Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
Bagaimana peranan kemasan dalam perkembangan produksi pangan saat

ini menurut anda ?


Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan berkembangnya kemasan

modern saat ini ?


Berbagai bahan alami maupun sintesis digunakan orang untuk kemasan.
Hal hal apa sajakah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan
material untuk kemasan? (Berikan contoh contoh kemasan alami dan

sintesis)
Desain dan ukuran kemasan saat ini juga beragam. Kontruksi dan desain
kemasan untuk setiap komoditas produk memiliki ketentuan masingmasing. Menurut anda, persyaratan apa sajakah yang harus dipenuhi dalam

desain dan konstruksi kemasan tersebut ?


Anda tentu telah mengenal beberapa jenis bahan material kemasan.
Dapatkah anda menjelaskan keuntungan dan kelemahan dari setiap bahan
material kemasan tersebut ? bagaimana aplikasinya dalam kemasan
(sebutkan beberapa contoh peruntukannya disertai dengan

alasan/pertimbangannya)
Bagaimana dengan kemungkinan/potensi terjadinya migrasi komponen ke

dalam produk dari masing-masing bahan pengemas di atas?


Sebutkan Undang-undang apa sajakah yang mengatur

tentang

pengemasan ?

BAB 2
1

PEMBAHASAN

1. Bagaimana peranan kemasan dalam perkembangan produksi pangan saat ini


menurut anda?
Perkembangan produksi pangan saat ini sangatlah unik dan beragam. Peranan
kemasan dalam mengemas produk pangan tersebut antara lain untuk menjaga kualitas
produk dan melindungi produk dari kerusakan akibat aktivitas fisik seoerti benturan,
biologis seperti kontaminasi oleh mikroorganisme, maupun kimiawi seperti reaksi
oksidasi pada makanan yang terpapar udara bebas secara langsung.

Kemasan

disesuaikan dengan jenis dan bentuk produk pangan yang dikemasnya. Dengan
perkembangan produksi pangan saat ini, banyak jenis makanan baru dengan bentuk
dan ukuran yang bermacam-macam sehingga kemasan untuk produk pangan tersebut
perlu disesuaikan. Selain itu, desain dari kemasan juga perlu diperhatikan untuk
menarik minat konsumen. Informasi yang terdapat pada kemasan harus bisa
menggambarkan produk yang terdapat di dalamnya, apalagi dengan adanya produk
pangan baru yang unik, maka kemasan tersebut harus dapat menjelaskan seperti apa
produk tersebut, apa saja kandungan di dalamnya, dengan desain kemasan yang
menarik sehingga konsumen akan tertarik dan merasa aman untuk membeli produk
tersebut.
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan berkembangnya kemasan
modern saat ini?
Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya kemasan saat ini antara lain
perubahan pola hidup masyarakat, kemajuan IPTEK sehingga dapat menghasilkan
kemasan yang lebih aman untuk produk di dalamnya, praktis, inovatif, efisien, dan
efektif., adanya evaluasi dari kemasan-kemasan terdahulu untuk memperbaiki
kesalahan dan kekurangan yang telah terjadi sehingga dapat menghasilkan kemasan
yang lebih baik meningkatkan minat konsumen, dan yang lainnya.
3. Berbagai bahan alami maupun sintesis digunakan orang untuk kemasan. Hal
hal apa sajakah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan bahan material
untuk kemasan? Berikan contoh contoh kemasan alami dan sintesis.

Terdapat beberapa pertimbangan dalam menentukan material dari kemasan. Di


bawah ini terdapat beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan apabila memilih bahan
kemasan yang sesuai untuk suatu bahan pangan:

Harga
Penentuan bahan dari kemasan harus memperhitungkan harga dari
bahan yang akan digunakan. Jangan gunakan suatu bahan apabila tidak dapat
memberikan proteksi kepada makanan walaupun sangat murah, sebaliknya,
bila bahan terlalu mahal, maka kenaikan harga produk tidak dapat dihindari.
Misalnya, suatu merk air mineral harganya dapat naik berkali-kali lipat ketika
kemasannya dipermewah. Contohnya dapat dilihat di gambar berikut ini:

Gambar 1. Air mineral Filica


(Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2378100/air-mineral-termahal-duniaharganya-sampai-ratusan-juta)
Gambar di atas adalah gambar dari suatu merk air mineral yang tutup
botolnya terbuat dari emas. Harga air mineral tersebut, naik hingga ratusan
juta. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa harga dari bahan merupakan
faktor penting dalam mendesain kemasan.

Kedap udara
Kekedapan udara dibutuhkan agar kontaminan yang berasal dari udara
tidak dapat memasuki makanan, dan mencegah terjadinya oksidasi pada
beberapa jenis makanan apabila ter-expose dalam jangka waktu yang panjang
di udara. Contoh kemasan kedap udara adalah pembungkus sosis yang terbuat
dari plastik yang dikondisikan dalam keadaan vaccum, lalu plastik
pembungkus keripik yang ditutup dengan rapat hingga mencapai keadaan
kedap udara agar keripik tidak mengalami oksidasi dan strukturnya berubah
(melempem).
Berikut adalah contoh kemasan yang kedap udara:

Gambar 2. Kemasan sosis kedap udara


(Sumber: http://vibiznews.com/wp-content/uploads/2014/04/kraftoscar-mayer.jpg)

Gambar 3.Contoh kemasan kedap udara


(Sumber: http://i01.i.aliimg.com/wsphoto/v0/1013155969/18-26-4cmZiplock-Aluminum-Foil-Bag-Silver-stand-up-food-bag-font-b-Hermeticb.jpg)

Tidak bereaksi pada makanan


Jenis material yang akan dipilih tidak boleh bereaksi pada makanan
karena apabila komponen material bermigrasi ke makanan, kontaminan akan
masuk ke makanan dan kemungkinan besar makanan menjadi toksik serta
tidak aman untuk dikonsumsi. Contohnya kemasan yang buruk adalah
penggunaan Styrofoam sebagai pembungkus makanan berkuah seperti sup,
Saat makanan panas dimasukkan ke dalam styrofoam, styrofoam akan menjadi
agak sedikit lemas. Hal ini menunjukkan terputusnya ikatan-ikatan antar
monomer stirena. Perpindahan monomer juga terjadi bila makanan atau
minuman dalam wadah plastik terkena panas matahari secara langsung.
.Pemanasan ini menyebabkan banyak zat kimia yang pindah ke makanan dana
4

akhirnya

masuk

ke

dalam

tubuh

kita

(sumber:

http://www.academia.edu/11374792/Bahaya_Styrofoam). Sementara contoh


kemasan yang tidak mudah bereaksi dengan makanan adalah kemasan yang
terbuat dari kaca, misalnya botol kecap, sambal, dan lain lain.

Gambar 4. Contoh Kemasan yang mudah bereaksi dengan makanan


(Sumber:http://us.images.detik.com/content/2014/04/24/900/miecupdal
am.jpg)

Gambar 5. Kemasan botol yang terbuat dari kaca


(Sumber: Sumber : http://assetsa2.kompasiana.com)

Ketahanan bahan
Bahan yang dipilih sebagai kemasan haruslah tidak mudah rusak dan
memiliki ketahanan baik secara fisik, kimia, maupun biologis.

Ketersediaan bahan
Jenis bahan yang dipilih haruslah tersedia dan mudah untuk didapatkan
supaya produk dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Contoh dari bahan
kemasan yang mudah ditemukan dan biasanya selalu tersedia adalah kemasan
kertas, yang bisa dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6. Contoh Kemasan yang mudah ditemukan


(Sumber: https://ecs12.tokopedia.net/newimg/product1/2013/8/13/2311899/2311899_ae5d4aa6-03c0-11e3-8b4c-3ae43284bbc6.jpg)
Setelah menelaah berbagai syarat dari pemilihan bahan atau material kemasan,
maka produsen memliki pilihan untuk mendesain kemasan sesuai dengan kebutuhan
dari makanan yang akan dikemas dan dapat menentukan, memakai berbahan alami
atau sintesis. Beberapa contoh kemasan alami adalah:

Daun pisang untuk membungkus makanan basah seperti nasi, lemper, dan
lontong. Rasa dan aroma makanan yang dibungkus oleh daun pisang akan
mengalami perubahan yang akan lebih menggugah nafsu makan. Hal ini
dikarenakan oleh kandungan polifenol, yang juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan

untuk

kesehatan

tubuh

(http://palembang.tribunnews.com/2014/01/03/ini-manfaat-membungkusmakanan-pakai-daun-pisang). Berikut adalah gambar suatu makanan yang


memakai daun pisang sebagai pengemasnya.

Gambar 7. Pepes tahu berbungkus daun pisang


(Sumber: http://us.images.detik.com/content/2012/08/23/297/0-cover2.jpg)

Daun kelapa yang digunakan untuk membungkus ketupat. Berikut adalah


gamba dari pemakaian daun kelapa sebagai pembungkus makanan:

Gambar 8. Ketupat berbungkus daun kelapa


(Sumber: http://www.adipala.com/news/wpcontent/uploads/2013/08/ketupat.jpg)

Bambu digunakan sebagai kemasan dari lemang. Di bawah ini merupakan


gambar lemang yang sudah dibungkus dengan bambu:

Gambar 9. Lemang yang dibungkus dengan batang bambu


(Sumber : www.detik.com)
Selain dari material yang berasal dari bahan alami, terdapat juga bahan
kemasan yang dibuat secara artifisial. Beberapa contoh kemasan sintesis

adalah:
Kemasan kertas, tetap banyak digunakan sebagai pembungkus dari makanan
karena mudah diperoleh dan harganya murah. Berikut ini adalah gambar
contoh makanan yang dibungkus dengan kertas:

Gambar 10. Contoh kemasan makanan yang terbuat dari kertas


(Sumber: http://assetsa2.kompasiana.com)
7

Kemasan Aluminum Oil termasuk bahan logam yang mempunyai sifat-sifat


ringan (lebih ringan daripada besi/baja), mudah dilekuk-lekuk, sehingga
mudah kembali ke bentuk asalanya. Aluminium murni sulit disolder
(diseal)sehingga sambungan-sambungan tidak rapat, dan mudah bereaksi
dengan udara dan membentuk aluminium oksida sehingga kurang baik
digunakan sebagai kemasan. Berikut merupakan gambar dari kemasan yang
berasal dari aluminum oil:

Gambar 11. Contoh kemasan dari Aluminum foil


(Sumber: http://www.scribd.com/doc/88989691/Pengemasan-BAB-II#scribd)

Kemasan gelas terdiri dari dua bagian yang terpisah, yaitu wadah gelas dan
tutup logam. Keduanya sangat penting untuk memperoleh kondisi hermetis.
Kemasan gelas digunakan untuk makan bayi, juice buah, saus pasta, ikan dan
daging yangmana tergantung pada produk keasamannya, apakah disterilisasi
atau dipasteurisasi. Prinsip-prinsip pada pengolahan dengan kemasan gelas
secara umum sama dengan kaleng, tetapi terdapat beberapa modifikasi.
Berikut ini adalah gambar dari kemasan yang terbuat dari gelas:

Gambar 12. Contoh kemasan yang terbuat dari gelas


(Sumber: http://www.scribd.com/doc/88989691/Pengemasan-BAB-II#scribd)

4. Desain dan ukuran kemasan saat ini juga beragam. Kontruksi dan desain
kemasan untuk setiap komoditas produk memiliki ketentuan masing-masing.
Menurut anda, persyaratan apa sajakah yang harus dipenuhi dalam desain dan
konstruksi kemasan tersebut ?
Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan,
harus mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk
produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas.
Syarat syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat
berfungsi dengan baik adalah :
1. Faktor Pengamanan
Produk

harus

melindungi

produk

terhadap

berbagai

kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan


barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman,
serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat
ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor Ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan
material pembuatan kemasan, sehingga biaya tidak melebihi
proporsi manfaatnya. Material penyusun bahan kemasan harus
memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, materi penyusun
kemasan

harus

terbuat

dari

bahan

yang

memiliki

tingkat

ketersediaan yang tinggi, untuk menghemat biaya distrubusi


material. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produkproduk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain.
3. Faktor Pendistribusian
Kemasan

harus

mudah

didistribusikan

dari

pabrik

ke

distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat


distributor,

kemudahan

penyimpanan

dan

pemajangan

perlu

dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan


dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan
peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor Komunikasi
9

Sebagai

media

komunikasi

kemasan

menerangkan

dan

mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi


dengan

pertimbangan

mudah

dilihat,

dipahami

dan

diingat.

Misalnya, karena bentuk kemasan yang unik sehingga produk tidak


dapat diberdirikan, harus diletakkan pada posisi tidur sehingga
ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik; maka fungsi
kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor Ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka
dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain
mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi
kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk
botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi
cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila
tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor Estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang
mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek atau
logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan maskot . Tujuannya
adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor Identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan
lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan
dengan produk-produk yang lain.
8. Faktor Promosi
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi,
dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person.
Peningkatan

kemasan

dapat

efektif

untuk

menarik

perhatian

konsumen-konsumen baru.
9. Faktor Lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang
berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah
10

lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam


masyarakat Indonesia akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai
polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang
pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990
organisasi-organisasi

lingkungan

hidup

berhasil

menekan

perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan


mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan
kemasan-kemasan yang ramah lingkungan (environmentally friendly
), dapat didaur ulang (recyclable ) atau dapat dipakai ulang
(reusable).
10. Kesesuai dengan Derajat Asam Basa (pH) Makanan
Pangan memiliki kadar asam basa yang beragam. Ada pangan
yang bersifat asam, netral dan ada pula yang basa. Pangan yang
bersifat asam sebaiknya tidak dikemas dalam kemasan yang terbuat
dari logam. Sedangkan pangan yang bersifat netral lebih banyak
memiliki kecocokan dengan banyak jenis bahan pengemas.
11. Suhu Makanan saat Pengemasan dan Penyimpanan
Pengemasan pangan ada yang dilakukan pada saat pangan
bersuhu tinggi (diatas 60oC), suhu kamar, ataupun suhu rendah.
Pengemasan pangan pada suhu tinggi, ataupun penyimpanan
pangan terkemas pada suhu tinggi dapat meningkatkan migrasi
bahan kimia toksik, misalnya formaldehid dari kemasan melamin
dapat bermigrasi kedalam pangan pada suhu tinggi.
12. Kandungan Bahan Kimia Dominan Bahan Kimia yang
Dominan dalam Pangan
Kandungan bahan kimia dalam makanan dapat berupa
protein, lemak/minyak, garam dan sebagainya. Pemilihan kemasan
sebaiknya disesuaikan dengan kandungan bahan kimia pada
pangan. Sebaiknya kemasan yang dipilih adalah yang tidak bereaksi
dengan bahan kimia

pada

pangan. Sebagai contoh: Pangan

berkadar garam tinggi, akan dapat mendegradasi kemasan logam.


Syarat-syarat ini merupakan satu kesatuan yang sangat vital
dan saling mendukung dalam keberhasilan penjualan, terlebih di
11

masa sekarang dimana persaingan sangat ketat dan produk dituntut


untuk dapat menjual sendiri. Penjualan maksimum tidak akan
tercapai apbila secara keseluruhan penampilan produk tidak dibuat
semenarik mungkin. Keberhasilan penjualan tergantung pada citra
yang diciptakan oleh kemasan tersebut.
Penampilan harus dibuat sedemikian rupa agar konsumen
dapat memberikan reaksi spontan, baik secara sadar ataupun tidak.
Setelah itu, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan melakukan
tindakan positif, yaitu melakukan pembelian di tempat penjualan
Pemilihan jenis kemasan untuk produk pangan ini lebih
banyak ditentukan oleh preferensi konsumen yang semakin tinggi
tuntutannya. Misalnya kemasan kecap yang tersedia di pasar adalah
kemasan botol gelas, botol plastik dan kemasan sachet, atau
minuman juice buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi
atau gelas palstik, sehingga konsumen bebas memilih kemasan
mana yang sesuai untuknya, dan masing-masing jenis kemasan
mempunyai konsumen tersendiri.

5. Anda tentu telah mengenal berbagai jenis bahan material


kemasan,

dapatkah

anda

menjelaskan

keuntungan

dan

kelemahan dari setiap bahan material kemasan tersebut?


Bagaimana aplikasinya dalam kemasan (sebutkan beberapa
contoh

peruntukan

disertai

dengan

alasan

dan

yang

sering

pertimbangannya
Dalam

teknik

pengemasan,

bahan

kemasan

digunakan atau yang paling banyak penggunaanya antara lain


adalah:
a)
b)
c)
d)

Kertas
Kaca
Plastik
Logam
12

berikut adalah sedikit penjelasan dari bahan - bahan kemasan


tersebut:

1. Kertas
Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas
digunakan menjadi bahan pengemas.Pada abad ke 19 kertas
menggantikan peranan kemasan dari tanah liat, gelas dan kaleng.
Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang dalam bentuk
kantong kertas dan kardus.Kotak kertas yang dibuat pada sekitar
tahun 1840 membutuhkan banyak lem karena banyak potongan
yang perlu direkat. Penggunaannya terbatas untuk barang-barang
mewah (Syarief,1989).
Kertas sebagai kemasan tentunya memiliki beberapa keuntungan
dan kelebihan, antara lainb adalah:

Keuntungan

o
o
o
o
o
o

Mudah didapat
Murah harganya
Fleksibel
Densitas rendah
Mudah diurai oleh tanah
Tahan dingin

Kelemahan

o
o
o
o
o
o
o
o

Tidak tahan air,


Mudah sobek,
Tidak transparan,
Tidak elastis
Tidak tahan minyak,
Tidak tahan air,
Tidak tahan panas,
Sulit disesuaikan dengan bentuk bahan pangan

Aplikasi

o Permen dan bahan pangan berlemak

13

Produk ini adalah salah satu yang memakai kertas sebagai


kemasanya dan jenis kertas yang biasa dipakai adalah jenis kertas
glasin, alasannya adalah kertas glasin ini memiliki permukaan yang
mirip dengan permukaan gelas, transparan dan ada juga yang semi
transparan, kertas ini cocok untuk permen maupun produk pangan
karena jika diaplikasikan, kertas ini tidak lengket dengan produk
yang dikemas.
o Roti, Mentega, Donat mentega, margarin, daginbg, ikan
Produk2 ini juga beberapa produk yang memakai kertas
sebagai kemasan, dan kertas yang dipakai adalah kemasan kertas
lilin, kertas ini dipakai karena produk produk diatas merupakan
produk yang berlemak atau mengandung lemak sehingga kertas ini
cocok karena kertas ini memiliki sifat yang kedap terhadap minyak,
selain itu kertas ini juga dapat menjaga aroma dari produk2 diatas.
o Dll

2. Gelas
Secara fisik, gelas merupakan

suatu bentuk

cairan dengan

tingkat viskositas tinggi yang kemudian mengalami pendinginan.


Secara kimia, gelas merupakan suatu campuran oksida anorganik
dari berbagai jenis komposisi bahan, dengan komposisi terbesar
soda kapur silica.

Keuntungan

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Inert (tidak bereaksi),


Kuat,
Tahan terhadap kerusakan,
Sangat baik sebagai barrier terhadap benda padat, cair dan gas.
Menguntungkan dari segi promosi, karenba bersifat transparan
Tahan terhadap suhu yang sangat tinggi gelas pyrex
Kedap terhadap gas, uap air dan bau
Keawetan aroma rasa dan warna produk
Dapat didesain
Mudah diwarnai
Dapat divakum

14

Kelemahan

o Mudah pecah
o Kurang baik untuk

produkproduk yang sangat peka terhadap

paparan sinar ultra violet.


o Mudah ditembus oleh sinar atau cahaya yang bisa merusak produk
o Tutup botol juga sering menimbulkan masalah (contoh: korosi, tidak
tertutup rapat)
o Berat
o Transportasi mahal
o Berpotensi menimbulkan bahaya dari pecahannya

Aplikasi

o Kosmetik
Banyak produk kosmetik yang memakai kaca atau gelas sebagai
kemasanya, hal ini dipilih karena sifat kaca yang inert menyebabkan
kemungkinan terjadinya kerusakan pada kosmetik yang dikemas
menjadi sangat kecil.
o Obat
Pada toko toko onbat atau apotik kita tentunya banyak ditemukan
kemasan gelas atau kaca sebagai kemasan untuk obat - obatan,
gelas atau kaca dipilih sengaja sebagai kemasan untuk obat karena
obat merupakan zat aktif yang reaktif sehingga dibutuhkan kemasan
seperti

kaca

ini untuk mencegah kontaminasi dari kemasan

terhadap obat.
o Dll

3. Logam
Logam merupakan salah satu kemasan yang penting dalam
pengemasan

terutama pengemasan pangan, meskipun pada

prakteknya logam memiliki saingan seperti kertas atau juga plastik


tetapi logam memiliki keunggulan yaitu memiliki sifat mekanik yang
tinggi.

Keuntungan

o Mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi

15

o Barrier yang baik untuk segala pengotor ataupun gangguan pada


produk yang dikemas
o Toksisitas yang rendah
o Tahan terhadap perubahan pada suhu ekstrim
o Memiliki permukaanb yang ideal untuk dekorasi kemasan dan juga
pada pewarnaan.
Kemasan
sehingga

kaleng

dapat

mengurangi

mampumengurangi

perubahan

karena

reaksi

konsentrasi

kemungkinan

oksigen,

perubahan-

oksidasi,seperti oksidasi lemak,

vitamin, perubahan warna dan proses pengkaratan.Produk kemasan


kaleng lebih tahan lama dibandingkan dengan kemasan yang lain.

Kelemahan

o
o
o
o

Mudah terjadi korosi


Kemungkinan mengkontaminasi produk lebih besar
Susah untuk ditutup kembali
Mudah penyok
Kecerobohan serta kesalahan dalam penanganan kaleng selama
pengolahan atau penyimpanan akan menyebabkan kebocoran baik
yang terjadi selama pemanasan atau sesudahnya. Bila dalam proses
pendinginan digunakan air yang kotor, mikroorganisme pembusuk
atau patogen dapat masuk ke dalam kaleng melalui bagian yang
bocor tersebut. Bila kondisi penyimpanan memung-kinkan mikroba
tumbuh, maka mikroba akan berkembang biak dan merusak
makanandi dalam kaleng.

Aplikasi

o Produk minuman
Kemasan logam sering kita jumpai pada produk minuman yang
biasa kita sebut kaleng. Kaleng ini dipilih untuk kemasan minuman
karena produk ini membutuhkan bahan yang tahan air tentunya,
alasan berikutnya adalah bahan tersebut memiliki bodi yang kokoh
agar menarik untuk pemasarannya
o Kornet
16

Bahan logam sebagai kemasan produk kornet disini dipilih karena


produk kornet merupakan produk yang teksturnya lembek yang
tentunya butuh sebuah kemasan yang memiliki bodi yang kokoh
untuk menopang dari produk tersebut agar tetap bisa dikemas
dengan baik dan dipasarkan dengan terlihat seperti bahan yang
bukan lembek.
o Dll.

4. Plastik
Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari sepertinya
masih belum dapat dihindari. Kantong tas belanja, wadah makanan,
kemasan makanan, casing alat elektronik, alat-alat masak, furnitur,
dan lainnya menggunakan plastik sebagai bahan utama. Hal ini
bukan tanpa alasan, mengingat plastik memiliki kelebihan dibanding
bahan atau komponen lain.

Keuntungan

o
o
o
o
o
o
o
o

Kuat
Ringan
Flaksibel
Tahan Karat
Tidak Mudah Pecah
Mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik
Mudah dibentuk untuk berbagai fungsi
Isolator panas/listrik yang baik

Kelemahan

o Beberapa jenis plastik tidak tahan panas


o Beberapa jenis plastik membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan
tahun untuk terurai secara alami (non-biodegradable)
o Jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang
terkandung dalam plastik dapat membahayakan kesehatan

Aplikasi

o Produk susu
17

Kemasan produk susu sepertii susu kental manis, keju, dll kemasan
plastik yang sesuai untuk produk-produk tersebut adalah LDPE dan
HDPE. Karena Kemasan tersebut untuk produk susu yakni memiliki
sifat yang kedap terhadap uap air dan gas yang baik.
o Produk sayuran dan buah segar
Jenis kemasan yang sesuai untuk produk ini adalah polistiren busa
seperi LDPE, EVA, ionomer atau plastik PVC. Kemasan yang dipilih
karena kemasan ini mempunyai permeabilitas yang tinggi terhadap
CO2 agar dapat mengeluarkan CO2 dari produk sebagai hasil dari
proses pernafasan.
o Minuman
jenis kemasan yang sesuai adalah plastic poliakrilonitril, karena
Untuk minuman berkarbonasi dinbutuhkanb
tahan

umbukan

dan

permeabilitasnya

benturan,
terhadap

tidak

kemasan yang kuat,


tembus

cahaya

gas

dan

rendah.

semenbtara itu,Untuk minuman yang tidak berkarbonasi maka


dipilih kemasan y5anbg dipakai berbentuk botol yang mengalami
proses ekstrusi yaitu Lamicon yang berasal dari PE dan lamipet
(bahan yang mengandung 95% polivinil asetat saponifiliasi).
o Dll

6. Bagaimana dengan kemungkinan/potensi terjadinya migrasi


komponen ke dalam produk dari masing-masing bahan
pengemas di atas?
Fenomena interaksi antara kemasan dengan bahan pangan
merupakan hal penting, fenomena tersebut salah satunya adalah
proses transfer atau migrasi senyawa-senyawa yang berasal dari
kemasan ke dalam produk pangan khususnya kemasan yang
18

berbahan dasar plastik, selain itu juga dapat terjadi pada kemasan
yang berbahan dasar logam, kaca, keramik, karet dan kertas (BPOM,
2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi adalah :
o Luas permukaan yang berkontak,
o Kecepatan migrasi,
o Jenis bahan plastik,
o Temperatur dan waktu kontak.
Berikut

merupakan

kemungkinan/potensi

terjainya

migrasi

komponen ke dalam produk dari berbagai bahan pengemasan:

Logam: Bahan pengemasan dari logam

yang telah mengalami

korosi dapat menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan


pangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosif
adalah asam organik, nitrat, oxidizing agent, atau bahan pereduksi,
penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya bahan pelapis
(enamel). Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat
berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah,
pusing dan keluarnya keringat dingin yang berlebihan.

Plastik: Plastik yang terdiri dari monomer-monomer dan bahanbahan tambahan dalam pembuatan plastik seperti plastisizer,
stabilizer dan antioksidan dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan
yang

dikemas

dengan

kemasan

plastik

dan

mengakibatkan

keracunan. Bahan yang berpindah dapat berupa residu polimer


(monomer), katalis maupun aditive lain. Aditive ini pada umumnya
bersifat racun, terikat secara kimia atau fisika pada polimer dalam
bentuk asli atau modifikasi. migrasi zat-zat plastik, monomer
maupun zat-zat pembantu polimerisasi , dalam kadar tertentu dapat
larut ke dalam makanan padat atau cair berminyak (non polar)
maupun cairan tak berminyak (polar). Semakin panas bahan
makanan yang dikemas, semakin tinggi peluang terjadinya migrasi
zat-zat plastik ke dalam makanan. Meskipun polimer karena
19

besarnya molekul jarang mengalami migrasi, beberapa oligopolimer


dengan berat molekul kurang dari 500 dapat mengalami migrasi ke
dalam makanan (McGuiness 1985 dalam Winarno 1997)

Kertas: Dalam proses pembuatan kertas, terkadang digunakan


senyawan klor sebagai bahan pemutih. Selain itu, kemasan dari
kertas

dan

karton

seringkali

diberi

aditif

seperti

adhesive,

alumunium, pewarna atau bahan pelapis yang dapat mengandung


bahan berbahaya (BPOM, 2005). Migrasi yang terdeteksi berasal
dari tinta printer atau adhesive yang digunakan dalam pembuatan
bahan kemasan
7. Sebutkan Undang-undang apa sajakah yang mengatur tentang pengemasan ?

Kemasan produk pangan/makanan selain berfungsi untuk melindungi produk, juga


berfungsi sebagai penyimpanan, informasi dan promosi produk serta pelayanan kepada
konsumen. Mutu dan keamanan pangan/makanan dalam kemasan sangat tergantung dari
mutu kemasan yang digunakan, baik kemasan primer, sekunder maupun tersier. Oleh karena
itu diperlukan adanya peraturan-peraturan mengenai kemasan pangan/makanan, yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Menteri Kesehatan Indonesia mengatur kemasan makanan di Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Pangan tahun 1996. Undang-undang Pangan memberi makanan untuk
dijual tidak dapat dikemas dalam bahan yang telah dilarang dan / atau dapat melepaskan
kontaminan yang berbahaya atau merugikan kesehatan yang baik . Selain itu, informasi yang
kami peroleh menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia bermaksud untuk mengidentifikasi
zat yang dilarang untuk digunakan dalam kemasan makanan dan untuk menentukan metode
untuk kemasan jenis makanan tertentu.
Peraturan tentang Kemasan pangan/makanan ini tertuang dalam UNDANGUNDANG RI NO.7 TAHUN 1996, Undang-undang ini menjelaskan tentang peraturan
pengemasan berkaitan dengan keamanan pangan/makanan dalam rangka melindungi
konsumen. Pada bagian ke IV pasal 16 -19 dari undang-undang ini membahas tentang
kemasan bahan pangan, sedangkan bagian ke V pasal 30-35 membahas tentang pelabelan dan
periklanan produk pangan.
20

Isi dari pasal-pasal tersebut adalah sebagai berikut :


Pasal 16
(1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan
apa pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan
bahan-bahan yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia.
(2) Pengemasan pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang dapat
menghindarkan terjadinya kerusakan dan atau pencemaran.
(3) Pemerintah menetapkan bahan yang dilarang digunakan sebagai kemasan pangan dan tata
cara pengemasan pangan tertentu yang diperdagangkan.
Pasal 17
Bahan yang akan digunakan sebagai kemasan pangan, tetapi belum diketahui
dampaknya bagi kesehatan manusia, wajib terlebih dahulu diperiksa keamanannya,dan
penggunaannya bagi pangan yang diedarkan dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari
Pemerintah.
Pasal 18
(1) Setiap orang dilarang membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan
diperdagangkan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap pangan yang
pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk
diperdagangkan lebih lanjut.
Pasal 19
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 ditetapkan.

21

DAFTAR PUSTAKA

DA Winarno, F.G. 1997. Kumpulan Tulisan Ilmiah. PAU Pangan dan

Gizi IPB, Bogor.


BPOM, 2005. Berita Pengemasan Edisi 13 April-Mei 2005.

Federasi Pengemas Indonesi, Jakarta.


Buku UUD 1945

22

Anda mungkin juga menyukai