PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jiwa yang merupakan jumlah terbesar ke-4 di dunia setelah China, India dan
menjadikan populasi lansia sebagai salah satu dari triple burdens yang dihadapi
Indonesia, yaitu jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi, masih dominannya
penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat, keadaan ini
Kesehatan, 2013).
berusia 65 tahun ke atas pada tahun 2012 berjumlah sekitar 564 juta jiwa.
Sebanyak 53% dari seluruh penduduk lansia dunia itu berada di Asia (BKKBN,
sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3
kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%)
dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24,000,000 (9,77%)
1
dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai
Indonesia tahun 2010 sebanyak 18,1 juta jiwa (7,6 persen dari total populasi),
tahun 2014 meningkat jadi 20,24 juta jiwa (8,03 persen populasi (BPS, 2014).
Diperkirakan jumlah penduduk Lanjut Usia di Indonesia pada tahun 2020 akan
mencapai 28,8 juta jiwa atau sekitar 11% dari total penduduk Indonesia. Pada
tahun 2021 usia lanjut di Indonesia diperkirakan mencapai 30,1 juta jiwa yang
juta jiwa. Penduduk lansia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
perubahan fisik, psikososial, dan spiritual. Salah satu perubahan fisik lansia
adalah perubahan pola tidur (Gafur, 2013). Pola tidur pada lansia cendrung
perubahan siklus sirkandian, yaitu fase tidur lebih maju sehingga lansia memulai
tidur lebih awal dan bangun lebih awal pula. Kemudian lansia terbangun pada
malam hari sehingga bangun pagi tidak segar (Hanun, 2011). Menurut Kaplan
dan Sadock (1997) dalam Hanun (2011) insomnia merupakan kesukaran dalam
memulai atau mempertahankan tidur yang bisa bersifat sementara atau persisten.
tidur, tetap tidur, atau tidak merasa segar ketika bangun tidur.
2
Insomnia pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami
inginkan.Gangguan tidur pada lansia jika tidak segera ditangani akan berdampak
serius dan akan menjadi gangguan tidur yang kronis. Secara fisiologis, jika
kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa, konfusi dan disorientasi
(Asmadi, 2008).
Menurut National Sleep Foundation tahun 2010 sekitar 67% dari 1.508
insomnia menyerang sekitar 50% orang yang berusia 65 tahun, setiap tahun
17% mengalami insomnia yang serius. Prevalensi insomnia pada lansia cukup
3
mengandung kafein (kopi) dan kurangnya berolahraga menyebabkan timbulnya
adalah gaya hidup lansia salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi kopi
hidup dan semakin maraknya kafe serta kedai kopi memberikan kontribusi
dalam peningkatan jumlah konsumen kopi. Kopi merupakan salah satu sumber
kafein yang tersebar luas dan dapat diperoleh secara bebas,disamping produk
kafein didunia saat ini cukup tinggi, lebih dari 80% populasi dunia
dalam minuman, obat, suplemen dan permen merupakan stimulan yang paling
atau menghilangkan tidur (James dan Kaine,2005). Walau demikian kafein atau
mengkonsumsi kopi juga memiliki efek samping. hasil study deskriktif oleh
Bawazeer dan Alsobahi pada tahun 2013 menunjukan bahwa 33,4% peminum
diantaranya palpitasi, insomnia, nyeri kepala, tremor, gelisah, serta mual dan
muntah. Selain itu konsumsi kafein secara reguler dapat menimbulkan efek
4
Beberapa study telah menemukan asupan kafein sebelum tidur dapat
menunda onset tidur, mengurangi jam tidur, dan kualitas tidur. Penelitian oleh
dapat mengurangi jumlah tidur selama 2 jam. meningkatkan onset tidur selama
memerlukan waktu dua kali lebih banyak untuk bisa tidur dan lebih sering
terbangun dibandingkan dengan individu yang tidak merokok. Selain itu lansia
lebih sensitif terhadap kopi, dimana mengkonsumsi 2 gelas kopi atau lebih akan
menyebabkan penurunan dari total jumlah waktu tidur sebanyak 2 jam dan
2017 di Desa Blang Paoh Sa Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur jumlah
atas. Dari hasil observasi dan wawancara terhadap 10 orang lansia didapatkan
lansia berumur diatas 60-74 tahun, 4 orang lansia perempuan mengalami sulit
tidur lansia mengatakan tidur kurang dari 4 jam 30 menit sehari semalam, mudah
terbangun pada malam hari sehingga waktu yang diperlukan untuk tidur kembali
setelah terbangun pada malam hari adalah antara 30-60 menit. Lansia
mengatakan mereka terbangun saat malam hari sebanyak 3-4 kali, sulit untuk
memulai tidur kembali dan bangun dini hari. 4 orang lansia laki-laki yang suka
minum kopi dan merokok mengatakan sulit tidur dan sering terbangun pada
malam hari, dan 2 orang lansia laki-laki tidak mengalami gangguan tidur.
5
Berdasarkan fenomena diatas dan permasalahan tersebut penulis tertarik
insomnia pada lansia di Desa Blang Paoh Sa Kecamatan Julok Kabupaten Aceh
Timur.
B. Rumusan Masalah
insomnia pada lansia di Desa Blang Paoh Sa Kecamatan Julok Kabupaten Aceh
Timur”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Aceh Timur.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat konsumsi kopi pada lansia dan kualitas tidur
6
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi lansia
tentang bahaya mengkonsumsi kopi pada lansia yang insomnia dan salah
selanjutnya.