Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN ANALISIS JENIS KEMASAN

KELOMPOK A.1

DISUSUN OLEH :
1. AJENG ANDINI SETIAWAN (2013411001)
2. KENSASSA SAYIDINA (2013411025)
3. KHARISMA YOLANDA (2013411026)
4. MUNALIU AMRI (2013411030)
5. RINA AGUSTINA (2013411037)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN GIZI
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengemasaan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari penyebab-
penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis maupun mekanis, sehingga dapat sampai ke tangan
konsumen dalam keadaan baik dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas,
plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang dilaminasi.

Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box,
kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar
( active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan
dengan kebutuhan produk yang dikemas. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi
dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan
dipasarkan.

Pada praktikum ini akan diidentifikasi kemasan berdasarkan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan structure system kemas : kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan tersier dan
kuartener
2. Berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : kemasan fleksibel, kemasan kaku, dan kemasan semi
fleksibel
3. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan : kemasan hermetis, kemasan tahan cahaya,
kemasan tahan suhu tinggi

1.2 Tujuan
1. Mengetahui jenis bahan kemasan pangan.
2. Mengetahui klasifikasi bahan kemasan pangan.
3. Mengetahui fungsi spesifik kemasan terhadap produk pangan yang dikemas.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan bahan kemasan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kemasan


 Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006) menyatakan kata “kemasan”
mengimplikasikan hasil akhir proses mengemas.
 Cenadi (2000) menyatakan kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu
merek, kemasan itu sendiri dan label.

Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:


1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam
perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih,
menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi
lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.

3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan
harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan
dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi
kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.(hair et al., melalui Oscar
2010 h 11).

2.2 Klasifikasi dan Jenis Kemasan


Jenis kemasan produk yang pertama adalah dilihat dari struktur isi yang kemudian terbagi ke dalam tiga
jenis, yakni:
1. Kemasan primer, yakni kemasan yang dipakai langsung untuk membungkus produk. Misalnya
kemasan botol kaca untuk mengemas produk susu cair.

2. Kemasan sekunder, yakni kemasan yang berfungsi melindungi kemasan lainnya. Contohnya
adalah kotak karton untuk melindungi kemasan susu dari aluminium foil.

3. Kemasan tersier, yakni kemasan yang ditambahkan saat proses pengiriman sebagai pelindung.
Jenis kemasan juga dilihat dari frekuensi pemakaiannya, dan terbagi lagi menjadi tiga jenis. Yaitu:
1. Kemasan sekali pakai, yakni yang langsung dibuang ketika isinya dipakai seperti plastik wadah
permen.
2. Kemasan multi trip, yakni kemasan yang bisa dipakai berulang kali oleh produsennya. Seperti
botol kecap yang akan dikembalikan konsumen ke pedagang untuk disetorkan kembali ke
produsen.
3. Kemasan yang tidak pernah dibuang, sehingga kemasan ini akan dipakai terus-menerus. Sebagai
contoh adalah kemasan kaleng biskuit yang bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga.

Jenis kemasan berikutnya adalah dilihat dari tingkat kesiapan untuk dipergunakan, dibagi ke dalam dua
jenis. Yaitu:
1. Kemasan siap pakai, sehingga kemasan ini didesain untuk bisa langsung dipakai.

2. Kemasan siap dirakit, yakni jenis kemasan yang sebelum digunakan perlu dirakit terlebih dahulu.

2.3 Fungsi Kemasan


Ada beberapa fungsi kemasan yang harus diketahui baik oleh pembuat maupun pengguna kemasan:
1. Kemasan sebagai pelindung
Kemasan harus dapat melindungi produk, baik dari pengaruh luar maupun dari dalam, seperti
sinar ultra violet, kelembaban, pengaruh O² (oksigen) serta harus dapat melindungi dari pengaruh
handling yang tidak benar. Penggunaan bahan baku yang berkualitas dan handling yang benar
merupakan upaya melindungi produk mulai dari saat dikemas, dikonsumsi, hingga saat digunakan
oleh konsumen.

2. Kemasan sebagai wadah


Kemasan merupakan wadah bagi produk dan sekaligus dapat berfungsi sebagai alat yang
memudahkan produk tersebut untuk dibawa dalam proses pemindahan produk dari produsen
sampai ke konsumen atau dari suatu tempat ke tempat lain dalam jumlah berat atau jumlah isi
tertentu.

3. Kemasan sebagai promosi


Secara tidak langsung, perwajahan total suatu kemasan harus dapat “menjual dirinya”, mampu
berkomunikasi dengan baik dan promosi terselubung bila dipajang di etalase atau pada saat
pendistribusiannya.

4. Kemasan sebagai daya tarik/atraktif


Diperlukan keahlian dalam memadu padankan peran desain, proses cetak dan finishing. Bentuk,
ukuran, warna serta informasi yang dicetak harus dapat menimbulkan daya tarik pada konsumen.
Bentuk kemasan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan mengikuti trend yang sedang
berkembang, sehingga tampil beda dari kemasan-kemasan sejenis yang ada.
5. Kemasan sebagai identitas
Cetakan yang tertera di kemasan harus tertulis, terbaca dan terlihat dengan jelas yaitu berupa jenis
produk, nama produsen atau pengimpor, isi/berat, ukuran, cara penggunaannya, nutrition fact,
nomor pendaftaran (PIRT/MD/ML), label halal, barcode, tanggal kadaluarsa dan lain lain.

6. Kemasan sebagai brand image


Brand Image membuat konsumen atau siapapun yang melihat sepintas suatu kemasan dapat
segera mengetahui produk yang dikemasnya. Hal ini dikarenakan adanya suatu ciri unik yang
mudah dikenali atau ciri khusus yang sudah melekat di kemasan produk tersebut. Ciri khusus
tersebut juga sangat memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang.

2.4 Teknik Pengemasan


1. Pengemasan dengan menggunakan Kemasan Aluminium Foil
Bau tengik pada makanan ringan umumnya disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini muncul
ketika ada udara atau uap air yang masuk pada kemasan. Biasanya udara atau uap air masuk
melalui plastik kemasan makanan yang transparan atau ketika proses memasukan produk dan
bagian seal penutupnya kurang rapat. Pemilihan kemasan aluminium foil ini bisa menjadi
salah satu cara untuk meminimalisir masuknya udara atau bakteri kedalam kemasan
makanan. Karena kemasan aluminium foil merupakan salah satu material yang tidak bisa
ditembus matahari. Sehingga resiko adanya uap air maupun udara sangat kecil, dan bakteri
pun tidak bisa berkembang pada kemasan tersebut. Hal ini memungkinkan makanan menjadi
lebih tahan lama.

2. Pengemasan dengan menggunakan Kemasan Vacuum Bag atau Plastik Vakum


Berbeda dengan jenis kemasan plastik biasanya, vacuum bag ini didesain khusus untuk
membungkus atau mengemas berbagai produk makanan sehingga makanan bisa bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Metode pengemasan hampa udara yang dilakukan
pada saat proses vacuum bag packing akan memperkecil kerusakan komposisi gizi dan
kontaminasi bakteri yang sangat merugikan.

3. Pengemasan dengan menggunakan Metode Nitrogen Flushing


Salah satu cara untuk membuat makanan tetap bertahan lama adalah dengan mengeluarkan
oksigen dari wadah, dan menggantinya dengan nitrogen. Proses inilah yang dinamakan
nitrogen flushing. Penggantian oksigen dengan nitrogen bertujuan untuk menghindari
oksidasi yang menyebabkan makanan cepat rusak dan basi. Tidak semua makanan dikemas
dengan pengemasan vakum. Jenis makanan yang rentan hancur atau rusak, seperti keripik
membutuhkan perlindungan selama makanan didistribusikan kepada para konsumen. Untuk
jenis makanan seperti ini dibutuhkan nitrogen flushing. Anda bisa mengamati bungkusnya
yang menggelembung, dan ketika dibuka akan ada udara (nitrogen) di dalamnya.

Cara penerapan nitrogen flussing pada kemasan makanan adalah dengan menggunakan mesin
yang memberi tekanan nitrogen di dalam wadah sehingga oksigen tergantikan seluruhnya
oleh nitrogen. Kemudian, wadah disegel dengan cepat dan rapat.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Judul Praktikum


“Analisis Jenis Pengemasan”

3.2 Tempat Praktikum


Praktikum dilaksanakan di rumah masing-masing mahasiswa.

3.3 Hari dan Tanggal


Minggu, 13 Februari 2022, Pukul 13.00 WIB

3.4 Alat dan Bahan


 Alat:
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat penginderaan dan kamera handphone
 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain berbagai macam kemasan produk pangan.

3.5 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dilakukan alat pengamatan menggunakan penginderaan terhadap berbagai macam kemasan produk
pangan.
3. Dicatat hasil pengamatan pada kolom pangamatan.
4. Dicari referensi untuk melengkapi laporan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pelaksanaan praktik Analisis Jenis Pengemasan didapatkan hasil pengamatan berikut.
KEMASAN KLASIFIKASI KELEBIHAN KEKURANGAN DOKUMENTASI
PRODUK
Busa Kemasan Praktis, ringan Tidak tahan air,
Kertas sekunder mudah robek
Kemasan
primer

Kaleng Kemasan Praktis, tahan Variasi mudah


(logam) primer suhu apapun, terjadi korosi jika
Kemasan kaku ramah ada kebocoran
lingkungan

Botol gelas Kemasan kaku Dapat didaur Mudah pecah,


Kemasan ulang, tahan berat, harga
primer pada cuaca relative mahal
Wadah siap apapun, bias
pakai digunakan
berkali-kali
Dus plastic Kemasan Praktis, dapat Tidak tahan air,
sekunder didaur ulang, mudah bocor
Kemasan primer mudah dibawa

Plastik (PS) Kemasan sekali Praktis, mudah Mudah penyok,


pakai dibawa, ringan, tidak tahan suhu
aman, mudah panas, mudah
didaur ulang terbakar

Foil (logam) Kemasan sekali Praktis, tahan air, Harga cukup


pakai kedap udara, mahal, kurang
Kemasan primer terdiri dari tahan asam dan
berbagai ukuran basa, tidak tahan
panas

Kertas Kemasan sekali Praktis, mudah Tihan tahan air,


(pembungkus) pakai dibawa, ringan, mudah sobek,
dapat didaur mudah lapuk
ulang, ramah
lingkungan
Plastik (PET) Kemasan sekali Praktis, tahan Tidak ramah
pakai lama, tahan lingkungan,
cahaya terurai dalam
waktu yang
sangat lama,
menyebabkan
banjir jika
menumpuk

Logam Kemasan primer Tahan lama, Tidak ramah


Kemasan kaku tahan banting, lingkungan,
tidak mudah terurai dalam
pecah, tahan waktu lama,
suhu tinggi menyebabkan
banjir jika
menumpuk

Foil Kemasan Mudah dibuka, Mudah robek dan


sekunder tahan lama, hancur jika
Kemasan primer praktis, tahan terkena air, tidak
Kemasan cahaya tahan air
fleksibel
Sterofom Kemasan primer Praktis, higenis, Tidak ramah
mudah dibuka, lingkungan,
tahan cahaya terurai dalam
waktu lama,
menyebabkan
banjir jika
menumpuk

Plastik (PET) Kemasan primer Tahan lama, Tidak ramag


Kemasan sekali praktis, tidak lingkungan,
pakai mudah pecah, terurai dalam
tahan cahaya waktu lama,
menyebabkan
banjir jika
menumpuk

Foil, kardus Kemasan primer Praktis, tahan Tidak ramah


Kemasan sekali lama, tahan lingkungan,
pakai cahaya terurai dalam
Kemasan waktu lama,
fleksibel menyebabkan
banjir jika
menumpuk
Botol gelas Kemasan kaku Tahan air, steril, Tidak ramah
Kemasan primer tahan lama, tahan lingkungan,
suhu tinggi mudah pecah,
tidak tahan
banting, terurau
dalam waktu
yang sangat lama

Jar gelas Kemasan kaku Tahan air, kedap Berat, mudah


Kemasan primer udara, kualitas pecah, terurai
produk terjaga dalma waktu
dan bersifat inert yang sangat lama

Plastik (PP) Kemasan primer Keras tapi Permukaan


fleksibel, kuat, berlilin, tidak
tahan terhadap jernih tapi
bahan kimia, tembus cahaya,
panas dan melunak pada
minyak suhu 140 Co
Karung plastic Kemasan primer Berbahan ringan Anyaman karung
dan lebih tahan plastic mudah
air, tidak karatan rusak akibat
dan tidak gesekan atau
bereaksi kuat tarikan

Tupperware Kemasan Keras tapi Tidak jernih tapi


(PP) multitrip fleksibel, kuat tembus cahaya,
tahan terhadap melunak pada
bahan kimia, suhu 140oC
panas dan
minyak

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari dilakukannya praktikum analisis jenis pengemasan yang dilakukan
secara daring dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis pengemasan tentunya terdiri dari berbagai macam
ragam. pengemasan sendiri umumnya memiliki tujuan, antara lain untuk mencegah rusaknya zat gizi pada
bahan pangan, menjaga dan menjamin kesehatan serta keamanan bahan pangan, menambah nilai juak
bahan pangan, serta meningkatkan daya tarik konsumen.

Dari pelaksanaan praktikum pada produk makanan data yang diperoleh lalu di kelompokkan ke dalam
tabel berdasarkan jenis bahan kemasan, klasifikasi kemasan, serta membahas mengenai kelebihan dan
kekurangan kemasan yang digunakan. Dari beberapa jenis bahan kemasan atau bentuk kemasan yang
diamati seperti yang terdapat dalam tabel diatas. Maka dapat diperoleh pembahasannya, sebagai berikut.
1. Plastik
Juga menempati bagian yang sangat penting dalam industri pengemasan. Kelebihan plastik
dari bahan – bahan kemasan lainnya, antara lain; harganya relatif lebih murah, dapat
dibentuk berbagai rupa, warna dan bentuk relatif lebih disukai konsumen, mengurangi
biaya transportasi. Namun plastik mempunyai kelemahan yaitu umumnya tidak tahan
terhadap temperatur tinggi. Secara garis besar plastik dapat dibedakan atas 2 tipe yaitu :
 Thermoplastik (dapat dilunakkan berulang kali dengan menggunakan panas) dan termoset
(tidak dapat dilunakkan oleh panas). Thermoplastik yang digunakan dalam industri
pengemasan adalah polyethylene, polyprophylene, polystyrene, polyvinyl chlorida, acrylic
dan aclonitrile-butadiene-styrene.
 Termoset yang biasa digunakan dalam industri pengemasan adalah phenolformaldehydene,
melamike- formaldehydene dan urue-formaldehydene.
Pada dasarnya plastik itu di golongkan menjadi beberapa jenis dengan kodenya masing-masing, yaitu
antara lain:
 PETE/PET (01)
 HDPE (02)
 PVC (03)
 LDPE (04)
 PP (05)
 PS (06)
 Other (07)

Adapun jenis bentuk kemasan yang diamati berdasarkan yang terdapat di dalam tabel, yaitu :
 PETE atau PET (Polythylene Terephthalate)
Produk yang diamati : air mineral botol dan minuman teh kemasan. Plastik kode satu ini biasa
dipakai untuk botol plastik yang jernih dan transfaran seperti botol air mineral. Tanda ini
biasanya tertera logo daur ulang dengan tanda panah bentuk segitiga, angka 1 di tengahnya
serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai
untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral,
botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PETE/PET ini disarankan
hanya untuk sekali pakai
 PP (Polypropylene)
Produk yang diamati : wadah snack dan toples tupperware. Plastik ini merupakan plastik yang
paling aman dipakai sebagai bahan untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan
makanan dan minuman. Plastik ini dapat kita isi ulang. Tertera logo daur ulang dengan
angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang
tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama
untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum
dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli
barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Contoh : botol minuman bayi, tempat makanan, atraws (sedotan/pipet), botol obat dll
 PS ( Polystyrene)
Produk yang diamati : botol Yakult. Plastik ini sering ditemui adalah Styrofoam (gabus), bahan
Polysterine ini dapat membocorkan bahan Styrine ke dalam makanan saat diisikan makanan
panas. Bahan styrene ini sangat berbahaya bagi otak dan sistem syaraf. Tertera logo daur ulang
dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik
yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
2. Foil
 Produk yang diamati : bungkus kopi, bungkus primer cokelat, serta tutup Yakult adalah suatu
lembaran dari bahan logam yang mempunyai ketebalan kurang dari 0.15 mm. Kemasan ini
mempunyai posisi yang penting dalam pengemasan, karena permukaanya yang mengkilap
dan menarik untuk dipandang. Foil yang mempunyai ketebalan antara 0.0375 – 0.1125
mm digunakan untuk membuat kemasan semi kaku. Aluminium foil mempunyai sifat
kedap air yang baik, permukaanya dapat memantulkan cahaya sehingga penampilannya
menarik, permukaanya licin, dapat dibentuk sesuai dengan keinginan dan mudah dilipat,
tidak terpengaruh oleh sinar, tahan terhadap temperatur tinggi sampai di atas 290° C, tidak
berasa, tidak berbau, tidak beracun dan hygienis. Untuk kopi digunakan kemasan foil atau
poliester yang dimetalisasi dan PE, PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan
OPP/alumunium foil/PE. Untuk kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.

3. Kaleng (logam)
 Produk yang diamati : kaleng susu cair dan SKM. Termasuk kedalam jenis kemasan kaku.
Kemasan kaku adalah kemasan yang tidak tahan terhadap benturan, akan tetapi keras.
Kaleng/tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja dan dilapisi timah putih (sn) yang
tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng. Kemasan yang terbuat
dari logam masih menempati bagian yang penting dalam bidang pengemasan, meskipun
ada saingan yang sangat ketat dari kemasan yang terbuat dari plastik dan kertas.

Hal ini disebabkan oleh karena logam mempunyai kekuatan mekanik yang baik sekali.
Logam yang digunakan untuk membuat kemasan adalah baja dan kaleng logam. Kemasan
yang terbuat dari bahan baja dapat menahan penanganan selama pengangkutan, dapat diisi,
dapat disimpan tanpa menimbulkan banyak masalah dan sangat ekonomis untuk pemakaian
jangka panjang karena dapat dipergunakan berulang – ulang. Kaleng logam tahan terhadap
panas, dingin, uap lembab dan dapat menahan produk yang kasar selama transportasi dan
penyimpanan. Kaleng logam dibuat dari suatu plat baja dengan lapisan timah di kedua
sisinya. Kaleng logam ini dapat digunakan terutama untuk mengemas produk makanan
dengan daya korosi yang sangat tinggi atau tergantung dari tipenya.

4. Gelas (jar dan botol)


 Produk yang diamati : botol minuman vitamin, botol saus, serta jar selai.
Termasuk kedalam jenis kemasan kaku. Kemasan kaku adalah kemasan yang tidak tahan terhadap
benturan, akan tetapi keras. Beberapa keuntungan pemakaian bahan kemasan dari gelas, antara lain;
a. dapat dibentuk dengan berbagai macam desain
b. dapat diwarnai denga berbagai macam warna, sesuai dengan kebutuhan produk yang akan
dikemas.
c.bersifat transparan dan produk yang dikemas dapat dilihat dengan jelas oleh konsumen
d. tidak mempengaruhi produk yang dikemas
e. kedap terhadap gas, uap air dan bau
f. memberikan keawetan aroma, rasa dan warna produk yang dikemas
g. kemasan yang terbuat dari gelas di-sterilisasi dan di-vacuum
h. tahan terhadap perubahan suhu rendah dan tinggi, dengan catatan suhu tersebut
i. tidak berubah secara cepat
Disamping keuntungan dari bahan gelas, ada beberapa kelemahannya antara lain;
a. bersifat rapuh
b. mudah pecah bila permukaannya tergores dan bila kena benturan.
c. bobot besar sehingga biaya distribusi dan transportasi tinggi.
d. perlu bahan pengemas kedua
Gelas mempunyai sifat inert (tidak bereaksi) tetapi korosif sering terjadi dari tutupnya yang
terbuat dari logam. Gelas terdiri dari campuran oksida dan sebagian besar adalah silicon dioksida.
Penggunaan wadah dari gelas sangat terbatas karena gelas sangat mudah pecah.

5. Dus
 Produk yang diamati : susu kotak dan kotak tepung maizena. Kardus bisa menjadi kemasan
yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus memungkinkan
kreativitas structural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik
karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk
membangun billboarding bagi identitas merek. Kardus atau paperboard adalah istilah umum
dalam industri kertas untuk lembaran yang terbuat dari serat kayu murni atau kertas daur
ulang. Kardus dibedakan dari kertas berdasarkan ketebalannya.

Material yang ketebalannya kurang dari 0,010 inci disebut kertas; sementara semua yang
lebih tebal dari 0,010 inci disebut kardus. Umumnya kardus dibuat dalam ukuran ketebalan
antara 0,010 dan 0,040 inci. Fleksibilitas kardus sebagai material dapat dibentuk semenarik
mungkin. Laminasi foil, foil stamping, pernis mengkilap atau buram atau pelapisan mengkilap,
sehingga kardus dapat memberikan tambahan penampilan yang lebih bagi desain kemasan. Dus
termasuk dalam klasifikasi kemasan primer, seperti produk yang diamati, yaitu susu cair kotak
yang di dalamnya dilapisi foil. Serta dus tepung maizena di klasifikasikan sebagai kemasan
sekunder karena melindungi kemasan plastik di dalamnya.

6. Styrofoam/busa
 Produk yang diamati : cup mie instan. Penelitian bahwa desain telah kemasan
makananmembuktikan yang terbuat dari styrofoam sangat diragukan keamanannya bagi
kesehatan tubuh manusia. Styrofoam yang terbuat dari kopolimer styrene menjadi sangat
populer di kalangan pelaku bisnis makanan. Bahan kemasan makanan tersebut bisa
mencegah terjadinya kebocoran serta mampu mempertahankan bentuk ketika dipegang oleh
konsumen atau pelanggan. Bahan kemasan tersebut juga mampu mempertahankan suhu
panas maupun dingin. Namun, akan berbahaya bagi kesehatan jika kemasan tersebut dipakai
untuk makanan panas, berlemak, beralkohol dan berminyak karena bahan kemasan makanan
dari Styrofoam ini bisa melepas monomer.
7. Kertas
 Produk yang diamati : bungkus makanan pecel. Kertas dibuat dari serat sellulosa dan
merupakan bahan penyerap tinta, dapat digunakan untuk menulis, membungkus dan
mengemas. Kertas termasuk dalam struktur kemasan sekali pakai Pada umumnya kertas
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu; kertas kultural atau halus dan kertas
industri atau kasar, salah satunya yaitu kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk
membungkus dan mengemas, yaitu kertas yang diamati merupakan kertas kedap lemak/kertas
minyak. Kemasan kertas yang diamati termasuk kemasan sekali pakai. Kelebihannya praktis,
mudah di bawa, ringan, dapat di daur ulang, ramah lingkungan. Namun kekurangannya, yaitu
mudah sobek, tidak tahan air, serta mudah lapuk.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemasan pada umumnya difungsikan sebagai container saja atau pelindung sebuah produk, namun tidak
hanya sebagai pelindung saja sebuah kemasan harus dapat merepresentasikan produk seperti apa yang ada
di dalamnya, kemasan juga dapat menjadi iklan secara tidak langsung bagi produknya untuk dapat
memperkuat proses branding dari kemasan tersebut. Kemasan saat ini berpengaruh kuat dikarenakan
calon konsumen menilai produk terlebih dahulu adalah dengan melihat tampilannya terlebih dahulu.
Jikakemasan terlihat menarik maka konsumen akan berekspektasi baik terhadap produk, namun jika
kemasan kurang baik maka konsumen akan berpekspektasi buruk terhadap produk.

5.2 Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
kemampuan dan pengetahuan kami dalam membuat laporan ini.Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca serta dosen mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan ini sangat kami harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syarief , Rizal, dkk. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Bogor.


Iskandar M, dkk. 2012. Ilmu Teknologi Pangan. Poltekkes Kemenkes Jakarta 2.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/ILMU-TEKNOLOGI-PANGAN-
FINAL-SC.pdf
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296048/pengabdian/pengemasan-dan-pelabelan.pdf
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/PENGEMASAN-BAHAN-PANGAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai