(JURNAL)
Oleh
GITA PURWATI
The objective of this research wasto find the factors which causing the coffee
farmer communities proceed to vegetables farmers in Tiga Jaya Village, Sekincau
District, West Lampung regency in 2016. The emphasis of this research were on
the number of family dependents, amount of income, area coverage, amount of
agricultural product also the marketing itself.The method used in this research was
descriptive method. Data were collected throughobservation by giving
questionnaires to 94 families of 249 families. Data analysis technique used in this
research was percentage table based on simple frequency. The results of this
research revealedthat: (1) The area of vegetables field narrow (2) The coffee was
slightly produced (3) The price of coffee itself was cheap (4)The coffee has longer
harvesting period (5) The vegetable farmers has higher (6) The high number of
household headings.
Keterangan :
1
Mahasiswa Pendidikan Geografi
2
Dosen Pembimbing 1
3
Dosen Pembimbing 2
PENDAHULUAN penduduk meningkat atau menurun,
munculnya peluang dan aspirasi
Pertanian adalah sejenis proses baru, dan basis sumber daya alam
produksi khusus yang didasarkan memburuk atau membaik. Usaha
atas proses pertumbuhan tanaman terus-menerus dilakukan untuk
dan hewan produksi atau hasil menyesuaikan dengan kondisi yang
pertanian dalam arti luas tergantung baru. Banyak masyarakat pertanian
dari faktor genetik atau varietas yang yang terus bertahan hidup, dan dalam
ditanam, lingkungan termasuk antara beberapa kasus berkembang pesat
lain tanah, iklim, dan teknologi yang dengan mengeksploitasi basis
dipakai. Sedangkan dalam arti sempit sumber daya alam yang telah
terdiri dari varitas tanaman, tanah, dimanfaatkan oleh nenek moyang
iklim, dan faktor-faktor non teknis dari generasi yang satu ke generasi
seperti keterampilan petani, biaya yang lain. Melalui suatu proses
atau sarana produksi, pertanian dan pembaruan dan adaptasi, petani asli
alat-alat yang digunakan (Satari setempat telah mengembangkan
(1999), dalam Tati Nurmala berbagai macam sistem pertanian,
(2013:6). dimana setiap sistem pertanian,
sering disesuaikan dengan
Pertanian di Indonesia mayoritas lingkungan ekologis, ekonomis,
dikerjakan oleh masyarakat yang sosiokultural, dan politis.
berada di pedesaan. Menjadi petani
masyarakat desa bekerja keras untuk Setiap keluarga senantiasa berupaya
memenuhi kebutuhan hidup sehari memenuhi konsumsinya yang
hari. Pada dasarnya, perjuangan beranekaragam dengan cara
masyarakat dipedesaan untuk mem- menyeimbangkan antara pendapatan
pertahankan hidup nya pada pokok- dan pengeluaran hal inilah yang
nya adalah menghasilkan bahan menyebabkan ketidakpuasan
pangan yang cukup bagi keluarga masyarakat dalam mendapatkan
dan mempertahankan kapasitas pendapatan yang hanya setahun
produkti lahannya, sehingga mereka sekali, mereka merubah garapan
bisa terus menghasilkan bahan mereka dengan jenis yang berbeda
pangan bagi keluarga dan masyaraka seperti sayuran.
yang membutuhkan. Agar per-
juangan tersebut bisa berhasil, pe- Dalam memenuhi kebutuhan
ngembangan teknologi dan peng- ekonominya, masyarakat Desa Tiga
gabungan pengetahuan baru selalu Jaya tidak lagi mengandalkan panen
menjadi suatu bagian penting dalam kopi yang hanya setahun sekali.
usaha tani. Kemajuan teknologi Mereka beralih dengan menanam
pertanian juga sangat dibutuhkan lahan yang dimiliki dengan tanaman
untuk mendorong peningkatan hasil sayuran. Diharapkan, dengan
pertanian, baik secara kualitas dan menanam sayuran mereka berfikir
kuantitas. Tidak mengherankan kebutuhan ekonominya bisamenjadi
apabila sistem pertanian terus me- lebih baik. Panen sayuran yang bisa
ngalami perubahan, sebagaimana mencapai 3-4 kali dalam setahun
halnya meningkatnya pengetahuan dapat mendapatkan hasil yang
petani tentang berbagai bidang yang lebihbanyak uang dibandingkan
berkaitan dengan pertanian, jumlah dengan tanaman kopi yang hanya
setahun sekali.
Telah disampaikan sebelumnya kopi menjadi penyebab petani
bahwa permasalahan yang kopi menanam beralih
melatarbelakangi penelitian ini sayuran.
adalah Perubahan Mata Pencaharian 6. Untuk mendapatkan
Masyarakat Petani Kopi menjadi informasi tentang banyaknya
Petani Sayuran di Desa Tiga Jaya jumlah tanggungan kepala
Kecamatan Sekincau Kabupaten keluarga sebagai penentu
Lampung Barat Tahun pindahnya petani kopi
2016.Pentingnya membahas hal beralihke sayuran.
tersebut disebabkan petani kopi yang
memiliki lahan garapan yang sempit,
produksi kopi yang rendah,harga jual METODE PENELITIAN
kopi yang rendah, hasil panen kopi
setahun sekali, rendahnyapendapatan penelitian deskriptif lebih mengarah
petani kopi dan banyaklnya jumlah pada pengungkapan suatu masalah
tanggungan keluarga.Oleh sebab itu, keadaan sebagaimana adanya dan
dilakukan penelitian dengan judul mengungkapkan fakta-fakta yang
Faktor Penyebab Perubahan Mata ada, walaupun kadang-kadang
Pencaharian Masyarakat Petani Kopi diberikan interpretasi atau analisis
menjadi Petani sayuran di Desa Tiga (Pabundu Tika, 1996:4). Metode
Jaya Kecamatan Sekincau Kabupaten deskriptif merupakan metode yang
Lampung Barat Tahun 2016. banyak digunakan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang
Tujuan Penelitian obyektif untuk suatu obyek
1. Untuk mendapatkan penelitian di suatu wilayah atau
informasi mengenai luas lapangan penelitian.Peneliti harus
lahan garapan menjadi melakukan penelitian secara
penyebab petani kopi langsung dengan mengambil sampel
beralihmenanam sayuran. untuk mereprensentasikan obyek
2. Untuk mendapatkan peneltian.Sampel tersebut merupakan
informasitentang masyarakat di wilayah yang menjadi
rendahnyaproduksi kopi obyek penelitian. Dengan
beralihsebagai penyebab menggunakan metode penelitian
petani kopi menanam deskriptif, maka akan didapatkan
sayuran. data dan kemudian dilakukan
3. Untuk mendapatkan analisis.
informasi tentang harga jual
kopi dipengaruhi harga pasar Populasi dan Sampel
sebagai penyebab petani kopi
Populasi penelitian adalah
beralihmenanam sayuran.
keseluruhan kepala keluarga yang
4. Untuk mendapatkan
bermata pencaharian sebagai petani
informasi tentang keuntungan
kopi di Desa Tiga Jaya Kecamatan
yang diperoleh petani sayuran
Sekincau Kabupaten Lampung Barat
dibandingkan pada saat
tahun 2016 dengan jumlah 249
menjadi petani kopi.
Kepala Keluarga
5. Untuk mendapatkan
informasi tentang korelasi Pengambilan sampel pada penelitian
besarnya pendapatan petani ini menggunakan
menggunakanmenggunakan teknik kopi, pemasaran sayuran, dan
proporsional random produksi petani sayuran. Teknik
sampling.Dalam penelitian ini, wawancara ini dilengkapi dengan
jumlah sampel sebanyak 94 Kepala daftar pertanyaan berupa angket
keluarga dari 9 pekon yakni Gumbib, kuisioner yang telah disiapkan
Sukosari, Pilla Tengah, Pilla Ujung, dengan menentukan 6 masalah
Talang Sebaris, Sedangan, Umbul pokok penelitian.Karena tidak di uji
Baru, Randaian dan Talang coba maka direkomendasikan kepada
Semangkuk. pembimbing.
3. Teknik Dokumentasi
Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:201), teknik dokumentasi
Adapun variabel penelitian ini adalah
adalah data mengenai hal-hal atau
Faktor Penyebab Perubahan Mata
variabel yang berupa transrkip,
Pencaharian Masyarakat Petani Kopi
buku, surat kabar, prasasti, majalah,
menjadi Petani Sayuran di Desa Tiga
notulen, rapat, agenda. Teknik
Jaya Kecamatan Sekincau Kabupaten
dokumentasi untuk memperoleh
Lampung Barat Tahun 2016 dan
data: jumlah penduduk dan luas
definisi operasional variabel dari
lahan garapan.
penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Teknik Analisis Data
1. Luas Lahan Garapan Dalam penelitian ini analisis data
2. Harga Jual Sayuran yang digunakan adalah Analisis
3. Hasil Produksi Persentase Tabel Frekuensi.
4. Pemasaran Sayuran Frekuensi adalah juml;ah
5. Tingkat pendapatankeluarga. pemunculan karakteristik yang
sama dari hasil pengamatan. Jika
Teknik Pengumpulan Data data disusun dalam tabel distribusi
frekuensi sederhana (Sofar Silaen,
Teknik pengumpulan data yang dkk. 2013:178). Data yang telah
digunakan dalam penelitian ini, terkumpul dikoding dan
yaitu: ditabulasikan kedalam tabel
kemudian dipersentasikan. Setelah
1. Teknik Observasi dihitung persentasenya kemudian
Observasi atau yang mana untuk dideskripsikan untuk ditarik
pengumpulan data yang akan di kesimpulan. Seperti yang
analisis disebut pula dengan dikemukakan oleh Sukardi
pengamatan, meliputi kegiatan (2003:86) bahwa yang dimaksud
pemuatan perhatian terhadap sesuatu dengan mendeskripsikan data
obyek dengan menggunakan seluruh adalah menggambarkan data yang
alat indra (Suharsimi Arikunto, ada guna memperoleh bentuk nyata
2010:199). Teknik ini digunakan dari responden. Sehingga lebih
untuk memperoleh data dari lokasi mudah dimengerti peneliti atau
penelitian dan jenis sayuran yang orang lain yang tertarik dengan
ada kaitannya dengan permasalahan hasil penelitian yang dilakukan.
yang akan diteliti. Lebih lanjut lagi Sukardi (2003:86)
2. Teknik Wawancara Terstruktur menyatakan bahwa analisis data
Teknik wawancara dalam penelitian yang paling sederhana dan sering
ini digunakan untuk memperoleh digunakan oleh seorang peneliti
datatentang hasil produksi petani
atau pengembang adalah
menganalisis data dengan
menggunakan prinsi-prinsip
deskriptif. Analisis persentase dapat
dilakukan dengan menentukan
persentase masing-masing dengan
menggunakan rumus:
Fr : Frekuensi Relatif
fi : Frekuensi baris ke - i
N : Jumlah Sampel (Sofar Silaen,
dkk (2013: 178).
Tabel 1 Luas Lahan Kepala Keluarga Petani kopi di Desa Tiga JayaKecamatan
Sekincau Kabupaten Lampung Barat tahun 2016.
2. >0,99 24 25,53
Jumlah 94 100,00
Sumber:Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2016
4. ≥ 3 ton 1 1,06
Jumlah 94 100,00
Sumber:Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2016
Tabel 4 Pendapatan Petani Kopidi Desa Tiga Jaya Kecamata Sekincau Kabupaten
KabupatenLampung Barat tahun 2016.
1. <40.000.000 67 71,27
2. 40.000.000- 16 17,02
80.000.000
3. >80.000.000 11 11.70
Jumlah 94 100
Sumber:Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2016.
3. >120.000.000 6 6,38
Jumlah 94 100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2016.
Tabel 6 Jumlah Tanggungan Kepala Keluarga Petani Sayuran di Desa Tiga Jaya
Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat tahun 2016.