Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS BUDIDAYA KOPI DI

PALINTANG
Ivan Muhamad Pratama 1157060042
Nina Ariyanti 1157060060
Nurfitri Resminiasari 1157060062
Panji Rahmatullah 1157060063
Risya Nur Rayhani 1157060070
Waktu dan Tempat Observasi

Observasi ini dilaksanakan di perkebunan kopi milik Bapak


Jajang bertempatdi Jalan Palintang, Kelurahan Cipanjalu,
Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Observasi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Maret
2017, pada jam 13.00 17.00 WIB.
Keadaan Umum Tempat
Observasi
Iklim Tropis, dengan ketentuan sebagai berikut:
Curah hujan: 2672 mm per tahun
Suhu : 20C -30C
Kelembaban : 60 98%

Tanah Tergolong latosol


Ketinggian Tempat 750 - 1200 mdpl
Lokasi Jalan Palintang, Kelurahan Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat

Jarak dari Ibu Kota 17 Km


Luas lahan 12 Ha
Sejarah Pak Jajang mulai bergelut d bidang kopi mulai 2004. Mengikuti jejak orang
tuanya yang sudah lebih dulu bertani kopi.
Teknik Budidaya Kopi Palintang

Lahan dan Iklim


Bibit Kopi Arabika Java Preanger
Pembibitan dan Penanaman
Pemupukan
Pemangkasan
Pengendalian Hama dan Penyakit
Panen dan Pasca Panen
Lahan dan Iklim

Komoditas kopi yang paling dominan di wilayah Palintang ini merupakan Kopi
Arabika Java Preanger (KAJP). Iklim di Palintang sesuai dengan syarat tumbuh
KAJP, yakni dengan ketinggian 700-1200 mdpl dengan curah hujan 2672 mm per
tahunnya.

Menurut (Sari, 2013) bahwa Kopi Arabika Java Preanger ditanam pada :
Ketinggian lahan : Di atas 1.000 mdpl
Jenis tanah : Umumnya latosol
Tipe iklimnya : A sampai B (Schmidt dan Ferguson)
Curah hujan tahunan : Berkisar 2.000 3.000 mdpl dengan bulan basah (curah
hujan > 100 mm/bulan) 6-7 bulan setiap tahunnya
Kandungan bahan organic : Tergolong sedang dengan pH berkisar 6 7
Menurut (Ditjenbun, 2014) Lahan yang sesuai untuk tanaman kopi Arabika:
Kemiringan : < 30 %
Kedalaman tanah efektif : Lebih dari 100 cm
Tekstur tanah : Berlempung (loamy)
Struktur tanah : Lapisan atas remah
Sifat kimia tanah :
1. kemasaman (pH) tanah 5,5 6,5
2. kadar bahan organik > 3,5 % atau kadar C > 2 %
3. nisbah C/N antara 10 12
4. kapasitas tukar kation > 15 me/100 g tanah
5. kejenuhan basa > 35 %
6. kadar unsur hara N, P, K, Ca,dan Mg tergolong cukup sampai tinggi
Bibit Kopi Arabika Java Preanger
Bahan tanam/benih kopi Arabika yang digunakan oleh petani di Palintang terdiri dari
varietas unggul seperti USDA 762 dan Kartika serta kopi Arabika jenis Timtim dan Ateng.
Benih diperoleh dengan cara membeli (benih bersertifikat) atau mengambil dari tanaman
kopi Arabika unggul milik petani yang berumur di atas empat puluh lima tahun.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, saat ini pemerintah telah melepas enam
varietas kopi arabika melalui S.K. Menteri Pertanian Republik Indonesia sebagai berikut :
Kartika 1 : S.K. 443/Kpts/TP240/6/93
Kartika 2 : S.K. 442/Kpts/TP240/6/93
Abesiania 3 : S.K. 08/Kpts/TP240/1/95
S 795 : S.K. 07/Kpts/TP240/1/95
USDA 762 : S.K. 06/Kpts/TP240/1/95
Andungsari 1 : S.K. 113/Kpts/TP240/2/01
Tipe Pengolahan Kopi
1. Reguler
Cara pengolahannya yaitu: Buah kopi dikupas kulit buahnya secara manual
(menggunakan tangan atau diinjak dengan kaki) atau menggunakan dengan mesin
pengupas kulit buah (pulper). Buah yang sudah dikupas (kopi HS/gabah) difermentasi
selama 12 jam, lalu dicuci untuk menghilangkan lendirnya. Kopi gabah kemudian
dikering anginkan selama sehari sampai kering, kemudian disortir dengan cara
memilih kopi gabah yang bernas serta memiliki garis tengah lurus.
2. Honey
Pada tipe Honey, buah kopi yang dikupas kulit buahnya difermentasi selama 12
jam, tidak dicuci namun langsung dikering anginkan selama 3-4 hari sampai kering,
kemudian disortir dengan cara memilih kopi gabah yang bernas serta memiliki garis
tengah lurus.
3. Natural
Sedangkan untuk tipe Natural, buah kopi hasil panen langsung dijemur tanpa
dikupas dan dicuci terlebih dahulu bersama dengan daging buahnya selama 3
minggu sampai kering, bisa sampai 2 bulan, kemudian buah kopi di sortir.
Pembibitan dan Penanaman
Kegiatan awal pembibitan

Menyiapkan bedengan berukuran 1x4 m untuk penyemaian dengan jarak tanam 50 x


50 cm

Penyiraman dilakukan sesuai dengan keperluan

Setelah berumur sekitar 2 bulan benih kopi akan mengeluarkan daun (fase kepelan)
dan umur 2 tahun benih kopi siap dipindah ke lahan tanam

Benih kopi ditanam pada lubang tanaman berukuran 50 x 50 cm yang sebelumnya


telah diberi pupuk organik sebanyak 5 kg/lubang

Jarak tanam kopi yang digunakan 2,5 x 3 m (1.500 tanaman/ha).


Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah untuk menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil
tinggi. Seperti tanaman lainnya, pemupukan secara umum harus tepat waktu,
dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung kepada
jenis tanah, iklim dan umur tanaman.
Pemberian pupuk :
Peletakkan pupuk: sekitar 30-40 cm dari batang pokok
Jenis pupuk : pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam boiler
dengan dosis 8 ton per hektarnya.
Pupuk susulan : jarang diberikan karena jika terlalu banyak pupuk,
maka akan berdampak buruk pada buah kopi.
Pemangkasan
Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah
sehingga mudah perawatannya, mudah dipetik buahnya ketika panen,membentuk
cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan
mempermudah pengendalian hama dan penyakit.
Pemangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang-
cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang
produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-
batang yang lebih produktif.
Secara morfologi buah kopi akan muncul pada percabangan, oleh
karena itu perlu diperoleh cabang yang banyak. Pangkasan dilakukan
bukan hanya untuk menghasilkan cabang-cabang saja, (pertumbuhan
vegetatif) tetapi juga banyak menghasilkan buah.
Pemeliharaan yang dilakukan petani meliputi, pembersihan
gulma setiap 2 bulan sekali, penggemburan tanah di daerah
piringan/bobokor, pemupukan dengan pupuk kandang (5
kg/pohon/tahun), pemangkasan kopi (pangkas bentuk dengan tinggi
1,5 1,6 m, pangkas produksi, pangkas peremajaan dan wiwilan) dan
pohon penaung serta pembuatan rorak. Fungsi adalah untuk tempat
penampungan serasah dan menjaga kelembaban air tanah
Pengendalian Hama dan Penyakit

Secara garis besar penurunan produktivitas kopi ditentukan oleh berbagai


faktor, di antaranya oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Terdapat tiga
jenis OPT utama yang menyerang tanaman kopi yaitu :
1. hama (Hama Penggerek Buah Kopi atau PBKO)
2. nematoda parasite (Pratylenchus coffeae)
3. penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi)
Menurut narasumber, hama yang ada disana yaitu wereng coklat dan wereng
putih, pengendalian hama yang dilakukan menggunakan insektisida dengan dosis
450 ml untuk 1500 pohon.
Panen dan Pasca Panen
Awal musim panen KAJP di daerah Palintang, Jawa Barat, biasanya jatuh pada
Mei Juni dan berakhir pada Agustus - September.
Tanaman KAJP mulai dipanen pada umur 3 tahun dan panen dapat terus
dilakukan sampai umur 15 20 tahun. Panen perdana umumnya tanaman KAJP dapat
menghasilkan 2 kg buah/pohon/musim. Panen perdana umumnya tanaman KAJP dapat
menghasilkan 2 kg buah/pohon/tahun, umur 5 tahun meningkat menjadi 5 kg
buah/pohon/tahun.
Panen dilakukan dengan cara dipetik satu per satu agar tidak merusak cabang
produksi, sehingga pada tahun berikutnya dapat berbunga dan berbuah kembali. Ciri-
ciri buah siap panen yaitu buah berwarna merah kecoklatan dan berbobot berat,
sehingga 1 karung dapat mencapai 70 kg. Jika biji belum siap panen, maka warnanya
hijau dan bobotnya rendah yaitu hanya 40 kg/karung.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil observasi dengan mewawancarai Pak Jajang
bahwa
lahan kopi yang ia gunakan dengan luas 12 Ha memiliki kelembaban 30%
dengan tanah tergolong tanah latosol.
Teknik yang dilakukan oleh narasumber yaitu dengan menggunakan
benih bersertifikat yang disemai selama 2 tahun yang berasal dari
indukan berumur 45 tahun. Setelah disemai selama 2 tahun bibit kopi itu
dipindah tanam dengan jarak tanam 2,5 x 3 meter.
Selama proses penanamannya terdapat perlakuan yang diberikan bila
terkena hama yaitu menggunakan insektisida sebab hama yang ada
disana berupa wereng coklat dan wereng putih.
Pemberian pupuk sesuai kebutuhan sebab jika berlebihan memberi pupuk
dapat menyebabkan batang menjadi tidak kokoh lagi. Kopi yang dapat
dipanen itu ketika sudah berwarna merah dan berat.
Kopi yang dimiliki oleh Bapak Jajang ini yaitu Java Preanger. Pengolahan
kopi setelah panen yaitu dengan memisahkan kopi kategori honey,
reguler dan natural. Untuk menjadikan bubuk kopi memiliki proses yang
berbeda diantara ketiganya ada yang mesti dikeringkan dengan kulit dan
ada juga yang langsung dikeringkan hingga benar-benar kering.

Anda mungkin juga menyukai