Sirup kopi merupakan diversifikasi bubuk kopi dengan penambahan gula, air, serta
pangan lokal buah jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan sari jeruk kalamansi terhadap
mutu kimia, fisika, dan organoleptik sirup kopi dengan variasi penambahan sari
buah jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa). Analisis pada penelitian ini
meliputi kafein, vitamin c, viskositas dan sifat organoleptik sirup kopi dengan
variasi penambahan sari buah jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa).
Penambahan sari jeruk kalamansi memberikan perbedaan nyata terhadap nilai
kafein, dimana nilai kafein tertinggi didapatkan pada perlakuan K2J2 (90%:10%)
dengan nilai 1.94%. Begitu juga pada nilai vitamin c nya juga terdapat perbedaan
yang nyata dapat dilihat pada perlakuan K5J5 (60%:40%) dengan nilai 3.81%.
Sedangkan pada nilai viskositas juga terdapat perbedaan yang nyata diperoleh pada
perlakuan K1J1 (100%:0%) dengan nilai 0.04. Dari hasil uji sensoris didapat bahwa
penambahan sari jeruk pada parameter warna menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata terhadap sirup kopi. Sedangkan rasa memberikan perbeda yang nyata
dengan range dari tidak suka sampai agak suka, dimana perlakuan K5J5 (60%:40%)
denga nilai 3.80 (agak suka). Untuk aroma juga sama seperti pada rasa, yaitu
berbeda yang nyata dimana pada perlakuan K5J5 (60%:40%) dengan nilai 3.55 (agak
suka).
Indonesia merupakan negara produsen kopi ketiga dunia. Jenis kopi yang banyak
diusahakan di Indonesia adalah jenis robusta dan arabika. Dari kedua jenis kopi
tersebut, robusta lebih mudah ditanam, hasil produksinya lebih besar daripada
arabika, harga lebih murah daripada jenis arabika. Dari total produksi kopi
Indonesia, 550.000 ton (81,2%) berupa kopi robusta dan 125.000 ton (18,8%%)
diolah menjadi minuman, dengan berbagai macam jenis produk bermerk yang
beredar di pasar, seperti kopi bubuk, kopi instan,kopi dengan penambahan rempah-
sektor kopi, dimana ekspor sector pertanian Bengkulu pada 1996-1999 yaitu
banyak di Provinsi Bengkulu adalah kopi robusta, dimana kopi robusta banyak
hanya dibuat kopi bubuk saja, maka dari itu saya tertarik membuat produk olahan
kopi menjadi sirup kopi. Sirup kopi adalah campuran ekstrak kopi dengan
penambahan air gula. Komoditas kopi diolah menjadi produk sirup karena sirup
merupakan produk pangan yang praktis untuk dikonsumsi sesuai dengan pola gaya
hidup masyarakat saat ini yang menuntut adanya kepraktisan dan kecepatan. Produk
olahan minuman jenis sirup banyak digemari karena penggunaannya yang cukup
untuk dikonsumsi dalam keadaan hangat maupun dingin sehingga cocok apabila
sewaktu-waktu konsumen ingin meminum kopi atau menyajikan kopi dalam waktu
yang singkat.
Kopi Robusta (Coffea canephora) merupakan salah satu jenis kopi yang
banyak dibudidayakan oleh petani di Provinsi Bengkulu karena kopi robusta lebih
robusta memerlukan masa kering kurang lebih 3 bulan. Curah hujan yang paling
baik untuk tanaman kopi adalah daerah yang mempunyai curah hujan optimal
antara 2000 sampai 3000 mm per tahun (Mulyana, 1982). Selain kopi, Provinsi
Bengkulu juga mempunyai hasil pangan yang cukup melimpah yaitu buah jeruk
kalamansi. Tanaman jeruk kalamansi ini menjadi ciri khas komoditi pangan
Provinsi Bengkulu asli, seperti buahnya dengan berbagai bentuk olahan sirup jeruk
orange, dan acid orange. Jeruk ini sudah dibudidayakan di beberapa wilayah
termasuk Asia Tenggara, India, Hawaii, India Barat, Amerika Tengah dan
Amerika Utara. Kalamansi (Citrus microcarpa) ini sebenarnya sudah cukup banyak
dibeberapa daerah di Indonesia, tetapi dengan nama yang beragam. Pohon jeruk
kalamansi ini relatif rendah, yakni hanya 2-4 meter. Buahnya bulat kecil sebesar
bola tenis meja dan berwarna kuning oranye atau kuning bercampur hijau jika sudah
masak di pohon. Manfaat jeruk ini sangat banyak selain untuk memasak ikan,
sambal dan untuk sari buah minuman segar jeruk ini sangat kaya akan mineral dan
vitamin C. Oleh karena itu sangat baik digunakan untuk minuman buah bernutrisi
(Bambang, 1989).
dan penanganan pasca panen yang masih jarang maka diperlukan alternatif
pengolahan kopi dan jeruk kalamansi menjadi suatu pangan yang bisa dikenal dan
disukai oleh masyarakat luas, yang salah satunya adalah saya akan membuat
terhadap tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, dan rasa pada
a. Bagi Penulis
diterima masyarakat.
c. Bagi pembaca
d. Bagi Almamater