Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI KOPI ROBUSTA

(Coffea L.)DI DESA PENTINGSARI,KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN


SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KADARWATI BUDIHARDJO1, WAN MUTIARA FAHMI2


1
Program Studi Manajemen Perkebunan
2
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta,
Jalan Petung No.2 Papringan, Daerah Istemewa Yogyakarta, 55281
E-mail: kadarwati3101@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang manajemen strategi peningkatan produksi kopi robusta di desa
Pentingsari, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Provinsi D. I. Yogyakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan perkembangan produksi kopi robusta selama 3 tahun
terakhir. Kedua untuk menganalisis strategi peningkatan kopi Robusta di Desa Pentingsari, Kel.
Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Penelitian berlokasi di kelompok tani
Tunas Harapan di desa Pentingsari, Kel. Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, D.I.
Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian adalah November s/d Desember 2019. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriftif. Responden penelitian adalah kolompok tani Tunas Harapan
di Desa Pentingsari yang beranggotakan 23 orang. Analisis data menggunakan teknik analisis
deskriptif (menggambarkan & Menjelaskan perkembangan produktivitas kopi Robusta di daerah
penelitian, analisis SWOT (Stength, Weakness, Opportunities, Treat). Hasil penelitian ini menemukan
bahwa Pertama, dokumentasi atau pencatatan faktor – faktor produksi, hasil produksi di Kelompok
tani Tunas Harapan belum rutin dan rinci dilakukan. Kedua, bertani kopi bukan merupakan mata
pencaharian utama di Desa Pentingsari sehingga petani enggan untuk melakukan pengolahan pasca
panen kopi. Ketiga, kendala untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi di desa Pentingsari
adalah lahan yang ada tidak terfokus untuk tanaman kopi saja, melainkan ditanami komoditas lainnya.

Kata Kunci: Produksi, Kopi Robusta, Petani.

ABSTRACT
This study examines the management of strategies for increasing robusta coffee production in
Pentingsari village, Cangkringan sub-district, Sleman regency, D. I Yogyakarta Province. This study
aims to compare the development of Robusta coffee production over the past 3 years. Secondly, to
analyze the strategy for increasing Robusta coffee in Pentingsari Village, Kel. Umbulharjo, Kec.
Cangkringan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. The study was located in the Tunas Harapan farmer
group in the village of Pentingsari, Kel. Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, D.I.
Yogyakarta. The time of the research is November to December 2019. The research method used is
descriptive method. The research respondents were 23 Tunas Harapan farmer groups in Pentingsari
Village. Data analysis using descriptive analysis techniques (describing & explaining the development
of Robusta coffee productivity in the study area, SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities,
Treat). The results of this study found that First, the documentation or recording of factors of
production, production results in farmer groups Tunas Harapan has not been routinely and in detail
done Second, coffee farming is not the main livelihood in Pentingsari Village so farmers are reluctant
to do post-harvest coffee processing Third, the obstacle to increasing coffee crop productivity in
Pentingsari village is that land is not focused on coffee plants only, but planted with other
commodities.
Keywords: Production, Robusta Coffee, Farmers.

373
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

PENDAHULUAN setelah Brazil, Vietnam dan Colombia.


Kopi merupakan tanaman Dari total produksi, sekitar 67% kopi
perkebunan yang sudah lama menjadi diekspor sedangkan sisanya (33%) untuk
tanaman yang dibudidayakan.Tanaman memenuhi kebutuhan dalam negeri.
kopi menjadi sumberpenghasilan rakyat Tingkat konsumsi kopi dalam negeri
dan jugameningkatkan devisa Negara berdasarkan hasil survey LEPM UI 1989
lewat ekspor biji mentah maupun olahan adalah sebesar 500 gr/kapita/tahun.
biji kopi. (Rahardjo pudji, 2012). Dewasa ini kalangan pengusaha kopi
Kopi termasuk kelompok tanaman memperkirakan tingkat konsumsi kopi di
semak dengan genus Coffea. Kopi Indonesia telah mencapai 800
termasuk ke dalam famili Rubiaceae. Kopi gr/kapita/tahun. Dengan demikian
arabika (Coffea arabica L.) merupakan peningkatan 300 gr/kapita/tahun dalam
spesies kopi yang pertama kali kurun waktu 20 tahun.
dibudidayakan di Indonesia pada sekitar Kebijakan pembangunan pertanian
abad ke-17 (Prastowo et al., 2006). Dua ditujukan untuk meningkatkan katahanan
abad kemudian kopi arabika mengalami pangan, mengambangkan agribisnis dan
kemunduran karena serangan penyakit meningkatkan kesejahteraan petani
karat daun (Hemileia vastatrix) sehingga mensyaratkan bahwa produk pertanian
perkebunan kopi mulai membudidayakan yang dihasilkan harus memenuhi syarat
kopi liberika (C. Liberica Bull ex. Hiern). kuantitas, kualitas dan berkelanjutan.
Akan tetapi kopi Liberika juga tidak tahan Sehingga memiliki daya saing dan mudah
terhadap serangan penyakit karat daun, diperoleh dengan harga yang terjangkau.
sehingga pada awal abad ke-20 mulai Perkebunan di lereng selatan Gn.
dibudidayakan kopi robusta (C. Canephora Merapi dari tahun ke tahun mengalami
var. Robusta) yang tahan terhadap penyakit perkembangan, dari proses pembibitan
karat daun. Sampai saat ini, perkebunan sampai produksi hingga pemasaran. Erupsi
kopi di Indonesia didominasi oleh kopi Merapi pada tahun 2010 menghacurkan
kenis Robusta dan telah diproduksi massal lahan kopi di kaki merapi. Perluasan lahan
terutama di Jawa dan Sumatra (Van kopi di tahun tersebut mencapai 200 Ha
Steenis et. al., 2008). yang menghasilkan 70 ton kopi/Th hingga
Indonesia merupakan negara di ekspor, tapi tidak berlangsung lama.
produsen kopi ke-empat terbesar didunia Kecamatan Cangkringan yang merupakan

374
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

daerah wisata dan sentra produksi kopi Metode Analisis Data


terutama kopi robusta khususnya di desa Analisis yang digunakan adalah
Pentingsari, masih ditemukan sebagian Hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif
besar penduduk bertani kopi, tetapi sangat (menggambarkan & Menjelaskan
disayangkan tanaman kopi yang dimiliki perkembangan produktivitas kopi Robusta
petani saat ini perolehan hasil panen kopi di daerah penelitian.Hipotesis 2 digunakan
sangat rendah. analisis SWOT.Sesuai dengan teori yang
telah dikemukakan alat yang dipakai untuk
MODE PENELITIAN menyusun faktor-faktor strategis adalah
Lokasi dan Waktu Penelitian matrik SWOT
Penelitian berlokasi kelompok tani
Tunas Harapan yang terletak di desa HASIL PENELITIAN DAN
Pentingsari, Kelurahan Umbulharjo, PEMBAHASAN
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Gambaran Umum Daerah Penelitian
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pentingsari terletak di
Waktu pelaksanaan penelitian adalah kelurahan Umbulharjo, Kecamatan
November s/d Desember 2019. Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi
Objek penelitian ini meliputi petani D.I. Yogyakarta. Luas wilayah desa
yang menjalankan usahatani kopi dengan Pentingsari sekitar 103Ha dengan topografi
kelembagaan kelompok tani Tunas berupa bukit dan dataran rendah yang
Harapan. berada pada ketinggian ±600 meter di atas
Metode Pengumpulan Data permukaan laut dan berada pada jarak 12,5
Data dalam penelitian ini terdiri km dari puncak Gunung Merapi. Desa
dari data primer dan data sekunder. Data Pentingsari sendiri merupakan desa wisata
primer diperoleh secara langsung dari yang dirintis sejak tahun 2008, berdekatan
responden melalui pengamatan, dan dengan obyek wisata Kali Adem sebelum
wawancara. Sedangkan data sekunder Lapangan Golf Merapi (Merapi Golf),
diperoleh dari lembaga/instansi terkait, diapit 2 sungai (Sungai Kuning dan Sungai
seperti Badan Pusat Statistik dan Dinas Pawon) yang berhulu di lereng Gunung
Pertanian. Juga dapat diperoleh dari Merapi.
literatur, buku, dan media internet yang
sesuai dengan penelitian ini.

375
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

Perkembangan Produksi Kopi Arabika robusta, maka dapat dibandingan


Dan Kopi Robusta Selama Tiga Tahun perkembangan dari tahun 2017 s/d 2019
Terakhir yang dialami oleh jenis komoditi di lokasi
Setelah diperoleh data sekunder penelitian yang disajikan pada Tabel 1
mengenai perkembangan produksi, luas berikut ini.
tanaman produktif dan produktivitas kopi
Tabel 1. Perkembangan produktivitas kopi Robusta di desa Pentingsari
Tahun 2017 2018 2019 %
Jenis Pembanding 2017-2019
Produksi (gelondong/kg/tahun) 6.055 5.505 6.881 13,64
Luas Tanaman (Ha) 2,89 2,89 2,89 -
Jumlah Tanaman (btg) 2.752 2.752 2.752 -
Produktivitas (kg/Ha) 2.095,15 1.904,84 2.380,96 13,64
Sumber: Data sekunder dari kelompok tani Tunas Harapan (2019)
tahun terakhir mengalami peningkatan
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebesar 13,64%. Tidak ada perkembangan
perkembangan kopi Robusta selama 3 luas tanaman dan jumlah tanaman.

Tabel 2. Matriks SWOT Strategi Peningkatan Produksi Kopi Robusta


KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
INTERNAL
1. Pengalaman Bertani 1. Lahan Kurang
2. Ketersediaan Bibit 2. Minat dan Motivasi Petani
3. Pasar Kurang
4. Masih Banyak Peluang 3. Teknologi Masil Manual
EKSTERNAL Pengembangan Produk 4. Ketersediaan Dana
5. Adanya Lembaga Kelompok 5. Minimnya Pengolahan Pasca
Tani panen
6. Perubahan Iklim
PELUANG (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)
1. Akses pasar yang 1. Dengan adanya 1. Memanfaatkan pelatihan untuk
baik kelembagaan dan akses dapat meningkatkan minat dan
2. Transportasi transportasi yang mudah, motivasi petani serta melakukan

376
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

mudah pasar akan lebih mudah pengolahan pasca panen kopi


3. Adanya pelatihan dijangkau yang benar
kepada petani 2. Pengalaman bertani dan
4. Kondisi geografis pelatihan diharapkan
sesuai mampu meningkatkan
produksi kopi.
ANCAMAN (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
1. Minimnya 1. Memanfaatkan pasar yang 1. Penerapan teknologi panen dan
bantuan saprodi sudah ada untuk pasca panen
atau dana mendapatkan bantuan dana 2. Adanya pelatihan kepada petani
2. Perubahan iklim atau saprodi dari pihak- tentang mitigasi perubahan
global pihak terkait lainnnya iklim serta upaya atau tindakan
2. Dengan adanya pengalaman adaptasi tanaman kpi terhadap
bertani minimal petani perubahan iklim yang terjadi.
mengetahui dampak dari
perubahan iklim agar
kedepan dapat dilakukan
adaptasi terhadap tanaman
kopinya.

Matriks pada Tabel 2 menghasilkan daerah penelitian, strategi yang tepat


empat kemungkinan alternatif strategis, digunakan dalam posisi tersebut adalah
yaitu Strategis SO (Strenghts- strategi Turn Around.
Opportunities), Strategi ST (Strenghts- Strategi Turn Around merupakan
Threats), Strategi WO (Weakneses- strategi yang fokus pada strategi WO
Opprtinities) dan Strategi WT (Weakneses- (Weaknesses-Opportinities) yaitu
Threats). Keempat berbagai kemungkinan meminimalkan kelemahan
strategi di atas tidak digunakan seluruhnya denganmemanfaatkan peluang.
dalam peningkatan produksi kopi arabika Sehingga strategi-strategi yang tepat
di daerah penelitian, melainkan digunakan dalam peningkatan produksi
disesuaikan dengan posisi yang telah kopi Robusta di daerah penelitian adalah:
diketahui dalam matriks posisi SWOT.Di

377
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

1. Meningkatkan ketersediaan lahan untuk tinggi dan untuk meningkatkan


menyeimbangkan permintaan kopi arabika pendapatan petani.
yang tinggi dan untuk meningkatkan b. Memanfaatkan pembinaan /
pendapatan petani. penyuluhan untuk meningkatkan
2. Memanfaatkan pembinaan / penyuluhan kualitas SDM, penerapan
untuk meningkatkan kualitas SDM, teknologi , pengendalian hama
penerapan teknologi , pengendalian hama dan penyakit dan penanganan
dan penyakit dan penanganan pasca panen pasca panen yang lebih baik.
yang lebih baik. Saran
I. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kepada petani kopi arabika
Kesimpulan  Petani kopi robusta diharapkan
Berdasarkan penelitian ini dapat dapat meningkatkan ketersediaan
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: lahan untuk menyeimbangkan
1. Perkembangan produksi kopi robusta permintaan kopi robusta yang
selama tiga tahun terakhir mengalami tinggi. Hal ini dapat dilakukan
peningkatan sebesar 13,64%. Belum dengan mengembalikan lahan
adanya perkembangan pada luas lahan yang sudah dialihfungsikan ke
perkebunan maupun jumlah tanaman tanaman lain, juga bisa dilakukan
kopi itu sendiri. dengan membeli lahan baru.
2. Strategi yang tepat digunakan untuk  Petani kopi bersama-sama dengan
meningkatkan produksi kopi robusta di pemerintah dapat memanfaatkan
daerah penelitian adalah strategi Turn pembinaan / penyuluhan untuk
Around yang fokus pada strategi WO meningkatkan kualitas SDM,
(Weaknesses-Opportinities) yaitu penerapan teknologi,
memanfaatkan peluang yang ada untuk pengendalian hama dan penyakit
meminimalkan kelemahan. Sehingga dan keahlian pasca panen usaha
strategi-strategi yang tepat digunakan tani kopi arabika yang lebih baik.
dalam peningkatan produksi kopi 2. Kepada Pemerintah
arabika di daerah penelitian adalah: Kepada pemerintah agar lebih
a. Meningkatkan ketersediaan lahan memperhatikan dan memfasilitasi kegiatan
untuk menyeimbangkan yang mendukung berupa penyediaan dana
permintaan kopi robusta yang awal petani dan menciptkan suatu program

378
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 7, Nomor 2, Mei 2020 : 373 - 379

yang khusus untuk mendukung Pembibitan dan Perbanyakan


Vegetatif Tanaman Buah.World
perkembangan produksi kopi robusta serta
Agroforestry Centre (ICRAF) dan
selalu berperan aktif dalam peningkatan Winrock International. Bogor,
Indonesia.
produksi kopi robusta.
Rahardjo, Pudji. 2012. Kopi Panduan
3. Kepada Peneliti Selanjutnya Budidaya dan Pengolahan Kopi
Arabika Dan Robusta. Penebar
Kepada peneliti selanjutnya disarankan
Swadaya. Jakarta.
untuk melakukan analisis efisiensi Ribeiro, J.S., Ferreira, M.M.C., dan Salva,
T.J.G., 2011. Chemometric models
penggunaan faktor produksi usahatani kopi
for the quantitative descriptive
robusta di Desa Pentingsari, dan validasi sensory analysis of Arabica coffee
beverages using near infrared
data pencatatan di kelompok tani tersebut.
spectroscopy. Talanta, 83, 1352-
1358.
Sari, Lusi Intan, 2001. Mempelajari Proses
DAFTAR PUSTAKA
Pengolahan Kopi Bubuk (Coffea
Anonim, 2009. Specialty Coffee canephora) Alternatif dengan
Association of America. SCAA Menggunakan Suhu dan Tekanan
protocols-cupping specialty coffee. Rendah. Skripsi S1. Tidak
Versi.: 21 November Dipublikasikan. Fakultas
2009.http://www.scca.org/.[3 Juli Teknologi Pertanian Institut
2019] Pertanian Bogor, Bogor.
Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z., 1985. Sivetz, M. dan H. E. Foote, 1963. Coffee
Pengolahan Kopi. Fakultas Processing Technology Vol. 1.
Teknologi Institut Pertanian The AVI Company, Inc. Westport,
Bogor. Connecticut.
Mulato S, Widyotomo S, Lestari H., 2004. Van Steenis. 2008. Flora, Cetakan ke-12.
Pelarutan kafein biji kopi robusta Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
dengan kolom tetap menggunakan Varnam, H.A. dan Sutherland, J. P., 1994.
pelarut air. Pelita Perkebunan 20: Beverages (Technology,
97109. Chemestry and Microbiology).
Panggabean, Edy, 2011. Buku Pintar Kopi. Chapman and Hall, London.
Jakarta Selatan. Yusianto.1999. Komposisi kimia biji kopi
Prastowo, N. H., J.M.Roshetko., G. E. S dan pengaruhnya terhadap citarasa
Maurung, E. Nugraha, J. M Tukan, seduhan. Warta Pusat Penelitian
dan F. Harun. 2006.Tehnik Kopi dan Kakao,15(2), 190-202.

379

Anda mungkin juga menyukai