Anda di halaman 1dari 5

Pola Hidup Sehat dengan Mengurangi Konsumsi Kopi

Riris Aria Dewanti/171610101084

drg. Dessy Rachmawati, M. Kes, PhD

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstrak

Kopi merupakan salah satu minuman dengan kandungan kafein yang besar
dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Menurut National Coffee
Association United States tahun 2011, terdapat peningkatan konsumsi kopi
harian pada remaja. Konsumsi kopi dalam jumlah sedikit memang tidak
menimbulkan dampak negatif, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan
dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh kopi jika
dikonsumsi secara berlebihan, dan cara untuk menguranginya. Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kopi adalah dapat menyebabkan perubahan
warna gigi, bau mulut, meningkatkan stres, serangan jantung, bahkan
penuaan dini. Beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi
kopi adalah dengan menggantinya dengan minuman lain yang lebih
menyehatkan, misal air putih atau jus buah.

Kata kunci: kopi, kafein, dampak negatif.

Pendahuluan
Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari di Indonesia.
Kopi tidak hanya berfungsi sebagai penghilang rasa kantuk atau teman begadang,
tetapi sebagai kode simbolik yang digunakan oleh sebagian kalangan penikmatnya
untuk mengaktualisasikan keberadaan mereka dalam kelompok sosial. Saat ini
kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan
setelah minyak bumi. Berdasarkan Food and Agriculture Organization (FAO),
total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu 1998–2000 dan diperkirakan
akan meningkat 1,9% pada tahun 2010 menjadi 7 juta ton. Konsumsi kopi juga
diproyeksikan meningkat sebesar 0,4% per tahun dari 6,7 juta ton pada tahun
1998—2000 menjadi 6,9 juta ton pada tahun 2010 (FAO 2003).
Kopi merupakan salah satu sumber kafein yang tersebar luas dan dapat
diperoleh secara bebas. Menurut National Coffee Association United States tahun
2011, terdapat peningkatan konsumsi kopi harian pada remaja usia 18-24 tahun.
Konsumsi kopi sebagai sumber utama kafein meningkat sebesar 98% dalam 10
tahun terakhir di Indonesia (Swastika:2013). Konsumsi kafein dalam dosis rendah
memang terbukti memberikan manfaat. Dalam sebuah studi oleh Smit dan Rogers
(2000) dikatakan bahwa 12,5 – 100 mg kafein dapat memberikan efek positif.
Kafein yang bekerja dalam tubuh dapat memberikan efek positif maupun efek
samping. Studi deskriptif oleh Bawazeer dan Alsobahi (2013) menunjukkan
bahwa 34,3% peminum minuman energi yang mengandung kafein mengaku
mengalami efek samping diantaranya palpitasi, insomnia, nyeri kepala, tremor,
gelisah, serta mual dan muntah. Selain itu, konsumsi kafein secara reguler dapat
menimbulkan efek ketergantungan. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji
berbagai efek samping yang ditimbulkan oleh konsumsi kopi yang berlebihan,
terutama pada kalangan mahasiswa dan cara menguranginya. Dengan adanya
tulisan ini diharapkan dapat membuka wawasan pembaca dan menerapkan pola
hidup sehat dengan mengurangi konsumsi kopi.

Pembahasan
Metode yang dilakukan dalam penulisan ini adalah studi literatur.
Berdasarkan literatur yang ada, diketahui bahwa kopi merupakan salah satu
minuman dengan kandungan kafein terbesar. Kafein merupakan senyawa
terpenting yang terdapat di dalam kopi. Kafein berfungsi sebagai unsur citarasa
dan aroma di dalam biji kopi (Ciptadi dan Nasution, 1985). Kandungan kafein biji
mentah kopi arabika lebih rendah dibandingkan biji mentah kopi robusta,
kandungan kafein kopi robusta sekitar 2,2 % dan Arabika sekitar 1,2 % (Spinale
dan James, 1990). Selama ini besarnya kandungan kafein kopi bubuk, nilai pH
dan karakteristik aroma dan rasa seduhan kopi jantan dan betina jenis arabika dan
robusta belum diketahui secara pasti karena belum adanya penelitian mengenai
berapakah kandungan kafein kopi bubuk, nilai pH dan karakteristik aroma dan
rasa seduhan kopi jantan dan betina jenis arabika dan robusta.
Dalam jurnal Pola Konsumsi dan Efek Samping Kopi (Universitas
Udayana:2013) dilakukan penelitian dengan kuisioner yang melibatkan
mahasiswa Universitas Udayana terutama mahasiswa dari fakultas kedokteran,
dengan kasus mengenai pola konsumsi kopi mereka juga efek samping yang
ditimbulkan. Response rate responden sebesar 81,8%. Total kuesioner yang
disebar sejumlah 600 kuesioner dan mahasiswa yang bersedia menjadi responden
yaitu sebanyak 491 orang (202 pria, 289 wanita). Proporsi responden yang pernah
mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak 91,9%. Tidak terdapat perbedaan yang
bermakna pada proporsi konsumsi kopi antara pria dan wanita. Alasan lainnya
meliputi kurang tidur pada malam sebelumnya, untuk menambah energi,
mengemudi, memperbaiki mood dan menaikkan tekanan darah. Proporsi frekuensi
konsumsi kopi diantara responden yang meminum kopi secara harian yaitu 1 kali
sehari (69,2%), 2 kali sehari (23,1%), dan 3 kali sehari (7,7%). Berdasarkan data
efek samping yang diperoleh, 76,1% mahasiswa yang mengkonsumsi kopi
mengaku pernah mengalami efek samping setelah minum kopi, namun tidak ada
perbedaan yang bermakna antara kedua pria dan wanita (p=0,095).
Konsumsi kafein secara berlebihan dapat menimbulkan banyak masalah,
seperti warna gigi berubah, bau mulut, meningkatkan stres, serangan jantung,
kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan dan bahkan penuaan
dini. Kafein juga merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala.
Mengkonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan di pagi hari dapat meningkatkan
tekanan darah, tingkat stres dan memicu poduksi hormon penyebab stres selama
satu hari penuh. Kafein dalam kopi merangsang kelenjar-kelenjar adrenal, yang
dapat meningkatkan salah satu faktor penyebab stres setelah 18 jam. Kafein pada
kopi sangat berpotensi meningkatkan tekanan darah serta detak jantung yang
banyak dilaporkan menjadi penyebab kebanyakan timbulnya rasa stres yang
berkepanjangan pada hari kerja. Efek ini biasanya masih akan terbawa sampai
malam hari menjelang waktu tidur. Kopi mengandung sebuah unsur yang disebut
terpenoid, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini
dapat menyebabkan pembuluh darah arteri tersumbat dan akibatnya pembuluh
darah ini bekerja terlalu keras. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau
lebih per hari dapat meningkatkan resiko terkena pengeroposan tulang
(osteoporosis). Untuk penderita penyakit jantung, diabetes, maag, dan hipertensi
disarankan agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi semua produk yang
mengandung kafein (Rozanah, 2004; Anonim, 2006). Wahyuni (2005)
melaporkan bahwa selain dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit
kepala, merasa tegang dan lekas marah, kafein juga dapat kafein dapat
meningkatkan detak jantung dan metabolisme pada tubuh.
Kecanduan terhadap kafein diperkirakan dapat terjadi jika mengonsumsi
lebih dari 600 miligram kafein (setara lima sampai enam cangkir kopi 150 ml) per
hari selama 8-15 hari berturut-turut. Sedangkan dosis kafein yang dapat berakibat
fatal bagi manusia adalah sekitar 10 gram kafein yang dikonsumsi per oral
(melalui mulut). Dosisnya bervariasi tergantung berat badan (sekitar 150 miligram
kafein per kilogram berat badan). Jika diukur dengan suguhan minuman kopi,
dosis fatal tersebut setara dengan 50-200 cangkir kopi per hari (Rozanah, 2004).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) secara tegas menetapkan bahwa
kandungan kafein dalam minuman penambah energi tak boleh melebihi 50 mg
karena jika dikonsumsi lebih dari nilai tersebut dalam jangka panjang akan meng-
akibatkan gangguan pada kesehatan seperti serangan penyakit jantung, darah
tinggi, ginjal, keguguran pada wanita hamil hingga penyakit gula pada
peminumnya (Depkes, 2006).
Adapun beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi kopi
karena kecanduan: (1) Kurangi secara bertahap. Membuat target untuk
mengurangi kopi secara pelan-pelan, misalnya sehari hanya meminum satu gelas
kopi. Minggu berikutnya, seminggu hanya meminum empat cangkir kopi. (2)
Mengganti kopi dengan minuman lain yang lebih bermanfaat dan menyegarkan,
misalnya teh manis atau jus buah. (3) Memperbanyak minum air putih. (4) Makan
makanan yang pedas ketika berniat untuk begadang, agar tubuh terstimulasi untuk
tetap segar dan tidak mengantuk.

Kesimpulan
Kopi adalah salah satu minuman popular di Indonesia yang sangat digemari
masyarakat. Kopi memang memiliki efek positif. Akan tetapi jika dikonsumsi
secara berlebihan, kandungan kafeinnya tidak baik bagi kesehatan, di antaranya
dapat menyebabkan warna gigi berubah, bau mulut, meningkatkan stres, serangan
jantung, kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan dan bahkan
penuaan dini. Kafein juga merupakan salah satu penyebab utama sakit kepala.
Mengkonsumsi kopi dalam jumlah berlebihan di pagi hari dapat meningkatkan
tekanan darah, tingkat stres dan memicu poduksi hormon penyebab stres selama
satu hari penuh. Adapun beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan
mengonsumsi kopi adalah dengan menggantinya dengan minuman lain yang lebih
menyehatkan, misal air putih atau jus buah.

Daftar Pustaka
Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Fakultas Teknologi
Institut Pertanian Bogor.
Depkes (2006). Melawan Dampak Negatif Kafein. Dalam Intisari. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. www.depkes. go.id.
[FAO] Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2003. Medium-
term prospects for agricultural commodities: projections to the year 2010.
Liveina dan Artini. 2013. Jurnal Pola Konsumsi Dan Efek Samping Minuman
Mengandung Kafein Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rozanah, A. (2004). Kafein dan Wanita. Republika Online. www.republika. co.id.
Spinale and J. James 1990. Komoditi Kopi dan Peranannya dalam Perekonomian
Indonesia.
Yogyakarta : Kanisius.
Swastika K D. 2013. Efek Kopi Terhadap Kadar Gula Darah Post Prandial Pada
Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai