupling point pada PT X terletak pada
yang paling berpengaruh dalam proses pemasaran, aktivitas pengadaan bahan baku.
selanjutnya mendukung kemitraanpetani dengan Sagita dan Hidayati (2013) menyatakan bahwa
aktor pemasar kopi kemudian perbaikan sarana dan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan
prasarana pemasar kopi, setelah itu memanfaatkan pangsa pasar dalam kondisi persaingan ketat, maka
tekhnologi informasi digunakan untuk memfasilitasi produktivitas perlu ditingkatkan sehingga harga
jaringan pemasar, selanjutnya peningkatan strategi relatif kopi menjadi lebih murah dan pada akhirnya
promosi dan terakhir penambahan jumlah kedai kopi. daya saing ekspor kopi Indonesia dapat meningkat.
Adapun yang menjadi prioritas pertama dalam Selain itu, perlu diimbangi dengan adanya upaya
pemasaran kopi arabika Bantaeng yaitu menjaga perbaikan kualitas (mutu) kopi agar sesuai dengan
ketersediaan bahan baku yang sesuai dengan preferensi konsumen dunia. 2. Pemerintah dan swasta
permintaan pasar. Ketersediaan bahan baku kopi hendaknya bekerjasama secara proaktif untuk
merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan memantau perkembangan perkopian dunia dan juga
dalam proses pemasaran agar senantiasa mampu berupaya lebih keras untuk meningkatkan konsumsi
memenuhi permintaan konsumen. Hal ini sesuai kopi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan
dengan pendapat Assauri (1999) bahwa pengendalian terhadap pasar ekspor serta medorong petani agar
persediaan bahan baku merupakan suatu kegiatan terlibat dalam program peningkatan kualitas kopi
untuk menentukan tingkat dan komposisi daripada seperti teknologi pembibitan, budidaya dan
persediaan, parts, bahan baku dan barang hasil sosialisasi petik merah.
produksi sehingga perusahaan dapat melindungi Strategi prioritas yang kedua adalah mendukung
kelancaran produksi dengan efektif dan efisien. kemitraan petani dengan aktor pemasar kopi.Dengan
Selain menjaga ketersediaan bahan baku, petani adanya kemitraan petani dengan pihak pemerintah
maupun pedagang pengumpul harus memperhatikan maupun pihak swasta dapat meningkatkan
kualitas dari kopi Arabika Bantaeng, dimana dalam pendapatan petani maupun pedagang. Dengan ada
proses pemetikan biji kopi harusdiperhatiakan cara kemitraan dapat mempermudah proses pemasaran
memetiknya agar kualitas yang dihasilkan lebih baik. dari hulu ke hilir. Hal ini sesuai dengan pendapat
Selanjutnya, proses pemisahan antara biji hijau dan Hafsah (1999) menyatakan bahwa tujuan ideal
biji merah, karena bila dipisahkan harganya jauh kemitraan yang ingindicapai dalam pelaksanaan
lebih berbeda dan lebih untung hasilnya. Sementara kemitraan secara lebih konkret yaitu (1)
itu lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses meningkatkan pendapatan usaha kecil dan
26
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

masyarakat, (2) meningkatkan perolehan nilai tambah memperpendek jalurpemasaran.Selain itu dengan
bagi pelaku kemitraan, (3) meningkatkan pemerataan adanya sarana seperti alat pengolah kopi dapat
dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, (4) mempermudah petani dalam mengolah kopinya dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi perdesaan, juga dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan
wilayah dan nasional, (5) memperluas kesempatan petani. Hal ini sesuai dengan penelitian Ningrum
kerja dan (6) meningkatkan ketahanan ekonomi (2010) bahwa memiliki teknologi modern akan
nasional. memberi dampak positif dalam meningkatkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Supriatna inovasi. Menggunakan teknologi juga akan
dan Drajat (2005) menyatakan bahwa kemitraan menguragi waktu kerja dan mempermudah dalam
pemasaran mampu meningkatkan kualitas kopi dan proses produksi, sehingga akan mempersingkat
juga efisensi pemasaran. Harga jual petani SL-PHT waktu kerja untuk satu produk dan dapat melakukan
peserta kemitraan meningkat sebanyak 13,1 persen, proses terhadap produk yang lainya.
yaitu dari Rp. 8.550,- (saluran tradisional) menjadi Sitanggang dan sembiring (2013) menyatakan
Rp. 9.670,- (saluran kemitraan). Manfaat lain dari bahwa kekutan yang dimiliki kopi dari Kabupaten
kemitraan terutama kinerja kelompok tani menjadi Dairi yaitu lokasi pengembangan kopi dekat dengan
lebih baik mencakup kegiatan penyuluhan Ibukota Propinsi sebagai pintu masuk pasar ekspor
penyediaan modal kelompok dan terbentuknya Kabupaten Dairi diukur dari ibukotanya yaitu
agroindustri pengolahan kopi skala rumah tangga. Sidikalang hanya berjarak kurang lebih 150 km
Faktor kunci keberhasilan adalah peningkatan mutu dengan ibukota propinsi yaitu Medan. Selain itu
kopi dalam kemitraan harus dibarengi dengan kondisi jalan yang relatif bagus antara Sidikalang dan
pemberian insentif mutu, penyederhanaan saluran Medan juga mendukung terbukanya pintu ekspor
pemasaran dan perlu adanya fungsi mediasi lembaga bagi komoditas kopi Kabupaten Dairi. . Akses
pemasaran seperti PUSKUD.Kasus kemitraan Transportasi Secara umum, jalur transportasi dalam
pemasaran kopi dapat dijadikan contoh Kabupaten Dairi dapat digunakan dengan baik, mulai
disebarluaskan ke daerah produsen kopi lainnya. dari jalan antar desa maupun antar kecamatan.Hal ini
Selanjutnya ditambahkan oleh penelitian Kesuma dapat mempermudah kegiatan mobilitas penduduk
dkk (2014) menyatakan bahwa kemitraan yang dan hasil produksi kopi.Demikian juga jalur
terjalin antara pemerintah, BUMN pelaksana dan transportasi antar Kabupaten Dairi dengan Kabupaten
masyarakat melalui Program kemitraan GP3K di lainnnya telah memadai dan dapat digunakan dengan
DesaTulungrejo Kecamatan Ngantang Kabupaten baik.
Malang telah memberikan berbagai dampak positif. Strategi prioritas yang keempat yaitu tekhnologi
Dengan adanya program kemitraan GP3K ini, banyak informasi digunakan untuk memfasilitasi jaringan
manfaat yang diperoleh oleh setiap aktor pelaksana, pemasaran. Dengan adanya tekhnologi informasi
mulai dari petani dengan meningkatnya kesejahteraan akan mempermudah petani dalam mendapatkan
melalui produksi pertanian yang bertambah, PT. infotentang harga kopi dan kemana mereka harus
Pertani (Persero) dengan keuntungan penjualan yang menjual kopi dan dengan begitu dapat membantu
meningkat, hingga pemerintah karena manghambat meningkatkan pemasaran kopi. Hal ini sesuai dengan
proses usaha tani, hingga masalah pengembalian penelitian Setiani (2012) menyatakan bahwa
biaya garap oleh petani yang sering terlambat. Kemajuan teknologi di web membuat bisnis lebih
Sehingga dari kesimpulan tersebut penulis mudah untuk menempatkan iklan untuk target pasar.
memberikan saran diantaranya melalui penambahan Mengikuti perkembangan cara terbaru untuk
jumlah petugas penyuluh lapangan, baik dari pihak memperoleh pelanggan dan
PT. Pertani maupun Dinas Pertanian, peningkatan mengimplementasikannya dengan memastikan bahwa
kualitas pembibingan dari aparatur desa melalui solusi e-commerce akan meningkatkan keuntungan,
Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), Kaur memaksimalkan kontak bisnis, dan menjaga pemilik
bidang pertanian dan irigasi, serta peningkatan usaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan
partisipasi dari tiap-tiap kelompok tani khususnya menarik perhatian pelanggan. Selanjutnya
dalam mengelola usaha tani dan implementasi ditambahkan oleh Sitanggang dan sembiring (2013)
Program GP3K. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
Strategi prioritas yang ketiga yaitu Perbaikan memungkinkan aksesibilitas yang lebih baik bagi
sarana dan prasarana pemasar kopi. Saat ini masih petani dan pelaku usaha kopi Kabupaten Dairi untuk
ada beberapa daerah di Kabupaten Bantaeng yang dapat memperoleh informasi yang seluas-luasnya
memiliki akses jalan yang kurang baik seperti jalanan guna meningkatkan produksi dan agribisnis
yang masih berlubang dan belum di aspal, yang dapat kopi.Perkembangan teknologi tersebut seperti
menghambat proses penjualan kopi. Disamping itu munculnya telepon genggam serta internet.Petani
petani-petani kopi arabika Bantaeng masih sangat kopi dapat menggunakan telepon genggam untuk
kekurangan alat pengolah kopi sehingga mereka berkomunikasi lebih mudah dengan rekan usaha
harus membawa kopi mereka ke ibu kota kecamatan seperti pedagang pengumpul. Sementara internet
untuk mengolahnya sebelum dijual. Dengan dapat digunakan untuk memperoleh informasi
dilakukannya perbaikan sarana dan prasarana dapat tentang inovasi-inovasi pertanian dan tips-
mempercepat aliran barang ke konsumen, sehingga tipspertanian guna meningkatkan hasil produksinya
27
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

Strategi prioritas yang kelima yaitu peningkatan tingkat penggunaan produk, strategi perluasan pasar
strategi promosi. Saat ini, kopi arabika Bantaeng intensif dan integrasi vertical.Analisis regrei dalam
belum menerapkan strategi promosi, hanya saja rangka mengevaluasi efektifitas bauran pemasran PT.
konsumen tau tentang kopi arabika Banateng hanya Tirta Megah Cendana menunjukkn bahwa bauran
dari mulut ke mulut padahal dengan melakukan pemasaran ayang dilaksanakan cukup efektif namun
promosi konsumen akan tau tentang produk kita dan kurang efisien.
akan berniat untuk membelinya. Hal ini sesuai Hasil penelitian Moghar (2012) mengenai
dengan penelitian Pujiyanto (2003) menyatakan kombinasi VIKOR dan Fuzzy AHP terhadap strategi
bahwa Di era perdagangan bebas merupakan masa pemsaran menunjukkan bahwa paling strategi penting
persaingan produsen dalam memasarkan adalah strategi Segmentasi. Penelitian ini
produknya.Produsen menginginkan pada era tersebut menggunakan integrasi Vikor dan AHP fuzzy dalam
produknya dapat diterima masyarakat secara bidang pemasaran. Sebagai arah masa depan, metode
luas.Agar produknya sampai ke konsumen maka pengambilan keputusan lainnya seperti ELECTRE,
perlu informasi yang jelas melalui media periklanan. GTMA dan PC-TOPSIS dapat digunakan di daerah
Kejelasan informasi pada segmen pasar terhadap tersebut. Selanjutnya ditambahkan penelitian yang
produk yang diiklankan akan menghasilkan dilakukan Wickramasinghe dan Takano (2009) hasil
tanggapan positif dari konsumen yang tentunya akan penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi
mendapatkan keuntungan bagi produsen. proaktif dan strategi isolasi dengan efektif pemasaran
Siwi (2005) menyatakan bahwa Informasi media strategi promosi yang strategi terbaik yang bisa
periklanan yang lancar dan mudah dipahami oleh dilaksanakan untuk meningkatkan pariwisata.
masyarakat (konsumen) akan memberikan tanggapan
yang positif bagi konsumen. Informasi yang jelas Prioritas Utama Strategi Pemasaran Kopi
secara visual maupun verbal dan tidak menyinggung Arabika Bantaeng berdasarkan Kelas Responden
perasaan konsumen akan menguntungkan dipihak
produsen. Harapan positif di hati masyarakat Hasil dari penyelesaian manipulasi matriks rata-
merupakan tujuan utama produsen dalam rata kriteria beserta seluruh nila bobot yang diperoleh
menawarkan produknya, sehingga bisa diterima di dapat disusun hierarki Tabel 2 sebagai berikut :
pasaran. Berbagai cara produsen dalam
mempromosikan produknya melalui periklanan Tabel 2. Prioritas Utama Strategi Pemasaran
diharapkan mendapatkan citra positif konsumen. Kopi Arabika Bantaeng berdasarkan Kelas
Strategi prioritas yang terakhir yaitu penambahan Responden
kedai kopi. Untuk penambahan kedai kopi belum Kelas Responden Prioritas Utama Strategi
terlalu penting dikarenakan stok bahan baku kopi Pemasaran
arabika Bantaeng yang masih perlu diperbaiki. Akan Birokrat Mendukung kemitraan petani
tetap penambahan kedai kopi juga berpengaruh dengan actor pemasar kopi
terhadap strategi pemasaran. Hal ini sesuai dengan Konsumen Perbaikan sarana dan prasarana
penelitian Arifianti (2009) menyatakan bahwa Petani pemasar kopi
dampak diberlakukannya strategi bauran produk Menjaga ketersediaan bahan
adalah dapat meningkatkan laba perubahan, dengan baku yang sesuai dengan
kata lain dapat meningkatkan volume penjualan suatu permintaan pasar
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat
Pedagang Mendukung kemitraan petani
dilihat pengaruh strategi bauran produk dengan dengan actor pemasar kopi
volume penjualan sangat erat sekali. Dengan
Sumber: Data Primer yang Telah diolah, 2016
melaksanakan strategi bauran produk yang sesuai
dalam menghadapi lingkungan yang berubah-ubah
Pada analisa responden perkelas ternyata masing-
(baik lingkungan eksternal maupun lingkungan
masing kelas memiliki prioritas utama strategi
internal), maka perusahaan akan dapat mengatasi
pemasaran kopi di Bantaeng. Tabel 2 menunjukkan
segala macam rintangan atau hambatan yang
bahwa kelas pedagang dan kelas birokrat, lebih
dihadapi. Selain itu juga perusahaan akan
memilih kemitraan sebagai prioritas utama,
memperoleh volume penjualan produk yang
sedangkan untuk kelas petani lebih memproritaskan
menguntungkan karena penyesuaian yang dilakukan
menghasilkan bahan baku yang baik dan kelas
perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen atau
konsumen lebih peduli terhadap perbaikan sarana dan
pelanggan. Hal ini akan menambah jumlah pelanggan
prasarana. Hal ini terjadi karena latar belakang
atau konsumen sehingga laba atau keuntungan
keseharian mereka yang berbeda-beda.Oleh karena
perusahaan akan naik dan tingkat volume penjualan
itu untuk mendukung pemasaran kopi Arabika
perusahaan akan meningkat.
Bantaeng perlu ada kesepakatan pembagian peran
Soewarso (1996) menyatakan bahwa strategi
dari masing-masing pelaku.
alternative yang dikembangkan adalah strategi
investasi atau pertumbuhan.Implementasi dari
strategi pertumbuhan ini adalah penerapan strategi
konsentrasi dengan menekankan pada peningkatan
28
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

PENUTUP Arifianti, R. 2009. Peranan Strategi Bauran Produk


Terhadap Volume Penjualan Suatu Perusahaan.
A. Simpulan Diterbitkan di jurnal express ASM Ariyanti.
Bandung.
Strategi pemasaran yang diprioritaskan dalam Sagita T., Hidayati D R, 2013.Keragaan Kopi Pasar
menjalankan usaha kopi arabika Bantaeng yaitu Domestik Indonesia. Prodi Agribisnis
pertama-tama menjaga ketersediaan bahan baku yang
sesuai dengan permintaan pasar setelah itu Hafsah, Mohammad Jafar. 1999. Kemitraan Usaha:
mendukung kemitraan petani dengan aktor pemasar Konsepsi dan Strategi. Jakarta: Departemen
kopi selanjutnya perbaikan sarana dan prasarana Pertanian.
pemasar setelah itu pemanfaatan teknologi informasi Supriatna A., Drajat B., 2005. Pola Kemitraan dalam
digunakan untuk memfasilitasi jaringan pasar Peningkatan Efisiensi Pemasaran Kopi Rakyat
selanjutnya dilakukan strategi promosi dan prioritas (Studi Kasus di Kabupaten Malang, Jawa
trakhir yaitu penambahan jumlah kedai kopi. Timur).Bali Besar Pengkajian dan Pengembangan
Sedangkan penetapan prioritas berdasarkan kelas Teknologi Pertanian. Bogor
responden didapatkan hasil bahwa kelas pedagang
dan kelas birokrat, lebih memilih kemitraan sebagai Kesuma R. P, Hanafi I, Trisnawati. 2014. Kemitraan
prioritas utama, sedangkan untuk kelas petani lebih Pemerintah Swasta Dan Masyarakat Dalam
memproritaskan menghasilkan bahan baku yang baik Mewujudkan Ketahanan Pangan Dan
dan kelas konsumen lebih peduli terhadap perbaikan Kesejahteraan Petani (Studi pada Kemitraan PT.
sarana dan prasarana. Pertani (Persero) dan Petani Mitra di Desa
Tulungrejo Kecamatan Ngantang Kabupaten
Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.
B. Saran
2, No. 5, Hal. 777-782.
Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan Ningrum, P. 2010. Analisis Strategi Pemasaran
maka saran yang dapat dikemukakan dalam Usaha Jasa Pembuatan Dan Perbaikan Furniture
penelitian adalah Pemerintah kabupaten Bantaeng Ud. Suryani furniture, Bogor, Jawa Barat .
beserta jajarannya saling berkolaborasi sama dengan Program sarjana alih jenis manajemen
pihak swasta, petani, pedagang maupun konsumen departemen manajemen fakultas ekonomi dan
untuk menerapkaan strategi yang menjadi prioritas manajemen institut pertanian bogor. Bogor
dalam pemasaran kopi arabika Bantaeng.
Sitanggang J T., Sembiring S. 2013. Pengembangan
Potensi Kopi Sebagai Komoditas Unggulan
DAFTAR PUSTAKA Kawasan Agropolitan Kabupaten Dairi. Dairi.
Siswoputro, P.S., 1993. Kopi Internasional dan Setiani, Y. 2012. Pendekatan Strategi Penawaran
Indonesia. Kanisius, Yogyakarta. Promo dalam e-bussiness .Universitas
Sihombing, L. 2011. Tata Niaga Hasil Pertanian. Gunadarma . Jakarta.
USU Press. Medan Pujiyanto. 2003. Strategi pemasaran produk melalui
Najiyati S, Danarti. 2007. Budidaya Kopi dan media periklanan. Nirmana vol. 5, no. 1, januari
Penanganan Lepas Panen. Jakarta: Penebar 2003: 96 – 109. Jurusan desain komunikasi
Swadaya. visual, fakultas seni dan desain. Universitas
kristen petra. Surabaya.
Tjiptono F. (2008). Strategi Pemasaran: Edisi 3.
Yogyakarta : Andi Offset Siwi, R.K. 2005.Analisis strategi promosi untuk
meningkatkan volume penjualan buku sekolah
Assauri, sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.
Operasi, Edisi Revisi, Lembaga Penerbitan Program Studi Ahli Madya. Universitas Sebelas
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Maret. Surakarta.
Nurhasanah, N. 2006.Perumusan strategi pemasaran Soewarso.1996. Analisis Strategi pemasaran PT.
melalui penentuan prioritas trapezoidal fuzzy Tirta Megah Cendana Semarang (Suatu Studi
number (studi kasus industri minuman Tentang Pengembangan Strategi Pemasaran
tradisional). Jurnal teknik industri vol. 8, no. 2, Perusahaan Air Minum dalam Kemasan).
desember 2006: 131-140. Jurusan teknik industri, Tesis.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
Mohagar A. 2012. A Combined VIKOR – Fuzzy AHP
Pujihastuti n., 2008.Analisis Kebijakan Perusahaan Approach to Marketing Strategy Selection.
dalam Pengendalian persediaan Bahan Baku di Business Management and Strategy.ISSN 2157-
PT X. Program Sarjana Ekstensi Manajemen 6068 2012, Vol. 3, No. 1
Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Vasantha Wickramasinghe V & Takano S. 2009.
Application of Combined SWOT and Analytic
29
Jurnal Manajemen, Desember 2018, Halaman : 24-30 Vol. 4, No. 2
ISSN : 2339-1510

Hierarchy Process (AHP) for Tourism Revival


Strategic Marketing Planning: A Case of Sri
Lanka Tourism. Journal of the Eastern Asia
Society for Transportation Studies, Vol.8, 2009.

30

Anda mungkin juga menyukai