KETAHANAN NASIONAL
(Kewarganegaraan)
Dosen Pengampu:
Ibu Mariatul Kiptiah
Disusun oleh:
Kelompok 5
Firda Adelia 2002301004
M. Noval Indrawan 2002301058
Muhammad Ihsan Najib 2002301025
Radiatommardiyah 2002301064
Za’amatul Ainy 2002301016
Assalamu'alaikum wr.wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Makalah berjudul Ketahanan Nasional ini disusun guna memenuhi
tugas Ibu Mariatul Kiptiah pada Mata Kuliah Kewarganegaraan di Politeknik
Negeri Tanah Laut.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat memberikan
manfaat mauapun inspirasi terhadap pembaca baik seacra praktis maupun
teoritis.
Wassalamualaikum wr.wb.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................7
2.4.1. Politik...............................................................................................12
2.4.2. Pertahanan........................................................................................16
2.5. Pemerintah Indonesia Ajukan Protes pada Papua Nugini...........................18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
1.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
sebagaimana dijelaskan oleh Febrinanto dkk (2017:69) yaitu Pada konteks
Indonesia, ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan pun ikut mengalami
pergeseran. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia bukan lagi dalam bentuk agresi militer akan tetapi berupa
penjajahan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya. Di sinilah globalisasi
memegang peranan sebagai pembawa arus ancaman tersebut dari luar menuju
ke Indonesia. Ancaman dan tantangan bangsa Indonesia saat ini pun berbeda
ketika akan memerdekaan negara Indonesia dari para penjajah. Terlebih akibat
adanya arus globalisasi yang tidak bisa dicegah tersebut telah memberikan
perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Meski demkian, segala ancaman dan gangguan ketahanan nasional
tersebut sebenarnya dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya bela
negara serta tekad dan komitmen serta kesadaran yang dipengaruhi kondisi
letak geografis dan keadaan dunia yang dinamis membuat Indonesia
termotivasi untuk menegakkan pertahanan nasional dan menggalang kesatuan
dan keutuhan bangsa yang tentu saja harus selalu didasari oleh segenap
landasan baik landasan ideal, konstitusioanl dan juga wawasan visional.
Melalui bela negara ini, diharapkan, dalam setiap diri warga negara akan
tumbuh sikap dan perilaku warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan pancasila sebagai ideologi
negara guna menghadapi ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam negeri yang membahayakan dan mengancam kedaulatan baik
kedaulatan di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan negara. Dalam perspektif wilayah, makna bela negara sebagai
suatu sikap dan tindakan dari orang-orang (penduduk) dari manapun asalnya
(asli/pendatang) yang menetap di wilayah tertentu untuk menjaga, melindungi,
dan bertanggungjawab untuk keberlangsungan wilayahnya
Berdasarkan latar belakang, mensintesis bahwa sangat perlu diketahui
dan dipahami serta pengimpementasian terhadap aspek-aspek terhadap
ketahanan Bangsa Indonesia serta dibahasnya secara mendalam solusi serta
upaya untuk mencegah dan memberantas kasus atau permasalahan ketahanan
5
nasioanal yang pernah atau tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.4.1. Politik
Secara politik, Negara Indonesia perlu membuat aturan ataupun
UndangUndang yang ketat untuk pihak yang melewati batas wilayah tanpa
seizin Negara Indonesia. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah
Indonesia secara politik dalam mengawasi kedaulatan wilayah Negara:
a) Berupaya menciptakan perjanjian atau aturan dan kebijakan umum lainnya
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan artikel studi kasus yang terdapat pada BERITASATU yang
berjudul “TNI Investigasi Nelayan Indonesia yang Ditangkap Papua
Nugini” yang diterbitkan pada hari selasa, 11 Februari 2014, pukul 12:39
WIB oleh Ezra Natalyn maka dapat diketahui telah terjadi penyiksaan atau
penganiayaan yang dialami oleh nelayan asal merauke yang dilakukan
oleh pihak papua nugini dengan membakar kapal nelayan indonesia
dikarenakan melewati perbatasan papua nugini. Yang menurut sumber
berita lain yang saya baca kasus penganiayaan ini dilakukan oleh tentara
papua nugini yang membakar kapal nelayan indonesia dikarenakan
melewati perbatasan papua nugini. Benar tidaknya, kasus ini masih di
investigasi oleh pihak TNI.
2. Nelayan sering dianggap melanggar batas wilayah perairan sebuah Negara
karena perbatasan antar wilayah batas negara masih tuntas sehingga
nelayan tersebut tidak tahu batas wilayahnya karena tidak adanya tapal
batas secara fisik (dapat dilihat secara kasat mata) antara kedua negara
tersebut, dan selain itu, kapal nelayan tersebut, juga tidak dilengkapi radar
yang dapat mengetahui berupa tanda patok (tiang besi) yang menandakan
perbatasan perairan Indonesia dengan negara tetangga karena hanya
nelayan kecil, serta wilayah Nelayan tersebut kekurangan sumber daya
alam yang ada di laut. Dan dilihat dari faktor alam memiliki kemungkinan
seorang nelayan melanggar perbatasan saat mencari ikan, sebab saat
menjaring ikan, terjadi badai sehingga kapal tersebut terbawa melewati
batas wilayah.
3. Seperti yang diketahui Indonesia memiliki perairan seluas 3.273.810 km²
yang menjadi habitat paling ideal bagi satwa dan biota laut untuk hidup
dan berkembang biak seperti ikan, terumbu karang, lobster, rumput laut
dan lainnya menyebabkan rentannya pencurian ikan di perairan Indonesia,
penegakan hukum yang lemah termasuk keterlibatan para penegak hukum
itu sendiri, mekanisme izin dan peraturan yang tidak transparan serta
kecilnya armada Indonesia yang mampu beroperasi ke laut dalam.
4. Secara politik, Negara Indonesia perlu membuat aturan ataupun Undang-
Undang yang ketat untuk pihak yang melewati batas wilayah tanpa seizin
Negara Indonesia dengan Berupaya menciptakan perjanjian atau aturan
dan kebijakan umum lainnya, Peningkatan Yuridiksi Wilayah, Pemetaan
kembali titik-titik perbatasan Indonesia, Memaksimalkan Peran
Kementerian/Lembaga, Galakkan kembali transmigrasi, Pilih pemimpin
yang kuat dan tegas, dan Penguatan Peran Pemerintah Daerah. Sedangkan
secara pertahanan, Negara Indonesia perlu membentuk polisi dan TNI
untuk menjaga keamanan di Indonesia terhadap batas wilayah dengan
Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan, Membangun jalan di
sepanjang perbatasan darat, Membangun wilayah baru di dekat perbatasan,
Pembangunan pangkalan militer di dekat perbatasan, dan Penguatan Perat
Badan Nasioanl Pengelolaan Perbatasan.
1.2 Saran
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat dismpulkan
bahwa:
1. Sebaiknya kita sebagai bangsa Indonesia selalu mempertahankan
ketahanan Nasioanal, karena hal itu merupakan kewajiban yang sangatlah
penting bagi negara ini untuk selalu mempertahankan dan
memperjuangkan serta melindungi dari ancaman yang datang dari luar
negeri dan gangguan yang datang dari dalam terhadap keutuhan bangsa
dan negara.
2. Kita semua elemen bangsa Indonesia seharusnya memperhatikan dan
seharusnya memprioritaskan kasus-kasus terkait pelanggaran wilayah,
baik yang dilakukan oleh Indoensia atau terhadap Indoneisa, agar
kedepannya tidak terjadi kasus serupa atau kasus yang lebih membuat
bangsa ini semakin terpuruk dengan itu hanya karena warganya yang
memiliki kekeliruan mengenai batas wilayah. Setidaknya walaupun kita
lemah dalam peralatan, kita kuat dalam pengetahuan.
3. Sebaiknya semua elemen bangsa Indonesia, baik itu warga biasa maupun
pemerintahan dapat aktif dalam pemajuan, perlindungan, serta
pengembangan upaya-upaya untuk mempertahankan ketahanan nasional
bangsa ini.
4. Dalam bertindak sebaiknya jangan berlebihan dan tergesa-tergesa agar
keputusan yang diambil tepat dan beralasan yang dapat diterima dan dalam
penyelesaian masalah, jangan mengambil tindakan yang berhubungan
dengan penghukuman yang merugikan terlebih dahulu melainkan dengan
diplomasi yang mana saling memberikan keuntungan
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Febrianto, A. Maria Magdalena Minarsih dan M Mukeri Warso, 2016.
“Pengaruh Insentif, Komunikasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas Kerja Di CV.
Duta Karya Semarang”. Jurnal Manajemen, Volume. 2, No. 2. 2016.
Kusrahmagi, Sigit Dwi.2013. Ketahanan Nasional. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta.
Martasuta, Umar Djani.2015. Ketahanan Nasional. Jakarta : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Muchji, Achmad, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta:Paradigma.
Rokhman, F., Hum, M., Syaifudin, A., & Yuliati. (2014). Character education for
golden generation 2045 (National character building for Indonesian
golden years). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 141, 1161-1165.