Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM 1

IDENTIFIKASI JENIS, KLASIFIKASI DAN BENTUK KEMASAN


PRODUK PANGAN

( Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan)

Dosen Pengampu:

Ibu Raden Rizki Amalia, ST., M.Si

Disusun Oleh:

Firda Adelia 2002301004


Himatul Khoiriyah 2002301073
Noor Maulida Sari 2002301070
Steven Cornel Sudiantoro 2002301037
Mochamad Dendy Setiyawan 2002301010

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PELAIHARI

2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsumen biasanya membeli suatu produk karena alasan kebutuhan.
Namun ada alasan atau faktor- faktor lain yang turut serta mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembeliannya, seperti visual (warna dan layout),
bentuk dan ukuran,teknologi,label informasi yang terdapat pada kemasan
suatu produk. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan mulai membuat suatu
inovasi terhadap produknya yaitu dengan cara membuat kemasandan
melakukan pengemasan
Pengemasan telah dikenal manusia sejak 4000 SM, dan tampaknya
penyimpanan lebih dahulu dipraktikkan daripada pengemasan.Pengemasan
merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah
atau pembungkus untuk suatu produk dan pengamanan dari penyebab-
penyebab kerusakan baik fisik, kimia, biologis maupun mekanis untuk
makanan ataupun minuman serta bahan makanan yang belum diolah bahkan
yang telah mengalami proses pengolahan sehingga dapat bertahan hingga
sampai ditangan konsuen dengan baik dari segi kuantitas atupun kualitas dan
dalam keadaan yang menarik (Kesuma, 2015).
Menurut pengertian yang tetulis dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia KBBI Kemasan adalah salah satu bagian yang penting pada
sebuah produk, karena kemasan sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai
pelindung .Secara umum,kemasan adalah suatu benda yang berfungsi untuk
melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada di dalamnya serta
dapat memberikan citra tertentu pada produk pula untuk membujuk
penggunanya (Mudra, 2010). Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari
materi kertas, plastik, gelas, logam, fiber, hingga bahan-bahan yang
dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan
botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik,
kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pandai ( active
and intelligent packaging) yang sanggup menyesuaikan kondisi lingkungan di
dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas.
Selama berabad-abad, kemasan sebatas untuk melindungi barang atau
mempermudah barang untuk dibawa dan masih terkesan apa adanya. Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan semakin kompleks
barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional, Terutama pada abad
sekarang dimana persaingan didalam dunia usaha semakin tajam dan
kalangan produsen saling berlomba merebut perhatian calon konsumen.
Dengan demikian, kemasan harus mudah dibawa, melindungi dan mudah di
buka untuk benda maupun produk apapun,harus berhasil dalam uji kelayakan
sebagai fungsi pengemas, dapatkah menjaga produknya secara keseluruhan,
dapatkah menjaga untuk mengkondisikan produk tersebut dalam jangka
waktu tertentu dan karena perpindahan tempat pula secara konsep fungsional,
kemasan menjadi bagian penting yang harus mencakup seluruh proses
pemasaran dari konsepsi produk sampai ke pemakai terakhir. Kemasan adalah
komunikasi yang dilakukan oleh produsen kepada konsumen (Setiawati,2011)
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mensintesis bahwa
sangat penting bagi pemasar dan konsumen untuk mengidentifikasi kemasan
produk yang akan dijual dan yang akan dibeli, yang perlu diidentifikasi ialah
jenis,struktur,sifat kekakuan bahan kemasan,sifat perlindungannya, dan
kelebihan serta kekurangan suatu kemasan produk pangan.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk:

1. Mengetahui jenis bahan kemasan pangan.

2. Mengetahui klasifikasi bahan kemasan pangan.

3. Mengetahui fungsi spesifik kemasan terhadap produk pangan yang


dikemas.

4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan bahan kemasan pangan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kemasan dan Pengemasan
Menurut Stanton dan Lamarto (1984: 278) kemasan dapat
didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus
atau suatu produk. Kemasan merupakan bagian dari salah satu dari satuan
bauran pemasaran (marketing mix) yaitu produk (product). Kemasan juga
merupakan media yang baik selaun untuk menarik perhatian consumer, tetapi
juga menambah citra produk itu sendiri .Kemasan adalah wadah untuk
produk yang meliputi penampilan fisik wadah, termasuk warna
,desian,bentuk,pelabelan,dan bahan yanh digunakan (Agrariya, et al, 2012).

Menurut Cenadi (2000) ada tiga alasan mengapa perlu dilakukannya


pembungkusan:

1. Kemasan memenuhi unsur keamanan (safety) dan kemanfaatan


(utilitarian). Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari
produsen ke konsumen, dan dalam beberapa kasus bahkan sewaktu
dipakai oleh konsumen, serta produk yang dikemas lebih bersih,menarik
dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oelah cuaca.
2. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Melalui
kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya
mencegah pertukaran oleh produk lainnya. Kemasan merupakan satu-
satunya cara perusahaan membedakan produknya dan kemasan yang
mengandung ciri-ciri promosi dan perlindungan barang yang efektif
dapat membantu meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya atau
kemasan berfungsi sebagai wiraniaga tan-wicara (silent sales person)
3. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk
meningkatkan memperoleh laba. Karena besar peluang pelanggan
bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan
istimewa ini. Peningkatan laba juga bisa meningkat melalui efisiensi
biaya pemasaran yang diperoleh dari kemasan yang efektif, kemasan
yang dapat mengurangi kerusakan barang dan kemudahan dalam
pengiriman.

Pengemasan adalah kegiatan mendesain dan memproduksi wadah


dapat berupa wadah utama saja, untuk menyimpan atau bahkan untuk
pengiriman sebuah produk (Kotler & Amstrong, 1989). Pengemasan menurut
WTO (World Trade Organization) dalam print Media edisi Maret-April 2012
adalahs suatu system terpadu untuk mengawetkan, melindungi, menyiapkan
,hingga siap untuk di taransportasi dan didistribusikan ke konsumen dengan
cara yang efektif, efisien, dan mudah. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan yaitu untuk menjaga produk sekarang
meningkat menjadi factor atau alat pemasaran (Rangkuti,2010:132).

Berdasarkan beberapa pengertian kemasan, maka dapat disimpulkan


kemasan adalah wadah produk yang didesain dengan system terpadu atau
dapat disebut proses pengemasan, untuk melindungi, mengawetkan, dan
menyiapkan produk untuk pengangkutan dengan pertahan yang kuat agar bisa
sampai di tangan konsumen tanpa kerusakan yang berarti dan taklupa pula
sebagai alat pemasaran.

2.2. Desain Kemasan

Menurut Kotler (2003: 55) Desain produk adalah suatu pemikiran


besar untuk produksi dan perjalanan sebuan produk. Desain merupakan
sekumpulan alat dan konsep untuk membantu persiapan produk produk dan
jasa-jasa yang berhasil, tetapi desain mengandung ide yang lebih luas
daripada hanya sekedar bentuk produk. Produk yang didesain dengan baik,
selain menarik, juga akan memenuhi kriteria-kriteria seperti :mudah dibuka
kemasannya, mudah dirakit , mudah untuk dipelajari cara memakainya,
mudah digunakan, mudah diperbaiki, dan mudah dibuang setelah selesai
digunakan. Prinsip dasar desain, sebagaimana terkait dengan penggunaan
elemen-elemen desain seperti garis, bentuk, warna, dan tekstur, menyediakan
panduan yang membentuk komunikasi visual dan kemampuan dalam proses
desain kemasan.
2.3. Fungsi Kemasan
Produk pangan sangat memerlukan pengemasan. Apabila tidak diberi
kemasan, produk pangan akan sangat mudah dan sering terpapar oleh kondisi
luar yang mengandung banyak faktor yang menyebabkan rusaknya pangan.
Pangan yang terpapar berakibatkan keamanan dan kualitas makanan menjadi
tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti perubahan fisik dan kimia serta
perubahan aroma,warna,dan rasa. Faktor penyebab rusaknya pangan dapat
diidentifikasi dari kondisi luar akibat tidak adanya kemasan atau kurangnya
standard kemasan,sebagai berikut:

1. Faktor Fisik
Faktor fisik penyebab kerusakan pada produk pangan mencakup
adanya kejadian guncangan, tertimpa, terjatuh, dan kerusakan yang biasa
disebabkan oleh getaran yang timbul dari moda transportasi, seperti
kendaraan mobil, kereta api, laut, dan udara, serta kondisi tertekan yang
berasal dari kerusakan yang timbul oleh karena susunan atau tumpukan
pangan selama pengangkutan atau penyimpanan di gudang, di outlet ritel,
dan di lingkungan rumah.
2. Faktor Lingkungan Sekitar
Faktor lingkungan sekitar yang menimbulkan kerusakan bagi pangan
adalah faktor keterpaparan pangan terhadap oksigen, air, kelembapan,
cahaya (terutama sinar ultraviolet), migrasi zat-zat kimia,serta efek dari
cuaca berupa panas, dingin, dan debu. Di samping itu juga, keterpaparan
pangan terhadap mikroba ataupun hama, seperti serangga dan tikus.
Di samping kemasan melindungi pangan dari kondisi eksternal, dalam
kegiatan pengemasan, banyak cara untuk menjadikan kemasan sebagai nilai
tambah agar dimata konsumen. Kemasan makanan dapat berfungsi atas
banyak aspek yang berbeda, seperti aspek melindungi makanan dari
kontaminasi dan pembusukan, aspek membuat lebih mudah untuk
mengangkut dan menyimpan makanan, serta aspek menyediakan ukuran isi
yang seragam. Tujuh fungsi pengemasan sebagai berikut.
a. Fungsi pewadah produk (containment function)
Fungsi kemasan sebagai pewadah atau pembungkus merupakan fungsi
yang paling dasar. Fungsi kemasan sebagai pewadah ini saling berkaitan
dengan fungsi melindungi pangan dari lingkungannya juga terkait pada
pemberian identitas saat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Aspek-aspek yang terlingkup dalam fungsi kemasan sebagai pewadah
produk adalah fungsi berikut.
1) Kemasan memberi bentuk dan ukuran bagi produk;
2) Kemasan berfungsi menguatkan dan memberi daya tahan selama
transportasi;
3) Kemasan berfungsi memberi ketahanan produk terhadap kondisi
lingkungan;
4) Kemasan berfungsi memberi ketahanan terhadap serangan serangga
dan jamur;
5) Kemampuan kemasan menyesuaikan dengan sifat produk pangannya
sehingga kemasan tidak bersifat meracuni produk dan sebagainya.

b. Fungsi perlindungan (protection function)


Fungsi perlindungan sering dipandang sebagai fungsi utama dari
pengemasan sebab dapat melindungi isinya dari dampak lingkungan luar
penyebab kerusakan, yaitu air, uap air, gas, bau, mikroorganisme, debu,
guncangan, getaran, kekuatan tekan, dan sebagainya. Bagi sebagian besar
produk makanan, bagaimana sistem perlindungan yang diberikan oleh
pengemasan adalah aspek terpenting dalam rangka menjaga keawetannya.
Fungsi perlindungan kemasan yang efektif menghasilkan
berkurangnya jumlah pangan yang rusak. Dengan demikian, pengemasan
berkontribusi melestarikan banyak energi yang terpakai selama produksi,
pengolahan, dan sampai ke tangan konsumen. Aspek yang terlingkup
dalam fungsi kemasan memberi perlindungan dapat diuraikan lebih
spesifik sebagai berikut.
1) Kemasan memberikan fungsi perlindungan terhadap benturan fisik,
seperti goyangan, jatuhan, gesekan, getaran, dan sebagainya.
2) Perlindungan kemasan dari hujan dan debu.
3) Perlindungan dari efek lingkungan, seperti suhu, oksigen, uap dan
kelembapan, serta cahaya ultraviolet.
4) Perlindungan atas serangan serangga, tikus, dan sebagainya serta
perlindungan terhadap mikroba.
a. Fungsi memberi kenyamanan (convenience function)
Inovasi di bidang pengemasan telah “menciptakan” kebutuhan
kenyamanan yang lebih besar bagi konsumen. Sebagai contoh, Makanan
dapat disiapkan dalam waktu yang sangat singkat dan perlatan yang
sederhana. Bumbu-bumbu bisa dikeluarkan secara mudah dengan dikemas
di dalam botol yang dilengkapi alat semprotan. Air minum saat ini sudah
menjadi produk komersial dikemas menggunakan galon dan dilengkapi
dengan dispenser. Dengan demikian, kemasan memainkan peran penting
dalam memungkinkan produk yang akan digunakan dengan mudah.
d. Fungsi memberi ukuran yang sesuai (apportionment function)
Dalam konteks ini, pengemasan berfungsi menyesuaikan ukuran
kemasan dari ukuran produksi atau industrinya. Maksudnya, disesuaikan
menjadi bentuk dan ukuran yang mudah digunakan dan diinginkan
konsumen. Hal terkait aspek ini adalah bentuk dan proporsi relatif dari
kemasan primer yang dapat memberikan kenyamanan penggunaan bagi.
Kemudahan termasuk efisien dalam menyusun kemasan primer ke dalam
kemasan sekunder dan tersier. Sebagai hasil dari fungsi ini, penanganan
produk dapat dioptimalkan karena berkurangnya jumlah unit kemasan
yang perlu ditangani.
e. Fungsi komunikasi dan informasi (communication and information
function)
Kemasan harus mencantumkan info yang penting bagi konsumen,
terutama yang oleh peraturan atau undang-undang wajib dicantumkan,
seperti pencantuman label berat bersih produk, kandungan nutrisi, dan
sebagainya.
Itu artinya pengemasan juga dapat berfungsi sebagai salesman diam.
Hal ini terjadi apabila label dan desain grafis yang ada pada kemasan
mampu menimbulkan daya tarik konsumen dan meningkatkan minat
membeli produknya. Metode modern pemasaran kepada konsumen akan
gagal kalau pesan yang dikomunikasikan melalui desain pelabelan pada
kemasan di supermarket kurang memungkinkan untuk berfungsi secara
self service. Fungsi komunikasi lain dari pengemasan adalah pemberian
universal product code (UPC) yang dapat dibaca secara akurat dan cepat
dengan menggunakan peralatan scanning yang modern di checkout ritel,
gizi, dan informasi bahan (termasuk angka-E untuk zat aditif) serta negara
asalnya.
f. Fungsi memberi karakter efisien dan ekonomis
Terdapat beberapa fungsi kemasan yang memberikan karakter yang
efisien dan ekonomis. Salah satunya berkaitan dengan memberi
kenyamanan, yaitu kemasan harus berfungsi efisien, mulai dari sudut
pandang produksi hingga sudut pandang komersial. Fungsi yang
memberikan karakter efisien sebagai berikut.
1) Kemasan yang dapat memberikan fungsi efisien dalam pengisian,
menutup, dan meng-handle, termasuk dalam transportasi dan
penyimpanan pangan.
2) Kemasan harus dapat memberikan dampak minimal terhadap
lingkungan yang ekstrem.
3) Kemasan harus berkarakter tidak memberikan kontaminan yang tak
diinginkan kepada pelanggan.
g. Fungsi memperpanjang umur produk pangan (preservation function)
Meskipun fungsi preservation berkaitan dengan dan banyak sebagai
akibat dari fungsi perlindungan (protection function), capaian kemajuan
inovasi pengemasan untuk fungsi preservation sudah melebihi fungsi
melindungi (fungsi barrier) terhadap faktor yang datang dari luar kemasan.
Contoh inovasi yang merupakan fungsi memperpanjang umur produk
pangan, yaitu aplikasi sistem modified atmosphere packaging (MAP), anti
microbial packaging, dan in inteligent packaging pada sistem pengemasan
yang sudah aplikatif saat ini.
2.4. Jenis Kemasan
1. Frekuensi Pemakaian
a. Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya: bungkus plastik untuk es,
bungkus permen dari kertas, bungkus yang berasal dari daun-daunan,
kaleng hermetis, karton dus.
b. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), seperti
beberapa jenis botol minuman (limun, bir), botol kecap. Wadah-wadah
ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan
lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh
pabrik.
c. Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semi disposible). Setelah dipakai, wadah-wadah tersebut
biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen,
seperti beberapa jenis botol, wadah dari kaleng (susu, makanan bayi,
dan lain- lain).
2. Struktur Sistem Kemasan
Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan pengemas di dalam
sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas:
a. Kemasan primer, yaitu apabila bahan pengemas langsung mewadahi
atau membungkus bahan pangan (kaleng susu, botol minuman,
bungkus tempe, dan lain-lain).
b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lainnya, seperti halnya kotak karton
untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk wadah buah-
buahan yang sudah dibungkus, keranjang tempe, dan sebagainya.
c. Kemasan tersier, kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier (untuk
kemasan kuartener). Umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
a. Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan pengemas mudah dilenturkan
tanpa adanya retak atau patah. Bahan pengemas jenis ini pada
umumnya tipis, misalnya: plastik, kertas, foil. Kemasan fleksibel
sering disebut pengemas bentuk.
b. Kemasan kaku, yaitu bila bahan pengemas bersifat keras, kaku, tidak
tahan benturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Relatif lebih tebal
daripada kemasan fleksibel, misalnya: kayu, gelas dan logam.
c. Kemasan semi kaku atau semi fleksibel, yaitu bahan pengemas yang
memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku,
seperti: botol plastik (susu, kecap, saus) dan wadah bahan yang
berbentuk pasta.

4. Sifat Perlindungan terhadap Lingkungan


a. Kemasan hermetis (tahan uap dan gas), yaitu wadah yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara maupun uap air. Selama
masih hermetis maka wadah tersebut juga tidak dapat dilalui oleh
bakteri, ragi, kapang dan debu. Wadah-wadah yang biasanya
digunakan untuk pengemasan secara hermetis adalah kaleng dan botol
gelas, tetapi penutupan dan penyumbatan yang salah dapat
mengakibatkan wadah tidak lagi hermetis, karena beberapa di
antaranya dapat ditembus uap air atau gas. Kemasan hermetis masih
bisa memberikan bau (odor) yang berasal dari wadah itu sendiri,
misalnya pada wadah kaleng yang tidak berenamel.
b. Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan
(kemasan logam, kertas, foil). Botol atau wadah gelas dapat dibuat
gelap atau keruh. Kemasan tahan cahaya sangat cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta
makanan yang difermentasi (cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia
dan aktivitas enzim).
c. Kemasan tahan suhu tinggi, jenis wadah ini digunakan untuk bahan
pangan yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi atau
pasteurisasi. Umumnya terdiri dari wadah logam dan gelas.
5. Tingkat Kesiapan Pakai
a. Wadah siap pakai, yaitu bahan pengemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak ke luar dari pabrik. Contohnya
adalah botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b. Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan
yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya
kaleng yang ke luar dari pabrik dalam bentuk lempengan atau silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan
kemasan siap dirakit adalah penghematan ruang dalam pengangkutan
serta kebebasan dalam menentukan ukuran.
6. Sifat Edible
a. Non-Edible, yaitu bahan pengemas yang tidak boleh dimakan karena
bisa mengganggu atau membahayakan kesehatan. Contohnya kemasan
gelas, kayu, plastik, alufo dan sebagainya.
b. Kemasan edible, adalah lapisan tipis dan kontinu yang dibuat dari
bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi pangan (coating), atau
diletakkan di antara komponen makanan (film) yang berfungsi sebagai
barier terhadap transfer massa (kelembaban, oksigen, cahaya, lipida,
zat terlarut), dan/atau sebagai carier bahan makanan aditif, serta untuk
meningkatkan penanganan suatu pangan. Penggunaan kemasan edible
banyak dijumpai pada pembuatan kapsul obat, permen, sosis, pelapis
coklat, wafer dan sebagainya
2.5. Bahan Kemasan
Menurut Syarif dan Irawati yang dikutip Octavia (2011) membagi kemasan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

1. Gelas. Mudah pecah, transparan (sehingga tidak cocok untuk produk yang
tidak tahan pada sinar ultraviolet).
2. Metal. Biasanya dibuat dari alumunium. Kemasan dari logam mempunyai
kekuatan yang tinggi sehingga cocok untuk mengemas produk-produk
yang membutuhkan kemasan yang muat.
3. Kertas. Kemasan dari kertas ini tidak tahan terhadap kelembaban dan air.
Jadi bahan kemasan kertas tidak cocok untuk mengemas produk- produk
yang memiliki kadar air tinggi atau dalam keadaan cair.
4. Plastik. Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah, dan lainnya
seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai
kemasan semakin luas karena ongkos produk relatif mudah dan
dimodifikasi.
BAB III

METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari 20 Maret 2021 pukul 10.00- selesai
WITA secara online di rumah pribadi masing-masing.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku/kertas,
pulpen,laptop/android, dan jaringan internet dan Alat pengindraan.
3.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah berbagai
macam kemasan produk pangan dan modul-modul (Slide Power Point )
terkait jenis dan pengkalsifikasin kemasan produk pangan dari dosen
pengampu.
3.3 Prosedur
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berkut:
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dilakukan alat pengamatan menggunakan penginderaan terhadap berbagai
macam kemasan produk pangan.
3. Dicatat hasil pengamatan
4. Tabulasikan hasil pada table pengamatan
5. Dicari referensi untuk melengkapi laporan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Tabel jenis, klasifikasi dan fungsi spesifik kemasan produk pangan

Sifat Sifat
Jenis Struktur Kekakuan Perlindungan
No Jenis Kemasan
Produk Kemasan Bahan Terhadap
Kemasan Lingkungan
1. Sirup ABC Gelas Primer Kaku Hermetis
Squash
Delight
2. Sarden Logam Primer Kaku Hermetis dan
Atan Tahan suhu
tinggi
3. Obat Aluminum Foil Primer Fleksibel Tahan cahaya
Paracetamol
4. Soft cake Plastik berlapis Primer dan Fleksibel Tahan cahaya
Choco Pie Aluminum Foil Sekunder
dan Karton
5. Kecap Plastik Primer Fleksibel Tahan cahaya
Bango isi
ulang
6. Silverqueen Aluminum Foil Primer dan Fleksibel Tahan cahaya
dan Kertas Sekunder
7. Yupi Edible Primer dan Fleksibel Tahan cahaya
Bolicious Plastic,Palstik Sekunder
berlapis
Aluminum Foil
8. Cuka botol Plastik Primer Semi Kaku Tahan cahaya
9. Sosis So Plastik Primer Fleksibel Tahan cahaya
Nice
10. Tepung Plastik Primer Fleksibel Tahan cahaya
Bumbu
Sajiku
11. Susu Gluta Kaleng Primer Fleksibel Hermetis dan
Tahan suhu
tinggi
12. Sprite Plastik Primer Semi kaku Tahan cahaya
13. Larutan Logam Primer kaku Hermetis dan
Cap Kaki Tahan suhu
Tiga tinggi
14. Mie Sedap Karton dan Primer Fleksibel Tahan cahaya
Cup Aluminum Foil
15. Sasa Santan Karton berlapis Primer Fleksibel Tahan cahaya
Kelapa Aluminum Foil
16. Oreo Mini Plastik berlapis Primer Fleksibel Tahan cahaya
Aluminum Foil
17. Frisian Flag Karton dan Primer Fleksibel Tahan cahaya
Full Cream Aluminum Foil
18. Good Day Plastik berlapis Primer Fleksibel Tahan cahaya
Cappucino Aluminum Foil
19. Cincau Cap Logam Primer Kaku Hermetis dan
Panda Than suhu
tinggi
20. Yogurt Kin Plastik Primer Semi kaku Tahan cahaya
b. Tabel kelebihan dan kekurangan kemasan produk pangan

Jenis Kelebihan Kekurangan


No
Produk
1. Sirup ABC Kedap terhadap air, gas, dan Bersifat rapuh atau mudah
Squash bau-bauan dan pecah,sulit dibuka, berisifat
Delight mikroorganisme, inert dan transparan mmebuat kurang
tidak dapat bereakssi dengan tahan terhadap
produk, dapat didaur ulang, cahaya,cenderung lebih berat
dapat ditutup kembali setelah dan lebih licin
digunakan, transparan sehingg
dapat dilihat dan dihias,tahan
terhadap cuaca, lebih mudah
dibersihkan
2. Sarden Kedap terhadap air, gas, dan Dapat bereaksi dengan produk,
Atan bau-bauan dan tidak dapat ditutup kembali
mikroorganisme,dapat didaur setelah digunakan, tidak
ulang, tahan terhadap cuaca, transparent sehingga tidak
ringan dan nyaman dapat dilihat, lebih sulit
digunakan,memiliki daya tahan dibersihkan, mahal, bila
yang tinggi, umur simpan lebih terbentur bisa menimbulkan
lama kebocoran, dan mudah berkarat
3 Obat Kedap terhadap air, gas, dan Tidak ramah lingkungan, lebih
Paracetamol bau-bauan dan sulit dibersihkan, tidak dapat
mikroorganisme, tidak mudah ditutup kembali setelah
bocor, ringan dan nyaman digunakan, tidak transparent
digunakan,memiliki daya tahan sehingga tidak dapat dilihat
yang tinggi, dan umur simpan dan lebih mahal
lebih lama
4. Soft cake Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
Choco Pie buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, rasa tidak lebih sulit dibersihkan, dan
mudah berubah, dan murah mudah rusak
5. Kecap Mudah digunakan, kedap air, Tidak ramah lingkungan, tidak
Bango Isi tidak transparent sehingga lebih dapat di tutup kembali, tidak
Ulang tahan cahaya, ringan, murah transparent sehingga tidak
dapat dilihat, mudah bocor,
rasa cepat berubah, lebih sulit
dibersihkan
6. Silverqueen Mudah dibuka, tidak Tidak kedap air di bagian
transparent sehingga lebih kertas, tidak dapat ditutup
tahan cahaya,ringan, lebih kembali, tidak transparent
ramah lingkungan sehingga tidak dapat dilihat,
dibandingkan plastik sulit dibersihkan,mudah
rusak,mudah meleleh dicuaca
panas
7. Yupi Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
Bolicious buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, rasa tidak lebih sulit dibersihkan, dan
mudah berubah, dan murah mudah rusak atau melelh ci
cuaca panas
8. Cuka Botol Mudah digunakan, kedap air, Tidak ramah lingkungan, tidak
dapat ditutup kembali setealah transparent sehingga tidak
digunakan, tidak transparent dapat dilihat, sulit dibersihkan,
sehingga lebih tahan cahaya, mudah berubah
tidak mudah rusak,ringan,
murah
9. Sosis So Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
Nice buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, dan murah lebih sulit dibersihkan, dan
mudah rusak,rasa mudah
berubah
10. Tepung Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
Bumbu buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
Sajiku produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, dan murah lebih sulit dibersihkan, dan
mudah rusak,rasa mudah
berubah
11. Susu Gluta Kedap terhadap air, gas, dan Dapat bereaksi dengan produk,
bau-bauan dan tidak dapat ditutup kembali
mikroorganisme,dapat didaur setelah digunakan, tidak
ulang, tahan terhadap cuaca, transparent sehingga tidak
ringan dan nyaman dapat dilihat, lebih sulit
digunakan,memiliki daya tahan dibersihkan,mahal,bila
yang tinggi, umur simpan lebih terbentur bisa menimbulkan
lama kebocoran, dan mudah berkarat
12. Sprite Mudah digunakan, kedap air, Tidak ramah lingkungan, tidak
dapat ditutup kembali setealah transparent sehingga tidak
digunakan, tidak transparent dapat dilihat, sulit dibersihkan,
sehingga lebih tahan cahaya, mudah berubah
tidak mudah rusak,ringan,
murah
13. Larutan Kedap terhadap air, gas, dan Dapat bereaksi dengan produk,
Cap Kaki bau-bauan dan tidak dapat ditutup kembali
Tiga mikroorganisme,dapat didaur setelah digunakan, tidak
ulang, tahan terhadap cuaca, transparent sehingga tidak
ringan dan nyaman dapat dilihat, lebih sulit
digunakan,memiliki daya tahan dibersihkan, bila terbentur bisa
yang tinggi, umur simpan lebih menimbulkan kebocoran, dan
lama mudah berkarat
14. Mie Sedap Mudah dibuka, tidak Tidak kedap air di bagian
Cup transparent sehingga lebih kertas, tidak dapat ditutup
tahan cahaya,ringan, lebih kembali, tidak transparent
ramah lingkungan sehingga tidak dapat dilihat,
dibandingkan plastic, murah sulit dibersihkan,mudah
rusak,mudah berubah pada rasa
15. Sasa Santan Mudah dibuka, tidak Tidak kedap air di bagian
Kelapa transparent sehingga lebih kertas, tidak dapat ditutup
tahan cahaya,ringan, lebih kembali, tidak transparent
ramah lingkungan sehingga tidak dapat dilihat,
dibandingkan plastic, tidak sulit dibersihkan,mudah rusak
mudah berubah rasa
16. Oreo Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, rasa tidak lebih sulit dibersihkan, dan
mudah berubah, dan murah mudah rusak
17. Frisian Flag Mudah dibuka, tidak Tidak kedap air di bagian
Full Cream transparent sehingga lebih kertas, tidak transparent
tahan cahaya,ringan, lebih sehingga tidak dapat dilihat,
ramah lingkungan sulit dibersihkan,mudah rusak,
dibandingkan plastic, tidak mahal
mudah berubah rasa, dapat di
tutup kembali setelah
digunakan, tidak mudah
berubah rasa
18. Good Day Kedap terhadap air, mudah di Tidak ramah lingkungan,tidak
Cappucino buka, tidak bereaksi dengan dapat ditutup kembali setelah
produk,tidak transparent digunakan, tidak transparent
sehingga lebih tahan sehingga tidak dapat dilihat,
cahaya,ringan, rasa tidak lebih sulit dibersihkan, dan
mudah berubah, dan murah mudah rusak
19. Cincau Cap Kedap terhadap air, gas, dan Dapat bereaksi dengan produk,
Panda bau-bauan dan tidak dapat ditutup kembali
mikroorganisme,dapat didaur setelah digunakan, tidak
ulang, tahan terhadap cuaca, transparent sehingga tidak
ringan dan nyaman dapat dilihat,mahal lebih sulit
digunakan,memiliki daya tahan dibersihkan, bila terbentur bisa
yang tinggi, umur simpan lebih menimbulkan kebocoran, dan
lama mudah berkarat
20. Yougurt Mudah digunakan, kedap air, Tidak ramah lingkungan, tidak
Kin dapat ditutup kembali setealah transparent sehingga tidak
digunakan, tidak transparent dapat dilihat, sulit dibersihkan,
sehingga lebih tahan cahaya, mudah berubah
tidak mudah rusak,ringan

4.2 Pembahasan
Pelaksanaan praktikum dilakukan secara online di Rumah Pribadi
masing-masing. Penelitian dilakukan terhadap kemasan yang ditemukan di
toko terdekat. Hal yang diamati kali ini yaitu jenis kemasan, struktur
kemasan, sifat kekakuan bahan kemasan, sifat perlindungan terhadap
lingkungan, kelebihan serta kekurangan dari kemasan suatu produk pangan.
Kemasan adalah wadah produk yang didesain dengan system terpadu
atau dapat disebut proses pengemasan, untuk melindungi, mengawetkan, dan
menyiapkan produk untuk pengangkutan dengan pertahan yang kuat agar bisa
sampai di tangan konsumen tanpa kerusakan yang berarti dan taklupa pula
sebagai alat pemasaran
Dari duapuluh kemasan yang diamati tersebut banyak sekali informasi
yang dapat diketahui dari sebuah kemasan produk pangan. Terdapat sifat dan
jenis yang berbeda-beda. Sebagaian besar jenis kemasan yang kami temukan
adalah plastic dan berstruktur primer karena kami membeli kemasan sebagai
konsumen yang mengkonsumsi bukan sebagai pendistributor selain itu
produk dengan kemasan plastic terbilang murah jika dibandingkan dengan
kemasan selain plastic serta mudah ditemukan. Untuk kemasan jenis plastik
(Kecap Bango Isi ulang, Yupi Bolicious, Sosis So Nice, Tepung Bumbu
Sajiku, Oreo Mini, dan Good Day Cappucino), kertas (Silverqueen) atau
karton (Mie Sedap Cup,Sasa Santan Kelapa, dan Frisian Flag Full Cream)
dan foil (obat Paracetamol, Soft Cake Choco Pie,Silverqueen, Yupi
Bolicious, Mie Sedap Cup, Sasa Santan Kelapa, Oreo Mini, Frisian Flag Full
Cream, dan Good Day Cappucino) kemasan ini untuk sifat kekauannya
bersifat fleksibel yang artinya mudah dibentuk ditekuk ataupun dilipat. Untuk
kemasan botol plastic (Cuka Botol, Sprite dan Yogurt Kin), kemasan ini
bersifat semi fleksibel yang artinya hampir fleksibel namun agak kaku. Untuk
kemasan logam dan kaca(Sirup ABC Squash Delight,Sarden Atan,Larutan
Cap Kaki Tiga, dan Cincau Cap Panda, Susu Gluta), kemasan ini bersifat
kaku yang artinya dapat terjadi pecah belah. Kemudian untuk sifat
perlindungan terhadap lingkungan rata-rata kemasan yang telah diidentifikasi
tahan terhadap cahaya, namun untuk kemasan kaleng dan kaca selain bersifat
tahan terhadap cahaya juga tahan terhadap suhu tinggi bahkan ada yang
bersifat hermetis.
Setelah mengamati jenis kemasan, struktur kemasan, sifat kekakuan
bahan kemasan, dan sifat perlindungan terhadap lingkungan, dalam
praktikum ini selanjutnya juga diidentifikasi mengenai kelebihan dan
kekurangan adalah mengenai proses kelebihan dan kekurangan kemasan.
Karena kemasan yang digunakan berbeda maka kelebihan dan kekurangannya
pun berbeda namun setiap kemasan antara kelebihan dan kekurangan
seimbang sehingga dalam pembelian produk pasti akan menemukan
kelebihan dan kekurangannya. Rata-rata kelebihan kemasan modern sekarang
tergolong praktis, tahan lama, higenis/steril, disertai gambar yang menarik
pelanggan. Adapun kekurangan kemasan modern yaitu tidak ramah
lingkungan, ini dikarenakan proses penguraian kemasan oleh mikroba
membutuhkan waktu yang sangat lama, tidak ekonomis karena hanya sekali
pakai, jika dilihat dalam jangka panjang kemasan itu akan menumpuk
menjadi sampah, yang mana sampah tersebut dapat menyebabkan kebanjiran
dan menimbulkan wabah penyakit seperti diare bahkan jika dilihat lebih jauh
lagi dapat menimbulkan kematian.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. kemasan adalah wadah produk yang didesain dengan system terpadu atau
dapat disebut proses pengemasan, untuk melindungi, mengawetkan, dan
menyiapkan produk untuk pengangkutan dengan pertahan yang kuat agar
bisa sampai di tangan konsumen tanpa kerusakan yang berarti dan taklupa
pula sebagai alat pemasaran
2. Produk yang didesain dengan baik, selain menarik, juga akan memenuhi
kriteria-kriteria seperti mudah dibuka kemasannya, mudah dirakit , mudah
untuk dipelajari cara memakainya, mudah digunakan, mudah diperbaiki,
dan mudah dibuang setelah selesai digunakan
3. Fungsi utama kemasan ada 7 yaitu; Fungsi pewadah produk (containment
function),Fungsi perlindungan (protection function),Fungsi memberi
kenyamanan (convenience function), Fungsi memberi ukuran yang sesuai
(apportionment function),Fungsi komunikasi dan informasi
(communication and information function),Fungsi memberi karakter
efisien dan ekonomis,dan Fungsi memperpanjang umur produk pangan
(preservation function)
4. Jenis-Jenis kemasan dapat dilihat dari frekuensi pemakaian
(disposable,multitrip,semidisposable), struktur system kemasan
(primer,sekunder,tersier,kuartener), sifat kekakuan bahan kemasn
(fleksibel,kaku, tahan suhu tinggi), terhadap perlingungan lingkungn
(tahan suhu tinggi, tahan cahaya, dan hermetis) tingkat kesiapan pakai
(siap pakai,siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan), sifat edible (non-
edible dan edible)
5. Bahan bahan kemasan ada yang Gelas,Metal,Kertas,dan Plastik, sehingga
terdapat sifat-sifat dan jenis yang berbeda pula, sebagian besar produk
yang ditemukan adalah berbahan plastic dan primer.
6. Kemasan yang digunakan berbeda-beda jenis, maka kelebihan dan
kekurangannya pun berbeda namun setiap kemasan antara kelebihan dan
kekurangan seimbang sehingga dalam pembelian produk pasti akan
menemukan kelebihan dan kekurangannya. Rata-rata kelebihan kemasan
modern sekarang tergolong praktis, tahan lama, higenis/steril, disertai
gambar yang menarik, adapun kekurangan kemasan modern yaitu tidak
ramah lingkungan.

5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disarankan praktikan terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang
disampaikan oleh dosen pengampu, sehingga dapat mempermudah ketika
proses praktikum dan pengerjaan tugas yang diberikan serta bisa lebih
memahami dan membedakan jenis, klasifikasi, bentuk, kelebihan serat
kekurangan dari berbagai kemasan produk pangan.
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, & Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran, Edisi Kesembilan.


Jakarta: PT. Indeks Gramedia.

Cenadi, C. S. (2000). Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran.

Diana, A., & Setiawati, L. (2011). Sistem Informasi Akuntansi Perancangan


Prosedur dan Penerapan, Edisi1. Yogaykarta: Andi Yogyakarta.

Kotler, P. a. (1998). Principals Marketing, Seven Edition, Prentice Hall, inc., New
Jersey, Dilaihbahasakan oleh SIndoro Alexander, 1998, Dasar-dasar
Pemasaran, . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mudra, I. W. (2010). Desain Kemasan Produk. Kemasan pada Kegiatan


Pembinaan Kemampuan Taknologi Industri di KOta Denpasar, 1-6.

Nurarif, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Bedasarkan


Doagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: MediAction.

Rangkuti, F. (2010). Strategi Promosi Yang Kreatif dan ANalisi Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: Gramedia Pustak Uatama.

Stanton, W. J. (1984). Fundamentals of Marketing 8th Edition Mc Graw Hill,


Stanton, William J., 1991, Jilid Satu, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Firda Dendy

Himatul Steven

Maulida

Anda mungkin juga menyukai