Absrak
Dalam rangka penyelamatan kopi Arabika dibutuhkan cara untuk meningkatkan keragaman genetik,
salah satunya melalui variasi somaklonal sehingga diperoleh bahan genetik untuk menghasilkan
varietas kopi Arabika yang tahan kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh planlet
dari regeneran hasil induksi variasi somaklonal pada kopi Arabika varietas unggul khas Sumatera
Utara dan target khusus yang akan dicapai adalah menyediakan bahan genetik tanaman kopi arabika
varietas unggul khas Sumatera Utara untuk melakukan perbaikan sifat genetik tanaman kopi
Arabika di daerah Tapanuli Utara dan menghasilkan varietas kopi Arabika yang toleran terhadap
kekeringan. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap dengan Rancangan Acak Lengkap. Tahap induksi
kalus dengan perlakuan 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy acetic acid) terdiri atas 3 taraf konsentrasi : 4
mg/l; 4,5 mg/l; 5 mg/l, dan perlakuan BAP (Benzyl Amino Purin) terdiri atas tiga taraf konsentrasi :
0,3 mg/l; 0,5 mg/l; 0,7 mg/l. Tahap regenerasi kalus dengan perlakuan NAA (Naphtalena Acetic
Acid) terdiri atas tiga taraf konsentrasi : 0 mg/l; 1 mg/l; 2 mg/l dan Kinetin terdiri atas tiga taraf
konsentrasi : 1 mg/l; 2 mg/l; 3 mg/l. Hasil yang diperoleh pada tahap induksi kalus menunjukkan
bahwa respon dari masing-masing eksplan daun dari tiga varietas kopi arabika terhadap perlakuan
2,4-D dan BAP berupa pembengkakan, penggulungan, dan pembentukan kalus pada bagian sisi
eksplan bekas potongan. Media terbaik yang cepat menghasilkan kalus pada varietas Sigarar Utang
adalah 5 mg/l 2,4-D dan 0,7 mg/l BAP; pada varietas Onan Ganjang adalah 4,5 mg/l 2,4-D dan 0,5
mg/l BAP; serta pada varietas Garunggang adalah 4 mg/l 2,4-D dan 0,7 mg/l. Pertumbuhan kalus
menambah bobot kalus. Kalus yang dihasilkan remah dan kompak. Pada tahap regenerasi, kalus
berkembang membentuk kalus yang embriogenik. Kalus yang embriogenik diregenerasikan agar
membentuk tunas dan akar sehingga nantinya diperoleh planlet.
Abstrak
In order to save the Arabica coffee needed a way to increase genetic diversity, one through
somaclonal variation in order to obtain genetic material to produce Arabica coffee varieties
resistant to drought. This study aimed to obtain plantlets of regenerants results of the induction of
somaclonal variation in coffee Arabica varieties typical of North Sumatra and specific targets to be
achieved is to provide genetic material arabica coffee plants yielding varieties typical North
Sumatra to repair the genetic properties of the plant Arabica coffee in Tapanuli Utara and produces
Arabica coffee varieties that are tolerant to drought. The study was conducted in two phases with a
completely randomized design. Callus induction phase of treatment with 2,4-D (2,4-
dichlorophenoxy acetic acid) consists of 3 levels of concentration: 4 mg / l; 4.5 mg / l; 5 mg / l, and
BAP treatment (Benzyl Amino Purine) consists of three levels of concentration: 0.3 mg / l; 0.5 mg /
l; 0.7 mg / l. Stage of regeneration was treated with NAA (Naphtalena Acetic Acid) consists of three
levels of concentration: 0 mg / l; 1 mg / l; 2 mg / l and Kinetin consists of three levels of
concentration: 1 mg / l; 2 mg / l; 3 mg / l. Results obtained on the callus induction phase show that
the response of each leaf explants of three varieties of arabica coffee to the treatment of 2,4-D and
BAP in the form of swelling, rolling, and callus formation on the side of explant cut. The best media
quickly produce callus on the variety Sigarar Debt is 5 mg / l 2,4-D and 0.7 mg / l BAP; Reviewed
Onan varieties Ganjang is 4.5 mg / l 2,4-D and 0.5 mg / l BAP; as well as on the varieties
Garunggang is 4 mg / l 2,4-D and 0.7 mg / l. Add weight callus callus growth. The resulting callus
crumbs and compact. At the stage of regeneration, developing callus to form embryogenic callus.
Embryogenic callus regenerated to form shoots and roots so that later obtained plantlets.
KESIMPULAN
a. Pemberian 2,4-D dengan konsentrasi 5
mg/l berpengaruh sangat nyata terhadap
waktu eksplan mulai membentuk kalus
dan berpengaruh nyata terhadap bobot
kalus.
b. Pemberian BAP dengan konsentrasi 0,7
mg/l berpengaruh sangat nyata
Gambar 9. Perkembangan Kalus Di Medium terhadap waktu eksplan mulai
Regenerasi Pada Varietas membentuk kalus.
Garunggang
REFERENSI
Pada Gambar 7, 8, dan 9 dapat dilihat bahwa
kalus berwarna kecokelatan, hal ini Adri RF. 2012. Pengaruh 2,4-D Terhadap
menunjukkan gejala penuaan sel. Sesuai Pembentukan Embrio Somatik
dengan pernyataan Andaryani, (2010) warna Tanaman Gambir (Uncaria gambir
kalus yang semakin gelap (menjadi cokelat) Roxb.) dan Uji Responya Terhadap
berarti pertumbuhan kalus semakin menurun. PEG dalam Upaya Memperoleh
Dalam penelitiannya kalus yang berwarna Klon Gambir Toleran Cekaman
kecokelatan dihasilkan pada media yang Kekeringan. Artikel. Program
mengandung 2,4-D dengan konsentrasi yang Pascasarjana Universitas Andalas
Padang. http://core.ac.uk. Diakses 27 Mariska, I., Hobir, Endang G., dan D.
Mei 2015. Seswita., 1996. Peningkatan
Keragaman Genetik Tanaman Nilam
Andaryani S. 2010. Kajian Penggunaan Melalui Kultur Kalus dan Iradiasi.
Berbagai Konsentrasi BAP dan 2,4-D Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
Terhadap Induksi Kalus Jarak Pagar Obat. Bogor.
(Jatropha curcas L.) Secara In Vitro.
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Riyadi
Maret. http://core.ac.uk. Diakses 27
Mei 2015 Silaban, G., 2014. http://ganisilaban. word
press.com/2014/02/17/pbko-
Anonimus, 2012., hypothenemus-hampei-cherry-berry-
www.humbangorganik.com/ borer/
2012_10_01_archieve.html
Sitohang R. 2015. Pengaruh 2,4- Dichloro
Armini, N.M., G.A. Wattimena, dan L.W.
Phenoxy Acetic Acid (2,4-D) Dan
Gunawan. 1991. Perbanyakan Tanaman
Benzy Amino Purine (BAP) Terhadap
dalam Bioteknologi Tanaman. PAU.
Induksi Kalus Pada eksplan Daun
IPB. Bogor.
Jambu Bol (Syzygium maiaccense
(L.) Merr.& Perry). Skripsi Fakultas
Asnawati
Pertanian Universitas HKBP Medan.
Azis, 2012. File:///E:/Pustaka usulan
PDP/Beritalingkungan.com_Situs
Referensi Berita Lingkungan Smith, C.A. and E.J. Wood. 1991. Moleculer
Perubahan Iklim Berdampak Buruk Biology and Biotechnology.
pada Tanaman Kopi Arabika.html Chapman & Hall, Tokyo.
Suryowinoto. 1996. Budidaya Jaringan dan
Chaudhury
Manfaatnya. Fakultas Biologi.
Direktur Jenderal Perkebunan, 2011.
Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Produsen Kopi Terbesar di Indonesia
Menurut Provinsi Tahun 2010. Jakarta. Wattimena GA. 1988. Zat Pengatur Tumbuh
Tanaman. PAU. Bioteknologi. IPB.
Direktur Jenderal Perkebunan, 2012. Jumlah Bogor.
Ekspor Kopi Negara-negara Eksportir Wattimena, G.A. dan Mattjik, N.A, 1992.
Kopi Dunia. Jakarta. Pemuliaan tanaman secara in vitro.
Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar
Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), Universitas. Institut Pertanian Bogor.
2010. http://xdll_20130130_Activities Bogor.
Report_Ringkasan Eksekutif
Summary.pdf_Adobe Reader. Yusnita, 2009. Kultur Jaringan. Cara
Memperbanyak Tanaman Secara
Dodds, J.H. and L.W. Roberts, 1983. Efisien. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Experiments in Plant Tissue Culture.
Cambridge University Press.