Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KETAHANAN NASIONAL
(Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu:
Ibu Mariatul Kiptiah

Disusun oleh:
Kelompok 5
Firda Adelia 2002301004
M. Noval Indrawan 2002301058
Muhammad Ihsan Najib 2002301025
Radiatommardiyah 2002301064
Za’amatul Ainy 2002301016

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Makalah berjudul Ketahanan Nasional ini disusun guna memenuhi
tugas Ibu Mariatul Kiptiah pada Mata Kuliah Kewarganegaraan di Politeknik
Negeri Tanah Laut.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat memberikan
manfaat mauapun inspirasi terhadap pembaca baik seacra praktis maupun
teoritis.
Wassalamualaikum wr.wb.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................7

2.1. Nelayan Papua Hadapi Sebuah Kasus..........................................................7

2.2. Sebuah Anggapan - Nelayan Kerap Lewati Batas Wilayah..........................8

2.3. Rentannya wilayah NKRI Dimasuki Kapal-Nelayan Asing.......................10

2.4. Indonesia Awasi Kedaulatan Wilayah dalam politik dan pertahanan.........12

2.4.1. Politik...............................................................................................12
2.4.2. Pertahanan........................................................................................16
2.5. Pemerintah Indonesia Ajukan Protes pada Papua Nugini...........................18

BAB III PENUTUP..........................................................................................20

3.1 Kesimpulan..................................................................................................20

1.2 Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertahanan negara yang kuat sangatlah penting bagi setiap negara di
dunia. Suatu negara dikatakan memiliki pertahanan yang kuat manakala
bangsa tersebut bersatu padu untuk selalu mempertahankan dan
memperjuangkan serta melindungi hak-hak warga negaranya dari ancaman
yang datang dari luar negeri dan gangguan yang datang dari dalam terhadap
keutuhan bangsa dan negara. Begitupun Indonesia, sudah sejak lama
Indoensia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lian, karena potensi
yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang
melimpah.
Bangsa Indonesia yaitu bangsa yang kaya dalam hal apapun, baik dalam
kekayaan alam, budaya, serta beragam kesenian yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.Wilayah Indonesia meliputi udara, darat dan perairan yang sangat
luas serta pada posisi yang strategis (posisi silang) dengan jumlah penduduk
yang besar dan mempunyai sumber kekayaan alam yang berlimpah, dengan
modal dasar pembangunan itu, Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi
bangsa dan negara besar. Menurut (Rokhman, Hum, Syaifudin, & Yuliati,
2014), potensi Indonesia kedepan adalah Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang diprediksi akan bersinar pertumbuhan ekonomi.
Sudah diprediksikan perkembangan ekonomi Indonesia akan mendominasi
perkembangan ekonomi dunia pada tahun 2025. Hal itu juga diprediksikan
juga bahwa Indonesia akan menjadi negara industri besar pada tahun 2045.
Sedang negara-negara lain tidak memiliki semua itu, Negara lain pun pasti
akan berusaha maksimal untuk mengambil keuntungan yang sebesarbesarnya
dari negara Indonesia, melihat berbagai potensi menguntungkan yang ada di
Indonesia.
Globalisasi yang sedang berkembang sangat pesat saat ini pun telah
ikutserta menjadi salah satu ancaman ketanahan sebuahan negara dengan
membuat terjadinya pergeseran ancaman terhadap pertahanan negara,

4
sebagaimana dijelaskan oleh Febrinanto dkk (2017:69) yaitu Pada konteks
Indonesia, ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan pun ikut mengalami
pergeseran. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia bukan lagi dalam bentuk agresi militer akan tetapi berupa
penjajahan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Di sinilah globalisasi
memegang peranan sebagai pembawa arus ancaman tersebut dari luar menuju
ke Indonesia. Ancaman dan tantangan bangsa Indonesia saat ini pun berbeda
ketika akan memerdekaan negara Indonesia dari para penjajah. Terlebih akibat
adanya arus globalisasi yang tidak bisa dicegah tersebut telah memberikan
perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Meski demkian, segala ancaman dan gangguan ketahanan nasional
tersebut sebenarnya dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya bela
negara serta tekad dan komitmen serta kesadaran yang dipengaruhi kondisi
letak geografis dan keadaan dunia yang dinamis membuat Indonesia
termotivasi untuk menegakkan pertahanan nasional dan menggalang kesatuan
dan keutuhan bangsa yang tentu saja harus selalu didasari oleh segenap
landasan baik landasan ideal, konstitusioanl dan juga wawasan visional.
Melalui bela negara ini, diharapkan, dalam setiap diri warga negara akan
tumbuh sikap dan perilaku warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan pancasila sebagai ideologi
negara guna menghadapi ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam negeri yang membahayakan dan mengancam kedaulatan baik
kedaulatan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan negara. Dalam perspektif wilayah, makna bela negara sebagai
suatu sikap dan tindakan dari orang-orang (penduduk) dari manapun asalnya
(asli/pendatang) yang menetap di wilayah tertentu untuk menjaga, melindungi,
dan bertanggungjawab untuk keberlangsungan wilayahnya
Berdasarkan latar belakang, mensintesis bahwa sangat perlu diketahui
dan dipahami serta pengimpementasian terhadap aspek-aspek terhadap
ketahanan Bangsa Indonesia serta dibahasnya secara mendalam solusi serta
upaya untuk mencegah dan memberantas kasus atau permasalahan ketahanan

5
nasioanal yang pernah atau tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa sebenarnya kasus yang tengah dihadapi nelayan Papua berdasar
pemberitaan di atas?
2. Apa kemungkinan latar belakang penyebab nelayan sering dianggap
melanggar batas wilayah perairan sebuah negara?
3. Menurut anda apakah wilayah negara RI juga rentan terhadap masuknya
kapal dan nelayan asing? Mengapa demikian?
4. Apa yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia, secara politik dan
pertahanan, dalam mengawasi kedaulatan wilayah negara?
5. Menurut Anda, sudah cukupkah apabila pemerintah Indonesia mengajukan
protes terhadap Papua Nugini terkait insiden di atas? Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi kasus yang tengah dihadapi nelayan Papua
berdasar pemberitaan di atas.
2. Untuk mengetahui latar belakang penyebab nelayan sering dianggap
melanggar batas wilayah perairan sebuah negara.
3. Untuk mengetahui apakah wilayah negara RI juga rentan terhadap
masuknya kapal dan nelayan asing? Mengapa demikian.
4. Untuk mengetahui yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia, secara
politik dan pertahanan, dalam mengawasi kedaulatan wilayah negara?
5. Untuk mengetahui sudah cukupkah apabila pemerintah Indonesia
mengajukan protes terhadap Papua Nugini terkait insiden di atas?

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Nelayan Papua Hadapi Sebuah Kasus


Masalah perbatasan merupakan bagian penting bagi suatu ketahanan
negara. Oleh sebab itu, setiap negara mempunyai kewenangan untuk
menentukan batas wilayah. Di Indonesia kawasan perbatasan dikelompokkan
menjadi kawasan perbatasan laut dan darat. Penetapan perbatasan tersebut
jika dilakukan secara benar dan jelas maka dapat mengurangi peluang untuk
terjadinya konflik, juga dapat menjamin pelaksanaan hukum yang berlaku di
daerah perbatasan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa masalah perbatasan
dapat berakibat timbulnya klaim teritorial yang tumpang tindih yang memicu
konflik atau suatu ancaman bagi perdamaian dan keamanan baik itu dalam
lingkup dalam negeri maupun keamanan internasional.
Indonesia memiliki perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu
Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste, kemudian perbatasan laut dengan
sepuluh negara tetangga, antara lain Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina,
Papua Nugini, India, Timor Leste, Australia, Thailand, dan Palau. Kawasan
perbatasan laut tersebut mencangkup 111 pulau dimana 12 diantaranya
memerlukan perhatian khusus karena merupakan pulau-pulau yang rawan,
ditinjau dari aspek pertahanan dan keamanan
Berdasarkan artikel studi kasus yang terdapat pada BERITASATU
yang berjudul “TNI Investigasi Nelayan Indonesia yang Ditangkap Papua
Nugini” yang diterbitkan pada hari selasa, 11 Februari 2014, pukul 12:39
WIB oleh Ezra Natalyn maka dapat diketahui telah terjadi penyiksaan atau
penganiayaan yang dialami oleh nelayan asal merauke yang dilakukan oleh
pihak papua nugini dengan membakar kapal nelayan indonesia dikarenakan
melewati perbatasan papua nugini. Semakin diinvestigasi dan diidentidikasi
maka terungkaplah 4 fakta, yaitu:
1. Langgar Perbatasan : dari kasus ini sangat disayangkan sekali tindakan
tentara Papua Nugini yang langsung menyikapi secara berlebihan atas
kejadian pelanggaran batas wilayah tersebut, sebab jika memang para
nelayan itu melanggar batas wilayah yang merupakan hal yang sangat
sensitif, hal ini bisa diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku
karena kita hidup berdampingan dengan hukum dan adanya hak-hak yang
harus diperhatikan juga dalam menjalankan kewajiban. Disini juga ada
kewajaran jika seorang nelayan melanggar perbatasan saat mencari ikan,
sebab bisa saja saat menjaring ikan, terjadi badai sehingga kapal tersebut
harus melewati batas wilayah. Jika ingin mengamankan sekalipun
harusnya dilakukan penangkapan saja, tanpa melakukan hal yang dapat
melanggar hak seseorang.
2. Dipaksa Berenang : setelah tentara Papua Nugini membakar kapal
nelayan Indonesia tersebut, para nelayan dipaksa keluar dan dipaksa
berenang ke laut lepas tanpa pengamanan yang memadai sehingga hak
untuk hidup bagi nelayan tengah dipertaruhkan.
3. Lima Nelayan Indonesia hilang : Fakta ini diketahui setelah nelayan yang
selamat itu berhasil berenang ke pos keamanan , lima nelayan yang hilang
itu diduga tenggelam saat dipaksa berenang dilaut lepas.
4. Tentara Papua Nugini Kejam : kejadian ini menilai bahwa perbuatan yang
dilakukan Tentara Papua Nugini adalah perbuatan yang sewenang-
wenang dan perlu pertanggung jawaban.

2.2. Sebuah Anggapan - Nelayan Kerap Lewati Batas Wilayah


Nelayan sering dianggap melanggar batas wilayah perairan sebuah
Negara karena perbatasan antar wilayah batas negara dengan negara tetangga
lainnya hingga sekarang masih belum terselesaikan dengan tuntas seperti
pada perairan di wilayah tersebut tidak memiliki bukti nyata bahwa adanya
batas wilayah sehingga nelayan tersebut tidak tahu batas wilayahnya karena
tidak adanya tapal batas secara fisik (dapat dilihat secara kasat mata) antara
kedua negara tersebut, dan selain itu, kapal nelayan tersebut, juga tidak
dilengkapi radar yang dapat mengetahui berupa tanda patok (tiang besi) yang
menandakan perbatasan perairan Indonesia dengan negara tetangga karena
hanya nelayan kecil, serta wilayah Nelayan tersebut kekurangan sumber daya
alam yang ada di laut.
Pesoalan perbatasan di Indonesia dengan negara-negara tetangganya
sering kali terjadi kesalahpahaman, dan hal itu sering terjadi pelanggaran
yang banyak dilanggar oleh negara-negara tetangga, seperti batas wilayah
perbatasan antara Indonesia-Malaysia, Indonesia-Singapura, Indonesia-
Philipina, Indonesia-Papuanugini, Indonesia-Timor Leste, dan Indonesia-
Australia. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut teritorial
yang diukur dari pulau-pulau terluar dan memiliki kedaulatan penuh atas
pulau-pulau terluar tersebut.
Kedaulatan suatu Negara pantai, selain wilayah daratan dan perairan
pedalamannya dan dalam hal suatu Negara Kepulauan, perairan
kepulauannya, meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan dengannya
dinamakan laut territorial. Luas wilayah laut Indonesia dapat dirinci menjadi
0,3 juta km laut territorial, 2,8 juta km perairan nusantara dan 2,7 km Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia. Sumber daya alam harus dijamin
kelestariannya antara lain dengan tetap mempertahankan lingkungan laut.
Pada kondisi yang menghubungkan bagi hakikat laut, juga sistem pengelolaan
dalam mengupayakan sumber daya alam yang ada. Tumbuhnya kesadaran
yang diciptakan mengordinasikan laut ataupun dalam memenuhi kebutuhan
dari laut, merupakan langkah untuk mewujudkan pelestarian lingkungan laut,
sekalian sumber yang terkandung dalam laut tidak terbatas. Didalam
mengupayakan laut misalnya penangkapan ikan, jenis ikan yang berlebihan
dengan menggunakan pukat harimau sangatlah berbahaya dan dapat
menimbulkan kepunahan itu tidak dapat dirasakan dalam jangka waktu yang
pendek.
Pelanggaran perbatasan batas suatu negara sering terjadi dilakukan oleh
tingkah laku politik berkepentingan oleh salah satu negara perbatasan yang
melibatkan warga masyarakat di perbatasan, militer dan perubahan peta
perbatasan yang sepihak oleh negara yang menginginkan suatu perluasan
wilayah yang banyak memiliki kandungan sumber alam. Indonesia sendiri hal
tersebut di atas sering terjadi semacam itu, dan biasanya selalu dimulai
dengan provokasi ganda yang dilakukan oleh negara tetangganya. Baik
dengan cara penyerobotan batas wilayah perbatasan dengan invansi militer,
penghilangan tanda bukti batas perbatasan, pembangunan ilegal sebuah
bangunan atau kawasan yang dibangun melebihi batas negara yang telah
disepakati, atau juga adanya perubahan peta perbatasan yang sepihak yang
dilakukan oleh negara bersangkutan (salah satu negara tetangga yang
berkeinginan untuk memperluas wilayah teritorialnya dengan melakukan
perubahan peta internasional soal tanda batas garis perbatasan wilayah negara
secara ilegal dan sepihak

2.3. Rentannya wilayah NKRI Dimasuki Kapal-Nelayan Asing


Ya, seperti yang diketahui saat ini masih banyak kapal dan nelayan
asing yang masuk ke perairan indonesia untuk menangkap ikan. Pada
dasarnya Indonesia berada di urutan ke-9 negara maritim dengan dua per tiga
luas lautannya lebih besar daripada daratan yaitu seluas 3.273.810 km² yang
menjadi habitat paling ideal bagi satwa dan biota laut untuk hidup dan
berkembang biak seperti ikan, terumbu karang, lobster, rumput laut dan
lainnya. Dengan garis pantai 95.181 km² dan merupakan terpanjang kedua di
dunia setelah Kanada. Indonesia memiliki potensi ekonomi laut senilai US$
1,2 triliun per tahun, namun sayang selama puluhan tahun perairan luas nan
kaya ikan itu dicuri menggunakan kapal-kapal asing penangkap ikan. Jika
dianalisa Ada beberapa faktor yang menyebabkan rentannya pencurian ikan
di perairan Indonesia antara lain: terjadinya overfishing (tangkap lebih) di
negara-negara tetangga, penegakan hukum yang lemah termasuk keterlibatan
para penegak hukum itu sendiri, mekanisme izin dan peraturan yang tidak
transparan serta kecilnya armada Indonesia yang mampu beroperasi ke laut
dalam.
Penetapan batas wilayah Indonesia dengan negara yang berbatasan
langsung dengan wilayah Indonesia belum sepenuhnya tuntas, dari sekian
banyak kawasan atau wilayah yang memiliki perbatasan, baru wilayah
perbatasan dengan Australia dan Papua Nugini yang sudah terselesaikan, dan
dapat disimpulkan bahwa, perbatasan Indonesia yang sangat luas dan banyak
ini masih menyimpan berbagai macam persoalan lintas batas yang bisa saja
muncul dikemudian hari. Mengingat faktor-faktor permasalahan yang sudah
disebutkan sebelumnya, garis perbatasan tidak dapat ditetapkan melalui klaim
atau pengakuan unilateral suatu negara, melainkan melalui perjanjian-
perjanjian yang terjadi antar negara-negara yang berbatasan langsung.
Dikarenakan wilayah Indonesia secara geografis sangat strategis dalam
jalur perdagangan dunia, sehingga setiap kegiatan tersebut tentunya akan
melewati negara Indonesia. Selain daripada itu, yang membuat Indonesia
rentan terhadap masuknya kapal dan nelayan asing adalah kurang ketatnya
penjagaan diperairan dan juga kurangnya pengawasan oleh pemerintah
Indonwsia.
Pemerintah Indonesia juga harus memperketat pertahanan dan
penjagaan pada wilayah perairan Indonesia dan juga menjaga keutuhan
dengan negara lain agar tidak terciptanya peperangan yang memungkinkan
kehancuran bagi negara Indonesia. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus
menjaga kedaulatan wilayah negara dengan membangun kesadaran dan
kemampuan dalam bela negara sebagai dasar untuk membangun kekuatan
pertahanan negara dengan cara menempuh pendidikan setinggi tingginya dan
juga bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat.[ CITATION muh18 \l 1057
]
Hal ini sering terjadi di negara kita contohnya pada kasus yang kita
bahas ini. Oleh karena itu kita harus memperketat pengawasan di laut negara
Republik Indonesia. Untuk memperketat maka Menurut (Sumardiman, 1992:
32) secara garis besar terdapat dua hal yang menjadi dasar dalam penetapan
perbatasan, yaitu:
1. Ketentuan Tak Tertulis
Ketentutan seperti ini pada umumnya berdasarkan pada pengakuan para
pihak yang berwenang di kawasan perbatasan, oleh para saksi atau
berdasarkan petunjuk. Tempat permukiman penduduk, golongan ras,
perbedaan cara hidup, perbedaan bahasa, dan lain sebagainya dapat
dijadikan dasar atau pedoman dalam membedakan wilayah satu dengan
wilayah yang lain. Kondisi alam wilayah membatasi manusia dalam
menentukan permukimanya. Melalui proses kebiasaan yang berlangsung
lama, perbatasan sedemikian dapat tumbuh menjadi perbatasan tradisional.
Perbatasan tradisional ini yang kemudian dipertegas dalam suatu
perjanjian antara negara yang berbatasan. Namun, penetapan batas antar
negara yang berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis ini,
pada kenyataanya lebih banyak mengalami kesulitan, karena menyangkut
juga faktor historis dan kultural, yang secara politis lebih rumit dari pada
faktor teknis.
2. Ketentuan Tertulis
Dokumen-dokumen tertulis, baik itu berupa peta-peta maupun naskah
perjanjianperjanjian perbatasan merupakan landasan tertulis dalam
penegasan dan penetapan batas antarnegara. Dokumen resmi tentang
perbatasan biasanya terdiri dari dokumen yang khusus mengatur tentang
perbatasan yang dibuat oleh penjabat yang berwenang dan disertai dengan
otentifikasinya, dalam bentuk tandatangan dan disertai keterangan jabatan
yang sesuai dengan bidangnya.

2.4. Indonesia Awasi Kedaulatan Wilayah dalam politik dan pertahanan


Berkaitan dengan perbatasan negara antara Negara Indonesia dan
Negara-Negara tetangga yang berbatasan langsung seperti perbatasan darat
dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste, kemudian perbatasan laut
dengan sepuluh negara tetangga, antara lain Singapura, Malaysia, Vietnam,
Filipina, Papua Nugini, India, Timor Leste, Australia, Thailand, dan Palau,
membuat Indonesia memiliki banyak sekali peluang terjadinya masalah yang
dapat merugikan masing-masing negara.

2.4.1. Politik
Secara politik, Negara Indonesia perlu membuat aturan ataupun
UndangUndang yang ketat untuk pihak yang melewati batas wilayah tanpa
seizin Negara Indonesia. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah
Indonesia secara politik dalam mengawasi kedaulatan wilayah Negara:
a) Berupaya menciptakan perjanjian atau aturan dan kebijakan umum lainnya

Bentuk-bentuk perjanjian yang telah ada diantaranya:


1. Perjanjian yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
2. Perjanjian Perbatasan Perdagangan (Agreement Border Trade)
3. Perjanjian Tentang Perikanan (Agreement Fisheries)
4. Perjanjian tentang Kelapa dan Produk Kelapa (Agreement on Coconut
and Product Coconut)
5. Perjanjian tentang Kehutanan (Agreement on Forestry)
6. Perjanjian tentang Teknis dan Ilmiah (Agreement on Technical and
Scientific)
7. Perjanjian dasar Ekonomi dan Teknis (Basic Agreement Economic and
Technical)
8. Perjanjian Perdagangan (Trade Agreement)

Adapun kebijakan umum pemerintah Indonesia dalam kawasan


perbatasan baik darat dan laut antarnegara, yakni :
1. Penyelarasan kegiatan-kegiatan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah melalui anggaran pembangunan sektoral dan daerah, yang
diarahkan bagi pengembangan kawasan pertumbuhan, dan
pengembangan wilayah terpadu kawasan perbatasan.
2. Pembentukan lembaga pengembangan kawasan perbatasan nasional
yang bertugas menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan berbagai
kegiatan pengembangan kawasan perbatasan di tingkat pusat.
3. Keberpihakan dan perhatian yang lebih besar kepada sektor-sektor di
pusat terhadap kawasan perbatasan.
4. Pemberian dukungan dan fasilitasi pengembangan kawasan perbatasan
oleh instansi pusat dan pihak investor dalam maupun luar negeri.
Sedangkan strategi umum pengembangan kawasan perbatasan tersebut
adalah:
1. Penetapan garis batas antar negara
2. Peningkatan sarana dan prasarana perbatasan melalui pembangunan
pos-pos lintas batas beserta fasilitasnya.
3. Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
perbatasan dan pulau-pulau terluar.
4. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan yang telah mendapatkan
respons dari negara tetangga.
5. Peningkatan kualitas dan pengembangan pemberdayaan sumberdaya
manusia.
6. Peningkatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat di daerah.
7. Perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan dan kelautan.
8. Peningkatan aparat keamanan dan pertahanan di sepanjang perbatasan
dan pulaupulau terluar.
9. Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan kehidupan bernegara dan
berbangsa bagi masyarakat perbatasan.
10. Peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
11. meningkatan sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi,
meningkatan kerjasama ekonomi dengan negara tetangga.
12. Meningkatkan pengembangan di bidang sumberdaya manusia melalui
upaya meningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM,
13. Meningkatkan pelestarian lingkungan laut dan pesisir melalui upaya
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya kepulauan dan perbatasan laut
secara optimal dan lestari.
b) Peningkatan Yuridiksi Wilayah
Dalam Peningkatan Yuridiksi Wilayah ini, secara khusus dibahas tentang
pembangunan wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang oleh
pemerintahan Jokowi disebut sebagai beranda depan NKRI. Pulau-pulau
kecil terluar merupakan salah satu tujuan strategis dalam pertahanan
negara. Pemberdayaan wilayah pertahanan untuk pengamanan wilayah
perbatasan perlu diselenggarakan pemerintah. Perkembangan lingkungan
strategis merupakan salah satu konsep yang diperhatikan dalam pembuatan
kebijakan negara. Dalam mewujudkan keamanan maritim, wilayah
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar harus dapat dijangkau oleh
kekuatan laut maupun darat. Dengan kata lain, kawasan perbatasan dan
pulau-pulau kecil terluar dijadikan sebagai daerah prioritas pertahanan
dengan cara meningkatkan pengawasan, operasi pengamanan serta
pemberdayaan. BNPP menekankan pentingya kerjasama dengan negara-
negara yang berbatasan laut langsung dengan Indonesia terutama negara-
negara ASEAN. Kerjasama tersebut melingkupi kerjasama lintas batas,
ekonomi, pertahanan maupun keamanan
c) Pemetaan kembali titik-titik perbatasan Indonesia
Pemetaan kembali titik-titik perbatasan wilayah Indonesia harus
dilakukan. Hasil pemetaan baru tersebut harus dibandingkan dengan
pemetaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Koordinat titik-titik perbatasan
sangat penting untuk kita inventarisir dan dimasukkan dalam sebuah undang-
undang mengenai perbatasan wilayah Indonesia. Apabila perlu, daripada
konstitusi diubah-ubanh hanya untuk keperluan rebutan kekuasaan, masukkan
klausul mengenai titik-titik perbatasan tersebut dalam UUD.
d) Memaksimalkan Peran Kementerian/Lembaga Selain kebijakan
pertahanan Indonesia
Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan
Badan Nasional Pengelola Perbatasan dan di tambah dengan peran Tentara
Nasional Indonesia (TNI) sebagai pelaksana kebijakan sesuai fungsi dan peran
masing-masing
e) Galakkan kembali transmigrasi.
Program transmigrasi yang dulu gencar dilaksanakan pada era Orde
Baru harus digalakkan kembali. Transmigran diarahkan untuk mendiami
wilayah-wilayah baru yang dibentuk di dekat perbatasan. Saya yakin, apabila
infrastruktur transportasi dan komunikasi disiapkan, banyak penduduk dari
wilayah-wilayah padat yang bersedia bertransmigrasi.
f) Pilih pemimpin yang kuat dan tegas.
Pemimpin yang kuat dan tegas sangat penting. Terlepas dari segala
kekurangan yang dituduhkan, kita pernah memiliki dua sosok pemimpin yang
tegas sehingga dihormati kawan dan disegani lawan. Kedua pemimpin yang
kuat dan tegas itu adalah Soekarno dan Soeharto. Pada saat kedua orang itu
memimpin, tidak ada yang berani melecehkan negara kita. Akan tetapi,
setelah berganti pemimpin, negara kita menjadi bulan-bulanan pelecehan
terutama oleh Malaysia dan kadangkadang Singapura.
g) Penguatan Peran Pemerintah Daerah

Melalui standarisasi pelayanan pos lintas batas tiap daerah sebagai


salah satu upaya pemerintah guna menjawab kebutuhan salah satu
karaktersitik dalam penanganannya perl dimaksimalkan dan optimalkan
melaui penataan mekanisme standarsasi pelayanan.
2.4.2. Pertahanan
Sedangkan secara pertahanan, Negara Indonesia perlu membentuk
polisi dan TNI untuk menjaga keamanan di Indonesia terhadap batas wilayah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia secara politik
dan pertahanan dalam mengawasi kedaulatan wilayah Negara:
a) Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan.
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk
melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru
diletakkan di wilayah-wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran
pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah
“aman” dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan.
Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung
jawab kepolisian, dan melalui upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas
personil TNI-AL dan polisi laut, meningkatkan sarana dan prasarana sistem
pertahanan dan keamanan laut, meningkatkan kerjasama pertahanan dan
keamanan dengan negara tetangga, menyelesaikan sengketa dan penegasan
batas negara, penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum di laut dan
pulau-pulau terluar perbatasan (penyelundupan, pencurian ikan, penambangan
pasir laut ilegal, serta kejahatan di perbatasan laut lainnya)
b) Membangun jalan di sepanjang perbatasan darat

Pandangan kita mengenai perbatasan sebagai wilayah terpencil harus


kita ubah. Mulai saat ini kita harus memandang perbatasan sebagai wilayah
strategis. Strategis untuk mempertahankan wilayah kita. Oleh karena itu,
pemerintah pusat dan daerah yang memiliki wilayah perbatasan darat dengan
negara tetangga seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Papua harus memprioritaskan pembangunan prasarana jalan di
sepanjang perbatasan. Jalan tersebut dihubungkan ke pusat kota atau pusat
pemukiman terdekat. Tujuan pembangunan jalan tersebut adalah untuk
merangsang pembangunan kota atau pemukiman baru di dekat perbatasan.
c) Membangun wilayah baru di dekat perbatasan.
Setelah di sepanjang perbatasan dibangun jalan yang terhubung ke
pusat kota atau pusat pemukiman terdekat, pemerintah daerah diharuskan
membangun wilayah baru di dekat perbatasan. Pembangunan untuk perluasan
kota yang sudah mapan harus dihambat dan masyarakat dirangsang untuk
mengembangkan wilayah baru. Untuk melakukan hal tersebut, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah harus menyusun konsep pengembangan
wilayah perbatasan secara komprehensif agar wilayah baru yang dibentuk
dapat hidup baik secara ekonomi maupun sosial. Selain itu, wilayah baru
yang dibangun sebaiknya diarahkan untuk memiliki spesialsisasi. Misalnya,
ada blok khusus jeruk Pontianak, blok khusus kebun aren, blok khusus sawah
padi, dll. untuk merangsang masuknya investasi bisnis pendukung di sana.
d) Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan.
Saat ini kita melihat gelaran pasukan TNI kita kurang memadai untuk
melakukan upaya menjaga perbatasan negara. Gelaran pasukan justru
diletakkan di wilayah-wilayah padat penduduk yang sudah terbangun. Gelaran
pasukan seperti ini harus diubah. Batalyon-batalyon yang berada di wilayah
“aman” dari gangguan luar sepantasnya direlokasi ke wilayah perbatasan.
Apalagi, urusan keamanan dan ketertiban saat ini sudah menjadi tanggung
jawab kepolisian, dan melalui upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas
personil TNI-AL dan polisi laut, meningkatkan sarana dan prasarana sistem
pertahanan dan keamanan laut, meningkatkan kerjasama pertahanan dan
keamanan dengan negara tetangga, menyelesaikan sengketa dan penegasan
batas negara, penegakan hukum terhadap pelanggaran hukum di laut dan
pulau-pulau terluar perbatasan (penyelundupan, pencurian ikan, penambangan
pasir laut ilegal, serta kejahatan di perbatasan laut lainnya).
e) Penguatan Perat Badan Nasioanl Pengelolaan Perbatasan.
BNPP melaksanakan berbagai upaya di kawasan perbatasan guna
menunjang dan dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat serta
pengembangan pelayanan lintas batas agar menghindari aktivitas-aktivitas
yang melanggar di luar perbatasan yang sudah ditetapkan, Pada tahun 2017,
menetapkan pengembangan tahap kedua di 7 PLBN, Pada tahun 2017 juga
pembangunan (peningkatan) 33 bandara dan delapan pelabuhan/dermaga di
kawasan perbatasan negara.
2.5. Pemerintah Indonesia Ajukan Protes pada Papua Nugini
Aktivitas atau kegiatan yang melintasi batas suatu negara lsi hsrud
mendapatkan izin dari negara yang bersangkutan karena bila ada suatu pihak
yang melangar batas wilayah negara yang sudah ditetapkan, kemungkinan
bisa terjadinya penyalahgunaan yang bahkan bisa membahayakan ketahanan
nasional.
Seperti studi kasus yang telah dijelaskan sebelumnya, namun kasus ini
belum dapat ditarik kesimpulan siapa yang salah dan siapa yang benar, karena
memanglah tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana kronologis kasus ini
terjadi. Sehingga belum tentu benar bahwa Papua Nugini dirugikan oleh
nelayan asal Indonesia.
Dan Indonesia tidak ingin tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
akan sesutau hal yang rancu, Indonesia tidak mau melakukan tindakan
konfrontasi terhadap Papua Nugini, terkait penyerangan tentara negara
tersebut terhadap perahu nelayan Merauke, kasus tersebut bakal diselesaikan
secara diplomatik antarkedua pemerintah. Begitu pula untuk pencarian lima
nelayan yang masih dinyatakan hilang. Pemerintah Indonesia punya
wewenang dan ketentuan hukum atas para nelayan yg tertangkap oleh Papua
Nugini, sebab para nelayan tersebut masih berstatus Warga Negara Indonesia
dan pemerintah wajib melindungi warganya dari ancaman luar yang
mengganggu maka tindakan yang diambil oleh menteri luar negeri dengan
memprotes itu sudah cukup. Karena masalah yang dihadapi saat itu belum
jelas duduk perkaranya. Sehingga kita harus berhati-hati dalam mengambil
tindakan selanjutnya.
Namun apabila duduk perkara suatu masalah sudah diketahui secara
pasti, seperti Pihak Indonesia memang melanggar batas wilayah Papua
Nugini atau pihak Papua Nugini yang melanggar hak atas nelayan Indonesia
dengan melakukan kekerasan bahkan penghilangan 5 nyawa, maka kita baru
bisa mengambil tindakan yang lain seperti hukuman karena indonesia adalah
negara hukum maka sekecil dan sebesar apapun permasalahan nya maka akan
ada hukuman nya untuk memberi suatu efek jera kepada yang bersangkutan
Kesimpulannya, tindakan protes yang dilayangkan oleh menteri luar
negeri kita sudah tepat sebagai bentuk respon akan kasusu ini dan
Dikarenakan kita tidak boleh tergesa-gesa dalam mengambil keputusan,
apalagi masalah yang dihadapi belum jelas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan artikel studi kasus yang terdapat pada BERITASATU yang
berjudul “TNI Investigasi Nelayan Indonesia yang Ditangkap Papua
Nugini” yang diterbitkan pada hari selasa, 11 Februari 2014, pukul 12:39
WIB oleh Ezra Natalyn maka dapat diketahui telah terjadi penyiksaan atau
penganiayaan yang dialami oleh nelayan asal merauke yang dilakukan
oleh pihak papua nugini dengan membakar kapal nelayan indonesia
dikarenakan melewati perbatasan papua nugini. Yang menurut sumber
berita lain yang saya baca kasus penganiayaan ini dilakukan oleh tentara
papua nugini yang membakar kapal nelayan indonesia dikarenakan
melewati perbatasan papua nugini. Benar tidaknya, kasus ini masih di
investigasi oleh pihak TNI.
2. Nelayan sering dianggap melanggar batas wilayah perairan sebuah Negara
karena perbatasan antar wilayah batas negara masih tuntas sehingga
nelayan tersebut tidak tahu batas wilayahnya karena tidak adanya tapal
batas secara fisik (dapat dilihat secara kasat mata) antara kedua negara
tersebut, dan selain itu, kapal nelayan tersebut, juga tidak dilengkapi radar
yang dapat mengetahui berupa tanda patok (tiang besi) yang menandakan
perbatasan perairan Indonesia dengan negara tetangga karena hanya
nelayan kecil, serta wilayah Nelayan tersebut kekurangan sumber daya
alam yang ada di laut. Dan dilihat dari faktor alam memiliki kemungkinan
seorang nelayan melanggar perbatasan saat mencari ikan, sebab saat
menjaring ikan, terjadi badai sehingga kapal tersebut terbawa melewati
batas wilayah.
3. Seperti yang diketahui Indonesia memiliki perairan seluas 3.273.810 km²
yang menjadi habitat paling ideal bagi satwa dan biota laut untuk hidup
dan berkembang biak seperti ikan, terumbu karang, lobster, rumput laut
dan lainnya menyebabkan rentannya pencurian ikan di perairan Indonesia,
penegakan hukum yang lemah termasuk keterlibatan para penegak hukum
itu sendiri, mekanisme izin dan peraturan yang tidak transparan serta
kecilnya armada Indonesia yang mampu beroperasi ke laut dalam.
4. Secara politik, Negara Indonesia perlu membuat aturan ataupun Undang-
Undang yang ketat untuk pihak yang melewati batas wilayah tanpa seizin
Negara Indonesia dengan Berupaya menciptakan perjanjian atau aturan
dan kebijakan umum lainnya, Peningkatan Yuridiksi Wilayah, Pemetaan
kembali titik-titik perbatasan Indonesia, Memaksimalkan Peran
Kementerian/Lembaga, Galakkan kembali transmigrasi, Pilih pemimpin
yang kuat dan tegas, dan Penguatan Peran Pemerintah Daerah. Sedangkan
secara pertahanan, Negara Indonesia perlu membentuk polisi dan TNI
untuk menjaga keamanan di Indonesia terhadap batas wilayah dengan
Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan, Membangun jalan di
sepanjang perbatasan darat, Membangun wilayah baru di dekat perbatasan,
Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan, dan Penguatan Perat
Badan Nasioanl Pengelolaan Perbatasan.

1.2 Saran
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Sebaiknya kita sebagai bangsa Indonesia selalu mempertahankan
ketahanan Nasioanal, karena hal itu merupakan kewajiban yang sangatlah
penting bagi negara ini untuk selalu mempertahankan dan
memperjuangkan serta melindungi dari ancaman yang datang dari luar
negeri dan gangguan yang datang dari dalam terhadap keutuhan bangsa
dan negara.
2. Kita semua elemen bangsa Indonesia seharusnya memperhatikan dan
seharusnya memprioritaskan kasus-kasus terkait pelanggaran wilayah,
baik yang dilakukan oleh Indoensia atau terhadap Indoneisa, agar
kedepannya tidak terjadi kasus serupa atau kasus yang lebih membuat
bangsa ini semakin terpuruk dengan itu hanya karena warganya yang
memiliki kekeliruan mengenai batas wilayah. Setidaknya walaupun kita
lemah dalam peralatan, kita kuat dalam pengetahuan.
3. Sebaiknya semua elemen bangsa Indonesia, baik itu warga biasa maupun
pemerintahan dapat aktif dalam pemajuan, perlindungan, serta
pengembangan upaya-upaya untuk mempertahankan ketahanan nasional
bangsa ini.
4. Dalam bertindak sebaiknya jangan berlebihan dan tergesa-tergesa agar
keputusan yang diambil tepat dan beralasan yang dapat diterima dan dalam
penyelesaian masalah, jangan mengambil tindakan yang berhubungan
dengan penghukuman yang merugikan terlebih dahulu melainkan dengan
diplomasi yang mana saling memberikan keuntungan
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Febrianto, A. Maria Magdalena Minarsih dan M Mukeri Warso, 2016.
“Pengaruh Insentif, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas Kerja Di CV.
Duta Karya Semarang”. Jurnal Manajemen, Volume. 2, No. 2. 2016.
Kusrahmagi, Sigit Dwi.2013. Ketahanan Nasional. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Martasuta, Umar Djani.2015. Ketahanan Nasional. Jakarta : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Muchji, Achmad, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta:Paradigma.
Rokhman, F., Hum, M., Syaifudin, A., & Yuliati. (2014). Character education for
golden generation 2045 (National character building for Indonesian
golden years). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 141, 1161-1165.

Suherlan, Muhktar T.2014.Ketahaan Nasional Indonesia. Bandung : Universitas


Islam Negeri Sunan Gunung Djati.

Anda mungkin juga menyukai