Anda di halaman 1dari 19

HUBUNGAN MINUMAN KOPI DENGAN KALSIUM URIN

PADA LAKI-LAKI USIA 20-30 TAHUN


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kopi adalah minuman psikostimulan yang apabila seseorang meminumya

akan merasa terjaga, tidak mudah lelah, dan merasa bahagia. Maka dari itu,

minuman kopi sangat banyak diminati oleh masyarakat dunia terutama pada

kalangan kaum pria yang mana minuman kopi berasal dari biji kopi yang diolah

menjadi biji kopi dan diracik menjadi minuman kopi. Dari pagi hingga larut

malam rata-rata masyarakat Indonesia mengkonsumsi kopi pada kisaran 3 hingga

5 gelas perhari yang terbagi dalam waktu tertentu, terlebih lagi banyak dari

mereka yang sedang melakukan kegiatan lembur karena urusan pekerjaan.

Terlebih lagi, dapat ditarik sebuah fakta bahwa akses untuk memperoleh minuman

kopi ini sangat mudah, mulai dari yang diseduh dari bijinya, atau ada juga yang

diperoleh di warung dan minimarket dalam bentuk sachet. Banyak masyarakat

Indonesia yang memilih alternatif dengan meminum kopi sebagai pencegah rasa

kantuk. (Putri:2017)

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa minuman kopi bukanlah hal baru lagi,

karena sangat banyak peminatnya. Minat akan minuman kopi juga dipengaruhi

oleh beberapa faktor salah satunya yaitu di dalam minuman kopi ini banyak

terdapat manfaat. Kopi mengandung antioksidan yang sangat baik bagi seseorang

yang mengkonsumsi kopi. Antioksidan yang terkandung di dalam kopi ini dapat

menghambat penyakit akibat dari kerusakan oksidatif, meminimalisir resiko


penyakit stroke, mencegah kanker, parkinson, mengobati penyakit liver,

memperkuat fungsi kognitif pada tubuh, memperkuat aktivitas tubuh, dan

melancarkan peredaran darah pada tubuh. Namun, bukan berarti kopi tidak

memiliki dampak buruk. Karena di dalam kopi sendiri terkandung kafein yang

jika seseorang mengkonsumsi secara berlebihan maka akan memberikan pengaruh

pada sistem kardiovaskular, seperti halnya meningkatkan tekanan darah dan juga

detak jantung. (Hailu:2017)

Kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi dapat meningkatkan tekanan

darah sistolik dan diastolik. Apabila seseorang dalam setiap harinya

mengkonsumsi satu cangkir kopi maka tekanan darah sistolik akan meningkat

sejumlah 0,19mmHg dan tekanan darah diastolik akan meningkat sejumlah

0,27mmHg, namun peningkatan darah yang terjadi pada kedua tekanan darah

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, indeks massa tubuh, apakah

seorang perokok atau bukan, apakah pecandu alkohol atau bukan, dan bagaimana

seseorang itu beraktivitas dan melakukan kegiatan fisik dalam kesehariannya.

(Monica:2015)

Apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dalam waktu yang lama,

maka organ jantungnya akan cenderung bekerja lebih keras lagi sehingga apabila

hal itu terus terjadi, maka akan dapat merusak pembuluh darah pada bagian tubuh

tertentu seseorang itu sendiri. Di dalam organ ginjal terdapat pembuluh darah

kecil yang fungsinya untuk menyaring darah sehingga dari situ mengeluarkan

sisa-sisa darah kotor. Apabila pembuluh darah pada tubuh manusia telah rusak,

maka organ ginjal manusia itu juga akan rusak, sehingga menimbulkan fenomena
dimana ginjal tidak lagi berfungsi membuang cairan ekstra dalam tubuh dan

membuang limbah. (Gunawan:2009) Rusaknya ginjal dapat menimbulkan

penyakit lain yaitu batu saluran kemih.

Batu saluran kemih bukan lagi sebuah penyakit yang asing, dikarenakan sudah

menjadi problematika kesehatan dari penjuru dunia. Batu saluran kemih

merupakan penyakit terbanyak ketiga dalam kategori urologi setelah infeksi dan

penyakit kelenjar prostat (Farizal, 2018).

Kalsium merupakan mineral yang berperan penting bagi tubuh manusia guna

mempertahankan kesehatan tulang dan gigi, mencegah penyakit osteoporosis,

mempercepat proses penyembuhan luka, membantu proses pembekuan darah,

menghantarkan sinyal rangsangan kepada sel darah, dan yang terakhir adalah

menstabilkan aktivitas enzim dan protein di dalam tubuh manusia (Imron.

S:2009). Di dalam tubuh kadar kalsium sejumlah 99% terdapat di bagian tulang,

sedangkan kadar kalsium sejumlah 1% terdapat pada jaringan lunak dan darah

(Hendri:2010).

Osteoporosis dapat didefinisikan sebagai penyakit dimana massa tulang pada

tubuh seorang manusia mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat melalui sebuah

tanda dimana terdapat peningkatan pada resiko fraktur yang disebabkan akibat

dari perapuhan tulang. Pencegahan atas menurunnya kepadatan massa pada tulang

dapat dilakukan suatu upaya dengan lebih mengoptimalisasikan pembentukan

massa pada tulang saat manusia sedang berada pada fase pertumbuhan yaitu pada

saat seseorang berusia antara 20 hingga 35 tahun.


Terdapat penelitian yang dilakukan di Wilayah Kota Jakarta dengan subjek

penelitian 20 hingga 25 tahun. Pada penelitian tersebut didapati hasil bahwa

sejumlah 6,3% subjek penelitian mengidap osteoporosis dan sejumlah 51,1%

subjek penelitian mengidap osteopenia atau bisa disebut dengan pra-osteoporosis.

Di Wilayah Kota Semarang juga pernah dilakukan penelitian serupa pada tahun

2009 yang menunjukkan bahwa pengidap osteopenia terbilang lumayan tinggi

yaitu sejumlah 18,8%. Disebutkan bahwa unsur yang menjadi pendorong kuat

akan terjadinya osteoporosis yaitu diakibatkan karena pengeluaran kalsium pada

urin yang tinggi. Maka dari itu dinyatakan bahwa indikator kepadatan tulang

dijadikan sebagai penentu awal untuk mendeteksi osteoporosis pada pasien.

Keluarnya kalsium melalui urin didorong oleh faktor yang bisa dikendalikan

seperti mengkonsumsi lebih banyak natrium, kafein, fosfor, kalsium dan protein.

Sedangkan terdapat pula faktor yang tidak dapat dikendalikan untuk

meminimalisir pengeluaran kalsium melalui urin yaitu faktor gender, usia, dan

genetik pada seseorang.

Terdapat pula faktor lain yang dapat meminimalisir pengeluaran kalsium urine

yaitu faktor gaya hidup. Apabila seseorang sering kali memiliki kebiasaan

meminum kopi yang kita pahami bahwa kopi mengandung tinggi kafein, maka hal

itu dapat meminimalisir keluarnya kalsium urine pada pada tubuh. Terdapat

penelitian yang menyatakan bahwa keluarnya kalsium urine dapat terkendali

apabila seseorang mengkonsumsi kafein, hal ini terjadi apabila asupan kalsium

tidak mencukupi pada urin. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh pihak Institute
of Medicine menyatakan bahwa tingkat konsumsi kafein masyarakat Indonesia

masih terbilang belum cukup. Karena hanya berkisar antara 20 hingga 30% saja.

Berdasarkan itu, apabila masyarakat khususnya dewasa awal banyak yang

mengkonsumsi kafein tinggi dan jika diimbangi dengan asupan kalsium yang

rendah maka cenderung akan mengakibatkan tingginya pengeluaran kalsium pada

urin. Minuman dan makanan yang didalamnya terkandung kafein diantaranya teh,

kopi, minuman soda, dan coklat. Kopi robusta dan kopi arabika merupakan jenis

kopi yang sering di konsumsi di Indonesia., Kopi robusta dan arabika adalah jenis

kopi yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Kopi robusta memiliki kadar

kafein yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan arabika, yaitu 2% dari berat

kopi, arabika mengandung 1% dari berat kopi. Kandungan kafein yang tinggi juga

terdapat pada kopi sachet dan teh yaitu berkisar antara 20 hingga 73mg/100ml dan

minuman soda antara 9 hingga 19mg/100ml. Selain minuman tersebut, terdapat

juga kandungan kafein pada coklat. Di dalam 100gr permen coklat terdapat

kandungan kafein berkisar 5 hingga 20mg.

Asupan tinggi kafein dapat meningkatkan pengeluaran kalsium urin melalui

mekanisme penurunan reabsorbsi kalsium di ginjal sehingga menyebabkan

keseimbangan kalsium menjadi negatif yang nantinya akan mempengaruhi

kepadatan tulang. Asupan kafein 300–400 mg dapat meningkatkan kalsium dalam

urin sebesar 0,25mmol atau 10 mg per hari melalui penurunan reabsorbsi ginjal.

Penelitian mengenai hubungan minuman kopi dengan kalsium urin pada laki-

laki usia 20-30 tahun masih sangat jarang dilakukan. Berdasarkan latar belakang
yang sudah diuraikan maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hal

tersebut. Maka dari itu pada kali ini akan dilakukan penelitian yang berjudul

“HUBUNGAN MINUMAN KOPI DENGAN KALSIUM URIN PADA

LAKI-LAKI USIA 20-30 TAHUN”.

B. BATASAN MASALAH

Pada penelitian ini terdapat batasan masalah yang mana hanya akan mendeteksi

kandungan kafein saja pada kopi, yang dihubungkan dengan kalsium urin pada

laki-laki usia 20-30 tahun saja.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan materi atau latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka

terdapat rumusan masalah yang dapat ditarik yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan kopi terhadap kalsium urine pada laki-laki usia 20-30

tahun?

2. Apa pengaruh yang diberikan dari kafein pada minuman kopi tersebut

terhadap kalsium urine pada laki-laki usia 20-30 tahun?

D. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Pada penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu mengetahui hubungan

minuman kopi yang didalamnya terdapat kafein sehingga dihubungkan dengan

kalsium urin pada tubuh manusia.

2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh apa yang diberikan kafein pada minuman kopi terhadap

kalsium urine pada laki-laki usia 20-30 tahun.

E. MANFAAT

1. Manfaat Bagi Peneliti

Adapun manfaat yang dapat diperoleh bagi peneliti yaitu mengetahui kadar

kafein pada minuman kopi dan memperoleh pengetahuan baru mengenai

pengaruh kafein pada minuman kopi tersebut terhadap kalsium urine pada

laki-laki usia 20-30 tahun.

2. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Memberikan wawasan baru bagi kancah ilmu pengetahuan tentang kafein pada

minuman kopi dan pengaruhnya terhadap kalsium urine pada laki-laki usia 20-

30 tahun.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa

Agar dapat memberikan wawasan baru dan diharapkan dapat dijadikan

penelitian lanjutan yang lebih mendalam bagi mahasiswa yang tertarik untuk

meneliti hal yang serupa.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mendapatkan wawasan baru seputar pengaruh kafein pada

minuman kopi terhadap kalsium urine pada laki-laki usia 20-30 tahun.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kopi

• Pengertian kopi

Kopi adalah minuman yang digemari oleh banyak orang, kopi ini berwarna

gelap serta mempunyai aroma yang khas. Kopi ini disajikan dengan cara diseduh

menggunakan air panas serta mempunyai rasa yang pahit. Kopi mempunyai

aroma serta rasa yang sangat khas, ini yang membuat para pecinta kopi merasa

kecanduan. Kopi ini mempunyai ciri khas rasa pada tiap daerah, yang kemudian

membawa perbedaan pada proses kopi sampai menjadi kopi yang berkualitas.

(Kadapi, 2015).

• Jenis Kopi

Dalam dunia bisnis, ada beberapa golongan pada kopi, tetapi hanya ada

beberapa kopi yang dibudidayakan, contohnya seperti kopi robusta, arabika, dan

liberika. Pada penggolongan kopi ini telah didasari menurut spesiesnya, kecuali

pada kopi Robusta. Kopi robusta ini bukan nama spesies karena kopi robista ini

adalah keturunan dari spesies kopi terutama pada Coffee Canephora

(Najiyati,1997).
a. Kopi Robusta

Kopi robusta ini memiliki nama lain yaitu Coffea Canephora, kopi ini awal

mulanya hanya dikenal dengan sebutan tanaman liar atau semak, yang dapat

tumbuh sampai dengan tinggi beberapa meter. Pada akhirnya kopi ini

ditemukan di Kongo di tahun 1898, kopi ini ditemukan oleh Emil Laurent.

Kopi robusta ini sudah ditemukan terlebih dahulu oleh pengembara dari negeri

Inggris yang bernama Richard dan John Speake di tahun 1862.

(Yahmadi,2007).

b. Kopi Arabika

Kopi ini adalah kopi yang sudah banyak dikembangkan di seluruh

dunia dan khususnya di Indonesia. Kopi ini sudah ditamam di dataran tinggi

yang mempunyai iklim kering 1350-1850m dari permukaan laut. Di Indonesia

kopi sudah tumbuh subuh pada daerah tinggi sampai dengan ketinggian 1200

mdpl. Kopi arabika ini mempunyai citarasa yang khas serta mutunya karena

biji kopi ini telah dihasilkan dalam berukuran besar serta berwarna hijau

sampai dengan merah gelap.

c. Kopi Liberika

Kopi ini asal nya dari negara Angola yang sudah masuk ke Indonesia

pada 1965. Penyebaran kopi ini sudah cukup lama hingga pada saat ini yang

jumlahmya masih terbatas, hal ini disebabkan karena kualitas pada buah yang

tidak bagus karena rendamannya masih rendah (Najiyati,1997).


• Kandungan Kopi

3. Kandungan kopi

Kopi jni memiliki kandungan senyawa antara lain air, karbohidrat/serat,

protein, asam amino bebas, lipid, mineral, asam alami, asam klorogenat, korosif

karboksilat, trinogellin, kafestol, kahweol dan kafein. Dari campuran yang

terkandung dalam biji espresso, campuran dinamis yang mempengaruhi kesehatan

adalah:

a. Kafein

Kafein dengan konstruksi senyawa 1,3,7-trimethylxanthin adalah alkaloid

murni yang terkandung dalam biji espresso. Efek fisiologis dari kafein termasuk

dorongan dari sistem sensorik fokus, efek kardiovaskular yang intens termasuk

ketegangan peredaran darah yang meluas dan katekolamin yang berputar,

kekencangan pembuluh darah, dan vasodilatasi subordinat endotel. Kafein juga

mempengaruhi peningkatan laju metabolisme dan diuresis yang berhubungan

dengan perbaikan penyakit kardiovaskular. Kandungan kafein dalam espresso

berpengaruh pada setiap orang. Orang-orang tertentu akan segera merasakan

dampaknya, sementara yang lain tidak akan merasakannya sama sekali. Ini

diidentifikasi dengan atribut turun-temurun yang digerakkan oleh setiap individu

yang diidentifikasi dengan kapasitas metabolisme tubuh untuk memproses kafein.

Pemanfaatan kafein dalam kadar rendah hingga langsung secara

keseluruhan membangun kesiapan, batas belajar, dan mengembangkan kondisi

disposisi lebih lanjut. Untuk sementara, penggunaan kafein dalam porsi tinggi
dapat menyebabkan efek buruk bagi beberapa orang sensitif seperti ketegangan,

takikardia, dan gangguan tidur yang terjadi 2-6 jam setelah kafein terbakar.

Sebagian besar kafein terperangkap di perut dan saluran pencernaan kecil dan

kemudian disalurkan ke semua jaringan termasuk otak besar. Minuman jus

mengandung banyak oksalat. Jika Anda membakar banyak oksalat, zat ini dapat

bergabung dengan kalsium untuk membentuk kalsium oksalat di ginjal/kandung

kemih. Kalsium oksalat adalah jenis batu ginjal yang paling banyak dikenal.

Kopi mengandung senyawa antara lain air, pati/serat, protein, asam amino

bebas, lipid, mineral, asam alami, asam klorogenat, korosif karboksilat,

trinogellin, kafestol, kahweol dan kafein. Dari campuran yang terkandung dalam

biji espresso, campuran dinamis yang mempengaruhi kesehatan adalah: a. Kafein

Kafein dengan konstruksi sintetis 1,3,7-trimethylxanthin adalah alkaloid

murni yang terkandung dalam biji espresso. Efek fisiologis dari kafein termasuk

dorongan dari sistem sensorik fokus, efek kardiovaskular yang intens termasuk

ketegangan peredaran darah yang meluas dan katekolamin yang berputar,

kepadatan pembuluh darah, dan vasodilatasi subordinat endotel. Kafein juga

mempengaruhi peningkatan laju metabolisme dan diuresis yang berhubungan

dengan peningkatan penyakit kardiovaskular. Kandungan kafein dalam espresso

berpengaruh terhadap setiap individu. Orang-orang tertentu akan segera

merasakan dampaknya, sementara yang lain tidak merasakannya sama sekali. Ini

diidentifikasi dengan kualitas turun-temurun yang digerakkan oleh setiap individu

yang diidentifikasi dengan kapasitas metabolisme tubuh untuk memproses kafein.


Penggunaan kafein dalam kadar rendah hingga langsung secara

keseluruhan memperluas kesiapan, batas belajar, dan kondisi pikiran yang

berkembang lebih lanjut. Sementara itu, penggunaan kafein dalam porsi tinggi

dapat menyebabkan efek samping bagi beberapa orang yang rentan seperti

kegelisahan, takikardia, dan gangguan tidur yang terjadi 2-6 jam setelah kafein

terbakar. Sebagian besar kafein diinvestasikan di perut dan sistem pencernaan

kecil dan kemudian dikirim ke semua jaringan termasuk pikiran. Minuman

berenergi mengandung satu ton oksalat. Jika Anda mengonsumsi oksalat dalam

jumlah berlebihan, zat ini dapat bergabung dengan kalsium untuk membentuk

kalsium oksalat di ginjal/kandung kemih. Kalsium oksalat adalah jenis batu ginjal

yang paling banyak dikenal.

b. Kafestol dan kahweol

Kafestol serta Kahweol ini adalah suaru pentalik diterpene alkohol. Senyawa

bioaktif serta turunannya yang banyak merupakan garam ataupun ester yang

berasal dari asam lemak yang telah tersaturasibserta nonsaturasu, telah mewakili

20% fraksi lipid kopi. Pada kafestol merupakan konstituen yang utama terhadap

reaksi penyabunan pada minyak kopi yaitu 0,2-0,6 dari beratnya kopi. Zat ini

bersifat anti kanker dan hepatoprotektif.

c. Chlorogenic acids

Chlorogenic acids adalah kelas signifikan dari senyawa fenolik yang

diperoleh dari esterifikasi asam transsinamat dengan asam quinic. Kopi

mengandung konvergensi polifenol yang paling penting di antara berbagai jenis


minuman dan asam klorogenik adalah polifenol yang umumnya terkandung

dalam kopi. Asam klorogenik dapat mencegah tekanan oksidatif yang

membahayakan sel epitel manusia, menyeimbangkan lapisan dan lebih lanjut

mengembangkan status energi sel. Dalam 200 ml espresso tercatat mengandung

70-350 mg asam klorogenik.

d. Mikronutrien

Beberapa mikronutrien ditemukan di dalam kopi, termasuk magnesium,

potassium, niasin, dan vitamin E yang dapat berkontribusi terhadap kesehatan

pengkonsumsian kopi yang diobservasi. Menurut data USDA Nutrient di Institute

of Medicine secangkir kopi dapat menyediakan 1-5% magnesium, 6-8% niasin,

dan 0,1% vitamin E dari diet yang dianjurkan untuk dewasa. Selain itu kopi

menyediakan 1-2% pemasukan adekuat potassium untuk dewasa (Yuliana, 2015).

4. Dampak kopi terhadap kesehatan

a. Meningkatkan aliran darah dalam ginjal

Kafein membuat jantung lebih cepat dan mengurangi penyumbatan

pembuluh darah, akibatnya memperluas aliran darah ke berbagai organ tubuh,

salah satunya adalah ginjal. Peningkatan aliran darah ke ginjal dapat membuat

produksi kencing meningkat, sehingga kandung kemih lebih cepat penuh

(Samsuridjal, 2006).

b. Menyebabkan penyakit maag


Kafein dan asam klorogenat dalam kopi dapat menyebabkan pembentukan

asam lambung di perut, karena proses relaksasi atau melemahkan otot-otot di

bawah saluran esofagus, yang disebut sfingter esofagus. Asam lambung yang

berlebihan ini kemudian akan naik ke tenggorokan, saluran yang menghubungkan

tenggorokan dengan lambung (Kirana, 2007).

c. Meningkatkan resiko batu ginjal

Massey menemukan bahwa penggunaan kafein memperluas bahaya batu

ginjal pada pasien batu ginjal, terutama batu kalsium. Batu kalsium dibingkai dari

campuran permata kalsium dan oksalat, menyebabkan kadar kalsium yang

signifikan dalam urin. Batu ginjal jenis ini adalah yang paling terkenal

B. Urine

1. Pengertian urine

Urine merupakan zat sampingan yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai hasil

akhir dari sistem metabolisme. Zat dalam urin memiliki sintesis yang berbeda

tergantung pada makanan dan air yang Anda minum. Air kencing manusia biasa

terdiri dari air, urea, asam urat, alkali, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam

sulfat, klorida, garam-garam, terutama garam dapur, dan zat-zat berlebih dalam

darah, seperti zat gizi C dan obat-obatan. pengobatan. Semua cairan dan bahan

pembentuk kencing berasal dari darah. Kencing manusia biasa sebagian besar

jernih, lugas dan berwarna kuning muda yang diarsir dari warna empedu

(bilirubin dan biliverdin) (Anggreni, 2013).


2. Karakteristik urine

Karakteristik urine meliputi :

a. Warna

Warna urine biasa berfluktuasi dari pucat, sedikit kekuningan hingga

kuning-coklat. Nada bergantung pada sentralisasi kencing. Pengeringan di ginjal

atau ureter membuat kencing menjadi merah kusam. Jika air kencing berwarna

merah membara, itu menunjukkan adanya drainase di kandung kemih atau uretra.

Selain itu, perubahan nada kencing juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan obat yang akan dikonsumsi (Asmadi, 2008).

Warna kencing bergeser dari praktis suram menjadi gelap. Varietas ini

dapat disebabkan oleh kapasitas metabolisme biasa, kerja aktual, bahan yang

terbakar, atau kondisi neurotik (Strsinger, 2016).

b. Kejernihan

Kejernihan adalah istilah keseluruhan yang mengacu pada keterusterangan

atau kekeruhan contoh kencing. Kencing biasa tampak lugas saat digulingkan.

Pada pasien yang memiliki penyakit ginjal, kencing terlihat mendung atau

berbusa karena sentralisasi protein yang besar dalam kencing. Selain itu, kencing

pada orang yang mengalami penyakit ginjal juga terlihat pekat atau teduh karena

adanya mikroorganisme (Asmadi, 2008).


c. Bau

mUrine yang baru dikeluarkan memiliki bau harum yang lemah. Ketika

contoh dibiarkan berdiri, bau alkali menjadi lebih jelas. Pemecahan urea

bertanggung jawab atas aroma garam yang berbau khas. Alasan aroma yang tidak

biasa termasuk kontaminasi bakteri, yang menyebabkan bau yang sangat tajam,

seperti alkali, dan diabetes keton, yang menghasilkan bau manis atau buah

(Strsinger, 2016).

d. Hasil pemeriksaan urinalisis rutin

Temuan normal dalam pemeriksaan urinalisis rutin antara lain:

Tabel 1

Temuan Normal Dalam Urine

Komponen Nilai Normal


Berat Jenis 1,002 – 1,035
Ph 4,5 – 8,0
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Protein Negatif
Bilirubin Negatif
Sel darah merah Tidak ada sampai 3
Sel darah putih Tidak ada sampai 4
Bakteri Tidak ada
Silinder Tidak ada
Kristal Tidak ada
Sumber: Nurachman dan Ratna, Buku Saku Prosedur Keperawatan Medical-

Bedah, 2000, hal 98

C. Kristal kalsium oksalat

1. Kalsium

Kalsium adalah salah satu komponen penting dalam tubuh. Ukuran

kalsium dalam tubuh berkisar 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Memang,

bahkan pada bayi, jumlah kalsium hanya terbatas yaitu 25-30 gram.

Bagaimanapun, setelah usia 20 tahun biasanya akan terjadi keadaan sekitar 1200

gram kalsium dalam tubuh. Jumlah ini, terdiri dari hampir 100% kalsium yang

ada di jaringan keras yaitu selama tulang dan gigi. Sisanya umumnya tersebar di

dalam tubuh, mengingat cairan intraseluler dan ekstraseluler. Semakin tinggi

pemanfaatan kalsium, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi debitnya sama

halnya dengan semakin berkembangnya kristalisasi garam kapur. Derajat kalsium

yang signifikan dalam urin disebut hiperkalsiuria, yaitu kadar kalsium darah biasa

tetapi pengeluarannya dalam urin dapat mencapai 200-350 mg setiap hari

(Cahanar, 2006).

2. Oksalat

Oksalat oleh dan permata struktur besar dengan kalsium. Oksalat dalam

urin berasal dari dalam tubuh (endogen) dari makanan yang kita makan dan dari

pencernaan nutrisi C. Sementara itu, bagian dari makanan hanya 10% (sebagian

besar dari endogen), namun angka ini cukup sesuai kehati-hatian kita untuk tidak
sekadar makan sumber makanan yang kaya akan makanan. kaya akan oksalat

(Cahanar, 2006).

3. Kristal kalsium oksalat

Kalsium oksalat adalah kristal yang terbentuk dari kalsium dan oksalat.

Kalsium oksalat merupakan permata penyebab batu kemih terbanyak (70-75%),

kalsium oksalat merupakan senyawa mineral biasa yang dikeluarkan oleh tubuh,

terjadi karena siklus multifaktorial, bawaan dan masalah metabolisme (Arianda,

2013).

DAFTAR PUSTAKA
Rubenstein David, David Wayne, dan John Bradley. Lecture Notes: Kedokteran
Klinis. 2007. P 200. PT Gelora Aksara Pratama.
Permatasari Tria Astika Endah. Hubungan Asupan Kalsium dan Faktor Risiko
Lainnya Dengan Kejadian Osteoporosis Pada Kelompok Dewasa Awal di
Wilayah Ciputat-Tangerang Selatan. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.
2011;7(2).
Wulandari Meikawati. Faktor Yang Berhubungan dengan Kepadatan Tulang
Remaja. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.2009:1-10.
Giuseppe Vezzoli, Laura Soldati, Teresa Arcidiacono. Urinary calcium is a
determinant of bone mineral density in elderly men participating in the In
CHIANTI study. Kidney International. 2005; 67: 2006–2014.
Robert D. Lee. Musculoskeletal System. In: Maria Nelmis And Kathryn P. Suchr,
editors. Nutrition Theraphy And Pathophsiology 2nd Ed. USA :
Wadsworth 2011. p 771-787;25.
Kerstetter JE, O’Brien KO, Insogna KL. Low protein intake: The impact on
calcium and bone homeostasis in humans. J Nutr. 2003;133(3):855-861.
Gropper, S. S., Smith, J. L. & Groff, J. L. Advanced Nutrition and Human
Metabolism. Cengage Learning: Wadsworth. 2009; 431-439.
Hallstrom Helena, Hakan Melhus, Anders Glynn, Lars Lind, Ann-Christine
Syvanen, Karl Michaelsson. Coffee consumption and CYP1A2 genotype
in relation to bone mineral density of the proximal femur in elderly men
and women: a cohort study. Nutrition & Metabolism. 2010; 7-12.
Departemen Kesehatan Ri. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Available At
http://gizi.depkes.go.id/resources/download/RISKESDAS2013.Pdf
Purdiani Monica. Hubungan Penggunaan Minuman Berkafein terhadap Pola Tidur
dan Pengaruhnya pada Tingkah Laku Mahasiswa/I Universitas Surabaya.
2014;3(1).

Anda mungkin juga menyukai