Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BENTUK KEMASAN OBAT


DI

OLEH
M. ALFIRUL SYAHRIL (22185046)
HUSAINI (22185044)
PUTRI ELIZA (22185051)
BUNGA NAQIA (22185074)
ARINA LATAFIKA (22185070)
ANGGI SEPTIANA PRATIWI (22185063)
MAISARAH (22185042)
DOSEN PENGAMPU: YUSRIKA, S.Pd.I.,M.Pd

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah

memberikan kekuatan lahir batin kepada kita semua dan atas berkat rahmatnya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam senang

tiasa kita uraikan kepada panghulu alam Nabi Besar Muhammad S.A.W. Beserta

keluarga dan sahabat beliau sekalian.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan kami.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... II

DAFTAR ISI...................................................................................................... III

BAB II PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 5

2.1 Pengertian Kemasan ...................................................................... 5

2.2 Fungsi Kemasan Produk ............................................................... 5

2.3 Jenis-Jenis Kemasan Produk ........................................................ 6

2.4 Manfaat Pengemasan Produk dan Tujuannya ............................ 8

2.5 Informasi pada Kemasan Obat...................................................... 8

2.6 Hal-hal yang Perlu diperhatikan pada Kemasan ....................... 11

2.7 Penandaan Kemasan Obat Berdasarkan Golongan Obat ......... 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 14

3.2 Saran .............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemasan pada produk obat menjadi faktor cukup krusial dalam industry

farmasi. Pasalnya, obat merupakan produk yan wajib terjamin keamanannya

saat konsumen makan atau minum. Pengemasan yang buruk jelas akan

menurunkan kualitas obat, bahkan dapat membahayakan konsumen.

Dengan adanya banyak risiko dan potensi yang mudah merusak obat,

perusahaan farmasi senantiasa berusaha menyediakan packaging obat yang

aman. Apalagi sifat dan karakteristik obat berbeda-beda. Tidak semua obat

cocok menggunakan satu jenis pengemas.

Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah

atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas /

dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung sebelah

luar, artinya keseluruhan bahan kemas, dengan nya obat ditransportasikan

dan/atau disimpan (Voigt, 1995).

Menurut undang-undang pasal 24 menyatakan bahwa pengemasan sediaan

farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemasan

yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi

berubahnya persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sediaan farmasi dan

alat kesehatan. pendapat lain mengatakan, kemasan adalah suatu material

pembungkus produk yang berfungsi untuk melidungi, menampung,

memberikan identifikasi, serta mempromosikan produk tersebut. Dibawah ini

adalah arti kemasan menurut para ahli:

1
1. Philip Kotler dan Gary Amstrong

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), pengertian kemasan adalah

suatu bentuk aktivitas yang melibatkan desain serta produks, sehingga

kemasan ini dapat berfungsi agar produk didalamnya dapat terlindungi.

2. F. D. Rodriguez

Menurut Rodriguez. (2008), pengertian kemasan adalah kemasan

atau pengemasan aktif adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan

pangan dengan penambahan senyawa aktif sehingga mampu

memperpanjang umur simpan dari bahan pangan yang dikemas dan juga

meningkatkan keamanan serta tetap mempertahankan kualitas.

3. Titik Wijayanti

Menurut Titik Wijayanti (2012), definisi kemasan adalah upaya

yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memberikan informasi kepada

setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.

4. Marianne Klimchuk dan Sandra Krasovec

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2006), definisi kemasan adalah

desain kreatif yang menghubungkan bentuk, struktur, material, warna,

citar, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar

produk dapat dipasarkan.

5. Cahyorini dan Rusfian (2011)

Menurut Cahyorini dan Rusfian, pengertian kemasan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis,

informasi produk, serta struktur desain.

6. Eric P. Danger

2
Menurut Danger (1992), arti kemasan adalah wadah atau

pembungkus untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk di

transportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan

adanya wadah atau pembungkus dapat membantu melindungi produk yang

ada didalamnya.

Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat pentin dalam industry

pangan. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari

kerusakan lingkungan, menjaga kualiatas produk, selain itu kemasan juga

berfungsi sebagai media informasi produk kepada konsumen.

Dalam kemasan dapat dicantumkan segala informasi tentang produk seperti

komposisi, kandungan nilai gizi dan standar mutu yang digunakan, karena itu

selain mempertimbangkan aspek keamanan produk juga harus diperhatikan

aspek estetika dan preferensi konsumen yang berhungan dengan kemasan

produk.

Salah satu bahan pengemas yang saat ini populer digunakan adalah plastik.

Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam. Hal

ini disebabkan bahan plastic mempunyai beberapa keunggulan yaitu ringan,

kuat dan mudah dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia,

mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dan dapat dibuat berwarna maupun

transparan dan biaya proses yang lebih murah. Penggunaan plastik yang

semakin marak tidak disertai perhatian serius pada dampak negatif yang

ditimbulkan, dampak negatif terbesar terutama pada kesehatan manusia serta

mencemari lingkungan.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan faktor penting dalam melakukan pengemasan produk?

2. Sebutkan jenis-jenis kemasan!

3. Apa saja yang harus ada dalam kemasan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kemasan

2. Untuk mengetahui faktor dan desain kemasan

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kemasan serta contohnya

4. Untuk mengetahui cara pembuatan kemasan

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian kemasan

Kemasan memiliki pengertian yang sangat luas. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kemasan produk merupakan bungkus pelindung sebuah

produk barang yang dihasilkan dari aktivitas pengemasan. Menurut Philip

Kotler dan Gary Armstrong, kemasan produk merupakan aktivitas yang terdiri

dari desain dan produk. Kemasan berfungsi untuk melindungi produk di

dalamnya dengan baik. D. Rodriguez menurutnya kemasan adalah bungkus

yang bisa mengubah isi bahan pangan dengan penambahan senyawa aktif agar

usia simpannya lebih lama.

2.2 Fungsi Kemasan Produk

Kemasan memiliki beberapa fungsi yakni:

 Fungsi Proteksi

Adanya kemasan membuat produk yang ada di dalamnya terlindungi

dari berbagai faktor luar yang mungkin bisa merusak isinya seperti cuaca,

goncangan selama proses pengiriman dan lain sebagainya. kemasan

memungkinkan produsen melindungi produk dari resiko cacat atau rusak

yang akan mengurangi konsumen.

Kemasan juga berguna sebagai pelindung bagi objek yang ada di

sekitar produk tersebut. Ini berlaku jika produk yang dijual sifatnya

berbahaya atau beracun misalnya gas atau cairan yang mudah terbakar, zat

beracun dan lain sebagainya. kemasan juga harus dibuat dengan baik agar

anak-anak tidak mudah membukanya.

5
 Fungsi Promosi dan Pemasaran

Kemasan juga memiliki fungsi promosi. Dengan membuat desain

kemasan yang menarik, produsen akan lebih mudah memasarkan

produknya.

 Fungsi Informal

Kemasan mencantumkan berbagai informasi yang mungkin

diperlukan oleh konsumen termasuk fitur umum produk, berat bersih isi,

nama dan alamat produsen hingga harga eceran maksimum. Kemasan

makanan dan obat juga harus mengandung informasi mengenai cara

mengonsumsi, manfaat kesehatan, kode produksi dan tanggal kedaluwarsa.

2.3 Jenis-Jenis Kemasan Produk

Jenis pengemasan produk ada 3 kategori yang berbeda antara lain:

1. Berdasarkan Struktur Isi

 Kemasan Primer.

Kemasan primer merupakan kemasan utama sebuah produk. Bahan

kemas ini bersentuhan langsung dengan produk obat. Maka, kualitas

dari jenis bahan kemas primer harus sangat baik dan aman. Terdapat dua

jenis bahan kemas primer, yakni pemakaian untuk dosis tunggal dan

dosis multi. Dosis tunggal maksudnya hanya konsumen makan sekali

saja, contohnya sachet. Sementara, dosis multi bisa lebih dari sekali

makan atau konsumsi, contohnya botol dan blister.

Bahan kemas primer yang paling banyak perusahaan farmasi pakai

adalah blister. Kemasan ini terbuat dari plastik yang terlapisi aluminium

agar mudah terbuka atau sobek oleh tangan. Terdapat juga film

6
transparan untuk mempermudah konsumen melihat visual obat. Blister

cocok untuk obat berbentuk padat seperti tablet.

 Kemasan Sekunder.

Bahan kemas sekunder jelas tidak bersentuhan langsung dengan

produk obat. Bahan kemas sekunder memiliki fungsi menjaga kemasan

primer. Jadi, dapat kita katakana juga sebagai proteksi ganda.

Misalnya, kotak dari obat batuk berbentuk botol atau box dari obat

berkemasan blister. Adanya bahan kemas sekunder sangat membantu

meningkatkan perlindungan obat agar tetap aman selam distribusi.

Syarat utama dari bahan kemas sekunder adalah cukup kuat untuk

membungkus obat dalam pengemasan primer.

 Kemasan Tersier.

Kemasan ini dipakai untuk melindungi produk saat proses

pengiriman dari suatu tempat ketempat lain. Bentuk umum dari bahan

kemas tersier adalah beupa karton atau box besar yang isinya berupa

kemasan sekunder dalam jumlah tertentu. Fungsi utamanya adalah

untuk menjaga proses distribusi obat tetap terjaga rapi sekaligus aman.

2. Berdasarkan Kesiapan Pakai

 Kemasan Siap pakai. Kemasan ini dibuat dalam bentuk yang utuh sejak

awal dibuat dan siap untuk diisi dengan produk yang akan dikemas.

Misalya saja kaleng, botol dan kotak

 Kemasan siap rakit. Kemasan siap rakit membutuhkan proses perakitan

sebelum digunakan untuk mengemas produk. Contohnya adalah plastik,

aluminium foil dan kertas kemas.

7
3. Berdasarkan Frekuensi Pakainya

 Kemasan disposable. Kemasan ini hanya bisa digunakan satu kali saja.

Contohnya adalah kemasan daun pisang, plastic dan lain sebagainya.

 Kemasan semi disposable. Kemasan ini tidak langsung dibuang setelah

isinya habis tapi masih bisa dimanfaatkan kembalu oleh konsumen.

Contohnya kaleng biscuit atau botol sabun pencuci piring.

2.4 Manfaat Pengemasan Produk dan Tujuannya

Kemasan dan pengemasan produk dilakukan dengan berbagai manfaat dan

tujuan. Beberapa diantaranya adalah:

 Marketing

 Convenience

 Information transmission

 Physical protection

 Barrier protection

 Security

2.5 Informasi pada Kemasan obat

Pada saat mendapatkan obat sebaiknya membaca dengan cermat dan

memperhatikan informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum

menggunakannya. Informasi tersebut meliputi:

a. Nama obat. Untuk obat paten dan obat genetic bermerek adalah nama

dagang yang diberikan oleh produsen obat yang memproduksinya. Dibawah

nama dagang terdapat nama generic dengan ukuran lebih kecil (minimal

80% dari nama dagang) yang merupakan nama obat yang terkandung di

dalamnya. Sedangkan pada obat generic yang merupakan nama resmi yang

8
tercantum dalam Farmakope Indonesia yaitu merupakan buku standar yang

membuat semua nama obat yang beredar.

b. Komposisi (kandungan obat). Merupakan informasi tentang zat aktif yang

terdapat didalam sediaan obat, disebut juga dengan zat aktif atau zat

berkhasiat. Komposisi dapat berupa:

 Zat tunggal: Parasetamol, amoksisilin, deksametason

 Kombinasi dari berbagai macam zat aktif dan bahan tambahan lain.

Contoh: obat pilek (fenilpropanolamin + klorfenamin maleat +

parasetamol + salisilamid), multivitamin dan mineral.

c. Indikasi, merupakan informasi mengenai khasiat obat yang merupakan

tujuan utama dari penggunaan obat. Sebagai penurun panas dan Pereda rasa

sakit.

d. Aturan pakai. Adalah informasi mengenai cara penggunaan obat, yang

meliputi waktu dan beberapa kali obat digunakan dalam jangka waktu satu

hari. Contoh: 2 x 1 tablet / kapsul / sendok takar, artinya obat digunakan

seiap 12 jam. 3 x 1 tablet / kapsul / sendok takar, artinya obat digunakan

setiap 8 jam. Beberapa informasi penting yang harus diperhatikan:

 Obat diminum sampai habis sesuai jadwal dan aturan pakai, contoh

antibiotik.

 Obat diminum jika perlu, contoh obat penurun panas

 Obat dikunyah terlebih dahulu, contoh tablet kunyah antasida

 Obat ditaruh dibawah lidah, contoh obat jantung (isosorbide dinitrat)

 Obat dikocok dahulu, contoh suspense (antasida/obat maag) dan emulsi

(multivitamin + minyak ikan).

9
 Obat dalam bentuk tablet/kapsul sebaiknya diminum dengan segelas

air putih

 Obat tertentu dapat terpengaruh oleh makanan/minuman. Tidak semua

obat diminum setelah makan, terdapat juga obat yang tidak boleh

diminum bersamaan dengan obat lain. Contohnya adalah kaptopril,

diminum waktu perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah

makan

 Obat tertentu dapat mempengaruhi kerja obat lain, sehingga tidak boleh

digunakan bersamaan, contohnya adalah simetdin dengan antibiotik.

e. Waktu minum. Obat-obat harus diminum sesuai dengan waktu terapi

terbaik.

 Pagi hari contohnya vitamin dan obat yang bersifat diuretic

(menambah frekuensi berkemih)

 Malam hari, contohnya alntikolesterol (simvastatin) dan anticemas

(alprazolam)

 Sebelum makan, contohnya obat maag (antasida) dan obat anti mua

diminum ½-1 jam sebelum makan

 Bersama dengan makanan, contohnya diabetes glimepiride

 Sesudah makan, contohnya obat penghilang rasa sakit (asam

mefenamat) bisa segera setelah makan hingga ½-1 jam setelah makan.

f. Efek samping, obat adalah efek obat yang seringkali merugikan atau tidak

diharpkan yang terjadi saat penggunaan obat dalam dosis yang dianjurkan.

Efek samping tidak selalu muncul dan dapat berbeda pada masing-masing

orang dan kemunculannya tidak dapat diprediksi. Sebagai conto, CTM

10
menyebabkan mengantuk, metformin menyebabkan mal, pseudoefedrin

menyebabkan jantung berdebar.

g. Kontraindikasi adalah kondisi tertentu seseorang yang menyebabkan orang

tersebut tidak diperbolehkan menggunakan suatu obat karena dapat

meningkatkan resiko yang membahayakan. Sebagai contoh, penderita

dengan gangguan fungsi hati yang berat tidak boleh minum parasetamol,

ibu hamil dan menyusui tidak boleh minum obat cacing, penderita dengan

gangguan jantung dan ginjal tidak boleh minum obat tertentu.

2.6 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Kemasan Obat

a. Cara penyimpanan, dalam aspek penyimpanan obat terdapat informasi

tentang suhu dan cara menyimpan obat yang dapat menjamin kestabilan

obat selama penyimpanan. Sebagai contoh, obat harus disimpan ditempat

yang sejuk pada suhu 250c atau 250c-300c, artinya suhu ruangan normal.

Obat disimpan pada suhu 20c – 80c, artinya obat disimpan dalam lemari

pendingin, tetapi bukan di freezer.

b. Nomor Izin Eder (NIE) nomor Registrasi adalah tanda yang menunjukkan

kalua obat telah mendapatkan izin dari pemerintah untuk diedarkan di

Indonesia sehingga obat dijamin aman, berkhasiat dan bermutu.

Contohnya: Reg. No. DTL 851350790201A1c.

c. Masa kadaluwarsa obat adalah waktu yang menunjukkan batas akhir obat

masih berkhasiat dana man digunakan, selama kemasan utama belum

dibuka. Penulisan dapat berupa tanggal, bulan, tahun, atau hanya bulan dan

tahun. Contohnya Juli 2020, 19 OCT 2020, 08 20. Obat yang sudah dibuka

kemasannya dapat rusak sebelum waktu kadaluwarsa. Simpanlah obat

11
dengan cara yang benar sesuai petunjuk penyimpanan obat dan perhatikan

tanda-tanda kerusakan obat seperti perubahan wujud, warna, rasa, bau,

kekentalan, dll. Selama tidak ada kerusakan pada obat, obat yang telah

dibuka kemasannya dapat digunakan dengan mengacu pada masa pakai

obat atau Beyond Use Date (BUD), yaitu batas waktu penggunakan suatu

obat yang masih dapat ditolelir setelah diracik atau setelah kemasan

primernya dibuka.

d. Peringatan dan perhatian adalah hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat

menggunakan obat. Contoh:

 Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan

ginjal

 Selam minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor

atau menjalankan mesin.

 Jangan melampaui dosis yang dianjurkan.

e. Tanda peringatan, P1 s/d P6 adalah tanda peringatan yang di cantumkan

pada kemasan obat bebas terbatas, agar digunakan dengan hati-hati.

2.7 Penandaan kemasan obat berdasarkan golongan obat

Terdapat 3 jenis penggolongan obat dengan logo yang berbeda untuk

setiap golongan yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras seperti

yang dicantumkan dalam table di bawah ini.

12
Logo Lingkaran Keterangan

Obat Bebas adalah obat yang dijual

bebas di pasaran dan dapat dibeli

tanpa resep dokter. Tempat penjualan


Logo lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam di Apotek dan Toko Obat Berijin.

Contoh: parasetamol (antipiretik dan

analgesik)

Obat Bebas Terbatas adalah obat

yang dapat dibeli secara bebas tanpa

menggunakan resep dokter, namun


logo lingkaran berwarna biru dengan
memiliki peringatan khusus saat
garis tepi berwarna hitam.
menggunakannya. Tempat penjualan

di Apotek dan Toko Obat Berijin.

Contoh: CTM, Klorfeniramin maleat

(antialergi)

Obat Keras adalah obat yang hanya

bisa dibeli menggunakan resep

dokter. Tempat penjualan di Apotek.


logo lingkaran berwarna merah
Contoh: Amoksilin (antibiotik).
dengan garis tepi berwarna hitam dan

huruf K ditengah garis tepi yang

menyentuh.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saat ini, kecenderungan masyarakat untuk memilih atau membeli obat secar

mandiri terhadap gejala penyakit ringan seperti pusing, nyeri, demam, batuk,

pilek, diare sebelum memeriksakan diri ke dokter. Istilah ini dikenal sebagai

swamedikasi. Hal tersebut memuntut masyarakat agar lebih memahami

penandaan yang terdapat pada kemasan obat.

Menurut undang-undang pasal 24 menyatakan bahwa pengemasan sediaan

farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan kemasan

yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi

berubahnya persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sediaan farmasi dan

alat kesehatan.

3.2 Saran

Masyarakat harus bijak dalam melakukan pengobatan secara mandiri

dengan tetap berkonsultasi kepada Apoteker dalam melakukan pemilihan dan

penggunaan obat. Penyakit-penyakit yang membutuhkan pemeriksaan lebih

lanjut oleh Dokter harus tetap dilakukan agar pengobatan dapat berjalan secara

efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://farmasiindustri.com/infustri/packaging-bahan-bahan-kemas-di-industri-
farmasihtml

https://flexypack.com/penting-ini-hal-hal-yang-harus-ada-di-desain-kemasan-
produk

https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/205/penandaan-kemasan-obat-
berdasarkan-golongan-obat/

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-kemasan.html

https://www.powerpack.co.id/blog/memahami-jenis-jenis-kemasan-produk

15

Anda mungkin juga menyukai