Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Konsumsi Kopi pada Remaja

Ribka Crisella Hutagalung


102020112

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Alamat korespondensi: ribka.102020112@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Sebagian besar anak muda (remaja) sering mengonsumsi kopi untuk mengusir rasa kantuk saat sedang begadang
mengerjakan tugas, ataupun dalam melakukan hal lainnya. Kita semua sudah tidak asing lagi dengan kandungan
di dalam kopi, yaitu kafein. Kafein ini yang membantu membuat kita merasa terjaga saat meminum kopi, selain
itu kafein juga dapat meningkatkan energi dalam tubuh kita. Kandungan dalam kafein salah satunya ialah
senyawa alkanoid dari tanaman kopi yang mengandung rasa pahit. Kafein ini jumlahnya tidak sama dalam
semua kopi, akan tetapi semakin rendah kafein yang terkandung dalam kopi yang di konsumsi, makan hal itu
semakin baik. Dalam makalah ini akan dianalisis dampak mengonsumsi kopi bagi para remaja. Dan pada
intinya, jika kopi yang dikonsumsi mengandung kafein yang sesuai dengan kadar dalam tubuh, pastinya tidak
akan menimbulkan masalah.

Kata kunci : Kafein, konsumsi kopi, remaja.

Abstract
Most young people (adolescents) often consume coffee to get rid of drowsiness while staying up late doing
assignments or doing other things. We are all familiar with the content in coffee, namely caffeine. This caffeine
which helps make us feel awake when drinking coffee, besides that caffeine can also increase energy in our
bodies. One of the content in caffeine is an alkanoid compound from the coffee plant which contains a bitter
taste. The amount of caffeine is not the same in all coffees, but the lower the caffeine contained in coffee is
consumed, the better it is. This paper will analyze the impact of coffee consumption on adolescents. And in
essence, if the coffee consumed contains caffeine in accordance with the levels in the body, it certainly will not
cause a problem.

keywords: caffeine, coffee consumption, teenagers.

Pendahuluan
Kopi sudah menjadi minuman yang tidak asing, karena kopi sendiri sudah banyak penggemarnya.
Minuman yang satu ini sudah menjadi salah satu minuman yang mendunia, karena sudah banyak dikenal di
mancanegara. Negara kita sendiri merupakan penghasil kopi terbesar ke empat di dunia. Kopi adalah salah satu
minuman yang digemari masyarakat dunia sejak berabad-abad silam. Sampai saat ini kopi merupakan salah satu
komoditas minuman yang paling akrab di berbagai lapisan.1 Menurut data statistik 395 Vol. 3, No. 3 September
2020 yang dikeluarkan oleh International Coffee Organization pada tahun 2000-2010, konsumsi kopi dunia terus
meningkat sebesar 3-4% setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri konsumsi masyarakat Indonesia akan kopi
meningkat pesat sebesar 98% dalam 10 tahun terakhir. Dua jenis kopi yang paling sering dikonsumsi antara lain
kopi Arabika dan kopi Robusta.1 Cita rasa dan aroma kopi itu sendiri juga menjadi daya tarik untuk dikonsumsi.
Dan kopi juga memiliki beragam jenis, baik di negara kita sendiri maupun di luar negeri.
Isi
Saat ini, remaja sudah tidak asing dengan kata kopi. Banyak remaja yang menyukai minuman tersebut,
dengan berbagai tujuan meminumnya juga tentunya, baik itu untuk mengusir rasa kantuk, untuk sekedar
mencicipi, atau bahkan ada yang menganggap itu sudah menjadi suatu rutinitas karena merasa kecanduan
dengan kopi tersebut.Namun, kadang yang sudah kecanduan itu dapat menjadi suatu masalah bagi tubuhnya
sendiri. Kopi sendiri terbagi menjadi berbagai jenis. Dan ini bukan hanya ada di negara kita tetapi pastinya
tersebar di seluruh dunia, serta tentunya dalam jenis-jenis kopi itu memiliki kandungan yang berbeda pula.
Kopi yang ada di budidayakan di Indonesia secara umum ada dua jenis yaitu kopi arabika dan kopi
robusta. Kopi arabika merupakan kopi yang memiliki citarasa lebih baik dari kopi robusta, karena kopi robusta
rasanya lebih pahit, sedikit asam dan mengandung kafein lebih tinggi dari pada kopi arabika. 2 Kopi Arabika
mengandung kafein 0,4 – 2,4% dari total berat kering sedangkan kopi Robusta mengandung kafein 1 – 2% dan
asam organik 10,4%. Kandungan standar kafein dalam secangkir kopi seduh yaitu 0,9 – 1,6% pada kopi Arabika,
1,4 – 2,9% pada kopi Robusta, dan 1,7% pada campuran kopi Arabi dan kopi Robusta dengan perbandingan 3 :
2.3 Kandungan kafein biji mentah kopi arabika lebih rendah dibandingkan biji mentah kopi robusta, kandungan
kafein kopi robusta sekitar 2,2% dan Arabika sekitar 1,2 %. 2 Dapat kita lihat bahwa kafein dalam kopi arabika
lebih rendah dibandingkan dengan kopi robusta. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan kopi arabika lebih
memacu suatu masalah dalam tubuh lebih rendah, dan begitu pula sebaliknya.
Kopi memiliki berbagai manfaat pada tubuh kita. Kopi dapat bermanfaat sebagai antioksidan,
kandungan antioksidan pada kopi lebih banyak daripada teh dan coklat. Selain itu, kopi dapat merangsang
kinerja otak dan kanker. 3 Selain memiliki kelebihan, kopi juga memiliki kekurangan yaitu mengandung kafein
dan asam organik yang tinggi. Kandungan kafein pada biji kopi berbeda-beda tergantung pada jenis kopinya dan
kondisi geografis dimana biji kopi tersebut ditanam. 4 Kandungan kafein dan asam yang berlebih dapat
berdampak negatif bagi kesehatan. Pada beberapa orang mempunyai lambung yang sensitif, sehingga kopi bisa
menyebabkan sakit perut.3 Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pada frekuensi tertentu kebiasaan
minum kopi justru merupakan faktor protektif terhadap hipertensi. 6 Kopi dengan rendah kafein selain
menghasilkan citarasa dan aroma yang baik juga lebih baik dikonsumsi karena dengan mengkonsumsi kopi
rendah kafein akan dapat menstimulasi sistem saraf, sehingga akan memperbaiki mood dan dapat memperlama
konsentrasi.5 Sehinggga dari sini kita bisa meninjau, bahwa kopi sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, agar kita tidak menjadi salah pada saat mengonsumsinya, alangkah baiknya kita mengonsumsi
sesuai dengan kadar atau dosis yang sewajarnya. Terutama bagi para remaja, sebaiknya perlu diperhatikan saat
mengonsumsi kopi dalam jumlah yang banyak, karena dalam batas yang tidak seharusnya akan menimbulkan
suatu masalah dalam tubuh kita. Dan juga saat iingin mengonsumsi kopi tersebut, kita perlu memperhatikan jenis
kopinya juga.
Penutup
Kesimpulan
Jadi,kesimpulan yang di dapatkan dalam makalah ini yaitu kopi memiliki beragam jenis. Dan jenis-jenis
tersebut mengandung kafein yang berbeda, seperti yang kita telah ketahui kafein merupakan kandungan utama
dalam kopi. Dan juga, kafein sendiri bila di konsumsi dalam jumlah yang banyak pastinya memiliki dampak
yang fatal, apalagi pada orang yang menderita penyakit maag. Namun, jika masih di konsumsi dalam batas yang
sesuai dengan kadar yang dapat diterima dalam tubuh kita hal itu bukan menjadi masalah. Apalagi bagi remaja
yang mengonsumsi kopi untuk mengusir rasa kantuk saat mengerjakan tugas dan sebagainya, asal tetap dalam
kadar yang sesuai dengan tubuh kita.
Daftar Pustaka
1. Swastika KD. Efek Kopi terhadap Kadar Gula Darah Post Prandial pada Mahasiswa Semester VII
Fakultas Kedokteran USU Tahun 2012.
2. Aditya IW, Nocianitri KA, Yusasrini NL. Kajian kandungan kafein kopi bubuk, nilai pH dan rasa aroma
dan rasa kopi jantan dan betina jenis arabika dan robusta. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
(Itepa). 2015; 5 (1).
3. Farida A, Ristanti E, Kumoro AC. Penurunan kadar kafein dan asam total pada biji kopi robusta
menggunakan teknologi fermentasi anaerob fakultatif dengan mikroba nopkor MZ-15. Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri. 2013; 2 (2): 70-5.
4. Hastuti DS. Kandungan Kafein Pada Kopi dan Pengaruh Terhadap Tubuh. Media Litbangkes.
2015;25(3):185-92.
5. F. D. Oktadina, B. D. Argo, dan M. B. Hermanto, “Pemanfaatan Nanas (Ananas Comosus L. Merr) untuk
Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea Sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk,” vol. 1,
no. 3, hlm. 9, 2013.
6. K. Kozuma, S. Tsuchiya, J. Kohori, T. Hase, and I. Tokomitsu, “Antihypertensive effect of green coffee
bean extract on mildly hypertensive subjects,” Hypertension Research, vol. 28, no.9, pp. 711-18, 2005

Anda mungkin juga menyukai