Anda di halaman 1dari 1

Menurut Kementrian Perdagangan (2019) Kebijakan impor gu1a sangat

diper1ukan di1ain sisi untuk mencukupi kebutuhan gu1a nasiona1. Pemerintah


me1a1ui kementrian perdagangan te1ah menyetujui untuk mengimpor Gu1a
Krista1 Rafinasi (GKR) sebesar 4,5 ton dan Gu1a Krista1 Pasir (GKP) sebesar 1,1
ton kepada para perusahaan importir. Jum1ah impor tersebut merupakan yang
tertinggi di dunia sete1ah Tiongkok dan Amerika serikat berturut-turut sebesar 4,2
dan 3,11 juta ton.
Pemerintah mengimpor gu1a dengan jum1ah tersebut dengan a1asan karena
kemampuan pabrik gu1a yang stagnan, sedikit saja naik dan turunnya produksi
untuk mencukupi kebutuhan gu1a nasiona1 hanya mampu 1/3 bagian. Pemerintah
sudah berupaya me1akukan intensifikasi pabrik gu1a untuk meningkatkan
kapasitas produksi tetapi ha1 tersebut sukar terwujud karena rata-rata pabrik gu1a
di Indonesia sudah berumur 100 tahun lebih. Se1ain itu juga kua1itas gu1a dari
pengo1ahan tebu 1oka1 Indonesia yang rendah dan tidak cocok untuk kebutuhan
industri menjadi a1asan pemerintah mengimpor gu1a GKR 1ebih banyak
dibandingkan gu1a GKP. Industri gula sebagian pabrik tidak efesien secara teknis
dan ekonomis karena produktifitas tebu yang masih rendah, mesin dan alat serta
manajemen yang kurang baik (Fariyanti, 2007).

Anda mungkin juga menyukai