Anda di halaman 1dari 2

Neutrofil (disebut juga leukosit polimorfonuklear [PMN]) adalah leukosit yang paling

banyak dalam darah, berjumlah 4000-10,000/μL. Dalam respons terhadap infeksi, produksi
neutrofil dari sumsum tulang meningkat cepat, dan jumlahnya meningkat hingga 20.000/μL
darah. Produksi neutrofil dirangsang oleh sitokin, disebut sebagai colony-stimulating factors
(CSFs), yang disekresi oleh banyak tipe sel dalam respons terhadap infeksi dan bekerja pada
sel punca (stem cell) sumsum tulang untuk menstimulasi proliferasi dan maturasi prekursor
neutrofil. Neutrofil adalah tipe sel pertama yang memberikan respons terhadap kebanyakan
infeksi, khususnya infeksi bakteri dan fungi dan merupakan sel yang dominan saat inflamasi
akut. Mereka menelan mikroba dalam darah, dan mereka dengan cepat memasuki jaringan
ekstravaskular pada lokasi infeksi, di mana mereka juga menelan mikroba dan
menghancurkan mikroba. Neutrofil mengekspresikan reseptor untuk hasil hasil aktivasi
komplemen dan antibodi yang melingkupi mikroba. Reseptor tersebut meningkatkan
fagositosis dan juga tranduksi sinyal peng-aktif yang meningkatkan kemampuan neutrofil
untuk membunuh mikroba yang ditelan. Proses fagositosis dan destruksi intraseluler terhadap
mikroba akan dijelaskan kemudian. Sel-sel tersebut juga direkrut ke lokasi jaringan yang
rusak walaupun tidak ada infeksi, di mana mereka akan memulai pembersihan debris sel.
Neutrofil hidup hanya beberapa jam di jaringan, jadi merupakan responder awal akan tetapi
tidak memberikan pertahanan yang lama (Abbas, 2016).
Monosit lebih sedikit daripada neutrofil. Jumlahnya 500-1000 per μL darah. Mereka juga
menelan mikroba dalam darah dan dalam jaringan. Selama reaksi inflamasi, monosit masuk
ke jaringan ekstraseluler dan berdiferensiasi menjadi sel yang disebut makrofag, yang tidak
seperti neutrofil. dapat bertahan hidup dalam lokasi ini dalam periode yang lama. Dengan
demikian, monosit darah dan makrofag jaringan adalah dua tahap dari turunan sel yang sama,
yang seringkali disebut sebagai sistem fagosit mononuklear. (Hal ini disebut sebagai sistem
retikuloendotelial. untuk alasan historis, akan tetapi nama tersebut merupakan suatu istilah
yang tak tepat dan seharusnya dihindari.) Makrofag memegang beberapa peran penting dalam
pertahanan inang: memproduksi sitokin yang mencetuskan dan meregulasi inflamasi,
memakan dan menghancurkan mikroba, dan membersihkan jaringan mati dan mengawali
proses penyembuhan jaringan. Sejumlah famili reseptor dieskpresikan di makrofag dan
terlibat dalam aktivasi dan fungsi sel-sel ini. Reseptor pengenalan pola yang didiskusikan
terdahulu, termasuk TLR and NLR, mengenali produk rnikroba dan sel yang rusak serta
mengaktifkan makrofag. Fagositosis diperantarai oleh reseptor permukaan sel, seperti
reseptor mannose dan reseptor scavenger, yang secara langsung mengikat mikroba (dan
partikel lainnya), dan reseptor untuk hasil hasil aktivasi komplemen dan antibodi yang juga
diekspresikan oleh neutrofil. Beberapa reseptor fagositik tersebut juga mengaktifkan fungsi
pembunuhan mikroba oleh makrofag. Disamping itu, makrofag memberi respons terhadap
berbagai sitokin. Makrofag dapat teraktivasi oleh dua jalur yang berbeda dengan fungsi yang.
Jalur aktivasi tersebut disebut klasik dan alternatif. Aktivasi makrofag klasik diinduksi oleh
sinyal imun alami, seperti dari TLR, dan oleh sitokin IFN-y, yang diproduksi baik oleh
respons imun alarni maupun adaptif. Makrofag yang teraktivasi secara klasik, disebut juga
Ml, terlibat dalam penghancuran mikroba dan dalam memicu inflamasi. Aktivasi makrofag
alternatif terjadi saat tidak adanya sinyal TLR yang kuat (Abbas, 2016).

Gambar neutrofil dan monosit (Abbas, 2016)

Abbas, Andrew, and Shiv. 2016. Imunologi Dasar Abbas Ed 5. Amsterdam: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai