Anda di halaman 1dari 4

Kurang Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan

oleh Angeline Susanto

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi,
tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Sampah organik adalah
sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses
campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat
menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik tergolong zat yang sulit terurai
dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya
lapisan tanah.

Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang kurang memiliki
kepekaan terhadap lingkungan. Ketidakdisiplinan mengenai kebersihan dapat menciptakan
suasana yang tidak menyenangkan akibat timbunan sampah. Kondisi yang tidak
menyenangkan ini akan memunculkan bau tidak sedap, lalat berterbangan, dan gangguan
berbagai penyakit siap menghadang di depan mata dan peluang pencemaran lingkungan
disertai penurunan kualitas estetika pun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat

Perilaku membuang sampah sembarangan ini, tidak mengenal tingkat pendidikan maupun


status sosial. Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia
yang membuang sampah sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak
memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan
pentingnya kebersihan menjadi faktor yang paling dominan, di samping itu kepekaan
masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa
yang akan terjadi apabila tidak dapat menjaga lingkungan sekitar. Salah satu bentuk perilaku
membuang sampah. Pada masyarakat adalah dengan membuang sampah di sungai.  Kondisi
ini menyebabkan lingkungan di sekitar tepi sungai terlihat sangat kotor akibat tumpukan
sampah, lalat beterbangan, banyak tikus dan nyamuk, bahkan menyebarkan aroma yang tidak
sedap.

Contoh nyatanya yaitu sampah di aliran Kali Jambe, Mangunjaya, Tambun Selatan,
Kabupaten Bekasi telah menumpuk selama tiga bulan sejak Juni 2019. Sampah ini terus
menumpuk padahal warga telah berusaha untuk menangani penumpukan dengan mendorong
sampah. Ini diduga karena kiriman sampah dari Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPSS) di hulu kali Jambe. Warga sekitar merasa terganggu hingga meminta Pemkab Bekasi
untuk mengangkut penumpukan sampah di kali tersebut. Seorang warga menyebutkan bahwa
sampah ini bukan dari warga sekitar. Penumpukan ini pertama kalinya terjadi yang diduga
akibat kemarau Panjang sehingga kali menjadi dangkal. Kesadaran akan kebersihan perlu
adanya partisipasi lebih yang harus dilakukan oleh masyarakat.

Sampah bisa membawa akibat yang buruk di kondisi kesehatan manusia. Apabila sampah
dibuang secara asal-asalan atau ditumpuk tanpa terdapat pengelolaan yang baik, maka akan
mengakibatkan banyak sekali akibat kesehatan yang serius. Tumpukan sampah yg dibiarkan
begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, serta lai-lain) yg membawa
kuman penyakit.akan tetapi insan tidak menyadari bahwa setiap hari absolut insan
membentuk sampah, baik sampah organik juga sampah anorganik.

Kesadaran manusia juga memegang peranan krusial dalam mengelola sampah. Bila
dipandang kondisi saat ini warga belum banyak mengetahui bagaimana mengelola serta
memanfaatkan sampah. Sampah masih diklaim menjadi barang yang tidak bermanfaat.
Sampah mempunyai nilai negatif apabila tidak dilakukan penanganan sejak awal, dampak
negatif yang disebabkan sampah diantaranya: gangguan kesehatan, seperti jamur, diare,
kolera tifus dan sebagainya, Berkurangnya kualitas lingkungan karena terjadi pencemaran
mirip pencemaran air sang lindi (cairan yang dihasilkan asal pembusukan sampah organik yg
masuk kedalam air tanah), menurunnya nilai keindahan dan terhambatnya pembangunan
negara.Sampah umumnya dikelola dengan konsep buang begitu saja (open dumping),buang
bakar (menggunakan in cenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary land fill),
ternyata pengelolaan seperti ini tidak menyampaikan solusi yg baik,ditambah pula sang faktor
pelaksanaannya yg tak disiplin.Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah menyebutkan perihal prinsip pada mengelola sampah merupakan reduce, reuse serta
recycle yang adalah merupakan mengurangi penggunaan sampak kembali.

Solusi untuk menjaga kebersihan akan sampah di lingkungan ialah dengan cara mengelola
sampah dengan baik. yang dimaksud dengan pengelolaan sampah ialah perlakuan terhadap
sampah buat memperkecil dan menghilangkan problem-problem yang dapat disebabkan
dalam kaitannya dengan lingkungan (Hadiwiyoto, 1983). Maka dari itu pengelolaan sampah
dapat berbentuk upaya untuk mengurangi volume sampah atau mengembalikan (recycling)
sampah menjadi bahan yang bermanfaat. Tahap awal yang dilakukan dalam pengelolaan
sampah merupakan mengumpulkan sampah dari berbagai daerah (sumber sampah) ke suatu
lokasi pengumpulan, lalu memisahkan komponen sampah menurut jenisnya, selanjutnya
tahap berikutnya dilakukan pembuangan akhir atau pemusnahan sampah tadi.

Departemen Pekerjaan Umum (1999) menjelaskan bahwa pengelolaan sampah memiliki


beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan nilai kesehatan lingkungan dan masyarakat


b. Melindungi sumber daya alam (air)
c. Menjaga fasilitas ekonomi sosial
d. Menunjang pembangunan sektor strategis

Dijelaskan oleh Sudarso (1985) bahwasannya pengelolaan sampah dibagi menjadi dua hal
yaitu sebagai berikut:

a. Penanganan setempat, maksudnya ialah dengan melakukan penanganan yang dilakukan


oleh penghasil sampah dengan tahap atau proses yang benar dalam upaya memusnahkan
sampah.
b. Penanganan terpusat, ialah dengan melakukan penanganan sampah secara komunal dalam
wilayah atau areal tertentu, sehingga lebih membutuhkan manajemen yang lebih
kompleks dalam banyak aspek.

Sebagai warga negara yang baik, kita semua harus dapat memahami akan pentingnya
menjaga kebersihan di lingkungan sekitar kita. Segala kesejahteraan dapat bermula dengan
kita sebagai manusia untuk terus menjaga kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan
dapat dimulai dari rumah dengan menjaga kebersihan rumah supaya nyaman untuk dihuni
sehingga anggota keluarga dapat terhindar dari penyakit. Selanjutnya kebersihan lingkungan
juga dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah yang mana apabila kebersihan lingkungan
sekolah terjaga, maka siswa dapat lebih merasa nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Apabila kegiatan belajar nyaman, maka siswa akan lebih antusias dalam belajar.

Segala aspek tentu akan berkaitan dengan kesehatan lingkungan, apabila kita masih sulit atau
enggan dalam menjaga kebersihan lingkungan, maka sama saja kita tidak ingin kesejahteraan
itu ada. Semakin bersih lingkungan yang kita tinggali, maka semakin nyaman kita dalam
menjalankan aktivitas.
Referensi

Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Paradigma Pengelolaan Sampah dan Permasalahan


Sampah.

Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah, Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi


Pusat-Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Departemen Kesehatan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai