KELOMPOK A.1
DISUSUN OLEH :
1. AJENG ANDINI SETIAWAN (2013411001)
2. KENSASSA SAYIDINA (2013411025)
3. KHARISMA YOLANDA (2013411026)
4. MUNALIU AMRI (2013411030)
5. RINA AGUSTINA (2013411037)
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box,
kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar
( active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan
dengan kebutuhan produk yang dikemas. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi
dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan
dipasarkan.
Pada praktikum ini akan diidentifikasi kemasan berdasarkan beberapa cara, yaitu :
1. Berdasarkan structure system kemas : kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan tersier dan
kuartener
2. Berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : kemasan fleksibel, kemasan kaku, dan kemasan semi
fleksibel
3. Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan : kemasan hermetis, kemasan tahan cahaya,
kemasan tahan suhu tinggi
1.2 Tujuan
1. Mengetahui jenis bahan kemasan pangan.
2. Mengetahui klasifikasi bahan kemasan pangan.
3. Mengetahui fungsi spesifik kemasan terhadap produk pangan yang dikemas.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan bahan kemasan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi
lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan
harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan
dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi
kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.(hair et al., melalui Oscar
2010 h 11).
2. Kemasan sekunder, yakni kemasan yang berfungsi melindungi kemasan lainnya. Contohnya
adalah kotak karton untuk melindungi kemasan susu dari aluminium foil.
3. Kemasan tersier, yakni kemasan yang ditambahkan saat proses pengiriman sebagai pelindung.
Jenis kemasan juga dilihat dari frekuensi pemakaiannya, dan terbagi lagi menjadi tiga jenis. Yaitu:
1. Kemasan sekali pakai, yakni yang langsung dibuang ketika isinya dipakai seperti plastik wadah
permen.
2. Kemasan multi trip, yakni kemasan yang bisa dipakai berulang kali oleh produsennya. Seperti
botol kecap yang akan dikembalikan konsumen ke pedagang untuk disetorkan kembali ke
produsen.
3. Kemasan yang tidak pernah dibuang, sehingga kemasan ini akan dipakai terus-menerus. Sebagai
contoh adalah kemasan kaleng biskuit yang bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga.
Jenis kemasan berikutnya adalah dilihat dari tingkat kesiapan untuk dipergunakan, dibagi ke dalam dua
jenis. Yaitu:
1. Kemasan siap pakai, sehingga kemasan ini didesain untuk bisa langsung dipakai.
2. Kemasan siap dirakit, yakni jenis kemasan yang sebelum digunakan perlu dirakit terlebih dahulu.
Cara penerapan nitrogen flussing pada kemasan makanan adalah dengan menggunakan mesin
yang memberi tekanan nitrogen di dalam wadah sehingga oksigen tergantikan seluruhnya
oleh nitrogen. Kemudian, wadah disegel dengan cepat dan rapat.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari dilakukannya praktikum analisis jenis pengemasan yang dilakukan
secara daring dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis pengemasan tentunya terdiri dari berbagai macam
ragam. pengemasan sendiri umumnya memiliki tujuan, antara lain untuk mencegah rusaknya zat gizi pada
bahan pangan, menjaga dan menjamin kesehatan serta keamanan bahan pangan, menambah nilai juak
bahan pangan, serta meningkatkan daya tarik konsumen.
Dari pelaksanaan praktikum pada produk makanan data yang diperoleh lalu di kelompokkan ke dalam
tabel berdasarkan jenis bahan kemasan, klasifikasi kemasan, serta membahas mengenai kelebihan dan
kekurangan kemasan yang digunakan. Dari beberapa jenis bahan kemasan atau bentuk kemasan yang
diamati seperti yang terdapat dalam tabel diatas. Maka dapat diperoleh pembahasannya, sebagai berikut.
1. Plastik
Juga menempati bagian yang sangat penting dalam industri pengemasan. Kelebihan plastik
dari bahan – bahan kemasan lainnya, antara lain; harganya relatif lebih murah, dapat
dibentuk berbagai rupa, warna dan bentuk relatif lebih disukai konsumen, mengurangi
biaya transportasi. Namun plastik mempunyai kelemahan yaitu umumnya tidak tahan
terhadap temperatur tinggi. Secara garis besar plastik dapat dibedakan atas 2 tipe yaitu :
Thermoplastik (dapat dilunakkan berulang kali dengan menggunakan panas) dan termoset
(tidak dapat dilunakkan oleh panas). Thermoplastik yang digunakan dalam industri
pengemasan adalah polyethylene, polyprophylene, polystyrene, polyvinyl chlorida, acrylic
dan aclonitrile-butadiene-styrene.
Termoset yang biasa digunakan dalam industri pengemasan adalah phenolformaldehydene,
melamike- formaldehydene dan urue-formaldehydene.
Pada dasarnya plastik itu di golongkan menjadi beberapa jenis dengan kodenya masing-masing, yaitu
antara lain:
PETE/PET (01)
HDPE (02)
PVC (03)
LDPE (04)
PP (05)
PS (06)
Other (07)
Adapun jenis bentuk kemasan yang diamati berdasarkan yang terdapat di dalam tabel, yaitu :
PETE atau PET (Polythylene Terephthalate)
Produk yang diamati : air mineral botol dan minuman teh kemasan. Plastik kode satu ini biasa
dipakai untuk botol plastik yang jernih dan transfaran seperti botol air mineral. Tanda ini
biasanya tertera logo daur ulang dengan tanda panah bentuk segitiga, angka 1 di tengahnya
serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai
untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral,
botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol jenis PETE/PET ini disarankan
hanya untuk sekali pakai
PP (Polypropylene)
Produk yang diamati : wadah snack dan toples tupperware. Plastik ini merupakan plastik yang
paling aman dipakai sebagai bahan untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan
makanan dan minuman. Plastik ini dapat kita isi ulang. Tertera logo daur ulang dengan
angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang
tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama
untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum
dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli
barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Contoh : botol minuman bayi, tempat makanan, atraws (sedotan/pipet), botol obat dll
PS ( Polystyrene)
Produk yang diamati : botol Yakult. Plastik ini sering ditemui adalah Styrofoam (gabus), bahan
Polysterine ini dapat membocorkan bahan Styrine ke dalam makanan saat diisikan makanan
panas. Bahan styrene ini sangat berbahaya bagi otak dan sistem syaraf. Tertera logo daur ulang
dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa dipakai sebagai bahan tempat makan
styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik
yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
2. Foil
Produk yang diamati : bungkus kopi, bungkus primer cokelat, serta tutup Yakult adalah suatu
lembaran dari bahan logam yang mempunyai ketebalan kurang dari 0.15 mm. Kemasan ini
mempunyai posisi yang penting dalam pengemasan, karena permukaanya yang mengkilap
dan menarik untuk dipandang. Foil yang mempunyai ketebalan antara 0.0375 – 0.1125
mm digunakan untuk membuat kemasan semi kaku. Aluminium foil mempunyai sifat
kedap air yang baik, permukaanya dapat memantulkan cahaya sehingga penampilannya
menarik, permukaanya licin, dapat dibentuk sesuai dengan keinginan dan mudah dilipat,
tidak terpengaruh oleh sinar, tahan terhadap temperatur tinggi sampai di atas 290° C, tidak
berasa, tidak berbau, tidak beracun dan hygienis. Untuk kopi digunakan kemasan foil atau
poliester yang dimetalisasi dan PE, PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan
OPP/alumunium foil/PE. Untuk kopi instan bisa digunakan kemasan PVDC melapis PVC.
3. Kaleng (logam)
Produk yang diamati : kaleng susu cair dan SKM. Termasuk kedalam jenis kemasan kaku.
Kemasan kaku adalah kemasan yang tidak tahan terhadap benturan, akan tetapi keras.
Kaleng/tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja dan dilapisi timah putih (sn) yang
tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng. Kemasan yang terbuat
dari logam masih menempati bagian yang penting dalam bidang pengemasan, meskipun
ada saingan yang sangat ketat dari kemasan yang terbuat dari plastik dan kertas.
Hal ini disebabkan oleh karena logam mempunyai kekuatan mekanik yang baik sekali.
Logam yang digunakan untuk membuat kemasan adalah baja dan kaleng logam. Kemasan
yang terbuat dari bahan baja dapat menahan penanganan selama pengangkutan, dapat diisi,
dapat disimpan tanpa menimbulkan banyak masalah dan sangat ekonomis untuk pemakaian
jangka panjang karena dapat dipergunakan berulang – ulang. Kaleng logam tahan terhadap
panas, dingin, uap lembab dan dapat menahan produk yang kasar selama transportasi dan
penyimpanan. Kaleng logam dibuat dari suatu plat baja dengan lapisan timah di kedua
sisinya. Kaleng logam ini dapat digunakan terutama untuk mengemas produk makanan
dengan daya korosi yang sangat tinggi atau tergantung dari tipenya.
5. Dus
Produk yang diamati : susu kotak dan kotak tepung maizena. Kardus bisa menjadi kemasan
yang fungsional, murah, dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus memungkinkan
kreativitas structural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik
karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk
membangun billboarding bagi identitas merek. Kardus atau paperboard adalah istilah umum
dalam industri kertas untuk lembaran yang terbuat dari serat kayu murni atau kertas daur
ulang. Kardus dibedakan dari kertas berdasarkan ketebalannya.
Material yang ketebalannya kurang dari 0,010 inci disebut kertas; sementara semua yang
lebih tebal dari 0,010 inci disebut kardus. Umumnya kardus dibuat dalam ukuran ketebalan
antara 0,010 dan 0,040 inci. Fleksibilitas kardus sebagai material dapat dibentuk semenarik
mungkin. Laminasi foil, foil stamping, pernis mengkilap atau buram atau pelapisan mengkilap,
sehingga kardus dapat memberikan tambahan penampilan yang lebih bagi desain kemasan. Dus
termasuk dalam klasifikasi kemasan primer, seperti produk yang diamati, yaitu susu cair kotak
yang di dalamnya dilapisi foil. Serta dus tepung maizena di klasifikasikan sebagai kemasan
sekunder karena melindungi kemasan plastik di dalamnya.
6. Styrofoam/busa
Produk yang diamati : cup mie instan. Penelitian bahwa desain telah kemasan
makananmembuktikan yang terbuat dari styrofoam sangat diragukan keamanannya bagi
kesehatan tubuh manusia. Styrofoam yang terbuat dari kopolimer styrene menjadi sangat
populer di kalangan pelaku bisnis makanan. Bahan kemasan makanan tersebut bisa
mencegah terjadinya kebocoran serta mampu mempertahankan bentuk ketika dipegang oleh
konsumen atau pelanggan. Bahan kemasan tersebut juga mampu mempertahankan suhu
panas maupun dingin. Namun, akan berbahaya bagi kesehatan jika kemasan tersebut dipakai
untuk makanan panas, berlemak, beralkohol dan berminyak karena bahan kemasan makanan
dari Styrofoam ini bisa melepas monomer.
7. Kertas
Produk yang diamati : bungkus makanan pecel. Kertas dibuat dari serat sellulosa dan
merupakan bahan penyerap tinta, dapat digunakan untuk menulis, membungkus dan
mengemas. Kertas termasuk dalam struktur kemasan sekali pakai Pada umumnya kertas
dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu; kertas kultural atau halus dan kertas
industri atau kasar, salah satunya yaitu kertas industri umumnya terdiri dari kertas untuk
membungkus dan mengemas, yaitu kertas yang diamati merupakan kertas kedap lemak/kertas
minyak. Kemasan kertas yang diamati termasuk kemasan sekali pakai. Kelebihannya praktis,
mudah di bawa, ringan, dapat di daur ulang, ramah lingkungan. Namun kekurangannya, yaitu
mudah sobek, tidak tahan air, serta mudah lapuk.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemasan pada umumnya difungsikan sebagai container saja atau pelindung sebuah produk, namun tidak
hanya sebagai pelindung saja sebuah kemasan harus dapat merepresentasikan produk seperti apa yang ada
di dalamnya, kemasan juga dapat menjadi iklan secara tidak langsung bagi produknya untuk dapat
memperkuat proses branding dari kemasan tersebut. Kemasan saat ini berpengaruh kuat dikarenakan
calon konsumen menilai produk terlebih dahulu adalah dengan melihat tampilannya terlebih dahulu.
Jikakemasan terlihat menarik maka konsumen akan berekspektasi baik terhadap produk, namun jika
kemasan kurang baik maka konsumen akan berpekspektasi buruk terhadap produk.
5.2 Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
kemampuan dan pengetahuan kami dalam membuat laporan ini.Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca serta dosen mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan ini sangat kami harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA